Lavinia Fleur tak pernah membayangkan bahwa keputusannya bekerja sama dengan sahabatnya justru menjebaknya dalam utang berbahaya. Dalam semalam, gadis desa yang hidup sederhana di kota itu ditagih rentenir, bahkan dia terancam kehilangan adiknya yang sedang sakit. Di sisi lain, Dante Romano, pewaris takhta mafia paling ditakuti di Roma, juga dikhianati oleh asistennya, yang membuatnya didesak untuk segera menikah demi mempertahankan kekuasaan. Namun, semua wanita dari kalangan atas, terutama mafia menolaknya. Takdir akhirnya mempertemukan Dante dengan Lavinia. Pernikahan mereka terjadi tanpa cinta, tanpa persiapan, dan penuh ketegangan. Berawal dari pernikahan kontrak, Dante akhirnya menyadari bahwa dia memiliki perasaan lebih kepada wanita itu. Namun, bagaiman dengan Lavinia? Wanita yang selalu merasa bahwa Dante tak pernah memberikan kebebasan untuknya. Apa Lavinia mau melanjutkan hubungan yang lebih serius? Atau Dante punya cara untuk mengikat wanita itu selamanya.
View More"Tuan, aku ingin ke rumah sakit. Jika Anda melarangku, aku akan tetap pergi. Aku ingin bertemu dengan adikku," ucap Lavinia dengan suara yang tegas, meskipun jantungnya berdegup kencang. Dia sudah memikirkan hal ini beberapa jam yang lalu.Dante yang semula sedang sibuk dengan kertas di atas meja, langsung meletakkan kembali kertas tersebut. Kepalanya terangkat, tatapan tajamnya menembus sorot mata Lavinia yang penuh ketakutan."Jadi, kau tidak takut?" Dante berdiri dari duduknya. Pria itu berjalan mengitari meja dan berhenti tepat di belakang Lavinia. "Aku jadi suka dengan nyalimu. Tapi, Lavinia. Perlu kau tahu, di luar sana itu berbahaya. Sebagian orang telah tahu siapa kau, dan mereka bisa saja mengincarmu untuk dibunuh.""Aku tidak takut," ucap Lavinia dengan tegas.Dante tak langsung menyahutnya. Pria itu menatap lama wanita di hadapannya, lalu berkata, "Baiklah. Tapi aku ikut. Aku tidak mau ada hal yang tak aku inginkan terjadi di luar sana.""Terserah Anda. Aku ingin berangkat
Hari-hari Lavinia berlalu tanpa kebebasan. bahkan, untuk sekedar menjenguk Sofia, adiknya, Dante tidak mengizinkan. Pria itu selalu berkata bahwa ada anak buahnya yang akan mengawasi adiknya, dan dia juga tidak perlu khawatir dengan biaya rumah sakit. "Tuan, apa hari ini aku boleh ke rumah sakit? Aku rindu adikku." "Tetap tidak. Untuk sementara, kau tidak akan pergi kemanapun," jawab Dante yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Kenapa kau melarangku!? Aku hanya ingin menjenguk adikku, Tuan!" Dante menoleh, meletakkan ponselnya di atas meja, dan menatap Lavinia. "Karena kau sudah menjadi istriku. kau tidak sebebas dulu. Mengerti??" "Tuan, itu adikku, dan—" "Cukup," potong Dante. Dia menunduk sedikit, menatap tajam ke arah Lavinia yang masih mematung. Nafasnya berat, teratur, tapi penuh tekanan. "Kau tahu apa yang paling kubenci, Lavinia?" Suaranya rendah, nyaris seperti geraman. "Wanita yang suka membangkang!" Lavinia menelan ludah. "Aku.... aku tidak—" "Ssst." Dante meng
Lavinia menggenggam erat gaunnya. Wajahnya memerah karena bisikan dari Dante yang memintanya melepaskan gaunnya sekarang. "Tunggu apa lagi?" kata Dante. Pria itu terlihat puas bisa membuat Lavinia tampak terpojok. "Aku akan melepaskannya di kamar mandi saja," sahut Lavinia, sambil melangkah pergi. Dante tidak menahannya. Pria itu masih berdiri di tempatnya, dengan sudut bibir yang terangkat samar. Mata birunya memancarkan kilau yang nakal. Di dalam kamar mandi, Lavinia menekan dadanya. Dia bisa merasakan debaran jantungnya begitu kencang, seakan hendak melompat keluar. "Apa-apaan dia? Kenapa dia mengatakan hal aneh seperti itu?" gerutunya. Namun, bibirnya terangkat, membentuk senyum samar. Lavinia berusaha melepaskan gaunnya. Dia sedikit kesulitan saat harus menurunkan resleting yang ada di bagian belakang. Akhirnya, setelah melewati beberapa menit, gaun itu melorot ke bawah, menampilkan tubuh yang hanya mengenakan dalaman berwarna putih. Lavinia mengangkat gaun itu dan m
"Aku..... Aku setuju, Tuan. Aku bersedia menikah kontrak dengan Anda selama dua tahun," ucap Lavinia, sambil melangkah mendekati Dante yang kini berdiri di dekat jendela. Dante masih mempertahankan senyum liciknya. "Bagaimana, ya? Sepertinya asistenku telah menemukan kandidat yang lain." Wajah Lavinia memucat. Dia sadar untuk saat ini hanya tawaran dari Dante yang bisa menyelamatkan Sofia. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada adiknya, keluarga satu-satunya yang tersisa. "Tuan, aku mohon. Aku bersedia menerima tawaran darimu." Dante mengangguk pelan. Dia berjalan menuju meja kerjanya. Dengan isyarat jari, dia meminta Lavinia mendekat. Begitu wanita itu berdiri di hadapannya, Dante memandang wajahnya. "Kau yakin mau menikah denganku? Aku tidak memaksamu." "Aku, dengan kesadaran penuh, menerima tawaran ini. Anda tidak memaksaku!" tukas Lavinia. "Baik." Tangan Dante terangkat. Jari ibunya mengusap bibir Lavinia. "Kata-kata yang tadi keluar dari bibirmu sendiri, bukan?" "Ben
"Buka pintunya!! Kami tahu kau ada di dalam!" Lavinia Fleur, wanita yang ditipu sahabatnya hingga berhutang ratusan juta Euro. Wanita itu kini mematung di balik pintu. Tubuhnya gemetar, tangannya yang terangkat untuk meraih gagang pintu, ditarik kembali. Sudah tiga hari dia terus didatangi oleh para rentenir. Hidupnya kini terlihat kacau sejak terseret dalam hal yang tidak dia lakukan. "Cepat buka! Jangan sampai kami mendobrak pintu ini!!" Pria di luar berteriak lagi. Lavinia melangkah mundur dengan pelan. Lantai kayu berderit dia menginjaknya, diiringi suara ketukan pintu yang semakin keras. "Aku tidak berhutang. Bukan aku!" gumamnya. Suaranya terdengar lirih, matanya menoleh ke pintu belakang. "Aku akan pergi dari pintu itu." Dia melangkah cepat, tangannya meraih gagang pintu belakang itu, lalu menariknya dengan kasar. Angin yang membawa hawa panas menerpa wajahnya. Sinar matahari tampak menusuk kulitnya yang seputih salju. Tanpa menunggu, Lavinia segera berlari menjauh
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments