30 Hari Mencintaimu

30 Hari Mencintaimu

By:  E. K  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
36Chapters
2.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Beri aku waktu 30 hari untuk bisa mencintaimu. Tapi, jika dalam 30 hari aku tidak mencintaimu juga maka aku mohon ceraikan aku!” “Pernikahan itu bukan untuk main-main. Pernikahan itu suci karena Allah SWT jadi saksi saat aku mengucapkan ijab qobul.” Bagi Dara menikah dengan Adam adalah suatu musibah. Karena dengan menikah dengan Adam itu artinya mimpi untuk menjadi super model akan kandas. Ia juga tidak akan bebas keluar malam bersama teman-temannya. Karena percaya jika ia tidak akan pernah mencintai Adam membuat Dara melakukan perjanjian selama 30 hari. Jika dalam 30 hari ia tidak juga mencintai Adam, maka Adam harus menceraikannya. Dapatkan Adam membuat Dara jatuh cinta? Dan dapatkan Adam mengubah sifat buruk Dara hingga Dara benar-benar kembali ke jalan yang benar?

View More
30 Hari Mencintaimu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
36 Chapters
RENCANA PERNIKAHAN
“Dara, ini Adam calon suamimu.” Dara terkejut saat Mala—ibunya menyerahkan foto seorang pria yang katanya adalah calon suaminya. Dara mengambil foto tersebut lalu menatap lekat wajah orang yang ada dalam selembar foto tersebut. Pria yang terlihat jauh lebih tua darinya, dengan kumis hitam melekat di atas bibirnya. Terlihat kolot bahkan dia yakin saat bersanding dengannya, akan terlihat seperti Om dan keponakan. Sungguh dia bukanlah tipe pria idamannya. “Ibu gak lagi mimpi kan? Dia? Dia calon suami Dara?” tanya Dara seraya memperlihatkan kembali foto yang ada di tangannya kepada Mala. Dari nada bicaranya sudah dipastikan Dara setengah tak percaya, bahkan terkesan mengejek. “Iya, memang kenapa? Dia itu calon suami ideal buat kamu. Meskipun dia sederhana tapi dia pintar, dia lulusan Al Azhar Kairo. Ibu yakin dia bisa membuat kamu bahagia dan bisa membuat kamu berubah.” Terang Mala menjelaskan keunggulan Adam. Dara berdecak, sejenak ia memalingkan wajahnya lalu kembali menatap Mala.
Read more
PERJANJIAN PRANIKAH
Sesuai kesepakatan, hari ini adalah hari di mana Dara akan bertemu dengan Adam—calon suaminya. Mereka berdua diberi kesempatan untuk mengobrol dari hati ke hati. Lebih tepatnya untuk memberikan waktu, agar mereka mempunyai waktu berdua untuk saling mengenal satu sama lain.Meskipun calon suami pilihan orang tua Dara bukanlah pria idamannya. Tidak membuat Dara untuk lari dan membatalkan pertemuan ini.Setengah jam lamanya Dara menunggu. Namun, orang yang sedang ia tunggu belum juga datang. Ini membuat Dara kesal setengah mati, alasannya ia paling tidak suka menunggu seseorang.Wajar saja jika pria yang ingin ia temui begitu lama, sebab mereka janjian via WA sekitar pukul sepuluh pagi. Namun, Dara sudah datang sejak pukul sembilan pagi. “Assalamualaikum.”Dara menolehkan kepalanya, saat ada seseorang yang mengucapkan salam tepat di samping tubuhnya. Dara menatap orang tersebut, menelisik dari atas sampai bawah.Sosok pria jangkung dengan perwatakan tegap serta berkumis sedikit tebal.
Read more
DEAL!
