Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran

Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran

last updateHuling Na-update : 2024-02-10
By:  Muthi Mozla Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
31 Mga Ratings. 31 Rebyu
30Mga Kabanata
1.2Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Hidup Rossa berubah drastis ketika seorang juragan tanah menawarinya untuk menjadi pelakor bayaran dalam misi menjatuhkan lawan bisnis pria itu! Demi keluarganya yang butuh dihidupi, penyanyi dangdut kampung itu pun menerimanya. Cap pelakor pun diabaikannya sampai ... Rusydi, cinta pertamanya, datang kembali di kehidupan wanita berparas Timur Tengah itu. Lantas, mampukah Rusydi meyakinkan Rossa keluar dari pekerjaan itu?

view more

Kabanata 1

#1 - AMARAH IBU MERTUA

Kuburan Soleh, lelaki yang menikahi Rossa dua hari lalu, masih basah. Rossa alias Rosmalawati, hari ini kembali berziarah ke makam suaminya yang ketiga ini. Ia tidak menyangka bila nasib suami barunya ini akan sama seperti kedua suami sebelumnya. Karena kejadian berulang inilah akhirnya tersemat julukan untuk Rossa sebagai perempuan terkutuk. Meski sudah tiga kali menikah, perempuan itu masih perawan. Ketiga suaminya mati sebelum mereguk manisnya malam pertama pernikahan.

Kedua mata bulat wajah khas Arab itu masih sembab dan basah. Semalaman Rossa menangis. Seharian kemarin tak satu pun bulir nasi mengganjal perut kosongnya. Hanya air putih melepas dahaganya. Jemari Rossa mengelus lembut nissan papan kayu bertuliskan nama suaminya.

“Maafin Rossa, Bang. Karena menikahi Rossa, nasib abang menjadi sial begini,” lirih Rossa.

Lalu wanita itu berguncang bahunya. Ia menangis sesenggukan. Hingga tanpa disadari, sepasang kaki berbalut celana bahan panjang berwarna hitam sudah berdiri tepat di sebelahnya. Suara bass pemilik kaki itu mengucapkan salam. Rossa menoleh dan terperanjat kaget melihat siapa empunya kaki dan suara tadi. Dijawabnya salam itu sekenanya.

“Bang Rusydi? Kapan datang?” tanya Rossa dengan menyunggingkan seulas senyum tipis. Ia pernah menaruh harapan pada lelaki yang kini bertatap muka dengannya. Namun dengan kesadaran hatinya, Rossa memupuskan perasaannya sendiri tanpa pernah tahu bagaimana perasaan Rusydi padanya. Tapi memang pemuda itu terlihat berbeda dengan pemuda kampung lainnya. Rusydi sama sekali tidak terlihat tertarik pada Rossa yang memiliki paras paling cantik di desa ini.

“Semalam, Ros. Maaf abang telat datang setelah mendengar berita kepergian Soleh. Abang juga tidak bisa menghadiri acara sakral kalian berdua tempo hari karena padatnya aktivitas.” Pemuda itu menundukkan pandangannya lalu beralih memerhatikan gundukan tanah yang masih baru di hadapannya.

“Sebentar, ya, Bang Rusydi. Rossa pamitan dulu.” Rossa lalu sedikit membungkuk, mengairi makam dengan air mawar dan menaburi bunga-bunga di atasnya. Lalu perempuan itu mengucapkan salam ke makam suaminya dan berpamitan.

“Silakan berziarah, Bang Rusydi. Rossa pamit pulang duluan.” Rossa membetulkan letak kerudungnya seraya beranjak meninggalkan Rusydi tanpa sedikit pun menoleh. Perempuan itu tahu betul bagaimana menjaga sikap terhadap orang lain yang bukan mahrom setelah kematian suaminya.

