Harapan kebahagiaan Adelia Nina Pranata pupus setelah anak satu-satunya meninggal dan suami yang selama ini sangat dicintainya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Adelia hancur! Segala pengorbanan dan kesabarannya selama ini tak pernah dianggap. Adelia direndahkan dan bahkan dituduh sebagai istri dan ibu yang tidak becus oleh suami serta mertuanya di depan orang banyak. Sempat terlintas rasa ingin menyerah, tetapi kehadiran sosok yang sama sekali tak pernah disangkanya mampu membuatnya bangkit. Adelia berniat balas dendam dengan identitas asli yang selama ini ia tutupi. Namun akankah rencana balas dendam tersebut berhasil? Apakah balas dendam Adelia akan membawa kebahagiaan atau lebih banyak penderitaan?
View More"Keluarga pemilik NinatyLux?"Lagi-lagi Ardi tertawa renyah, membuat tangan besar Bisma terkepal dengan erat. Andai saja tak mengingat di mana tempatnya berada saat ini, pasti sudah sedari tadi CEO NinatyLux tersebut melayangkan sebuah pukulan keras di wajah menyebalkan yang ada di hadapannya."Aku sama sekali tidak tahu rencananya pada keluarga pemilik NinatyLux! Yang aku kenal darinya hanyalah uang! Jadi kalau kau ingin bekerja sama dengannya untuk mengambil keuntungan juga, mungkin aku akan dengan senang hati memperkenalkannya padamu!""Sialan! Sepertinya berlama-lama di sini membuat otakmu semakin tumpul!" Bisma semakin menggeram dengan rahangnya yang kian mengeras.Bagaimana bisa Ardi malah mengajaknya untuk bekerja sama? Mati-matian dirinya berusaha membersihkan NinatyLux dari berbagai macam cara kotor yang ada di sana, tetapi kini malah dengan santainya pria itu mengajaknya untuk melakukan kecurangan juga.Dengan sebisa mungkin Bisma berusaha mengontrol emosi. Apalagi saat ini
"Maaf, waktu kunjungan sudah habis!"Seorang petugas yang tiba-tiba muncul membuat Citra menahan napasnya sesaat. Baru saja mulutnya hendak terbuka, bertanya tentang maksud perkataan yang baru saja didengarnya. Namun kini, Ardi telah ditarik masuk kembali ke dalam sel tahanannya hingga membuat dua sudut bibirnya tertekuk ke bawah."Turuti saja perkataanku, kita akan segera kembali seperti dulu sebentar lagi!""Tapi, Mas—""Percaya saja padaku, Sayang. Aku tidak akan membiarkanmu terus ditekan oleh mereka!"Citra akhirnya mengangguk seraya menggenggam sekali lagi tangan kekasihnya sebagai salam perpisahan. Jujur, hatinya sedikit merasa sedih karena harus kembali terpisah dengan pria yang selalu memanjakan dirinya tersebut. Namun untuk saat ini dirinya tak mempunyai pilihan lain, selain dari menunggu dan mengikuti semua arahan Ardi yang nampak sedang merencanakan suatu hal besar di belakangnya."Silakan, Nyonya. Anda bisa kembali lagi nanti saat waktu kunjungan tiba!""Baik, Pak. Terima
"Ada apa, Tuan? Maaf, saya terlambat!"Seseorang yang baru saja datang sesekali menatap sekeliling. Situasi yang cukup tak tenang membuat kerutan di dahinya semakin bertambah, apalagi setelahnya hadir beberapa petugas kesehatan yang nampak begitu terburu-buru."Sepertinya mereka sengaja menguji kesabaranku!" Tangan Bisma terkepal erat membuat pengacara di sampingnya langsung mengerti."Sabar, Tuan. Saya yakin kejadian ini sama sekali tidak mempengaruhi tujuan kita. Semua bukti yang kita ajukan sebenarnya telah disetujui, sehingga Nyonya Adelia akan bisa segera terlepas dari pria itu!"Bisma mengangguk seraya mengusap pelan bahu wanita di sampingnya. Adelia nampak sedikit lemas saat menyaksikan drama Citra yang pura-pura pingsan, apalagi setelahnya Nyonya Sri kembali menyalahkannya dengan cara berteriak bagai orang yang kesetanan."Kau mau minum?" tawarnya lembut penuh pengertian."Tidak, Bisma. Terima kasih! Aku hanya ingin persidangan ini kembali dilanjutkan saja." Adelia bersuara p
