Share

Sakit

Penulis: Lystania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-09 09:22:47

Sejak kejadian di luar dugaan itu, Vanya sama sekali tak ingin melihat Charles. Sebenarnya ia ingin mencoba membujuk, meluluhkan Hati Vanya lagi, tapi ia sendiri bingung harus mulai dari mana. Karena setiap bersama dengan yang lain, Vanya bersikap seperti biasa. Ia tetap melayani Charles, tapi saat mereka berdua saja, sikap Vanya langsung berubah.

Sayup-sayup terdengar suara ayam berkokok, membuat Vanya terbangun. Ia duduk di tepi ranjang sambil mengucek-ngucek matanya. Matanya melirik ke arah jam di dinding yang masih menunjukkan pukul setengah lima pagi. Saat ia ingin melangkahkan kaki, ia tersandung dan jatuh menimpa Charles.

“Ngapain dia tidur di dekat sini? Biasanya dia tidur agak jauh kesana” gumam Vanya seraya ingin bangun. Namun tangannya diraih oleh Charles. Tak ada kata-kata, namun Vanya dapat merasakan suhu badan Charles tidak seperti biasanya.

"Cepatlah," ucap Vanya saat Charles ogah-ogahan pindah ke atas tempat tidur.

“Masih judes aja” batin Charles. Ia bangun dan naik ke atas ranjang.

"Kamu mau kemana?" tanya Charles yang meringkuk di balik selimut.

"Mandi lah, emang mau ngapain!" serunya sengit sambil meninggalkan Charles.

Charles meraih bantal dan memeluknya. Rasanya sangat sedih saat sakit tapi tidak mendapat perhatian.

Selesai membereskan diri, Vanya keluar kamar menuju dapur. Ingin membuatkan bubur untuk Charles.

"Pagi-pagi kamu sudah masak?" Erin mengejutkan Vanya yang tengah mengaduk masakannya.

"Ini masak bubur buat Charles. Demam dia, Ma," ucap Vanya.

"Kok bisa? Mama lihat dia ke kamar dulu ya," ucap Erin meninggalkan Vanya di dapur.

Erin mengetuk pintu kamar Charles dan masuk. Ia menghampiri anak sulungnya itu dan membuka sedikit selimutnya.

"Kok kamu bisa demam? Perasaan kemarin sehat-sehat aja." Erin meletakkan punggung tangannya di dahi Charles.

"Gak tahu juga, Ma. Tiba-tiba aja demam," jawab Charles sembari meringkuk kembali di balik selimut.

"Ya sudah kamu istirahat aja ya." Erin meninggalkan Charles.

***

Vanya membawakan bubur yang telah dimasaknya tadi ke kamar, sementara Erin mengambil alih Charlos selama Vanya merawat Charles yang tengah sakit. Kalau bukan karena permintaan Erin agar Vanya saja yang merawat Charles, ia ogah. Ia masih malas dengan Bapaknya Charlos itu.

Vanya meletakkan nampan berisi bubur di meja samping tempat tidur dan menyuruh Charles untuk makan. Namun begitu kembali dari kamar mandi, nampan itu tak bergerak.

"Kamu gak makan?" Vanya menyibakkan selimut yang menutupi Charles.

"Makan tapi mau disuapin." Wajahnya tampak memelas memandang Vanya.

Vanya mengambil bubur itu dan duduk di samping Charles.

"Nih makan," ucap Vanya sambil mengarahkan sendok ke mulut Charles. Semangkuk penuh bubur itu habis tak sampai lima menit.

"Boleh tambah gak?" tanyanya saat Vanya hendak mengangkat nampan itu.

"Kamu lapar apa gimana sih? Biasanya orang sakit males makan, ini malah doyan." Vanya bingung.

"Ya mau gimana lagi, buburnya enak. Rasanya beda dari yang biasa Mama masak," ujar Charles yang kemudian meminum segelas air yang dibawa Vanya.

"Jadi bubur buatan Mama gak enak?" Erin masuk ke kamar dengan menuntun Charlos.

"Eh bukan gitu, Ma. Maksudnya bubur Mama enak, bubur yang ini juga enak."

"Yang masak buburnya itu Aminya Charlos. Tadi Charlos juga lahap lo makannya," ucap Erin.

Vanya tersenyum, kemudian berlalu pergi ke dapur untuk mengambil bubur lagi.

"Kalian baik-baik aja kan?" tanya Erin to the point.