Rusydi menoleh sesaat. Menatap nanar punggung wanita yang sudah tiga kali menjanda itu. Lalu fokusnya teralih kembali pada pekuburan sahabat karibnya sejak kecil, Soleh. Pemuda itu terlihat menundukkan kepalanya. Lalu ia menengadahkan kedua tangannya selayaknya mendoakan.

###

Setibanya di rumah, ibu mertua Rossa menyambut dengan wajah memerah dan mata melotot sangar. Kedua tangannya bertolak pinggang.

“Beraninya elu keluyuran keluar rumah tanpa izin gue, hah? Noh, cucian numpuk segunung. Dasar menantu nggak guna, pembawa sial!” Emak Nani masih mencak-mencak tanpa jeda. Omelannya diulang-ulang beberapa kali.

“Maafin, Rossa, Mak. Maaf, Mak.” Rossa meringis ketakutan dan meminta ampun. Seumur hidupnya belum pernah ia diperlakukan dengan kasar oleh kedua orang tuanya. Bahkan ayah tirinya, Pak Kasimin, juga bersikap lemah lembut terhadapnya.

“Maaf, maaf aja bisanya. Nggak becus ngurusin kerjaan rumah. Dasar anak TKW. Pergi aja lu ngerantau ke Arab nyusulin kuburan bapak kandung elu. Nerusin ilmu pembantu emak elu tuh. Mantu kagak guna emang.”

Rossa menerima dirinya dihinakan. Tapi bila sudah membawa nama kedua orang tuanya, dadanya bergemuruh menahan emosi. Bila bukan ibu mertua mungkin sudah ia balas segala makian terhadapnya ini.

“Tapi, Mak. Sebelum keluar rumah, Rossa sudah cuci semua piring yang kotor. Mungkin itu piring-piring kotor yang baru, Mak. Rossa juga keluar rumah hanya ke makam Bang Soleh. Rossa habis nyekar, Mak.”

“Halah, banyak alasannya. Gue nggak mau tahu. Tuh cucian udah numpuk lagi. Cucian baju sama setrikaan juga. Gue pulang dari pasar nanti semua kudu udah beres. Titik.” Selesai mengomel Mak Nani meloyor menuju kamarnya untuk mengambil jilbab kaus.

“Satu lagi. Ini yang perlu elu ingat terus. Anak gue mati itu gara-gara elu. Kalau nggak nikah sama elu, pasti dia masih hidup sampai sekarang. Ini sebab elu kasih racun buat anak gue.”

“Ya Allah, Mak. Rossa berani bersumpah, Mak. Rossa nggak ngelakuin apa-apa sama bang Soleh, Mak.”

“Bohong elu. Buktinya habis minum air botol yang elu kasih, Soleh mendadak gelagapan. Napasnya sesak. Pasti elu racunin, kan.” Mak Nani memelototi Rossa yang sudah semakin terisak dan berguncang bahunya. Rossa menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia yakin dirinya tak bersalah.

“Atau jangan-jangan, elu ini tukang santet ya? Kedua suami elu sebelum Soleh juga mati mendadak dan misterius. Pasti elu pakai ilmu guna-guna supaya awet muda, kan? Ngaku aja sama emak.” Mak Nani semakin menjadi-jadi menuduh Rossa sebagai tukang tenung. Benar-benar fitnahan wanita paruh baya yang mulutnya tajam melebihi silet itu begitu keji bukan main.

“Cukup, Mak. Cukup! Kasihan Rossa. Semua yang emak tuduhkan itu belum terbukti. Kita masih menunggu keputusan dari polisi.” Suara Rahma, kakak ipar Soleh, sedikit membuat Rossa lega. Perempuan berhijab itu mengusap bahu Rossa dengan lembut.

“Nggak usah sok-sokan ngebela perempuan terkutuk ini, Rahma. Kamu itu mantu kesayangan emak. Seharusnya kamu memihak pada emak. Bukan pada perempuan yang baru kamu kenal beberapa hari ini.” Mak Nani mencibir dengan sangat ketus. Rossa menyeka bulir air mata yang hampir terjatuh ke atas lantai.

