Share

Bab 5 - Kecurigaan

Davina terdiam. Tubuhnya bergetar kala pertanyaan bernada datar itu terlontar dari bibir pria yang menatapnya dingin.

'Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau dia tahu?'

Ribuan kali sang ayah memperingatkan Davina agar tidak memicu kecurigaan keluarga Dawson, apalagi sampai membongkar identitasnya yang sebenarnya dan membuat pernikahan ini batal.

Tapi, apa ini? Dia tidak berbuat aneh dan Lucas sudah langsung mencurigainya!? Apa identitasnya akan terbongkar di hari pertamanya menikah!?

"I-itu …"

Davina terdiam, dia berusaha memutar otak untuk memberikan jawaban yang tepat. Namun, belum selesai dia berpikir, suara Lucas kembali terdengar berucap.

"Kenapa kau ketakutan seperti itu?" ujar pria tersebut dengan pandangan tajam. "Aku hanya bercanda,” imbuhnya datar.

Davina mengerjapkan matanya, bingung. Apa pria ini sungguh bercanda? Kenapa sepertinya wajah serius itu tidak menunjukkan demikian?

Lucas berdiri dari sofa, lalu menghampiri Davina. “Apa ini?” tanya pria itu dengan sudut bibir yang terangkat. “Apa mungkin tebakanku itu benar adanya? Bahwa kau bukanlah Eleana, putri tunggal keluarga Carter?"

Davina mengepalkan genggamannya, resah. Walau jantungnya berdebar keras, dia harus menunjukkan wajah penuh keyakinan.

Alhasil, Davina bersandar di kepala ranjang dengan alis tertaut. "Berhentilah bercanda, itu tidak lucu," ujarnya dengan usaha menutupi kegugupan. “Apa kau ingin menuduh ayahku memiliki anak simpanan?” tudingnya.

"Lagi pula kalau aku bukan Eleana, lalu siapa lagi?" Davina memaksakan diri untuk terlihat serius agar meyakinkan sosok yang menatapnya dengan sorot mata menyelidik. “Coba beri tahu aku.”

Untuk beberapa saat, Lucas hanya terdiam. Namun, mata elangnya diketahui bisa menembus kebohongan apa pun, dan sekarang … dia mencium adanya keanehan dari sosok Davina.

Tangan Lucas mendarat di leher putih dan mulus Davina, membuat gadis itu tersentak saat tersadar pria itu agak mencekiknya.

“Jangan bermain-main denganku, gadis kecil," kata Lucas dengan nada dan pandangan dingin. “Jangan membuat pernikahan yang sudah tidak kuinginkan terjadi ini menjadi semakin buruk!”

Mendengar ucapan itu, juga merasakan cekikan di lehernya, jantung Davina kembali berdebar kencang. Dia langsung membalas dengan susah-payah, "Kalau kau tidak menginginkannya, kenapa tidak menolak saja?!"

Lucas memicingkan mata dengan rahang yang mengetat. Pertanyaan yang dilontarkan wanita lugu yang menatapnya dengan mata bergetar menelisik rasa penasarannya, membuat tangannya yang mencekik leher wanita itu terlepas.

“Kamu bilang apa?” balas Lucas.

"Tidak mengenal, juga tidak cinta, harusnya itu alasan yang cukup untuk tidak menikah," ucap Davina dengan tangan menyentuh lehernya, merasa Lucas meninggalkan jejak panas dan mengerikan di sana.

"Cinta?" Lucas mendengus dingin mendengar omong kosong Davina, raut wajahnya kian mengelap "Aku tidak akan membuang-buang waktu hanya untuk berkutat dengan hal konyol seperti itu."

Lucas menjauhkan dirinya dari Davina.

"Tujuanku hanya satu. Meneruskan wasiat kakek," Lucas menatap Davina dalam, “Dan, aku pun bisa mengamankan kedudukan pewaris.” lanjutnya.

Lucas tertawa rendah. "Kurasa itu jauh lebih bernilai daripada sekedar kata cinta," desisnya dingin sebelum berbalik untuk berjalan meninggalkan ruangan.

'Pria ini mengerikan.' Davina bergidik. ‘Kalau dia tahu aku bukan Eleana–’ Ia tertohok oleh kenyataan.

Davina tak pernah menyangka bahwa dia telah terperangkap dalam pernikahan yang hanya dilandasi oleh harta dan kuasa semata.

Ini pastilah alasan sebenarnya sang ayah memutuskan untuk mengirimnya alih-alih Eleana, untuk menikahi pria dingin nan kejam ini. Sang ayah pasti takut kalau pria ini akan menyakiti Eleana—sang putri kesayangan.

“Sembunyikanlah.”

Ucapan Lucas membuat Davina mengalihkan pandangan. “Apa?” Dia melihat Lucas menghentikan langkah dan menoleh dari balik pundaknya.

“Kalau memang kau bukan Eleana Carter, sebaiknya sembunyikan itu dan jangan sampai ada yang tahu,” tegas Lucas. “Aku tidak peduli meskipun kau bukan Eleana Carter. Selama semua orang percaya, maka nyawamu akan aman. Akan tetapi, kalau tidak ….” Mata pria itu memicing dingin, tapi tidak melanjutkan ucapannya.

“Aku adalah Eleana! Dasar pria tidak waras!” maki Davina, merasa frustrasi bercampur murka. Pria itu jelas-jelas sedang mengancamnya!

Menatap sepasang mata cokelat wanita itu memancarkan tekad, Lucas tersenyum mengejek. “Bagus.” Kemudian, dia pun kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya seraya berkata, “Segera berkemas, kita harus ke rumah sakit."

Mendengar itu, Davina mengerjapkan mata. "Untuk apa?"

Pandangan Davina beralih pada botol obat yang belum sempat disentuhnya.

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu ke rumah sakit, cukup minum obat dan berbaring sebentar," ujarnya berbesar hati.

Lucas berbalik dan menatap wanita itu jengah. "Jangan menghargai dirimu setinggi itu," sergahnya sinis.

"Apa kau pikir dirimu begitu penting, sampai harus kubawa ke rumah sakit?"

Jujur, Davina agak tersinggung, tapi dia telan harga diri itu dan bertanya, "Jadi? Untuk apa kita ke rumah sakit?"

"Untuk menemui seseorang yang merencanakan pernikahan konyol ini,” jawab Lucas. “Kakekku.”

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status