Arya akan tetap tinggal bersama Jason selama beberapa hari, iya masih memantau dan mengingat-ngingat lelaki yang wajahnya sudah ada di layar setelah mengingatnya area pernah melakukan meeting dengan orang tersebut bersama pimpinan YG Company.Ya aku tidak salah lagi dia adalah asisten pribadi pimpinan itu, berarti benar jika pimpinan YG Company adalah pemilik pabrik kimia itu. "Yordan, ya seingatku Elmira menyebut nama kakaknya adalah Yordan dan akhirnya aku menemukanmu.Arya menancapkan ballpoint yang dipegangnya pada meja, kini ia tahu siapa dalang pembunuhan adiknya iya harus mengumpulkan banyak bukti untuk menjerat lelaki itu, lelaki yang kebal hukum karena perlindungan aparat di balik layar.Kini tugas Arya semakin berat ia juga harus mencari siapa pelindung Yordan."Apa yang kau lakukan," tanya Jassen yang baru muncul dari arah toilet. "Kau merusak meja aku, kau ini ini jika marah jangan melampiaskannya pada meja aku,""Aku akan menggantinya lagi pula
Aku harus membalas apa ini, pikirnya. Dibalas lah sesuai apa yang ia pikirkan ia menjawab sekenanya saja, "Iya ini aku."Elmira melompat-lompat di atas tempat tidur, Iya berteriak heboh mengetahui Arya juga menyukainya, pipinya memerah rasanya panas sekali ia mengibas-ngibaskan tangannya untuk meredakan rasa panas di wajahnya."Ya ampun apakah ini nyata," Iya memukul pipinya sendiri masih tak percaya jika itu kenyataannya Iya tidak bermimpi."Apa kita akan berkencan?" balas Elmira.Sudah sepuluh menit tapi Arya belum membalasnya, pesan itu sudah centang biru."Kenapa lama sekali, Dia mau nulis apa sih? Dari tadi ngetik mulu." Omel Elmira menatap layar hapenya pada aplikasi hijau."Tapi kalau kencan bagaimana aku keluarnya," gumamnya.Semua Jendela dan pintu balkon kini terkunci, itu Yordan lakukan ketika Elmira pulang. Flasback Elmira mengendap-endap masuk ke dalam mansion melalui pintu belakang, sebelumny
Selesai salat subuh Arya duduk membaca Alquran, ia menyelesaikan bacaannya hingga matahari telah terbit di ufuk barat, menemui Jassen, dan berpamitan kepadanya. Pagi ini Iya akan pulang."Jas, gue pamit pulang ya, udah janji sama mama balik hari ini,""Hati-hati bro, sala sama Tante Sandra ya, juga si kecil Ai,""Nanti pasti di sampe'in." Arya masuk ke dalam mobil Mili, mobil itu akan mengantar Arya sampai di rumah.Di perjalanan, Arya melihat asisten pribadi Yordan yang sedang berdiri di pinggir jalan dengan beberapa orang lainnya, ia meminta Mili berhenti sejenak Arya memperhatikan apa yang akan di lakukan para orang-orang Yordan itu."Mili ikuti mobil yang baru bergerak di ujung sana, kita pantau mereka dari jauh."Mili mengikuti perintah Arya, dengan jarak yang tidak terlalu dekat mereka memantau dua mobil yang bergerak yang tak lain adalah mobil Mark.Mobil itu melaju keluar dari kota Jakarta, "Apa kita tetap mengik
Aduh bagaimana menjelaskannya jika begini, jika papa tau aku ingin mendekati adiknya untuk mengambil keuntungan, pasti ia takkan setuju, pikirnya."Pa, Elmira tidak tahu apa-apa aku sudah menyelidikinya bahwa gadis itu itu sama sekali tidak mengerti bisnis ilegal yang dilakukan kakaknya serta kegiatannya sebagai mafia," jelas Arya."Mengapa kamu membelanya! Apa kamu mulai mencintainya? Hentikan perasaan itu karena Papa tidak akan menyetujuinya."Arya mengusap kasar wajahnya, Iya bingung harus menjelaskan seperti apa pada papanya."Pa, percaya padaku apapun yang aku lakukan untuk membalaskan apa yang telah terjadi kepada Aryo dan Lily,""Tapi tidak dengan bermain perasaan Arya," sentak Adi."Oke, bila itu yang Papa mau, Aku tidak akan bermain perasaan Pa tolong percaya padaku,""Ingat dengan ucapanmu ini Arya." tekan Adi.Arya keluar dari ruang kerja papanya setelah menurutnya tidak ada lagi yang perlu dibahas, Adi menghempaskan tubuhnya pada kurs