Jantung Citra berdetak cepat kala menyadari maksud Adelia. Ia tahu tidak bisa mengelak lagi, tetapi sedikit tak menyangka Adelia akan menagihnya saat ini juga."Kau yakin sekarang?" bisik Bisma mendekat ke arah Adelia."Ya, aku yakin. Rasanya waktu tunggu persidangan masih cukup lama. Aku tidak mau dia sampai pulang lebih dulu karena ingin menghindar dari sesuatu yang telah dijanjikannya sebelumnya!"Adelia sengaja menekankan kata-katanya seraya menatap lurus ke arah Citra. Saat ini Adelia benar-benar menunjukkan kekuatannya di depan wanita itu, hingga membuat nyali Citra semakin menciut. Terlebih saat ini masih ada Bisma yang merupakan atasan tertingginya di kantor.Walau Citra sama sekali belum pernah mendengar atasannya bertanya tentang seseorang yang tengah Adelia cari. Namun tetap saja dirinya yakin kalau alasan Adelia bertanya semua ini padanya karena pria itu juga, apalagi masalah ini sangat berkaitan erat dengan perusahaan NinatyLux.Rasanya sangat tidak mungkin orang biasa se
"Apa yang kau pikirkan?""Hmm?"Adelia langsung tersentak saat Bisma ternyata tiba-tiba menyadari lamunannya dan mengusap tangannya dengan lembut. Saat ini dirinya memang sudah berada di dalam mobil pria itu. Kurang lebih setengah jam lagi ia akan sampai di pengadilan untuk mengurus semua keperluan perceraiannya dengan Ardi.Perkataan Bisma sewaktu makan siang tadi, memang tengah menyelimuti pikiran Adelia saat ini. Entah kenapa Adelia jadi sedikit tak tenang karena merasa pria itu sudah mulai mengetahui sesuatu yang sudah sebisa mungkin ditutupinya selama ini."Tidak! Bisma pasti belum mengetahuinya! Biar bagaimanapun aku tidak boleh gegabah membuka semuanya lebih dulu!" batin Adelia sekali lagi seraya menatap pria di sampingnya.Saat ini Bisma memang kembali menaruh fokusnya ke arah jalanan. Adelia beralih menatap wajah tampannya meski dengan mulut yang tetap terdiam sambil sesekali membalas usapan pelan tangan pria itu.Ah, Bisma memang sosok pria yang hampir sempurna! Pria itu ham
"Sial! Jadi dia mengancamku?!"Seorang wanita menggeram dengan semakin menggenggam erat ponselnya. Sesekali ia nampak mengusap ujung rambutnya dengan gusar seraya mencoba menenangkan diri di tengah himpitan waktu yang amat membuatnya sesak."Tidak! Biar bagaimanapun aku tidak bisa mengabaikannya juga begitu saja! Sepertinya aku memang harus memilih!" Citra sekali lagi bergumam seraya menatap bayangannya di depan cermin. Dengan berkali-kali menghela napasnya pelan, wanita yang sudah lama menjadi duri dalam rumah tangga Ardi dan Adelia tersebut kembali berpikir. Sesekali ia melirik kembali ke arah ponselnya untuk menunggu balasan dari seseorang yang amat sangat ditunggu-tunggu olehnya."Ah! Ayolah, Tuan Tampan! Kenapa di saat-saat seperti ini kau tidak bisa dihubungi?!" Citra kembali menggerutu seraya mencoba mengirimkan pesan teks terbaru.Citra tak menyerah menghubungi seseorang yang pernah mengajaknya untuk makan malam bersama. Meski janji itu sama sekali belum bisa dirasakannya sam
