Share

27. Teror Si Nenek Sihir

Ucapan Leo tentang Mbak Hilda terbukti adanya. Hampir setiap malam dia selalu mengirim chat manja bahkan tak segan-segan menelpon Mas Rayyan. Mas Rayyan yang kesal berniat memblokir nomernya namun aku mengatakan percuma. Andaikata Mas Rayyan ganti nomer pun pasti Mbak Hilda akan dengan mudah mendapatkan nomer Mas Rayyan yang baru. Jadi kami memutuskan, Mas Rayyan tak akan menggubris telepon dari Mbak Hilda.

"Capek Mas," aku menyalami suamiku dan dia mencium keningku mesra plus bibir sekilas. Aku mencebik takut dilihat orang. 

Kami pun menuju ke kamar. Namun, bukan Mas Rayyan namanya kalau tidak usil. Dia menyeringai jahil dan bermaksud menggodaku lagi.

"Hop, bau asem. Sana! Mandi dulu, baru boleh pegang-pegang."

"Oke, tungguin ya? Dandan yang cantik. Pake yang maroon." Dia masuk ke kamar mandi sambil mengedip genit. Astaga suamiku ini, makin cinta kan akunya.

Selesai menukar baby doll yang tadi kupakai dengan kalian tahulah uhuk... Lingerie. Aku mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status