Dari gerbang El melihat Arya yang sedang bermain dengan Ai.Ia melambaikan tangannya begitu Arya mendongak ke pagar."Ai, main sama mbak Ina lagi ya, papi ada perlu sebentar."Bocah kecil itu mengangguk dan kembali pada Ina pengasuhnya, Arya melihat ke luar gerbang dimana gadis itu masih menunggu di sana.Ia memeriksa sekitar memastikan papanya tak ada disana, lalu ia menghampiri El. "Hai," El melambai kembali begitu Arya sudah mendekat. Ia seperti menyelipkan anak rambut padahal itu ekspresi ia menutupi malunya."Baru datang?" tanya Arya."Hm,""Kita bicara di luar saja, tunggu disini aku akan ambil motor," ujar Arya."Baik," sahutnya. Ia menunggu Arya yang hendak mengambil motornya. Begitu Arya tiba ia memberi El helm, Arya memakaikan helm itu pada El, membuat El salah tingkah.Wajahnya panas, jantungnya berdetak tak beraturan lagi, 'Oh Tuhan, tolong kondisikan hatiku.' bisik hati El.'Uh so sweet banget sih, meleleh aku, ah tolong
Arya dan Elmira menikmati waktu berdua hingga sore hari, mereka berbincang bermain pasir dan bermain air di danau keseruan yang belum pernah Elmira rasakan sebelumnya.Karena waktu sudah menunjukkan sore hari Arya memutuskan untuk pulang, "Ayo kita pulang sudah sore dan sebaiknya aku mengantarmu,""Ya sudah ayo kita pulang." Keduanya berjalan beriringan menuju ke parkiran motor mereka. Sejak tadi Elmira tersenyum malu-malu mencuri pandang pada Arya.Di atas motor Elmira memeluk erat pinggang Arya kemudian dia membisikkan ucapan terima kasih untuk hari ini."Makasih ya, uda temenin aku hari ini, aku seneng... banget, sumpah ini adalah hari yang terindah untukku." Arya menanggapinya dengan senyuman."Kamu tau nggak senyum kamu itu, mengalihkan duniaku, aku serasa terus terbayang-bayang." Celotehnya.Arya tak menanggapi ucapan Elmira dia hanya tersenyum mendengarnya terus berceloteh riang."Eh, antar aku ke kontrakan, aku n
Arya merasa kasihan kepada Elmira yang tinggal di kontrakan sempit dan kecil, keesokan harinya ia menyempatkan diri untuk mengantar makanan untuk gadis itu, tentu saja Elmira menyambut antusias kedatangan Arya.Ia makan dengan lahap apa yang telah dibawa oleh orang yang paling ia cintai, El sudah menawarkan untuk makan bersama tapi Arya menolak Ia hanya melihat Elmira."Setelah ini, mau kah temani aku mencari beberapa barang untuk perlengkapan kontrakanku," kata El disela makanya."Selesaikan makanmu baru bicara," sahut Arya yang tak suka bila sedang makan berbicara."Baiklah bawel." sahutnya.selesai makan l membersihkan bungkusan yang dibawa oleh Arya, dan Iya duduk berhadapan dengan Arya di kursi plastik yang di sediakan oleh pemilik kontrakan."Bisakan temani aku mencari beberapa barang please?" El mengatupkan telapak tangannya memohon kepada Arya agar menemaninya."Bersiaplah, Ayo cepat Jangan lama-lama," mendengar
Kini Arya telah berada di ruang penyekapan yang jauh dari kota, bangunan terpencil di tengah hutan itu memang sengaja dibuat oleh Yordan untuk menyekap orang-orang yang telah merugikannya ataupun yang mengetahui bisnis ilegal nya.Arya ditarik dengan paksa oleh Mark dan seorang pengawal yang ia bawa, dengan kondisi tangan terikat ke belakang dan mata yang tertutup membuat area hanya bisa pasrah dibawa kemana oleh mereka.Sampai di ruangan yang berbau anyir Arya diikat kedua tangannya dan juga kakinya dengan rantai, Arya bisa mencium bau darah di sana mungkin bekas seseorang yang telah mereka bunuh.Setelah kaki dan tangannya terikat barulah mereka melepaskan ikatan pada matanya dengan paksa. Ia menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya beberapa kali agar penglihatannya tidak kabur. Dan benar saja lantai itu penuh dengan bekas darah, bau anyir yang begitu menyengat.Arya menatap tajam pada Mark, yang ditatap hanya tersenyum Smirk seraya mengejek kini Arya ti