“Rahma, antar emak ke pasar. Urusan rumah biar Rossa yang beresin.” Mak Nani menarik lengan baju Rahma dan menyeretnya meninggalkan rumah. Rahma sempat menoleh ke arah Rossa dan menatapnya dengan iba. Rossa hanya mengangguk, mengizinkan kakak iparnya pergi mengantar ibu mertua mereka.

Sepeninggal Mak Nani dan Rahma, Rossa bergegas mengerjakan apa yang dipesankan ibu mertuanya tadi. Cucian piring yang tiba-tiba kembali menggunung kini sudah bersih. Padahal sebelum berziarah ia sudah memastikan tidak ada satu pun peralatan kotor yang tersisa atau tertinggal. Entah ini ulah siapa.

Lalu bergegas Rossa memeriksa keranjang cucian pakaian kotor. Ada beberapa tumpuk baju, termasuk pakaian-pakaian mendiang suaminya yang nanti akan dibagikan. Sambil menunggu mesin cuci terairi dengan cukup, wanita itu memilah-milah. Setelah dirasanya cukup, ia pun merendam dan memutar knop pencuci. Beres dengan urusan pakaian kotor ini, lalu ia bergegas ke ruangan lain di mana setrikaan sudah menumpuk.

Rumah ini begitu besar untuk ukuran rumah perkampungan. Keluarga Mak Nani memang cukup kaya. Konon katanya hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Di rumah ini banyak terdapat ruangan hingga membuat lelah jika harus membenahinya seorang diri.

Ketika kelelahan, Rossa menjadi mengantuk. Ia menguap beberapa kali. Ketika di puncak kepenatan, sayup-sayup ia mendengar sebuah suara menyebut namanya dengan lirih, sebelum akhirnya kedua mata bundarnya benar-benar terpejam.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

10
100%(31)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
31 Mga Ratings · 31 Rebyu
Sulatin ang Repaso
user avatar
Piki
Rossa kasihan suamimu si Rusyadi ...
2024-01-25 09:06:43
0
user avatar
Ida-Nz
bagus ceritanya menarik untuk dibaca dan seru
2024-01-24 21:11:48
0
user avatar
FitrianiYuriKwon
lagi dong Thor, nagih banget sama ceritanya...
2024-01-24 19:41:27
0
user avatar
Sigma Rain
ceritanya bagus
2024-01-24 15:51:03
0
user avatar
Alya Feliz
ceritanya menarik
2024-01-24 13:17:36
0
user avatar
Miss_Pupu
suka sekali dengan ceritanya.
2024-01-24 09:22:57
0
user avatar
Muezza
bagus ceritanya
2024-01-24 07:52:44
0
user avatar
Seccomander
judulnya udah menggoda, covernya bagus, apalagi ceritanya. Semangat update Thor
2024-01-24 06:42:54
0
user avatar
EL Dziken
pelakor bayaran? cerita yang unik dan bikin penasaran, apakah Rossa akan menemukan cintanya?
2024-01-24 05:34:33
0
user avatar
Haifa Dinantee
seru nih ceritanya...
2024-01-24 00:45:09
0
user avatar
Piki
semangat kak
2024-01-23 23:43:05
0
user avatar
Ayesha Razeeta
alurnya bagus ini. lanjut baca ah sampai tamat.
2024-01-23 22:35:16
0
user avatar
Maesaro Ardi
ceritanya bagus banget. rekomendasi ini
2024-01-23 22:00:08
0
user avatar
Laras_7779
Bisa yok Rusydi meyakinkan Rosa. Next Kak
2024-01-23 20:15:08
0
user avatar
Kerry Pu
menarik nih. wajib baca
2024-01-23 19:58:02
0
  • 1
  • 2
  • 3
30 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status