DENDAM MANTAN ISTRI

DENDAM MANTAN ISTRI

Oleh:  Emma Deef  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
18Bab
498Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mala dan Gamma baru saja berbulan madu, ketika Papa Gamma dibunuh dengan keji. Semua bukti mengarah pada ayah Mala. Dan sebuah surat wasiat menunjukkan warisan terbesar Papa Gamma diberikan pada Mala. Gamma menuduh, Ayah Mala telah membuat skenario besar untuk merebut harta warisan Papa Gamma. Mala diusir dari rumah Gamma, tanpa Mala sempat membela diri. Papa Mala diseret ke penjara, namun kemudian terbukti bahwa ternyata dia difitnah. Gama yang merasa bersalah, berusaha mencari Mala yang sudah menghilang. Mala yang menyimpan dendam pada Gama ternyata tengah mengandung. Dia bersumpah tidak akan pernah mempertemukan Gama dengan anaknya sampai dendamnya terbalas.

Lihat lebih banyak
DENDAM MANTAN ISTRI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
ELFA
Jadi ternyata punya anak
2023-08-24 05:52:19
0
18 Bab
Prolog
“Hai cantik, siapa namamu?” Gamma berjongkok dan menghulurkan tangan pada bocah perempuan manis di hadapannya. Mata bulat bocah itu entah kenapa tiba-tiba membuat kerinduannya pada seseorang kembali menyesakkan dada. Sejak pesta dimulai, gadis mungil ini sudah menarik perhatiannya, karena berlarian di antara para tamu tanpa merasa malu atau takut layaknya gadis seusianya.“Jelow,” jawab gadis kecil itu dengan suara menggemaskan. Mata bulatnya berkali-kali berkedip terganggu oleh poninya yang terlalu panjang. Dia mengenakan pakaian seperti para pelayan pesta, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.Gamma menyibak poni Jelow, membuat gadis manis itu tersenyum. Senyumannya membuat dada Gamma menghangat, terlebih Jelow tanpa ragu menyambut tangannya.“Aku Gamma Moreano. Kau … Jelow siapa?”“Jelow … saja.”Keduanya tersenyum serempak. “Just Jelow?”Jelow mengangguk sambil memiringkan kepala. Gamma merasakan dadanya kembali menyentak hangat. Kenapa gadis ini begitu mirip gaya tersenyum dan
Baca selengkapnya
1 - Akhir Bulan Madu
Empat tahun sebelumnya …“Bila kita punya anak, akan kita beri nama apa?”Gamma membuka mata dan mendapati seraut wajah manis dengan rambut acak-acakan menatapnya hangat. Gamma merapikan anak rambut wanita di hadapannya lalu mengangkat dagu lancipnya dengan telunjuk. Sudah dua puluh hari mereka berbulan madu, rasanya dia tak pernah puas memainkan dagu lancip Mala, menggelitik lehernya dan mengecup tahi lalat di pangkal leher. Ada tato berbentuk mawar tepat di bawah rahang. Gamma yang menyuruh Mala mentato bagian itu, sehari setelah menikah.Karena di tato Mawar itulah, Gamma menandai titik paling sensitif istrinya.“Aku belum berencana punya anak,” ucap Gamma lembut. “Aku ingin kita berdua saja beberapa lama, mungkin lima atau sepuluh tahun lagi. Bagaimana menurutmu, sayang?”“Aku tidak mau menunggu selama itu,” ucap wanita yang dipanggil sayang sembari mengecup ujung hidung Gamma dan menggigitnya lembut. “Aku akan kesepian.”“Kau tidak akan kesepian. Kita akan berbulan madu selama se
Baca selengkapnya
2 - Murka Gamma
Vicky membawa Gamma ke rumah yang sudah disiapkannya. Mala berulang kali menelpon Vicky karena Gamma mematikan ponselnya. Gamma tidak mengijinkan Vicky menerima telepon dari Mala.Tidak untuk saat ini.“Dia pasti panik. Aku khawatir dia nekad menuju rumahmu.”Gamma menggeleng. Dia yakin Mala akan patuh padanya. Tidak akan meninggalkan hotel sebagaimana pesannya sampai dengan Gamma kembali pulang ke hotel. “Kirim saja pesan padanya, aku akan menyelesaikan semuanya malam ini.”Vicky menatap Gamma yang sedang merebahkan diri di sofa ruang tamu. Rumah pengungsian yang disiapkan Vicky adalah rumah mendiang nenek Gamma. Tidak ada yang menempati rumah ini sejak nenek Gamma meninggal sepuluh tahun yang lalu. Sedianya rumah ini akan diberikan Gamma untuk Mala sebagai hadiah pernikahan mereka. Sepulang dari bulan madu, Gamma berencana memberikan surprise pada Mala. Namun semuanya menguap begitu saja.“Aku belum membersihkan kamar utama, karena baru tadi pagi berhasil menemukan kunci rumah ini.
Baca selengkapnya
3 - Istri Majikan
Vicky tak hendak menulikan telinga. Sepanjang perjalanan mengantar Mala menuju hotel, wanita itu menangis tanpa henti. Gamma tak mau membersamai istrinya. Dia akan mengurus banyak hal malam ini juga. Mendengar tangis Mala yang memilukan, Vicky yakin, Mala sama sekali tidak mengira bila Gamma bisa berubah seratus delapan puluh derajat jika sudah tersakiti. Jangankan Mala yang baru mengenal Gamma karena dijodohkan. Vicky yang sudah sepuluh tahun bekerja pada keluarga Moreano masih sering merasa kesulitan memahami Gamma–terutama bila sedang marah atau tersinggung.Mala baru mengetahui sisi manis dan romantis Gamma.“Vicky, antarkan aku pada suamiku, please.” Mala memohon di sela isak tangisnya. Namun Vicky bergeming, meski status Mala saat ini adalah majikannya, tapi situasi dan kondisi sama sekali tidak mendukung.“Anda akan lebih aman bila menjauh dari Tuan Gamma saat ini.”“Tidak, Vicky. Gamma membutuhkan aku. Aku istrinya. Aku akan menenangkannya, please,” ucap Mala memelas sembari
Baca selengkapnya
4 - Surat Wasiat
Atas perintah Gamma, Vicky mendapat ijin untuk mengikuti interogasi Jeff Hopkins–dari balik dinding kaca satu arah.Selama interogasi, Jeff menyangkal dia melakukan pembunuhan sahabatnya sendiri. Malam itu, dia memang berjanji untuk minum dengan Moreano. Moreano yang mengundangnya saat mereka bertemu di taman. Hampir setiap pagi, mereka memang bertemu di taman. Jeff jogging dan Moreano mengajak jalan-jalan anjingnya.Semenjak Mala dan Gama menikah, mereka memang lebih sering bertemu. Tidak hanya di taman, kadang Jeff makan siang di rumah Moreano. Rekaman CCTV sebelum kejadian pembunuhan membenarkan penjelasan Jeff. Namun rekaman CCTV di hari Moreano terbunuh tidak ditemukan. Seseorang telah menghapusnya. “Aku tidak membunuh Lowkey, percayalah padaku!” Jeff yang didampingi pengacaranya sama sekali tidak menunjukkan wajah bersalah.Vicky yang berada di balik kaca satu arah mengamati perilaku Jeff selama interogasi. Dia tidak percaya begitu saja pada Jeff. Jeff Hopkins seorang pensiunan
Baca selengkapnya
5 - Satu-satunya
“Kau tidak apa-apa?”Mala menepis tangan Vicky yang menyentuh bahunya. Pengawal pribadi Gamma adalah orang yang akan membela kepentingan Gamma–bukan dirinya. Perhatian dari Vicky sejak lelaki itu membawanya tergesa meninggalkan rumah nenek Gamma hanya sekedar agar Gamma tidak mencelakainya.“Untung saja koper itu tidak mengenaimu tadi,” ucap Vicky sembari memindai wajah Mala. Mata bengkak dan sembab, tanpa make up dan rambut berantakan–tidak membuat Mala kehilangan kecantikannya. Vicky hanya bisa mengaguminya dalam hati. Meski majikannya sudah mengusir dan meneriaki Mala bukan istrinya lagi, dia tetap harus memperlakukan Mala sebagai istri majikannya.“Aku tidak menginginkan warisan apapun,” sergah Mala, beringsut pelan menjauhi Vicky. Vicky mengangguk, lalu mengambil jarak dari Mala. Sopir yang membawa mereka kembali ke rumah Mala, memberi kode kalau sebentar lagi mereka sampai.“Aku akan menempatkan beberapa pengawal di rumahmu.”“Tidak usah! Kau dengar sendiri apa kata Gamma tadi.
