Home / Rumah Tangga / Bukan Suami Pilihanku / 3 | Bertemu Calon Suami

Share

3 | Bertemu Calon Suami

Author: Rish Alra
last update Huling Na-update: 2024-04-29 09:11:38

"Chelsea." Tristan terkekeh, masih mencoba menyangkalnya. Meski dalam hati dia mulai khawatir. "Hentikan lelucon ini. Okay, kamu berhasil menghiburku. Aku rasa sudah cukup."

"Tapi Tristan, aku serius!"

"Apa kamu marah? Kenapa harus bercanda seperti ini?"

"Tristan!"

Chelsea menghempaskan kedua tangannya yang dipegang Tristan. Dia kehilangan kesabaran karena Tristan terus menyangkal ucapannya. Padahal Chelsea sedang serius saat ini. Dia hanya ingin Tristan mengerti.

"Aku tidak main-main. Aku serius. Ayahku benar-benar sudah menetapkan calon suami untukku."

Chelsea merasa berat mengatakannya. Dia juga tak menginginkan hal ini. Tapi, dia tak bisa melawan keputusan ayahnya.

"Maafkan aku." Chelsea benar-benar merasa bersalah sekarang.

Tristan merasa bahunya melemas. Dia menyandarkan punggungnya di kursi. Dia tidak menyangka jika hubungan mereka akan menjadi seperti ini.

"Apakah itu sudah pasti?" Tristan sedikit buntu sekarang. Dia tak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mencegah hal itu terjadi. "Kita masih memiliki sedikit waktu untuk meyakinkan ayahmu tentang hubungan kita, kan?"

Setidaknya, Tristan ingin sedikit berusaha untuk mempertahankan Chelsea.

"Aku rasa itu tidak berguna." Chelsea menggelengkan kepalanya dengan lemah. Dia sangat tahu bagaimana ayahnya. "Dia tidak akan mudah mengubah keputusannya. Saat ayah memutuskan sesuatu, berarti dia sudah memikirkannya dengan sangat matang."

"Jadi maksudmu, kamu akan pasrah? Menerima dan menikah dengan pria lain?" cecar Tristan.

"Bukan begitu!" Chelsea segera menyangkalnya. Dia meraih tangan Tristan, tapi dia ditepis dengan kasar.

"Sudahlah! Kamu memang tidak pernah mencintaiku, kan?" tuduh Tristan. Dia menjadi sedikit tidak terkendali karena Chelsea seolah tidak mau berjuang untuknya. "Ini pasti hanya alasanmu saja untuk berpisah denganku. Kamu pasti senang akan menikah dengan pria itu."

"Tristan, aku tidak begitu!" Chelsea membantah dengan keras. "Aku bahkan tak pernah bertemu dengan pria yang dimaksud ayah. Percayalah padaku."

"Apa gunanya?"

Tristan masih memalingkan wajahnya, enggan menatap Chelsea, karena dia merasa sangat kesal. 

"Kamu akan tetap bersamanya, kan? Kamu akan meninggalkan aku."

"Aku tidak akan." Chelsea mengatakan hal yang membuat Tristan menoleh padanya dengan pandangan aneh. "Aku tidak akan meninggalkanmu."

Tristan mendengus geli. Lucu sekali. Apa maksud perempuan itu? Apa dia mengerti apa yang sedang dia katakan?

"Kamu ingin tetap bersamaku setelah menikah dengan pria lain, begitu?" Tristan tersenyum mengejek.

"Aku tidak bisa berpisah denganmu."

Melihat bagaimana Tristan begitu sedih dengan keputusannya, Chelsea mengurungkan niat untuk meninggalkannya. Dia ingin tetap bersama dengannya sekali pun ia benar-benar menikah dengan pria pilihan ayahnya nanti.

"Kita tidak akan berpisah, Tristan."

"Omong kosong!" Tristan berdecih kecil.

Dia enggan mendengar lebih jauh sehingga ia memilih melajukan mobilnya untuk segera mengantarkan Chelsea ke tempat kerja seperti yang biasa dia lakukan setiap hari.

Chelsea masih terus merengek membujuknya, namun Tristan hanya memasang ekspresi dingin. Dia tak menanggapi sama sekali. Ia bahkan masih diam saat mobilnya sampai di kantor tempat Chelsea bekerja.

Karena Tristan masih mengabaikannnya, Chelsea akhirnya menyerah. Dia turun dari mobilnya, membiarkan pacarnya itu pergi dengan masalah mereka yang belum selesai.

****

Chelsea menatap tak suka pada pria yang duduk di sofa tamu. Dia memiliki firasat jika pria itu adalah orang yang dimaksud ayahnya.

"Baguslah kamu pulang cepat hari ini."

