Share

Dibuang Zio Dinikahi CEO
Dibuang Zio Dinikahi CEO
Author: Arrafina

Kenyataan Pahit

Kata orang, hubungan yang telah bertahan selama bertahun-tahun lamanya akan sulit untuk dipisahkan mengingat pasangan yang menjalaninya sudah memiliki ikatan yang cukup kuat antara satu sama lain. Sama halnya dengan seorang gadis cantik nan sederhana yang bernama Agatha, dia berpikir demikian namun realita tak sesuai ekspetasi hingga ia mendapatkan sebuah pesan singkat dari sang kekasih.

[Aku ingin kita mengakhiri hubungan ini. Aku akan menikah dengan perempuan yang jauh lebih baik dari dirimu, Agatha.]

Bak petir di siang bolong. Hati Agatha benar-benar hancur membacanya, perempuan itu memegang dadanya yang terasa sesak sambil menahan air mata yang hendak luruh dari pelupuk matanya. Meskipun begitu, Agatha masih berusaha untuk berpikir positif bahwa Zio hanya sedang ingin bercanda dengannya.

Ia pun akhirnya memutuskan untuk menelepon Zio. Ketika panggilan pertama tak ada jawaban, kedua dan ketiga pun sama, bahkan sampai ke sepuluh kalinya tidak ada jawaban, seolah pria itu benar-benar sudah tidak menginginkan hubungan mereka lagi.

Tiba-tiba tu.buh Agatha luruh ke lantai ruang tamu apartemennya sambil menatap nanar foto Agatha dan Zio yang terpajang di tembok apartemen. Perempuan itu bingung bukan main. Masalahnya, selama ini hubungan mereka tak pernah bermasalah. Kalau pun mereka beradu argumen, mereka akan berakhir berbaikan keesokan harinya. Bahkan Zio juga tak menampakkan perubahan sikap sedikit pun.

“Apa salahku padamu, Zio? Kenapa kau melakukan hal sejahat ini kepadaku?” tanya Agatha dengan suara yang sangat lirih, hampir menyerupai sebuah bisikan.

Tak lama kemudian ponsel Agatha berbunyi, perempuan itu buru-buru mengambil ponselnya sambil berharap kalau yang menghubunginya adalah Zio. Namun, harapan Agatha tak pernah sesuai dengan kenyataan. Panggilan itu berasal dari salah satu teman sesama pelayan di kafe tempat ia bekerja.

“Halo, Fanny?” tanya Agatha dengan nada suara datar.

“Agatha, apakah kau sedang menangis?” tanya Fanny yang dapat mendengar suara seperti sesegukan yang keluar dari bibir Agatha. “Kau sudah melihat berita itu, ya?” tanya perempuan itu.

Agatha mengerutkan dahinya, ia sama sekali tak mengerti ke mana arah pembicaraan Fanny. “Berita apa, Fanny?” tanyanya bingung.

“Nyalakan TV dan lihatlah di saluran nomor enam. Sedang ada berita tentang Zio dan seorang perempuan yang katanya akan ia nikahi,” jawab Fanny sedikit ragu menyampaikan kabar itu.

Buru-buru Agatha berdiri dan mengambil remote TV yang ada di meja dan menyalakan TV. Benar saja, di saluran yang Fanny maksud tadi, tampak sebuah berita tentang pernikahan Zio dengan seorang anak konglomerat di kota J bernama Selena.

Air mata terus saja berjatuhan, bagaimana tidak di sebuah wawancara itu, gadis bernama Selena berkata jika selama ini Zio telah membiayai sekolah bisnisnya dan biaya pernikahan mereka semuanya yang membiayai adalah Zio meskipun Selena berasal dari kalangan berada.

“Fanny, dari mana Zio mendapatkan uang sebanyak itu? Yang membiayai kuliah bisnis Zio saja aku,” ucap Agatha dengan bingung.

Bukankah, dulu Zio pernah berkata jika ia membutuhkan biaya agar ia bisa memulai bisnis dan mereka berdua dapat hidup dengan lebih baik setelah menikah. Maka dari itu pulalah Agatha akhirnya setuju untuk membiayai pendidikan Zio menggunakan sebagian besar dari gajinya sebagai pelayan di kafe.

“Apakah kau pernah mengecek mutasi uang dari kartu debit yang kau pinjamkan kepada Zio?” tanya Fanny menoleh ke arah Agatha.

Deg!

Jantung Agatha terasa berhenti berdetak saat ia mendengar pertanyaan Fanny. “Fanny, aku akan menghubungimu lagi nanti. Aku akan segera mengeceknya,” ujar Agatha lalu buru-buru mematikan sambungan telepon mereka.

Agatha lantas membuka aplikasi surel dan mencari notifikasi yang dikirimkan oleh pihak bank. Benar saja, hampir semua gaji Agatha digunakan oleh Zio untuk membayar biaya sekolah bisnis Selena. Tidak berhenti di situ saja, Zio juga menguras habis isi rekening Agatha untuk membayar persiapan pernikahan seperti katering, venue, gaun pernikahan, bahkan dekorasi.

Hati Agatha hancur sehancur-hancurnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika pria yang selama ini ia cintai dan ia percaya dapat menghancurkan hatinya dengan sangat keji. Zio bahkan dengan teganya menggunakan uang peninggalan orang tua Agatha untuk biaya pernikahannya dengan Selena. Padahal, Agatha dan Zio juga sudah merencanakan pernikahan sebelumnya.

“Kau sangat tega padaku, Zio. Kau benar-benar jahat!” umpat Agatha sambil mengepalkan tangannya.

***

Seorang perempuan yang tengah mengenakan gaun pernikahan tersebut menarik napas dalam-dalam lalu menghembusnya secara perlahan. Perempuan berusia dua puluh tiga tahun, berambut panjang bergelombang, hidung mancung, dan tubuh ramping itu benar-benar naik pitam, dia adalah Agatha.

Ia memutuskan untuk datang ke acara pernikahan Zio dengan mengenakan gaun pernikahan yang memang telah dipesankan untuknya. Ya, benar sekali, sebelum ia mendengar berita tentang pernikahan Zio memang Agatha dan Zio telah memilih gaun pernikahan dan memesannya untuk hari spesial mereka yang sepertinya tak akan pernah terjadi.

Begitu taksi berhenti di depan sebuah gedung pernikahan, Agatha turun lalu berjalan masuk tanpa memedulikan tatapan bingung dari para tamu-tamu pernikahan. Beberapa orang yang bertugas untuk menjaga buku undangan sempat menahan Agatha untuk masuk, namun perempuan itu tetap nekat masuk tanpa peduli dengan ucapan orang lain.

Beberapa orang mulai berbisik-bisik dan berpikir jika Agatha adalah seorang pengantin yang datang ke gedung yang salah. Beberapa di antara mereka bahkan memberanikan diri untuk menegur Agatha namun Agatha tak menghiraukannya. Mata perempuan itu terus menatap ke sekeliling untuk mencari keberadaan sang mantan kekasih, Zio.

Seorang pria tampan yang sedang mengobrol dengan beberapa tamu undangan menolehkan kepalanya ketika ia mendengar bisikan-bisik para tamu undangan. Matanya membulat sempurna ketika dia melihat siapa yang datang dengan mengenakan gaun berwarna putih gading itu.

“Permisi, sepertinya ada pengantin yang salah alamat,” ucap Zio kepada orang-orang yang tengah mengobrol dengan dirinya.

Pria itu berjalan cepat mendekati Agatha dengan mata berapi-api. Dia tidak suka melihat Agatha berada di sini terlebih lagi di saat acara pernikahannya yang akan segera dimulai. Zio tidak mau Selena dan keluarganya mengetahui tentang siapa Agatha meskipun Zio sudah mengakhiri hubungan mereka.

“Agatha, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Zio begitu dia sudah berada di hadapan Agatha. Pria itu berbicara dengan suara pelan supaya tak ada seorang pun yang mendengar kalau dia mengenali perempuan itu.

Agatha mendengus pelan. “Ada apa katamu? Setelah apa yang kau lakukan padaku, kau masih bertanya kenapa?” tanya Agatha dengan sengit.

“Apakah kau tidak sadar dengan apa yang sudah kau lakukan padaku?”

“Kita akan membicarakan hal ini nanti. Tidak di sini,” desis Zio kesal.

“Kenapa?” tanya Agatha.

“Oh! Aku tahu. Kau pasti takut kalau calon istrimu tahu mengenai siapa dirimu yang sebenarnya, bukan?” Perempuan itu tertawa parau, mencoba menyembunyikan luka yang dirasakannya meskipun hatinya terasa disayat-sayat saat ini.

“Aku sudah berkata padamu kalau hubungan kita selesai, Agatha. Jadi, lebih baik kau pergi dari sini,” ujar Zio seraya menggertakkan giginya.

“Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak mau?” tantang Agatha dengan tatapan nanar.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Rohmah
cowok gak tahu diri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status