Di Tanah Luka Wanita Teraniaya

Di Tanah Luka Wanita Teraniaya

last updateLast Updated : 2024-05-21
By:  laddyroseanieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
15Chapters
720views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

TW : Cerita ini mengandung kata-kata vulgar, adegan kekerasan, dll. Alih-alih menjadi nomor satu di hati sang suami setelah mereka berdua resmi mengikrarkan janji suci, keberadaan Keith justru dialihkan ke nomor dua bahkan nyaris selalu dianggap tak ada semenjak lima tahun yang lalu. Sejak di mana dia tahu, bila sudah ada wanita lain yang mengisi ruang hati seorang Arsenio Koesnaedi, suaminya itu. Meski begitu, tak ada pilihan bagi Keith untuk berpisah lantaran ada alasan-alasan klasik semacam kedua orangtuanya yang sudah mulai menua, ingin menghabiskan sisa usia dengan melihat anak semata wayang mereka membina rumah tangga. Namun bagaimana bila Arsen terus-menerus menekan Keith untuk berpisah lantaran wanita bernama Hannah yang menjadi nomor satu di hati pria itu memiliki alasan kuat yang mampu menghancurkan rumah tangga mereka?

View More

Chapter 1

Satu Tamparan

“Aku ingin kita segera bercerai.”

Satu kalimat itu terus-menerus bercokol di pikirannya. Enggan dienyahkan, apalagi dilupakan begitu saja. Bahkan, ketika batang hidung dari manusia yang melontarkan kalimat itu di ruang kerjanya pada lusa kemarin mulai tertangkap oleh kedua mata, kalimat itu masih enggan untuk pergi dari pikirannya.

“Ada perlu apa semalam ini, Tuan Arse—”

Belum saja Keith menyelesaikan ucapannya, berdiri dengan tegap dari duduk manisnya, mendadak satu tamparan dari tangan besar milik manusia itu melayang di pipi kirinya.

“Kau apakan dia?” Arsen, manusia yang Keith maksud langsung mencecarnya dengan tanya. Setelah menamparnya, bahkan pria itu tak memberinya waktu untuk merasakan panas yang menjalar di pipi kirinya akibat kejadian beberapa detik yang lalu. “Sudah kuperingati kau bukan untuk jangan mengusiknya?”

Tangan kirinya spontan meraba pipi. Memberi sentuhan di sana agar panas, nyeri, serta rasa sakit yang menjalar segera pergi. Setidaknya, agar campuran dari ketiga rasa itu tak menimbulkan emosi.

Keith benar-benar hanya ingin menghabiskan satu malam ini dengan rasa damai di hati.

“Hm …,” dehaman Keith keluarkan sembari menahan emosi. Kala dia mengangkat wajahnya setelah lama menunduk, yang dia temukan justru tatapan mengintimidasi dari pria yang sialnya berstatus sebagai suaminya selama lima tahun ini. “Memang sudah kuapakan jalang kesayanganmu itu, Tuan Arsen?”

“Jangan balik bertanya.” Arsen sedikit membentaknya. Pria itu bahkan tak segan untuk mengacungkan jari telunjuk tepat di depan wajahnya. Memicu Keith untuk menahan segala emosi agar tak mengacaukan perdebatan yang telah terjadi untuk yang kesekian kali dalam pernikahan mereka berdua.

“Jangan memicuku untuk semakin kasar padamu, Keith.”

“Lakukan saja.” Tanpa merasa bersalah—dan tak akan pernah merasa bersalah, Keith mulai menggerakkan tubuhnya yang tadi membeku. Akibat tamparan cukup keras yang baru pertama kali dia rasakan selama berstatus sebagai seorang istri. “Tampar aku sebanyak yang kau mau, dan kau akan tahu bagaimana seluruh manusia yang tunduk padamu akan dengan segera berpindah posisi untuk mencemoohmu.”