"Ini tambahan vitaminnya, Ibu Adelia. Jangan lupa untuk selalu diminum dan silahkan datang kembali jika nanti sudah habis."Adelia mengangguk seraya tak lupa mengucapkan kata terima kasih. Dengan kembali mengenakan kacamata hitam untuk menutupi identitas aslinya, Adelia langsung mencari keberadaan mobilnya di luar dan masuk ke dalam sana untuk memeriksa lagi semua obat-obatan dan vitamin yang baru saja dibelinya.Semakin lama memang semakin banyak tambahan vitamin yang harus dikonsumsi Adelia. Kondisi kesehatannya yang terkadang tak stabil membuatnya harus lebih ekstra lagi menjaga kesehatan, terlebih saat ini ada sesuatu yang harus dijaga di dalam kandungannya.Sudah hampir dua Minggu lebih Adelia telah berdamai dengan keadaannya. Ia mulai bisa menerima sepenuhnya kabar tentang kehamilannya, dan bahkan mulai berani mengecek kondisi kandungannya langsung ke rumah sakit meski hanya seorang diri seperti saat ini."Aku harap kau tidak rewel di dalam sana untuk sementara waktu ini ya? Tol
"Ya, buktikan dengan cara seperti itu agar aku bisa merasakan apa yang sebenarnya kau rasakan!"Adelia terdiam mendengarnya. Jantungnya berdetak semakin kencang seiring dengan sorot mata Bisma yang semakin mendominasi ruangan ini. Semakin lama dirinya kian merasa terpojok, apalagi pria tersebut meminta suatu hal yang amat tak diduganya.Mencium Bisma?Adelia tahu bahwa dengan mencium pria itu ia akan semakin terperosok dalam kebohongan yang sudah diciptakannya sendiri. Namun jika menolak, bukankah berarti dirinya mengakui sesuatu yang belum siap untuk diungkapkannya? "Kau tidak bisa, 'kan? Sudahlah, aku tidak akan memaksamu dan—""Aku akan melakukannya!"Adelia segera menahan tangan Bisma yang ingin menurunkannya. Sekali lagi ia mencoba menarik napas untuk menenangkan diri, hingga perlahan mulai meraih wajah tegas CEO tersebut dengan netranya yang sedikit berkaca-kaca."Adelia, aku butuh tahu bahwa kau masih sepenuhnya ada di sisiku. Ciuman ini bukan sekadar untuk membuktikan bahwa k
Jantung Adelia semakin berdegup kencang kala Bisma semakin mendekat dan bertanya tentang sesuatu yang amat tak bisa dijawabnya. Tanpa sadar, bahkan salah satu tangannya mulai meremas ujung jas hitam pria tersebut seiring dengan rasa panik yang mulai menyelimuti dirinya."Kemarin kau tiba-tiba ingin menginap di rumah Oma Nora. Dan sekarang setelah kau kembali bertemu denganku, kau malah mendadak berubah sikap seperti Adelia yang bukan aku kenal sebelumnya.""Bisma ....""Ssttt! Aku belum selesai berbicara, Sayang. Dengarkan aku lebih dulu. Apa yang membuatmu jadi seperti ini?" Bisma segera menyela dengan satu tangan yang bergerak menyelipkan anak rambut wanita di pangkuannya.Sorot mata itu, sungguh tak bisa Adelia abaikan. Setiap kali netranya ingin menghindar, Bisma pasti selalu mempunyai cara tersendiri untuk membuatnya kembali terpaku menatapnya ke arah wajah tampannya."Katakan padaku, Adelia. Apa salahku sehingga kau terus berusaha menghindar seperti ini dariku?" Bisma segera mel
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments