Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Praktek Kerja

Share

Praktek Kerja

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-06-03 21:42:22

Dengan wajah kusut, Sandra masuk ke ruangan Frans. Pusing rasanya memikirkan tempat untuk praktek kerja lapangan. Pasalnya semester ini ia harus PKL di perusahaan selama dua bulan. Sebenarnya dia bisa saja PKL di kantor Frans, tapi menurutnya akan beda rasanya bila bekerja di perusahaan orang.

“Apa Sandra praktek kerja di tempat Kak Vanya aja ya, Ma? Siapa tahu nanti bisa kerja di sana,” ucap Sandra yang di iyakan oleh Frans.

"Ma, nanti suruh Kak Vanya ke rumah ya,” pinta Sandra.

"Iya, ini Mama coba telepon,” kata Erin mengambil handphone dan menghubungi Vanya.

***

Jam setengah enam sore, Vanya sampai di rumah Charles, tepat saat Erin sedang menyuapi Charlo makan.

"Masuk sini, Van," sapa Erin saat melihat Vanya membuka pagar. Ia kemudian berteriak kecil memanggil Sandra.

"Hai Kak Vanya," sapa Sandra sambil melepas earphone dari kupingnya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah dan mengobrol di ruang tamu.

"Kayaknya bisa aja kalau kamu mau PKL di tempat Kakak, nanti Kak Vanya bantu ajuin suratnya,” ucap Vanya.

"Yang bener, Kak?"

Vanya mengangguk.

“Suratnya sudah ada sih, Kak. Besok Sandra antar ke kantor ya,” kata Sandra.

"Oke, nanti chat atau telepon aja Kakak," ucap Vanya sembari tersenyum manis. Erin kemudian masuk sambil menggendong Charlos, diikuti Charles yang membawa masuk kursi tinggi bayi.

"Gimana sudah fix di tempah Vanya?" tanya Erin sambil mendudukkan Charlos di sampingnya.

"Iya nanti dibantuin sama Kak Vanya, Ma." Sandra kemudian asyik dengan handphone saat Erin dan Vanya mulai mengobrol.

"Aduh, Sena malah di kantor pajak, jadi pengen ikut juga," sergah Sandra. Sebenarnya bukan Sena, tapi perkataan Sena yang bilang kalau Brian gebetan Sandra juga mengajukan praktek kerja di kantor pajak.

"Gimana sih kamu, kan sudah fix di tempat Kak Vanya?" tanya Erin.

"Iya tapi kan di sana," ucap Sandra sambil memelankan nada suaranya. Wajahnya sedikit murung.

"Gak apa-apa, Tante. Kalau Sandra mau nyoba di kantor pajak, nanti Vanya bantuin. Kebetulan Vanya punya teman di sana. Namanya Tristan."

"Gak usah! Sandra di tempat kamu aja." Charles tiba-tiba datang. Dia sebenarnya sudah mau pamit keluar lagi, tapi saat melintas di ruang tamu dan mendengar Vanya menyebut nama Tristan, spontan langkahnya terhenti.

"Ih, kenapa yang nentuin? Kak Vanya mau bantuin kok.”

"Ngapain juga kamu harus PKL di tempat lain, kalau kamu sudah pasti bisa PKL di tempat dia?" Charles melirik ke arah Vanya.

Sandra terdiam. Tidak ada gunanya juga berdebat dengan Charles sekarang.

"Ma, aku jalan dulu ya," pamitnya sambil mencium pipi Erin dan Charlos bergantian. Kemudian melayangkan tatapan tajam pada Vanya.

"Ngeselin banget, Bang Charles." Sandra melengos kesal.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Vanya pamit pulang.

***

Barusan Vanya menghubungi Tristan menanyakan perihal surat pengajuan praktek kerja Sandra. Harapannya sih pesannya dibalas, tapi nyatanya Tristan malah menelpon. Lama Vanya membiarkan handphonenya bergetar, sampai akhirnya panggilan itu berakhir sendiri.

"Kenapa gak balas lewat chat aja sih," rutuk Vanya saat handphonenya bergetar lagi.

"Halo, Vanya sibuk ya?" tanya Tristan begitu panggilannya telah tersambung.

"Lagi di belakang tadi, Bang," jawabnya bohong. "Gimana, Bang Tristan bisa bantuin kan?"

"Bisa aja, Dek. Kebetulan di kantor lagi banyak kerjaan, mahasiswa kayak mereka biasanya langsung diterima," ucap Tristan.

