Share

Bab 15

Author: Gu family's Little Bamboo
"Aku akan menemanimu. Aku akan tidur di lantai di samping tempat tidur. Kau bisa melihatku saat kau memiringkan kepala ke samping," ucap Ling Yiran.

"Ranjang ini bisa menampung dua orang. Kakak, bisakah kau berbaring di ranjang untuk menemaniku?" Yi Jinli bergumam. Dia bahkan tidak menyadari ekspresi kerinduan di wajahnya.

Ling Yiran menggigit bibirnya dan ragu-ragu sejenak sebelum menganggukkan kepalanya, dan berkata, "Baiklah." Dia mengangkat selimut di lantai dan berbaring di samping yi Jinli.

Dia sangat heran bahwa dia setuju untuk tidur di samping seorang pria. Yi Jinli pasti terlihat seperti boneka kaca yang rapuh yang bisa pecah kapan saja, itulah mengapa dia ingin melindunginya.

Setelah dia berbaring di tempat tidur, dia mematikan lampu, tangan kiri Yi Jinli memegang tangan kanan Ling Yiran.

"Jin, jika kau merasa sakit lagi, panggil aku," kata Ling Yiran.

"Baiklah, aku akan melakukannya," jawab Yi Jinli. "Apakah karena obatnya?" Dia merasa lebih baik, lebih baik daripada yang pernah dia rasakan dalam serangan sebelumnya.

"Mungkinkah semua karena... dia? Tangannya hangat." Ucap Yi Jinli dalam hati.

"Kakak, maukah kau tinggal bersamaku selamanya?" Yi Jinli bertanya dengan lembut

"Tentu saja! Kita bisa terus menemani satu sama lain. Nanti, saat kau menikah dan berkeluarga, aku akan tetap menemanimu." Dia akan terus menemaninya sebagai anggota keluarga meskipun mereka tidak mempunyai hubungan apapun.

Yi Jinli perlahan menutup matanya. Dia merasa tenang hanya dengan mendengar suara Ling Yiran dan rasa sakitnya perlahan mulai berkurang.

"Menikah...?" Sejak kematian tunangannya, Yi Jinli tidak pernah berpikir untuk menikah. Namun, Ling Yiran sudah memikirkan hal itu.

"Kakak, apakah kau serius dengan apa yang kau katakan?"

"Ya," jawab Ling Yiran.

Akhirnya, Yi Jingli membiarkan dirinya tertidur.

Setelah Ling Yiran berbaring di sudut selimut Yi Jinli, dia tertidur

.

Pagi-pagi sekali, saat Ling Yiran bangun, Yi Jinli masih tertidur. Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah dan dahinya yang sudah tidak lagi berkeringat. Dia tampak damai, dan Ling Yiran merasa yakin bahwa dia tidak lagi merasa kesakitan.

Ketika tangannya meninggalkan wajahnya, Yi Jinli membuka matanya. Matanya yang indah terlihat seperti air musim gugur yang jernih, bersinar terang saat dia berkata, "Kakak ..."

"Maaf, aku jika aku telah membangunkanmu," kata Ling Yiran. "Ini masih pagi. Tidurlah lebih lama." Saat Ling Yiran berbicara, dia bergegas untuk mandi dan berganti pakaian. "Aku sudah menyediakan bubur didalam penanak nasi. makanlah buburnya setelah kau bangun. Tadi malam lambungmu sakit jadi lebih baik jika kau makan sesuatu yang ringan terlebih dahulu. Bubur bagus untuk perut. Jangan lupa minum obat. minumlah tiga kali sehari. Dan jangan lupa bawa obatnya jika kau henda pergi. "

Setelah Ling Yiran memberikan beberapa instruksinya, dia pergi dengan tergesa-gesa.

Sekali lagi, Yi Jinli ditinggal sendirian di sebuah apartemen yang kecil.

Dia melirik kearah penanak nasi yang berada di atas meja bundar kecil dan membenamkan wajahnya di tempat Ling Yiran berbaring.

Yi Jinli masih bisa mencium bau tubuh, dan merasakan suhu tubuhnya di atas selimut berbahan kain perca.

Yi Jinli mulai menginginkan hal-hal tertentu ...

...

Gao Congming melihat bosnya memegang ponsel murah itu. Itu adalah model lama, dan itu tidak sesuai dengan selera bosnya yang biasa. Namun, dia menyuruhnya dan berkata, "Pergi dan belikan aku kartu SIM. aku ingin menggunakannya."