Ketika Argan yang sedang menuruni tangga bicara seperti itu, Roan baru menyadari kehadiran Chelsea yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu seketika berdiri.

"Ayo duduk! Ayah akan memperkenalkan mu dengan calon suamimu."

Chelsea memutar bola matanya sebelum menuruti perkataan ayahnya. Dia duduk di sofa yang berbeda, sengaja menjauh dari pria itu.

"Roan, ini Chelsea, putriku." Argan memperkenalkan putrinya lebih dulu. Baru dia menatap Chelsea, dan memperkenalkan Roan padanya. "Ini Roan, calon suamimu."

Roan menunduk saat Argan berkata seperti itu. Pria itu terlalu blak-blakan. Roan menjadi merasa malu.

"Aku sudah menduganya," balas Chelsea. Dia mengulurkan tangannya pada Roan. "Senang bertemu denganmu."

Roan tersenyum padanya, dengan formal. Membalas uluran tangannya sembari berkata, "Saya juga, Nona."

Argan berdecak, "Dia calon istrimu. Panggil dia dengan benar."

"Maafkan aku." Roan menunjukkan penyesalan. Dia kembali menatap Chelsea dan berkata, "Aku ... juga senang bertemu denganmu."

Chelsea menyadari jika Roan terlalu memaksakan diri. Pria itu terlihat sangat kaku saat bicara. Tidak seperti sebelumnya. Dia justru terlihat lebih santai saat bicara formal.

"Ini awal yang sangat bagus." Argan tampak sangat senang setelah berhasil mempertemukan dua orang itu. Mereka berdua terlihat cocok. "Kupikir, sebaiknya kita segera membicarakan tentang pernikahan kalian."

Chelsea membeliak. Ia tidak setuju. Chelsea merasa ini terlalu cepat. Tapi, sepertinya ayahnya sama sekali tidak peduli meski ia merasa keberatan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bukan Suami Pilihanku   50 | Berunding

    Roan bergegas karena merasa ada sesuatu yang terjadi saat mertuanya tiba-tiba meminta untuk bertemu secara pribadi dengannya. Roan khawatir jika ada masalah serius yang sedang terjadi.Dia masuk ke ruang kerja Argan setelah sekretaris pria itu membukakan pintu untuknya. Roan melihat ayah mertuanya yang tengah berdiri melihat pemandangan di luar jendela.Saat Roan melangkah masuk mendekatinya, pria itu berbalik, menyadari kedatangannya."Kamu datang dengan cepat," ucap Argan. Pria itu memberikan intruksi pada Roan untuk duduk di kursi. Sementara dirinya menduduki kursi kerja miliknya. Mereka kini saling berhadapan satu sama lain, hanya dibatasi dengan meja besar saja."Ada apa, Ayah?" Roan bertanya, khawatir. "Apa terjadi sesuatu?""Ya, aku tidak mungkin memanggilmu ke sini untuk sesuatu yang tidak penting." Argan tampak berat mengungkapkannya. Pria itu mengambil waktu sesaat untuk menarik napas panjang. "Tahanan itu ... dia berhasil melarikan diri."Roan terkejut.Ini bukan kabar yang

  • Bukan Suami Pilihanku   49 | Tahanan yang Melarikan Diri

    Terseok-seok melewati gang sempit, Tristan perlu usaha keras untuk melarikan diri dari penjagaan yang ketat. Tubuh babak belurnya tak membuat keinginan melarikan dirinya pudar. Dia hanya ingin lepas dari tangan anak buah Argan.Pria itu membuang ludah bercampur darah ke tanah. Lalu mengelap mulutnya dengan punggung tangan. Ekspresi wajahnya menggelap, bibirnya berdesis penuh amarah, "keparat!"Pandangannya menyiratkan dendam membara. Kejadian hari ini membuat Tristan semakin membenci Argan dan keluarganya.Tunggu saja, Tristan akan pastikan satu keluarga itu merasakan balasan berkali-kali lipat."Tristan!" Seseorang datang menghampirinya.Tristan menatap orang di depannya. Dia menoyor kepala orang itu dengan tenaganya yang lemah."Kau terlambat, bodoh!" seru Tristan.Sam berdecak kesal. Dia sudah cepat-cepat datang demi menjemput temannya itu. Tapi yang ia dapatkan malah makian."Tidak tahu diri! Sudah bagus aku ke sini menolongmu.""Aku hampir mati di tangan pria sialan itu!""Salahm

