/ Urban / Di Ambang Gila / Bab 24: Tali Penghubung

공유

Bab 24: Tali Penghubung

last update 최신 업데이트: 2025-10-07 22:45:51

Tiga hari berlalu tanpa kabar.

Bagi Ares, itu adalah siksaan yang lambat dan membakar. Dia mencoba melukis, tetapi kanvasnya hanya dipenuhi dengan coretan-coretan gelap dan tidak berbentuk yang mencerminkan pikirannya. Dia mencoba membaca, tapi kata-katanya tidak ada artinya. Dia bahkan pergi ke lab Elara, berharap atmosfer keteraturannya dapat menenangkannya, tapi itu hanya membuatnya merasa seperti seorang penyusup.

Dia menghormati permintaannya. Dia tidak menelepon. Dia hanya mengirim satu pesan teks setiap pagi dan setiap malam:

Pagi: Aku di sini. Selalu.

Malam: Aku mencintaimu. Tidak peduli apa pun.

Tidak ada balasan. Sunyi itu menggema, lebih keras dari deru kota di luar jendelanya.

Pada hari keempat, ketakutan dan kemarahan Ares memuncak. Ketakutan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi padanya. Kemarahan pada dirinya sendiri karena membiarkannya pergi sendirian. Kemarahan pada ayahnya karena melakukan ini padanya.

Di
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Di Ambang Gila   Bab 42: Jejak dalam Kode

    Pesan di layar itu menggantung di udara yang mendadak terasa kering dan tipis, sebuah pertanyaan yang tidak hanya mencari jawaban, tetapi seolah-olah menguji sangat esensi dari keberadaan mereka. Font-nya yang sederhana, sans-serif, dan tanpa hiasan terasa seperti tatapan kosong dari sebuah entitas yang tidak memahami kehangatan, hanya logika dingin dari koneksi dan data. Setiap huruf berpendar dengan cahaya putih yang stabil, tanpa kedipan, tanpa jiwa.Lab terisolasi itu sunyi, hanya terdengar dengung rendah yang hampir tidak terdeteksi dari peralatan analisis dan desis halus sistem pendingin. Napas mereka tertahan, membeku di paru-paru. Leo berdiri seperti patung, wajahnya yang masih muda mencerminkan ketakutan murni yang belum terpoles oleh pengalaman menghadapi bahaya yang tidak terlihat. Ciptaannya, yang lahir dari kegembiraan dan keingintahuan, telah berubah menjadi jendela menuju sesuatu yang gelap dan tidak dikenal.Ares-lah yang pertama memecahkan kebekuan

  • Di Ambang Gila   Bab 41: Sinyal dari Bayangan

    Matahari telah benar-benar tenggelam, meninggalkan langit senja yang dilukis dengan warna ungu dan jingga. Taman di belakang Hub, yang beberapa saat lalu masih dipenuhi kehangatan dan nostalgia, kini terasa dingin dan berbahaya. Udara malam yang seharusnya menenangkan sekarang terasa seperti menyimpan bisikan-bisikan tak kasat mata.Leo menatap Ares, matanya membelalak ketakutan. "V-Vale? Tapi bukankah mereka sudah... tutup? Hancur? Anda sendiri yang bilang mereka hanya menginginkan efisiensi sempurna yang membosankan!"Elara sudah tidak lagi duduk. Dia meraih prototipe dari tangan Leo yang gemetar, jari-jemarinya yang lincah menari di atas panel kontrolnya yang masih primitif, mencoba mengisolasi sumber sinyal yang mengganggu itu. "Vale sebagai perusahaan mungkin sudah mati, Ares. Tapi ide-ide mereka... algoritma inti mereka... tidak pernah benar-benar hilang. Sebuah sistem yang dirancang untuk belajar dan beradaptasi tidak akan mudah mati; ia hanya akan tidur, at