Malam hari sekitar pukul 10.00 malam usai resepsi pernikahan Dara dan Adam....Tadi siang sudah diadakan acara akad pernikahan antara Dara dan Adam. Hanya pernikahan sederhana, karena Dara ingin pernikahan mereka disembunyikan. Dara belum siap jika orang tahu dirinya sudah menikah namun, lebih tepatnya ia malu karena harus memiliki suami berpenampilan kolot dengan selisih umur mereka 12 tahun. Dia yakin dirinya akan jadi bahan ghibah teman-temannya. Sekarang Dara dan Adam tengah di dalam kamar pengantin. Saling diam tanpa sepatah kata pun terucap. Dara duduk di sofa seraya memalingkan wajahnya menghindari tatapan Adam. Sementara Adam, ia berada di atas ranjang seraya menatap ke arah Dara.“Kita salat isya dulu, ya,” Adam tiba-tiba berbicara seperti itu setelah keheningan tercipta.Bukannya menjawab, Dara malah beranjak dan menghalau Adam agar tidak duduk di atas ranjang.“Minggir!” ucap Dara ketus.Adam tidak mengindahkan seruan Dara. Ia tetap duduk di atas ranjang dengan soro
Read more
SATU SYARAT
Dalam hati, Dara bersorak bahagia karena akhirnya Adam setuju dengan kesepakatan yang sudah ia buat. Dara yakin dengan cara ini akan mempersingkat masa pernikahan mereka. Kenapa demikian? Karena Dara yakin dia tidak akan pernah mencintai Adam. Pria yang menurutnya terlihat kolot. Sungguh itu bukanlah pria tipe nya. “Tapi, aku punya satu syarat.” Ucapan Adam yang tiba-tiba itu seketika menjatuhkan angannya. Syarat? Syarat apa? Dara seketika takut, saat syarat diajukan Adam memberatkan dirinya. “Kenapa harus pakai syarat segala? Aku tidak setuju!” tolak keras Dara. “Saya saja sudah setuju dengan kesepakatan yang kamu buat. Apa saya tidak boleh mengajukan syarat?” tanya Adam dan sungguh kata-kata Adam bagaikan sebuah pedang yang menghunus jantungnya dan sangat tepat sekali . Sedikit gelagapan akhirnya Dara pun mau tidak mau harus setuju dengan keinginan Adam, yang mau mengajukan syarat. “Baiklah, memangnya apa syarat yang kamu mau? Ingat ya jangan sampai syaratnya sulit dan banya
Read more
Kamu Lebih Menakutkan
Kini Dara sudah berada di rumah Adam. Sebuah rumah sederhana yang jauh dari kata mewah. Rumah yang besarnya hanya sebesar kamar miliknya di rumah mewahnya.Hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan ruang tengah. Dara terlihat jelas merasa tidak suka dengan apa yang ia lihat sekarang..“Ini rumahmu?” tanya Dara Dengan nada tak percaya.“Menurtmu?” tanya balik Adam.Dara lalu menoleh ke pada Adam yang saat ini tengah memasukkan koper miliknya dan milik adam ke kamar.“Ini bukan rumah.” Jawab Dara dengan ketusnya.Adam tidak merespons. Ia memilih diam.Karena tidak mendapatkan jawaban dari Adam membuat Dara berinisiatif untuk melihat kamar barunya. Ia bisa bayangkan betapa jauh dari kata layak di sebut kamar.Benar saja, Dara langsung dibuat melongo melihat isi kamarnya. Sebuah kamar berukuran 4x4 meter. Dengan satu tempat tidur dan satu lemari plastik. Lalu di sisi dekat pintu ada cermin yang menempel di dinding.“Kau sedang tidak bercanda bukan? Serius aku harus tinggal d
Read more
Aku Tidak Sudi
Napas Dara terengah-engah. Kelakuan Adam membuat dirinya semakin membencinya. Bagi Dara tidak ada yang patut dibanggakan dari pria yang bernama Adam. Tidak ada satu pun.Di tengah kekesalannya itu, tiba-tiba Handphone Dara berdering. Tertera nama seseorang yang sudah satu tahun ini mengisi hati dan hidupnya dia adalah Morgan sang kekasih.Tanpa banyak ba-bi-bu lagi, Dara langsung menggeser ikon hijau di layar handphonenya. Dengan nada suara manjanya Dara mulai menyapa sang kekasih."Hallo, Beb," sapa Dara pada Morgan. Sapaannya dibalas Morgan dengan nada suara merajuk."Hallo juga, Beb. Kangen. Kenapa dua hari ini sulit sekali aku hubungi? Selalu saja panggilan dialihkan." Keluh Morgan dari balik telepon.Dara menghela napas, ia mengaku salah. Gara-gara perjodohan sialan itu membuat Dara melupakan sang kekasih."Maafkan aku, beb. Aku lupa ngabarin. Dua hari ini aku disibukkan sama pernikahan saudaraku. Aku jadi panitianya, padahal aku udah nolak. Tapi terus saja dipaksa," adu Dara den
Read more
Intel