  • Bukan Suami Pilihanku   48 | Pelukan Rindu

    Chelsea memeluk Roan cukup lama. Setelah tiba di rumah dan selepas ia membersihkan diri yang tidak memakan waktu sebentar, Chelsea mendekap tubuh suaminya dengan erat.Roan sudah menegur dan meminta Chelsea melepaskan pelukannya. Bukan tak suka atau tak menginginkannya. Tapi mereka memiliki banyak hal yang harus dilakukan."Sayang!" Roan menegur sekali lagi. Dia sudah hampir menyerah untuk bicara pada istrinya.Namun, jawaban Chelsea masih sama. Perempuan itu tetap menggelengkan kepalanya. Tak ingin menuruti permintaan Roan."Biarkan seperti ini," rengek Chelsea. Dia mendongak, menatap Roan yang lebih tinggi darinya. "Aku masih merindukanmu."Roan terkekeh gemas. Dia mencubit puncuk hidung istrinya itu dan berceletuk, "ternyata kau itu sangat manja, ya?""Seharusnya, kamu sudah tahu itu," tanggap Chelsea. "Bukankah sikapku memang seperti ini? Apa kamu tidak memperhatikan?""Emm, tidak juga." Roan berusaha mengingat saat pertama kali dia mengenal Chelsea. Sejujurnya, ia memang tak meng

  • Bukan Suami Pilihanku   47 | Pulang

    Roan meregangkan tangannya setelah ia merasa puas melampiaskan amarah yang sejak tadi berusaha ia tahan. Kini, orang yang baru saja menjadi pelampiasan amarahnya itu tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Kondisinya mengenaskan. Wajahnya babak belur dan berlumuran darah. Giginya ada yang copot karena Roan yang memukulnya terlalu keras. Roan juga menendang perut korbannya itu hingga dia memuntahkan darah. Sepertinya, kondisinya sangat buruk setelah Roan menghajarnya kali ini."Ini mungkin akan menimbulkan masalah untukku. Tapi aku tidak peduli," gumam Roan. Dia terlalu berlebihan menghukum Tristan. Tapi Roan tak menyesal sedikit pun. Jika dia tak menerima peringatan dari ayah mertuanya, Roan akan memilih untuk membunuh pria ini."Sepertinya tidak akan, Tuan." Bodyguard Argan yang menemani Roan di sisinya menyahut. Dia berpendapat, "kau melakukan apa yang seharusnya kau lakukan. Saya rasa, Tuan Besar justru akan senang dengan tindakanmu ini."Pria itu berjongkok, memeriksa napas dan na

  • Bukan Suami Pilihanku   46 | Menghukum Tristan

    Argan masuk ke dalam setelah salah satu anak buahnya berhasil mendobrak pintu. Dia melangkah dengan santai. Kepalanya menoleh ke arah ranjang, tepat ke arah putrinya yang terlihat meringkuk ketakutan, menyembunyikan tubuhnya dengan selimut tebal.Argan melepas jasnya lalu melemparkannya ke arah Chelsea.Chelsea tersentak. Dia menoleh, baru menyadari jika yang datang menyelamatkannya adalah ayahnya dan anak buahnya. Buru-buru Chelsea mengambil jas yang dilemparkan ayahnya itu dan segera memakainya untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang sudah tak mengenakan apapun.Dia hampir menangis karena gembira melihat kedatangan ayahnya. Ingin dia berlari ke pelukan pria itu. Namun, ayahnya sepertinya masih ingin melampiaskan amarahnya pada Tristan.Sejak awal, pandangan Argan hanya tertuju pada pria yang berani menculik putrinya dan lecehkannya.Pandangan Argan tampak menggebu. Dia melangkah mendekati pria itu yang masih berusaha bangun dari posisinya.Argan membiarkan anak buahnya yang tadi pe

  • Bukan Suami Pilihanku   45 | Terjebak Bersama Tristan

    Chelsea tersentak saat seseorang menarik tangannya begitu saja. Dia semakin terkejut ketika mengetahui jika ternyata orang yang menariknya adalah mantan kekasihnya yang baru ia campakkan."Lepaskan, Tristan!""Tidak, Chels!" Tristan menolak. Pria itu marah. Apalagi saat dia melihat hubungan Chelsea yang semakin lengket dengan suaminya. Amarah Tristan serasa mau meledak. "Apa maksudnya ini? Kau membuangku karena kau mulai mencintai pria itu?""Memang apa urusanmu?" balas Chelsea tak mau kalah. "Ini pernikahanku. Kau tidak perlu tahu apapun. Lagipula, kita sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi.""Oh, ya?" Tristan mendengus sinis. "Kau pikir mudah untuk lepas dariku, Sayang?"Chelsea mulai waspada. Terlebih, ketika dia menyadari jika pria ini ternyata memiliki sifat yang begitu licik."Apa yang kau inginkan?" tanya Chelsea. "Uang?"Tristan terkekeh. "Chelsea, aku tahu kau kaya. Tapi, aku tidak menginginkan uang darimu."Karena uang yang diberikan Chelsea tidak akan sebanding dengan u

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status