  • Di Ambang Gila   Bab 40: Simfoni yang Belum Selesai

    Tahun-tahun berlalu bukan sebagai sebuah garis lurus, tetapi sebagai sebuah spiral—kadang-kadang mengembang ke dunia, kadang-kadang berkontraksi kembali ke inti mereka yang berantakan dan indah.Jaringan "jamur" dari Symbiosis Hub tumbuh, perlahan dan organik, persis seperti yang mereka harapkan. Sebuah Hub di Berlin yang fokus pada kolaborasi seni dan rekayasa suara. Sebuah Hub di Tokyo yang menyatukan kaligrafi tradisional dan pemrograman AI. Masing-masing unik, masing-masing mencerminkan komunitasnya, tetapi terhubung oleh benang merah yang sama: keyakinan bahwa kejeniusan sejati sering kali lahir di perbatasan yang berdebat antara disiplin ilmu.Ares dan Elara tidak lagi mengelola; mereka menghubungkan. Mereka menjadi penjaga gawang dari semangat gerakan tersebut, menghabiskan waktu mereka untuk mengunjungi Hub-Hub baru, bukan untuk mengaudit, tetapi untuk terinspirasi, untuk berbagi cerita, dan untuk mengingatkan setiap kurator bahwa aturan terpenting ada

  • Di Ambang Gila   Bab 38: Sebuah Permintaan dari Masa Depan

    Ketenangan yang mereka nikmati bukanlah ketiadaan masalah, melainkan sebuah ruang bernapas yang dalam dan disengaja. The Symbiosis Hub berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar ruang kolaborasi; ia menjadi semacam biara sekuler bagi mereka yang percaya bahwa keindahan lahir dari gesekan antara disiplin ilmu, antara rencana dan kejutan.Elara menemukan kegembiraan baru dalam mengajar. Bukan di auditorium universitas, tetapi dalam lokakarya kecil di Hub, di mana dia bisa membagikan tidak hanya metodenya, tetapi juga perjalanannya—kegagalannya dengan Venn, terobosannya dengan Ares, dan pelajarannya yang berkelanjutan tentang cinta sebagai kekuatan kreatif yang paling kuat.Ares, yang selalu gelisah dengan keramaian, menemukan ceruknya sebagai mentor bagi seniman muda yang terintimidasi oleh dunia komersial. Dia tidak mengajarkan teknik; dia mengajarkan ketahanan. Dia membagikan buku sketsa lamanya yang penuh dengan coretan yang gagal, menceritakan momen-momen

  • Di Ambang Gila   Bab 37: Keseimbangan Baru

    Kehadiran Karen Lowrey di The Symbiosis Hub bukan sekadar tambahan staf; ia adalah katalis yang mengubah keseluruhan kimiawi tempat itu. Latar belakangnya yang rigid, dunia algoritma dan efisiensi, awalnya berbenturan dengan kekacauan kreatif yang disengaja di Hub. Namun, benturan itu justru melahirkan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih kuat.Dia memperkenalkan "protokol"—bukan untuk membatasi, tetapi untuk memungkinkan. Sebuah sistem penjadwalan sederhana yang memastikan para seniman yang membutuhkan ketenangan tidak terganggu oleh lokakarya yang berisik. Sebuah database bersama untuk melacak persediaan material, sehingga seorang pematung tidak kehabisan tanah liat di tengah malam inspirasi. Itu adalah struktur yang melayani kekacauan, bukan menghukumnya.Bagi Elara, bekerja dengan Karen adalah sebuah revelasi. Dia akhirnya memiliki seseorang yang tidak hanya memahami bahasa sainsnya tetapi juga menghargai "faktor manusia" yang tidak terukur yang dia perju

  • Di Ambang Gila   Bab 36: K.L.

    Karen Lowrey duduk di sofa nyaman di The Symbiosis Hub, cangkir teh hangat terasa seperti anugerah di tangannya yang masih gemetar. Dia memandangi sekeliling ruangan—kekacauan yang kreatif, karya seni yang belum selesai, tumpukan buku yang bersanding dengan peralatan elektronik—dan sebuah senyum kecil yang nyaris tak terlihat muncul di bibirnya."Ini... sangat berbeda dari tempatnya Vale," ujarnya, suaranya masih sedikit bergetar namun penuh decak kagum."Kami mencoba," jawab Elara, duduk di sebelahnya. Ares berdiri di dekat jendela, mengawasi jalanan dengan waspada, meski nalurinya mengatakan bahwa Vale tidak akan mencoba apa-apa untuk saat ini. Kekalahannya terlalu telak, terlalu memalukan."Ceritakan pada kami tentang diri Anda, Karen," ajak Elara, lembut. "Tentang mengapa Anda memutuskan untuk membantu kami."Karen menarik napas dalam-dalam, menatap isi cangkignya seolah-olah mencari jawaban di dalamnya. "Nama saya Karen Lowrey. Saya seor

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status