Share

Bab 2

Author: Jeni
Aku sungguh ingin merapikannya langsung dengan tanganku sendiri atau mengingatkannya bahwa bajunya terbuka.

Kemudian, aku bertanya dengan linglung, "Bagian mana yang gatal?"

Mina menyenggolku dengan malu-malu, baru aku menyadari maksudnya.

Di mana lagi kalau bukan bagian itu.

Aku berusaha mengendalikan reaksi fisikku sambil bertanya, "Apa rasanya?"

Mina menggigit bibir. Wajahnya tersipu, daun telinga pun ikut memerah. Suaranya manis dan memikat, "Rasanya seperti ada sesuatu yang berdenyut di dalam, nggak nyaman banget. Selain gatal, terkadang bahkan bisa bengkak..."

"Apa Tante sudah memeriksanya sendiri?"

"Ini… Aku malu." Mina menepukku dengan manja.

Aku kurang lebih sudah paham. Mina mungkin punya masalah ginekologi atau mungkin sedang mengalami gairah seksual.

Dia terlalu malu untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit, jadi ingin aku yang membantunya.

Jantungku berdebar tak terkendali, hati menyimpan harapan tinggi. Apakah dia ingin aku membantunya masturbasi?

Akan tetapi, aku adalah pacar dari putrinya. Aku merasa tidak senonoh melakukan hal ini padanya.

Kalau dia adalah orang lain, aku pasti sudah menawarkan diri.

Bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkan Sally. Aku takut Sally akan keberatan.

Namun, celanaku sudah menggembung. Aku dan Sally sudah lama tidak berhubungan intim.

Dia sudah dinas beberapa hari. Aku merindukannya setiap malam.

Kini, Mina alias versi Sally yang lebih menggoda tepat berada di hadapanku.

Dulu, Sally sering berpura-pura menjadi pasien untuk merayuku.

Aku selalu tak kuasa mengendalikan diri, berpura-pura menjadi dokter dan memeriksanya.

Sekarang Mina malah memasang ekspresi serupa.

Bagaimana mungkin aku bisa tahan!

Setelah bimbang lama, aku mencoba untuk menolaknya, "Tante Mina, sepertinya..."

Tante pergi ke rumah sakit saja...

Sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, Mina memutar tubuhnya dan berdiri dengan kaki merapat ketat. "Aku nggak tahan lagi, James. Ini terlalu nggak nyaman!"

Mina langsung masuk ke ruang pemeriksaan. Ada kamar mandi dan ranjang pemeriksaan di dalam sana.

Haruskah aku masuk?

Desahannya yang tertahan sesekali terdengar, "Uhm..."

Aku sangat terangsang. Rasanya ingin sekali membuka pintu dan menyetubuhinya sekarang juga. Akan tetapi, aku tahu diriku tidak boleh melakukannya.

"James, cepat!"

Mina tiba-tiba memanggilku. Aku tak bisa lagi menahan diri.

Pada akhirnya, aku bergegas masuk.

Di sana aku melihat Mina berbaring di ranjang pemeriksaan. Kakinya disilangkan rapat. Rok hitamnya terangkat, memperlihatkan sekilas celana dalam renda hitam.

Aku segera mengalihkan pandangan dan berjalan ke bagian depan ranjang. "Tante Mina, bagaimana rasanya sekarang?"

"James, tolong bantu Tante. Tante sangat nggak nyaman. Uhm…” Mata Mina berkaca-kaca. Butiran keringat halus membasahi tubuhnya. Napasnya agak berat. Aku ingin sekali menciumnya.

"Ba… bagaimana aku bisa membantu Tante?" Pikiranku kosong. Aku sudah tidak bisa berpikir jernih.

"Coba periksa. Apa ada bisul di sana? Bantu aku oles obat..."

Aku mengambil sepasang sarung tangan medis baru, lalu memakai dan mendisinfeksinya.

"Tante Mina, apa Tante benar-benar mau dibantu aku?" tanyaku lagi.

Dengan malu-malu, dia menundukkan kepalanya ke ranjang dan mengangguk kecil.

Melihatku tak bergerak cukup lama, dia melengkungkan punggungnya, mencondongkan bokongnya ke hadapanku, berkata dengan panik, "James, bantu aku, cepat. Aku mohon..."

Aku tak bisa menahan diri lagi. Aku mengangkat rok hitamnya hingga ke pinggang dan menurunkan stokingnya hingga ke mata kaki. Pahanya yang mulus terekspos sepenuhnya di hadapanku.

"Tante Mina, aku mulai..."

Aku menahan kedua bokongnya dengan tanganku, membelainya dengan rakus, lalu mulai memainkannya.

Tante Mina tidak punya bisul ataupun sejenisnya. Dia hanya sedang birahi karena sudah tidak berhubungan intim selama bertahun-tahun.

Gerakannya semakin intens. Bokongnya terus-menerus membenturku sampai menekan ereksiku melalui kain...

"James, aku masih nggak nyaman..."

Mina tiba-tiba meremas alatku yang panas membara!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 9

    Suasana hati Mina semakin tenang. Dia bahkan mulai menyampaikan wasiat pada Sally.Barulah Sally menyadari ada yang tidak beres.Dia terus mendesakku untuk mengatakan yang sebenarnya.Setelah aku ceritakan semuanya, Sally tidak tidur semalaman.Kami tersiksa beberapa hari.Namun, kesehatan Mina tidak menunjukkan tanda-tanda buruk.Dua bulan kemudian, Mina masih bisa keluar dan menari di alun-alun setiap hari.Aku mulai ragu, berdiskusi dengan Sally, "Apa mungkin Tante Mina salah didiagnosis? Bagaimana kalau kita bawa Tante ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang?"Sally setuju. Tanpa pikir panjang, dia membawa Mina ke rumah sakit.Kami menatap kosong pada hasil pemeriksaan Mina. Sally bertanya padaku, "James, apa artinya?""Artinya semuanya baik-baik saja, nggak ada kanker." Aku memeriksanya berulang kali dengan saksama.Semua indikator laporan pemeriksaan Mina menunjukkan hasil normal.Mina tampak bingung. "Laporan pemeriksaan di klinik kompleks jelas menyatakan aku menderita

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 8

    Seketika aku bingung.Mina meletakkan tanganku di dadanya yang montok. Rumbai-rumbai dingin menggelitik telapak tanganku."Kamu pakai tangan saja. Boleh?""Kalau nggak, aku akan kasih tahu Sally tentang caramu memeriksa tubuhku." Mina mulai mengancamku.Aku sangat terkejut. Bisa-bisanya ada ibu yang ingin merebut pacar dari putrinya sendiri.Namun, aku benar-benar terintimidasi olehnya.Alhasil, aku hanya bisa memohon dengan wajah merah, "Tolong jangan beri tahu Sally.""Kalau begitu, kamu harus bantu aku." Mina memanfaatkan kesempatan untuk memaksaku lagi.Aku menggertakkan gigi, memakai sarung tangan, dan memeriksa tubuh Mina secara menyeluruh.Di tengah proses, Mina merintih pelan, tidak berani bersuara.Aku juga fokus untuk menyelesaikannya secepat mungkin. Gerakanku sangat kuat dan cepat. Tak disangka, ini justru cocok dengan selera Mina.Dia sangat terangsang, mencengkeramku erat-erat untuk waktu yang lama sebelum akhirnya mencapai puncak kenikmatan.Pada akhirnya, dia melemas di

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 7

    Ternyata orang yang datang adalah Mina!Aku dan Sally bertukar pandang, lalu cepat-cepat masuk kamar untuk memakai piyama. Sally menjawab, "Kak Mina, sebentar ya."Ketukan pun berhenti.Kami segera menyembunyikan barang-barang yang tidak pantas, menyingkap tirai, membuka jendela, dan menyalakan lampu.Baru setelah itu kami membuka pintu dan mempersilakan Mina masuk."Wajahmu merah banget. Kalian melakukan hal nggak senonoh, ‘kan?" goda Mina sambil mengelus hidung Sally.Sally menoleh dengan malu-malu, meraih lengan Mina, dan menyandarkan kepalanya dengan manja. "Kak Mina, kamu suka ejek aku. Bagaimana hubunganmu dengan Om Rudi?"Mina melirikku sekilas. "Kami hanya sesekali main bareng, nggak pernah serius."Sally berseru kaget, "Apa? Kak Mina, cowok seperti itu jelas nggak baik. Aku carikan kamu cowok lain."Mina tertawa. "Aku sudah seusia ini. Semua orang hanya bermain-main. Kamu malah menganggapnya begitu serius? Kamu benar-benar mau punya ayah tiri?"Sally menundukkan kepalanya. "Ak