“Ini adalah satu dari sekian banyaknya alasan bagiku untuk membencimu.”

Decihan pria itu tak serta-merta membuat nyalinya pergi. Keith justru tertantang untuk menghabiskan malam ini dengan mendebat seorang Arsenio Koesnaedi hingga fajar menyapa bumi. Apalagi, ketika gestur Arsen yang menunjukkan bila pria itu enggan memperpanjang masalah dan akan segera angkat kaki, dia semakin tertantang untuk membuat pria itu mendekam di sini hingga pagi.

“Mau ke mana?” tanya Keith begitu saja seraya mencekal pergelangan tangan pria itu yang hendak pergi dari hadapannya. “Urusan kita berdua belum selesai bukan?”

Senyum di wajahnya langsung menyambut Arsen yang balik badan. Menatapnya dengan penuh kebencian. “Aku tak perlu menghabiskan waktu untuk berdebat dengan orang yang memiliki karakter tak stabil sepertimu.”

Bersamaan dengan pria itu yang menepis jemarinya dari pergelangan tangan, Keith melayangkan satu tamparan. Dengan senyum bangga yang menghiasi wajah berserinya, dia bilang, “Balasan untuk bentakkanmu barusan. Kita impas buka?”

Dalam hitungan detik, wajah Arsen langsung berubah mengerikan. Mungkin, jikalau Bianca, asisten pribadinya yang tak muncul secara tiba-tiba dari pintu masuk yang terbuka, pria itu akan segera menerjangnya. Dan sudah seharusnya dia bersyukur karena pria itu tak jadi menyerangnya.

Namun entah mengapa, Keith tak merasa untung apalagi bersyukur karenanya.

Maka dari itu, ketika Arsen yang sedetik yang lalu memandanginya dengan tak suka hendak beranjak dari pandangannya, Keith mencegah kepergian pria itu dengan bertanya, “Jalangmu kenapa? Bukannya kita harus membicarakannya? Apa kedatanganku lusa kemarin membuat kandungan wanita simpananmu itu bermasalah seperti dulu?”

Sayangnya, respons pria itu tak memuaskan dahaganya. “Sudah seharusnya kau kuceraikan sejak dulu.” Pria itu kemudian mendecih tak suka padanya. Sebelum lanjut berkata, “Atau mungkin, harusnya aku tak memilih untuk bersamamu sejak kencan buta lima tahun yang lalu.”

Senyum di wajah berserinya hilang bagaikan angin lalu. Kala pria itu selangkah lebih maju untuk meninggalkannya seorang diri dengan hati yang entah sejak kapan sudah mati, Keith kembali mencoba menghentikan langkah kaki pria itu dengan berkata, “Harusnya, kudorong saja jalangmu kemarin dari balkon penthouse yang harusnya kini menjadi milikku.”

Dan dugaannya tak salah karena kini, Keith mampu menonton kembali bagaimana mengerikannya wajah Arsen ketika murka. “Atau mungkin,” lanjutnya, seraya melangkahkan kaki, mendekatkan wajah pada Arsen yang berdiri dengan tatapan penuh benci, “kuberikan saja pada media foto-foto mesramu dengan dia agar baik pencapaianmu dan pencapaiannya musnah begitu saja!”

Tawa Keith langsung mengudara. Dengan begitu keras, tanpa memedulikan Arsen yang kini bertambah murka. Persetan dengan muka mengerikan yang pria itu tunjukkan padanya, malam ini adalah malam paling bahagia yang Keith punya.

“Kau pikir itu lucu?” Kala pria itu berkata demikian, Keith mengangkat bahu. Sembari menahan tawa dengan satu tangan yang menutupi bibirnya, dia hendak berlalu. Namun perkataan pria itu selanjutnya membuat tubuhnya membeku,“Tapi tak apa, kupahami humor anehmu itu. Karena mulai sekarang kau bisa tenang, Keith. Sisa beberapa bulan lagi, pernikahan kita berdua akan selesai sesuai isi perjanjian yang kau tanda tangani dulu.”