"Baik-baik aja, Ma. Nggak ada masalah," dusta Charles. Tak mungkin dia menceritakan masalahnya pada Erin, yang ada dia yang bakal dimarahin Erin habis-habisan.

"Awas aja ya kamu berani macam-macam sama Aminya Charlos," ancam Erin serius. Charles nyengir sambil membentuk tanda damai dengan jarinya.

***

Setelah selesai makan dan minum obat, Charles tak dibiarkan untuk sekedar nonton tivi di ruang tengah dengan yang lain, Erin langsung menyuruhnya masuk ke dalam kamar, begitu juga dengan Vanya.

"Gak apa-apa. Biar Charlos sama kita di sini. Kamu temani dia aja di kamar," ucap Erin saat Vanya berkata masih ingin bermain dengan Charlos. Ia mengiyakan perkataan Erin dan mengikuti Charles masuk kamar.

Berhubung Charles masih sakit dan Vanya juga masih punya perasaan, ia akan membiarkan Charles untuk tidur di ranjang. Namun sayangnya, Erin malah mengajak Charlos untuk tidur bersamanya agar Vanya bisa fokus menjaga Charles hingga sembuh.

"Kamu ngapain?"

"Tidur," sahut Charles seraya melebarkan selimut di lantai.

"Kamu tidur aja di atas."

"Terus kamu?"

"Tidur di atas juga," jawab Vanya singkat.

"Jadi kita tidur sama-sama disini?" tanya Charles lagi sambil menepuk-nepuk kasur.

"Iya. Kamu di ujung sana, aku di sini." Vanya memasang pembatas di antara mereka dengan guling.

Sembari menunggu kantuk datang menghampiri, Vanya duduk di depan meja rias dan mengoleskan masker berwarna hijau di atas kulit mukanya. Menunggu masker di wajahnya mengering, ia mengambil handphonenya dan berselancar di dunia maya. Ia melirik Charles yang tampak gelisah.

"Kamu kenapa kayak cacing kepanasan? Kesana kemari gak karuan." Vanya menyingkap sedikit selimut yang dipakai Charles.

"Haus."

"Haus?" ulang Vanya bingung. "Kamu kan tinggal minum?" Vanya menunjuk gelas berisi air yang ada di meja sampingnya.

"Haus yang ini mana bisa cuma dengan air minum aja."

Kening Vanya berkerut.

"Haus kasih sayang," ucap Charles mesem-mesem mencoba membuat Vanya tersenyum dengan gurauannya.

Mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu, Vanya hanya menyunggingkan senyum sepele padanya.

"Awas kamu melewati batas!" seru Vanya. Matanya melotot pada Charles.

Di luar Charles boleh gagah dengan pakaian dinas dan pekerjaannya, tapi bila sudah berhadapan dengan Aminya Charlos, dia berubah seratus delapan puluh derajat. Apalagi bila Vanya sudah ngambek seperti ini, ia tak tahu harus bersikap seperti apa. Namun bila dibiarkan berlarut-larut, ia sendiri yang rugi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

  • DUDA POLISI BUCIN   Surprise

    Hari-hari berjalan seperti biasa, meski telah tidur terpisah selama kurang lebih satu bulan. Vanya tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan istri. Ia tetap melayani suaminya. Seperti pagi ini, ia pun tak keberatan untuk mengantarkan Charles ke kantor. Setelah menempatkan Charlos pada kursi khusus anak yang terpasang di kursi belakang, mereka meninggalkan rumah dan menuju kantor Charles."Kalian mau langsung pulang atau ada tujuan lain?" tanya Charles sebelum turun dari mobil."Mampir ke tempat Mama boleh kan?"Charles mengangguk seraya membelai lembut lengan Vanya. "Kalian hati-hati ya."***Vanya berada di rumah Mama, hingga selesai jam makan siang. Seperti tahu anak dan cucunya akan datang, Mama memasak makanan kesukaan Vanya. Ia makan dengan lahap sementara Charlos diurus oleh Mama."Wuih, hebat nih cucu Oma makannya habis," ucap Mama girang sambil bertepuk tangan yang kemudian diikuti oleh Charlos. Mama kemudian membersihkan mulut Char

  • DUDA POLISI BUCIN   Pisah Ranjang

    Rumah baru dengan satu lantai dan halaman yang cukup luas itu, penuh dengan keluarga Vanya dan juga Charles. Setelah mengucap doa dan syukur, mereka bergantian menikmati makanan yang telah tertata rapi di meja panjang. "Cuman makan sayur aja? Kamu diet," ucap Nana saat melihat piring yang dipegang Vanya. "Mau diet apa coba, Kak. Vanya sudah gini," ucap Vanya sambil melihat badannya. Gak gemuk gak kurus juga sih."Iya kamu gak usah diet-diet ya, tapi jangan juga sampe bablas," timpal Mama."Iya, Ma," sahut Vanya.Jarum jam mulai menunjuk ke pukul tiga sore, saat beberapa keluarga sudah mulai pamit pulang. Dengan didampingi Vanya, Charles mengantarkan keluarganya yang pamit pulang. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada mereka, karena telah bersedia hadir di acara ini. Vanya dibantu Bu Sum, membereskan meja makan kemudian membawa beberapa piring dan gelas yang kotor ke dapur."Bu Vanya di depan saja, biar saya yang bereskan, Bu," ucap Bu Sum saat melihat

  • DUDA POLISI BUCIN   Air Mata

    Sepanjang jalan Charlos yang duduk di pangkuan Erin terus berdecak kagum melihat gedung-gedung tinggi dan ramainya kendaraan di jalan raya. Rona wajahnya sama dengan cuaca pagi ini, sangat cerah. Seperti tahu ia akan berkunjung ke makam ibunya saja. Empat puluh lima menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di pemakaman umum tempat Kirana beristirahat untuk selamanya."Mobilnya Charles," ucap Erin seraya menunjuk mobil besar dengan warna hitam yang terparkir di bawah pohon."Iya, Ma," jawab Vanya sambil menoleh."Sayang, kamu duluan ya. Biar Mama beli bunga dulu," suruh Erin. Dengan menggendong Charlos, Vanya masuk ke area pemakaman yang dipenuhi pepohonan. Ia melangkahkan kaki pasti menuju pusara Kirana, istri pertama suaminya itu."Hai sayangku yang akan selalu mengisi hatiku," sapa Charles sambil mengusap nisan bertuliskan nama istri pertamanya itu. Sapaan yang terdengar jelas di telinga Vanya. Yang akan selalu mengisi hati ku.Kalimat itu berputar

  • DUDA POLISI BUCIN   Gangguan

    Setelah melalui segala macam pertimbangan, dengan berat hari Erin akhirnya memperbolehkan Charles, Vanya, dan juga Charlos untuk pindah ke rumah sendiri. Bukan hari ini, namun masih beberapa hari lagi. Erin sengaja mengulur waktu, karena memang ia masih berat untuk melepas mereka pergi dari rumah. Setelah dari bayi ia merawat cucu pertamanya, mulai dari hanya bisa menangis, sampai sekarang sudah terus mengoceh tak bisa diam. Ia merasa sangat kehilangan. Ditambah lagi dengan Vanya, menantu yang sangat baik dan selalu bisa membuatnya senang.Ia membantu Vanya berkemas-kemas di kamar Charles. Memasukkan baju-baju Charlos ke dalam koper dan beberapa perlengkapannya ke dalam kardus."Mama sedih lo kalian pindah dari sini," ucap Erin sambil melipat baju Charlos."Vanya sebenarnya juga sedih, Ma. Sudah kerasan di sini. Walau sekarang Vanya sudah gak kerja lagi, Vanya tetap merasa happy, gak kesepian."Punya mertua dan ipar sebaik dan seramah keluarga Cha

  • DUDA POLISI BUCIN   Perang Dingin

    Dengan mengendarai mobil Sandra, Vanya melajukan mobil diatas jalan yang masih basah akibat hujan yang baru saja reda."Belakangan ini Mama lihat kamu sepertinya sedang perang dingin dengan Papanya Charlos ya?""Ah enggak kok, Ma. Perasaan Mama aja kali," elak Vanya.Meski tak segalak awal-awal waktu kejadian itu, sikap Vanya memang masih sedikit berbeda dengan Charles. Erin beberapa kali memergoki Vanya yang mengacuhkan Charles."Kamu bilang aja sama Mama kalau Charles macam-macam sama kamu ya, biar Mama yang kasih pelajaran sama dia," ucap Erin."Iya, Ma." Vanya mengiyakan ucapan Erin. Walau kenyataannya, itu tidak mungkin dilakukannya. Sebisa mungkin, ia berusaha mengatasi masalahnya sendiri.Mereka tiba di kantor Frans tepat jam makan siang bersamaan dengan datangnya Charles."Kamu bawain rantang makan di kursi belakang ya," ucap Erin pada Charles sebelum masuk ke dalam kantor."Kamu masak apa?" tanya Charles pada Vanya."Gak masak. Bu Tuti ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status