"Makasih sudah dibantuin, ya Bang. Vanya tutup dulu ya telponnya, dipanggil sama Mama soalnya." Tanpa basa basi Vanya mematikan telponnya. Sebuah pesan masuk.

Charles

Kamu online sama siapa?

"Ealah, baru juga di baca, udah nelpon aja nih orang," gumamnya sebelum mengangkat telepon Charles. Ternyata pria itu menanyakan mengenai tempat praktek kerja Sandra.

“Kan kemarin aku sudah bilang, kalau dia praktek kerja di tempat kamu aja, kenapa jadi ke tempat lain?" tanya Charles dengan nada keras.

"Apa masalahnya sih? Dimanapun Sandra praktek kerja, kan gak ganggu kamu? Lagian aku siapa, ngelarang-larang Sandra?” Vanya tak kalah sewot. Charles terdiam kemudian mematikan telponnya. Vanya memandang bingung pada handphonenya.

Dia bersandar pada tempat tidur dan membuka foto profil Charles di aplikasi w******p.

“Apa benar yang aku lakukan ini, menerima tawaran Tante Erin buat jadi ibu sambung Charlos,” batinnya.

"Apa aku siap menghadapi sikap Charles yang seperti ini bila nanti kami menikah? Apa aku siap bila nanti bisa saja dia malah mengacuhkanku karena menganggap aku cuma sebagai pengasuh anaknya? Apa aku siap dengan segala resiko itu?” Ucapnya menarik selimut dan menutupi dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Dinas Luar

    "Kamu baru beli cincin, Van?" tanya Mama kala melihat Vanya duduk di kursi meja makan sambil mengelus-ngelus cincin berlian di tangannya.“Eh itu, anu,” jawab Vanya gelagapan sembari menyembunyikan tangannya."Atau kamu sudah dilamar sama Charles?” terka Mama. Vanya mengangguk pelan membenarkan ucapan Mama. Mematikan kompornya, Mama lantas duduk di sebelah anak gadisnya itu. "Ceritain gimana dia ngelamar kamu,” kata Mama sangat antusias. Wajahnya begitu penasaran menunggu Vanya bersuara.Sedikit malu-malu Vanya menceritakan kejadian sewaktu di restoran kemarin. Malu sama Mama karena Charles sama sekali tidak romantis saat melamarnya. “Masa dia langsung masangin cincin ke jari tangan Vanya, gak ada manis-manisnya sama sekali, Ma,” ucap Vanya berubah menjadi kesal.“Kenapa kebanyakan pria tidak romantis ya. Sama seperti papa kamu dulu,” sahut Mama teringat kenangannya bersama papanya Vanya dulu."Tapi….” Vanya menatap Mama lekat, “tapi Mama gapapa aku sama Charles?” Kening Mama berk

  • DUDA POLISI BUCIN   Sweet

    Saat sedang asyik makan siang bersama di rumah makan yang ada samping kantor, tiba-tiba saja perutnya terasa sakit. Mencoba untuk mengabaikannya, tapi lama kelamaan Vanya merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Buru-buru ia mengambil tas kecilnya dan pergi ke kamar mandi."Tuh kan bener," ucapnya begitu masuk ke toilet. Untungnya gadis itu mengantisipasi hal-hal seperti ini. Selesai membereskan diri dan mencuci tangan, ia keluar dari toilet. Netranya tak sengaja bertemu pandang dengan Tristan yang ternyata juga berada di rumah makan itu. Sebenarnya Vanya ingin menghindar, tapi Tristan lebih dulu menghampirinya.“Makan siang di sini? Ayo bareng,” ajak Tristan ramah."Aku sama temen-temen kantor, Bang,” sahut Vanya sambil menunjuk salah satu meja yang penuh terisi. Kala ia hendak melangkah, Tristan meraih tangannya.“Surat yang diajuin ke kantor Ab ang kemarin, sudah di acc. Nanti surat balasannya bakal dikirim ke kampus dia ya.” Tristan masih memegang tangan Vanya. “Makasih banyak at

  • DUDA POLISI BUCIN   Praktek Kerja

    Dengan wajah kusut, Sandra masuk ke ruangan Frans. Pusing rasanya memikirkan tempat untuk praktek kerja lapangan. Pasalnya semester ini ia harus PKL di perusahaan selama dua bulan. Sebenarnya dia bisa saja PKL di kantor Frans, tapi menurutnya akan beda rasanya bila bekerja di perusahaan orang.“Apa Sandra praktek kerja di tempat Kak Vanya aja ya, Ma? Siapa tahu nanti bisa kerja di sana,” ucap Sandra yang di iyakan oleh Frans."Ma, nanti suruh Kak Vanya ke rumah ya,” pinta Sandra."Iya, ini Mama coba telepon,” kata Erin mengambil handphone dan menghubungi Vanya.***Jam setengah enam sore, Vanya sampai di rumah Charles, tepat saat Erin sedang menyuapi Charlo makan."Masuk sini, Van," sapa Erin saat melihat Vanya membuka pagar. Ia kemudian berteriak kecil memanggil Sandra."Hai Kak Vanya," sapa Sandra sambil melepas earphone dari kupingnya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah dan mengobrol di ruang tamu."Kayaknya bisa aja kalau kamu mau PKL di tempat Kakak, nanti Kak Vanya bantu ajuin

  • DUDA POLISI BUCIN   Genggaman Hangat

    Ucapan Charles yang mengatakan kalau ia sibuk, ternyata tak terbukti. Vanya yang sudah bersiap untuk pulang, kaget serta heran karena Charles malah menjemputnya."Katanya mau pulang," celetuk Reni yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya."Bikin kaget aja kamu, Ren,” ucap Vanya mengelus dadanya, “ini mau pulang, dah,” lanjut Vanya seraya mempercepat langkah kakinya masuk ke dalam mobil Charles."Katanya kamu sibuk?" tanya Vanya sambil memasang sabuk pengaman. Terlihat jelas wajah Charles yang kusam dan lelah."Daripada jemput aku, lebih baik kamu istirahat. Kecapean gitu," ucap Vanya tanpa bermaksud apa-apa, tapi malah ditanggapi Charles dengan sedikit marah."Oh jadi kamu gak suka aku jemput? Kamu sudah janjian dijemput sama Tristan?”"Kenapa sih kamu? " tanya Vanya bingung, "kamu itu lebih baik istirahat, jadi kalau tersorot kamera kelihatan cakep,” lanjut Vanya. Tadi siang ia melihat Charles di salah satu stasiun tv sedang mengawal tamu kantornya yang sedang melakukan kunjungan ke ma

  • DUDA POLISI BUCIN   Rasa Ini

    Sesuai dengan kesepakatan Vanya dan Charles, untuk pertama kalinya mereka berjalan bersama berdua. Menjemput Vanya di rumahnya, gadis itu mengira akan diajak nonton atau paling tidak makan. Namun ternyata salah. Charles malah membawanya ke makam mendiang istrinya. "Hai," sapa Charles sambil meletakkan beberapa tangkai bunga mawar di atas makam. Kirana Anjani nama yang tertulis di batu itu. Tampak Charles memandang lekat makam di depannya itu, tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Vanya seolah dapat merasakan kesedihan yang dialami Charles, kala melihat pria itu tetap diam di depan makam mendiang istrinya. Seperti tak ada kata yang cocok untuk menggambarkan kesedihannya saat ini.Selesai dari tempat itu, mereka berdua kemudian menuju salah satu kedai kopi. Setelah memesan menu di kasir, mereka memilih tempat duduk didekat jendela kaca yang menghadap ke arah jalan raya."Kamu gak cuci tangan dulu? Tadi kan tangan kamu kotor. Jangan jorok," ucap Vanya saat melihat Charles henda

  • DUDA POLISI BUCIN   Kita Bicara Lagi

    Selesai meeting dengan salah satu dinas di Bandung, Tristan menyempat diri untuk bertemu Yuda. Pria itu langsung menemui Yuda di distronya. "Wah, lu kok gak bilang kalau ternyata Vanya sudah punya calon suami?" Tanpa basa basi Tristan langsung masuk, membuat Yuda dan beberapa pengunjung memandang bingung ke arah Tristan."Oopss." Tristan nyengir lebar kemudian berjalan menghampiri Yuda di meja kasir."Apaan si lu. Datang-datang bukannya bilang salam, ini malah ngomong yang gak jelas," ucap Yuda."Gue masuk ya." Tristan masuk ke area kasir dan duduk di samping Yuda. Tristan lantas menceritakan pertemuannya dengan Vanya saat di cafe waktu itu."Jadi cowok itu bilang, kalau dia calon suami adik lu," ucap Tristan membuat Yuda terdiam. Ia yakin yang Tristan ceritakan adalah pria yang dimaksud oleh Mama. “Tapi kok Mama gak bilang sih kalau dia sudah resmi jadi calon suami Vanya” batin Yuda heran sekaligus penasaran dengan tampang pria itu."Ah baru juga ca

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status