Dengan secepat kilat tubuhnya berbalik. Hanya untuk menemukan Arsen yang tersenyum dingin layaknya pembunuh berdarah dingin.

“Kau pikir aku takut dengan ancaman sampahmu itu?”

Kini, giliran pria itu yang tertawa. Tawa serak yang terdengar bagai nyanyian hantu di telinganya. “Aku akan mempertahankan kandungan Hannah untuk mengusirmu dari sini, selamanya.”

“Kau tak bisa!”

“Aku bisa.”

Sejenak, hanya suara napas yang beradu. Juga suara decakan resah dari Bianca yang berdiri dengan kepala tertunduk di sudut ruangan yang sedikit tidak memberikan pertanda, bila ruangan ini masih dihuni oleh manusia.

Setidaknya begitu, hingga akhirnya Keith memilih membuka suara setelah lama berdiam tanpa sepatah kata, “Kau pikir kau bisa?” Meski getaran yang begitu nyata menghiasi suaranya, dia tak bisa untuk tampak lemah sekarang. “Kau bahkan tak bisa menyewa penjaga yang tak akan tak tunduk ketika kuberi perintah meski hanya dengan satu kata.”

“Aku bisa.” Pria itu menghapus jarak yang semula tercipta di antara mereka. Kemudian sedikit menundukkan kepala, bukan untuk menangkup kedua pipinya, memberinya ciuman mesra, atau hal-hal romantis seperti yang dulu selalu Keith temukan dalam cerita romansa. Namun pria itu mendekat ke arahnya hanya untuk berbisik tepat di telinganya, “Tunggu saja, Keith. Dan akan segera kuakhiri pernikahan konyol ini tanpa perlu membuat keluargaku merugi.”

Harusnya, Keith berteriak kencang. Harusnya, murka telah menguasai jiwa. Harusnya, dia meneteskan air mata. Arsen, suaminya, dengan terang-terangan berkata akan mengakhiri segalanya. Mengusirnya. Tak lagi menjadikannya sebagai nomor satu di hidupnya.

Harusnya.

Namun yang Keith keluarkan dari mulutnya justru kalimat paling pedas yang mampu mengembalikan murka di wajah suaminya, “Kau yakin bila Tuhan memihakmu, dan kandungan wanita jalangmu itu tak akan hilang seperti dulu?”

“KAU?!” Secepat kilat satu tangan pria itu melingkari leher jenjangnya. Memberi tekanan luar biasa di sana yang menyebabkan nyaring suara Bianca terdengar hingga memunculkan kehebohan tak terkira.

Orang-orang yang semula di luar mulai berbondong-bondong masuk hanya untuk menghentikan Arsen yang sudah gelap mata. Namun Keith tak berterima kasih untuknya.

Dia justru mulai tertawa. Kala murka di wajah Arsen sudah lebih dari cukup untuk memuaskan dahaganya. “Kau begitu mudah untuk gelap mata,” decaknya, dengan suara serak lantaran tangan pria itu masih menekan lehernya. “Tapi itu lucu, jadi aku tak marah meski tindakanmu sekarang ini akan menghasilkan sesuatu yang paling aku benci esok pagi.”

Keith sudah terbiasa. Dengan decak keheranan dari orang-orang yang bekerja untuknya maupun untuk pria yang kini melepaskan cengkraman pada lehernya bekerja. Dia telah terbiasa dipandang sedikit gila.

Karena dengan itu, dia mampu menjaga apa pun yang sudah seharusnya menjadi miliknya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
laddyroseanie
Terima kasih telah membaca ... bisa mampir juga, ya, ke Instagram-ku dengan username yang sama : laddyroseanie. trims, trims...
2024-05-19 14:06:31
1
user avatar
Sapti wahyuningsih
bagus, gemes, geregetan
2024-05-17 21:47:17
1
15 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status