Share

Bukan Perkawinan Bisnis
Bukan Perkawinan Bisnis
Penulis: Ayukum

Prolog

"Apa kau paham?"

Pertanyaan singkat itu terasa menyudutkan sekaligus mengerikan, membuat bulu kuduk Prawiga merinding. Dia sudah salah memilih jalan dulu, tapi dia tidak bisa berbalik arah lagi walaupun dia ingin. Kalau dia nekad, pria yang duduk di hadapannya ini akan mendorongnya jatuh ke jurang. Saat ini, yang bisa dilakukannya hanyalah patuh. Lebih tepatnya pura-pura patuh.

"Paham Pak," jawabnya dengan suara bergetar.

"Bagus. Sejauh ini kau sudah menutup mulut dengan baik. Sebagai imbalannya, aku akan memberikan kabar gembira padamu."

Prawiga tercekat, dia kesulitan menelan ludahnya. Tidak mungkin ada kabar gembira dari orang yang menjerumuskannya sendirian dalam kubangan, mengancam dan membuatnya terpuruk.

"Aku ingin menjodohkan keponakanku dengan Ika."

Benar saja, Prawiga merasa pandangannya berkunang-kunang. Apa lagi sekarang? Dia ingin lepas dari semua pemikiran dan rencana gila mantan bosnya itu.

"Pak, kami tidak akan buka mulut sama sekali. Saya jamin, keluarga saya juga tidak akan berani melawan anda. Tolong biarkan Ika lepas dari semua ini, dia tidak bersalah."

"Apa maksudmu? Kau pikir aku akan melepaskan putrimu begitu saja?"

Prawiga tidak bisa berkata-kata. Tiba-tiba tangan pria itu memegang rahangnya kuat.

"Setelah keluar dari sini, apa kau ingin hidup tenang dengan keluargamu? Rencanaku belum berakhir. Kalian tidak bisa lari begitu saja. Kau ingin aku bertindak tegas?"

"Tidak Pak, aku tidak bermaksud lari, tapi hanya minta sedikit pengertian dari anda."

Pria itu tertawa, dia melepaskan cengkeraman tangannya.

"Keputusanku sudah bulat. Lucu sekali kau ingin bernegosiasi denganku."

"Pak, aku mohon," pinta Prawiga dengan sungguh-sungguh.

"Kami akan ke rumah barumu nanti. Ingat, kalau kau menolak, aku tidak segan-segan untuk memakai cara yang lebih keras dari sekedar perintah."

Pria itu tersenyum sinis seolah mengejeknya. Prawiga tidak menyangka akan berada di posisi serendah ini. Dia tidak punya kekuatan untuk melawan.

Pria itu berbalik dan meninggalkan Prawiga yang terduduk lemas menunjukkan kelemahannya. Matanya berkaca-kaca.

"Maafkan ayah, Ika," gumamnya.

***

Assalamu'alaikum,

Mohon dukungannya, bantu dukung cerita ini dan jangan lupa tinggalkan komen jika kalian suka. Kritik dan saran sangat ditunggu.

Selamat membaca...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status