Share

Kopi Pahit

“Astaghfirullahal'adzim, Rania, dimana?” Aku menoleh panik pada Galang.

“Anak kamu?!” tanya Galang.

“Iya.” Aku membalikkan badan menuju tempat di mana tadi aku meninggalkan Rania. Galang berjalan cepat mengikutiku.

“Tadi dia di sana.” Aku menunjuk salah satu kursi kafé yang sekarang kosong.

“Ceroboh!” Galang nampak kesal. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kafé.

Akupun melakukan hal yang sama. Tapi tak kudapati Rania di manapun.

“Mungkin di luar,” kata Galang. Setengah berlari ia menuju teras kafé.

“Coba tanya satpam,” katanya saat tak jua menemukan Rania di luar. Tiba-tiba…

“Mama…” Aku menoleh. Rania sudah ada di gendongan Arman.

Pfiuuuh, aku bernapas lega. Sekaligus tegang. Arman pasti memarahiku setelah ini. Lihat saja.

“Sepertinya kamu sibuk, biar Rania kubawa pulang.” Arman menatap dingin ke arahku.

“Ngg… nggak kok, tadi aku hanya mau mengambil foto sebentar. Jadi Rania kuminta duduk menunggu.” Aku mencoba membela diri.

“Sudah-sudah… ajak anak kamu makan sekarang,” perin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Iim Siti
wah kayaknya pak wira mau jadi pak comblangnya galang madia nih ...
goodnovel comment avatar
Isabella
ceritanya menyenangkan. jangan" Galang suka sama Nadia. lucu juga lihat Rania di titipkan Galang. wkwkwk. Arman kayaknya cemburu deh sama Galang. aku suka dua" nya tapi lebih memilih Arman sesuai judulnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status