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 6

    Tiba-tiba, sebuah tangan lembut menggenggam alatku.Siapa lagi kalau bukan Mina.Dia membalas kenakalanku sebelumnya. Saat aku masih sedang mengobrol dengan Sally, dia sengaja menggodaku.Tangan kecilnya terus mengobarkan suasana, membuatku semakin bergairah."Kalau begitu, kamu harus cepat pulang. Aku sudah basah. Payudaraku juga bengkak banget. Aku butuh diperiksa Dokter James.” Kata-kata Sally membuatku semakin terangsang.Tiba-tiba, napasku tercekat di tenggorokan. Mina merangsang alatku dengan lidahnya.Kemudian, alatku diisapnya erat-erat. Napasku semakin berantakan. Suaraku jadi serak. "Baiklah, dasar siluman genit! Aku akan menghabiskanmu nanti."Sally juga cukup terangsang. Dia berbisik kepadaku, "Tadi aku baru saja telepon Kak Mina. Dia sedang bercinta dengan seorang pria. Sepertinya pria itu sangat hebat. Kamu nggak boleh kalah. Aku juga mau merasakan kepuasan tak berujung."Saat mendengar kata-kata Sally, Mina seolah timbul rasa kompetitif. Dia mulai menggunakan lidahnya un

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 5

    Mina tiba-tiba menutupi dadanya dengan tangan. "Nggak boleh, tanganmu mungkin kurang akurat. Aku mau kamu periksa dengan lidahmu."Mina terkesan konvensional, tetapi aslinya sangat liar dan terbuka.Rasa malu yang ditunjukkannya kemarin pasti hanya akting.Aku buru-buru menundukkan kepala, mengecup salah satu putingnya dengan mulutku sambil bergumam tak jelas, "Baik, aku ikuti keinginan Tante."Tahu putih super lembut menyebarkan aroma susu di mulutku. Mina sungguh berbakat. Bahkan setelah membesarkan Sally sampai seusia ini, tubuhnya sendiri pun masih beraroma susu.Dia pasti masih sering mandi susu.Dasar jalang.Entah apakah bagian itu juga beraroma susu…Mina memejamkan mata, merasakan kenikmatan tak berujung, mengeluarkan desahan erotis dari mulut mungilnya.Dia melengkungkan perut bagian bawahnya berulang kali sehingga pahanya yang seksi sesekali mengenai alatku yang sudah sangat keras.Pandanganku menggelap. Aku menekan bagian bawahnya dengan jariku. "Tante Mina, apa bagian ini

  • Calon Ibu Mertua Sungguh Menggoda   Bab 4

    Aku menghabiskan cukup banyak waktu di tempat Melly.Saat aku kembali ke ruang pemeriksaan, Tante Mina pun sudah pergi.Aku mendekati ranjang, bersiap merapikan alas sekali pakai yang berantakan.Tak disangka, aku malah mendapati ada genangan cairan di atas ranjang.Di sebelahnya ada alat USG yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan.Alat itu dibaluti gel transparan.Celana dalam Tante Mina pun tergeletak di lantai.Aku mengambilnya. Pikiranku membayangkan apa yang baru saja terjadi.Setelah aku pergi, Tante Mina masih bernafsu tinggi.Alhasil, dia menggunakan alat USG dan gel untuk melepaskan nafsunya.Betapa menggairahkan dan erotisnya itu.Aku berbaring di sofa, berfantasi tentang adegan tersebut, memegang celana dalam yang menggoda itu di tanganku, memejamkan mata.Aku pun berpura-pura melanjutkan apa yang belum diselesaikan sebelumnya.Hasratku yang terpendam akhirnya terpuaskan.Cairan putih menetes di renda hitam itu, sungguh erotis.Kemudian, aku menyembunyikan celana dalam it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status