Gao Congming terkejut. Namun, dia segera menyiapkan kartu SIM dan menyerahkannya kepada bosnya.

Setelah bosnya memasukkan kartu SIM kedalam ponsel, dia mengirim sebuah pesan. Tak lama, nada peringatan SMS berbunyi, dan bosnya, yang biasanya terlihat dingin, tersenyum setelah membaca pesan itu.

Gao Congming mengedipkan matanya karena tidak percaya. Apa yang dia lihat ternyata benar. "Tuan Muda Yi memang ... tersenyum.

"Apakah dia tersenyum karena isi dari SMSnya itu?"

Gao Congming melirik siapa si pengirim SMS itu dari sudut matanya dan melihat nama yang tertulis adalah kakak.

"Kakak yang dimaksud yang dimaksud Tuan Muda Yi pasti Ling Yiran."

Gao Congming terkejut karena Tuan Muda Yi tersenyum karena SMS dari Ling Yiran.

"Apakah itu artinya bahwa wanita ini mendapat tempat di hati Tuan Muda Yi?"

Sore harinya, para pejabat manajement di Grup Yi sedang mengadakan pertemuan. Ketika semua orang mendengarkan dengan seksama laporan tersebut, ponsel Yi Jinli tiba-tiba berdering.

Semua orang melihat Yi Jinli mengeluarkan ponsel model lama yang murah dan menjawab panggilan itu. Dia meletakkan ponsel ke telinganya dan mendengarkan orang yang berbicara di ujung telepon.

"Baiklah, aku mengerti. Aku akan ingat untuk memakannya," jawab Yi Jinli.

Pejabat Manajemen terkejut karena bos mereka terdengar lembut di telepon. "Dengan siapa bos sedang berbicara?"

Setelah telepon berakhir, Yi Jinli tiba-tiba berdiri dan berkata, "Saya perlu keluar sebentar. Lanjutkan pertemuan." Setelah mengatakan hal itu, dia keluar dari ruang rapat, membuat beberapa Pejabat Manajemen yang berada di dalam ruangan itu tercengang. Semuanya lalu menatap Gao Congming, yang berada di dalam ruang pertemuan.

"Sekretaris Gao, apa yang sedang terjadi? Siapa yang telah menelepon Presiden sebelumnya ...?"

Gao Congming tersenyum canggung. Ketika Presiden menjawab panggilan itu, dia sedang duduk di dekatnya, sehingga dia mendengar kata-kata "minum obat" di ujung telepon yang lain.

Gao Congming ingat pernah melihat sebotol obat di meja Presiden, dan dia bertaruh bahwa Presiden telah pergi minum obat setelah menerima telepon.

Gao Congming menganggap Ling Yiran sangat luar biasa. Presiden segera beranjak pergi dan minum obat setelah menerima telepon dari Ling Yiran. Dulu, Presiden tidak akan menyentuh obat kecuali dia telah merasa sangat kesakitan.

"Ini urusan pribadi Presiden. Mari kita lanjutkan kembali rapatnya." Gao Congming tersenyum saat dia menjadi pembawa acara disebuah pertemuan.

Di sisi lain, setelah Ling Yiran menyimpan ponselnya, dia terus menyapu sampah di jalanan bersama Xu.

Xu menghampirinya dan bertanya, "Siapa yang kau telepon?"

"Adik laki-lakiku," jawab Ling Yiran.

"Apakah kau memiliki saudara lelaki?" Xu bertanya dengan heran. "Aku tidak pernah mendengar kau menceritakan tentang dia sebelumnya."

Ling Yiran hanya tersenyum.

Setelah Ling Yiran dan Xu selesai menyapu jalan, mereka kembali ke dalam Departemen Peralatan. Staf di Departemen Peralatan sedang membicarakan pernikahan antara keluarga Xiao dan keluarga Hao. Saat anak dari dua keluarga itu bertunangan, itu telah menjadi sebuah topik gosip selebriti yang hangat dibicarakan di Kota Shen.

"Xiao Ziqi memberinya cincin berlian merah muda seberat enam karat, yang sangat langka. Cincin berlian itu harganya sekitar 10.000.000 Yuan"

"Hao Yimeng adalah seorang pemenang sejati. Dia tidak hanya cantik dan kaya, tapi suaminya juga tampan dan kaya."

"Jika pacarku memberi aku cincin berlian satu karat, aku mau menikah dengannya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2820

    "Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2819

    Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2818

    Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2817

    Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2816

    "Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2815

    "Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status