Dara mengirim pesan pada Morgan, ia memberi kabar jika dirinya akan terlambat datang. Cuaca terik ditambah tidak ada taksi yang lewat membuat Dara semakin kesal dan marah tidak jelas.Sialnya lagi, aplikasi WE-CAR- nya tidak bisa ia gunakan karena mengalami maintenance. Dara tidak hentinya mengibas- ngibaskan lengannya untuk mengurangi rasa gerah dan panas."Tuhan! Cobaan apa lagi ini? Argh!!" Dara berteriak Frustrasi.Sekarang Dara harus bisa terbiasa tidak menggunakan fasilitas mewah. Mobil, kartu kredit ataupun kartu debit kini ia tidak memilikinya lagi.Dia benar-benar harus bisa terbiasa, ia pikir mungkin kedepannya akan ada sesuatu yang lebih dari ini. Sial!Mata Dara lalu tertuju ke ujung jalan, di mana terdapat pangkalan ojek. Sempat terlintas untuk menggunakan jasa ojeg tapi tiba-tiba Dara menggeleng cepat. Ia malah menekuk wajahnya dengan mata terus memandangi lengannya dan memegangi wajahnya."Kalau aku naik ojeg, bisa-bisa kulit ku jadi hitam. Tapi ... Diam terus di sini p
Read more
Obat Terkutuk
Adam menunggu kedatangan Dara dengan cemas. Sudah selarut ini tapi sang istri kecilnya tidak kunjung terlihat batang hidungnya. Berulang kali Adam menghubungi nomor Dara. Tapi hasilnya diluar jangkauan. Adam semakin gelisah, kalau pun ingin mencari Dara, ia harus cari ke mana? Dirinya tidak tahu Dara pergi ke mana.. "Dara,,,, kamu ke mana, kenapa belum pulang?" Gumam Adam. Karena tidak sabar jika ia harus berdiam diri di rumah menunggu kepulangan Dara. Adam memutuskan untuk mencari Dara meskipun ia tidak tahu cari ke mana. Adam mengambil kunci motornya lalu bergegas pergi untuk mencari Dara. Tujuan utamanya ada klub malam. Tiba-tiba saja ia teringat perkataan ibunya Dara jika Dara sering keluar malam dan biasanya ia pergi ke klub. Pikir Adam tidak masalah jika harus mencari Dara ke tempat itu. Tempat yang tidak pernah sekalipun ia injak , melihatnya saja ia tidak pernah. Satu persatu klub yang ada dikunjungi Adam. Ia masuk seraya terus mencari sosok sang istri. Jika tidak ada mak
Read more
Apa Yang Terjadi?
Dara mulai mengerjap bulu mata lentiknya terlihat bergerak-gerak. Ia hendak membuka matanya namun kembali ia pejamkan kembali saat cahaya matahari dari celah jendela menyilaukan matanya. Perlahan, ia kembali membuka kedua matanya hingga mata indahnya bisa terlihat dengan jelas. Dara mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. Tak lama ia memegangi pelipisnya kepalanya mendadak terasa cenat-cenut tidak karuan. "Aww, apa yang terjadi? Kenapa kepalaku rasanya mau pecah?" gumam Dara lalu ia berusaha untuk bangun. Saat ia sudah terduduk, ia berusaha mengingat sesuatu. Meskipun kepalanya terasa begitu sakit tapi Dara berusaha mengingat sesuatu. Lalu tatkala matanya mengarah pada baju yang ia pakai, bayangan malam itu terlintas. Malam di mana ia dan Morgan pergi ke klub lalu ia minum dan .... "Hah, ke-napa aku aku bisa ada di rumah pria kolot itu? Dan apa ini?...." Dara melihat ke arah baju tidur yang ia gunakan. Dara langsung menyilangkan kedua tangannya di atas dada dan menje
Read more
Ke Apartemen
Tiba di kampus, pesan yang ia kirim ke nomor Morgan tidak kunjung sirespons. Itu membuat Dara semakin khawatir. Pikiran buruk pun terlintas di kepalanya. Jangan-jangan... Adam melakukan hal yang tidak-tidak. Di tengah rasa ketakutannya itu, tiba-tiba Mery--teman Dara datang dan mengejutkannya. Saking tekejut, handphone yang ada dalam genggamannya saja hampir terjatuh. Beruntung masih bisa Dara selamatkan. "Mery! Kau gila apa? Kau sengaja mau buat aku mati muda? Mati konyol gara-gara dikaget seperti ini?'' sewot Dara dengan kesalnya. Bahkan jantungnya begitu berdegup dengan cepatnya. Mery cengengesan seraya menggaruk kepalanya yang diperkirakan tidak merasa gatal itu. Mery bertingkah seolah-olah tidak memiliki dosa apa pun. "Sorry, Dar. Salah kamu sendiri. Kenapa masih pagi udah melamun.'' ujar Mery ia berkata seraya duduk di bangkunya yang ada di sebelah Dara. "Ada apa sih? Ngelamunin apa gitu?" Tanyanya lagi setelah ia berhasil duduk. "Ini masalah Morgan, Mer," jawab Dara tanpa
Read more
DMCA.com Protection Status