Baca selengkapnya
6 - Dalam Bahaya
Mala membuka mata ketika sayup-sayup mendengar suara sirene polisi di kejauhan. Dia terdiam beberapa lama, berusaha mengumpulkan ingatan. Sejurus kemudian air mukanya berubah murung. Teringat kembali dengan permasalahan besar yang kini sedang dialaminya.Dia duduk perlahan dan melihat alarm. Rupanya dia terlelap cukup lama, sekarang sudah pukul dua dini hari–dan perutnya mulai bersuara minta diisi. Namun Mala tak segera turun dari tempat tidur, tapi menajamkan telinga–sebagaimana kebiasaannya saat masih bersama ayahnya.Waspada adalah sikap yang menjadi aturan ayahnya. Sikap yang semenjak dia bersama Gamma perlahan menghilang–apalagi dengan adanya Vicky yang selalu siap sedia melindungi–sejak dia dan Gamma belum menikah. Lelaki itu benar-benar pengawal yang sempurna.Samar-samar telinga Mala
Baca selengkapnya
7 - Uncle Jimmy
“Pergilah dari Nashville, sayang. Please …”Jeff menggenggam jemari putri semata wayangnya dari balik jeruji besi. Jemari itu begitu dingin dan gemetar. Jeff tak kuasa membendung air mata–padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak meneteskan air mata di hadapan Mala.“Aku tidak akan meninggalkan Ayah!” bisik Mala gemetar. Dadanya bergemuruh, antara marah, duka dan putus asa.“Kau tidak akan sanggup melawan Moreano dan anak buahnya. Apalagi mereka sekarang di bawah kendali Gamma. Pergilah sayang, Papa tidak ingin melihat kamu menderita.”Mala menggeleng kuat. Memasukkan tangan ke dalam jeruji hingga bisa merengkuh badan gempal ayahnya yang terlihat kurus hanya dalam beberapa hari saja. Dia tidak akan mening
Baca selengkapnya
8 - Meninggalkan Nashville
Seumur hidup Mala, dia tak pernah bermimpi akan meninggalkan Nashville untuk selamanya, kecuali kematian yang membawa pergi. Namun ketika menoleh ke belakang menatap pucuk Bellsouth Building–bangunan tertinggi di Nashville–jiwanya seakan lepas melayang tak tentu arah.“Jika bersamaku, tidak boleh ada air mata.”Uncle Jimmy memang bukan orang yang hangat. Namun Mala memahami kenapa kalimat itu menjadi kesepakatan antara mereka berdua saat Mala duduk di belakang Uncle Jimmy. Harley Davidson paman yang tak pernah disayanginya itu meraung kencang ketika mereka memasuki batas kota Nashville. Tak ada lagi yang membuatnya harus bertahan di kota kelahirannya. Baik itu Gamma Moreano–lelaki yang padanya sudah Mala serahkan segenap hati dan raganya. Juga Jeff Hopkins sang ayah tercinta yang
Baca selengkapnya
9 - Pearl House
Mala tidak tahu kenapa pondok di tepi danau ini dinamai Pearl House. Mungkin karena di malam hari, dia seperti mutiara dalam kegelapan. Benderang dibandingkan sekelilingnya. Sampai dengan radius satu kilometer, tidak ada satu pun rumah. Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Mala masih kecil.Yang jelas, papan nama bertuliskan Pearl House menempel di dindingnya yang berdebu.Jeff Hopkins tinggal di Pearl House sejak menikah dengan mendiang Ibu Mala. Hingga Mala lahir dan bersekolah, mereka masih tinggal di sana. Namun kemudian memutuskan untuk pindah ke Tennessee setelah Jeff mendapat tawaran di Kantor Polisi Nashville. Menjadi polisi di kota kecil memang sudah dijalaninya sejak sebelum menikah. Demi pendidikan Mala yang kerap tidak masuk sekolah karena menempuh jarak terlalu jauh–membuat keluarga Hopk
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status