Home / Romansa / Dinikahi CEO Galak / Lagi-lagi yang dibahas Keramas

Share

Lagi-lagi yang dibahas Keramas

Author: Nona Ekha
last update Last Updated: 2022-12-09 18:47:45

Sudah beberapa hari ini Embun tidak masuk kerja. Alasannya karena dia enggan bertemu dengan bosnya yang bernama Gio itu. Kejadian waktu itu membuat dirinya membenci pria itu.

Semua rasa kagum yang pernah ia lontarkan pada pria itu, dia tarik kembali karena ternyata Gio adalah laki-laki yang begitu licik.

"Aduh, pengin kerja. Capek juga kalau nganggur kayak gini terus di rumah. Tapi kalau kerja, males juga ketemu sama bos yang rese itu. Ngajakin nikah, tapi caranya kayak gitu, malah jebak aku seolah-olah aku yang melamar dia. Gila nggak tuh, ya aku mana mau," gerutu wanita itu.

Tok ... tok ... tok ...

Embun mendengkus keras ketika ada yang mengetuk pintu rumahnya itu.

"Itu siapa lagi yang datang, masa iya ibu kos nagih bayar kos-kosan, perasaan bulan ini aku udah bayar deh," gerutu wanita itu seraya bangkit dari ranjangnya dan kehaluan yang sempat tadi dia pikirkan pun langsung musnah.

Ketika Embun sudah membukakan pintu, matanya seketika membulat karena melihat kedatangan bosnya, Gio sedang berdiri tepat di ambang pintu.

Beberapa kali Embun mengucek matanya, memastikan kalau dirinya tidak salah lihat.

"Eh, aku lagi nggak mimpi, kan? Kayaknya tingkat haluku udah kadar tinggi banget nih, nggak mungkin bos bakalan datang ke sini," gumam wanita itu.

"Ehem!"

Pria itu berdeham cukup keras seraya menatap Embun dengan tajam.

Mulut Embun menganga lebar karena ternyata yang ada di hadapannya saat ini beneran Gio.

"Demi apa? Jadi ini beneran pak Gio?" tanya wanita itu tak percaya.

"Menurut kamu? Jadi tadi kamu berpikir jika aku ini hantu, huh?" tanya pria itu kesal. "Satu lagi, tutup mulutmu itu, sampai segitunya ngelihat orang ganteng," cibir pria itu.

Embun langsung cepat-cepat menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

"Ya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Menurut kamu kenapa aku bisa sampai datang ke tempat ini, huh?"

"Ya nggak tahu, Pak. Kok malah tanya saya. Saya, kan, nggak bisa baca pikiran Anda. Jadi tujuan Anda datang kemari ada kepentingan apa ya, Pak?" tanya wanita itu sopan.

"Jelas saja aku cari kamu. Kenapa kamu tidak pernah datang ke kantor lagi? Ingin menghindar dariku, heh? Kamu pikir segampang itu? Semenjak kamu masuk ke ruanganku, mulai dari situlah kamu akan selalu berurusan denganku, paham?!" bentak pria itu.

"Saya mohon maaf, Pak, jangan seperti itu pada saya, saya ini, kan, rakyat kecil, bisa apa sih, Pak. Saya itu cuma butuh kerja di perusahaan Anda, bukan cari masalah, Pak. Jadi saya mohon, Anda jangan seperti ini dong sama saya. Saya janji deh, akan mengundurkan diri dari perusahaan Anda, asalkan Anda tidak mengganggu saya lagi," mohon Embun.

Siapa sih yang tidak mau menikah dengan pria ganteng, apalagi pria itu tajirnya nggak ketulungan, hanya saja yang harus Embun pikirkan itu hatinya. Misalkan nih ya, kalau sampai mereka menikah, dan pria itu hanya ingin memperalat Embun saja, ya jelas hati Embun akan sakit.

"Tidak bisa, kamu sudah terikat denganku, dan satu lagi, kita akan menikah. Ingat itu! Atau kalau tidak, video ketika kamu melamarku itu akan aku sebar, memangnya kamu mau?" tanya pria itu seraya tersenyum remeh.

"Saya sama sekali tidak pernah melamar Anda. Anda sendiri yang jebak saya!" kata wanita itu tak terima.

"Terserah, besok aku akan datang ke sini lagi, kita akan mempersiapkan pernikahan kita. Ingat, ketika aku sudah datang, aku harap kamu sudah siap. Satu lagi, jangan lupa keramas, biar nggak selalu garuk-garuk kepala, paham, kan?"

"Pak, nggak bisa gitu dong. Pak, Pak Gio. Tunggu dulu, saya belum selesai bicara, Pak. Pak!" teriak Embun.

Namun sayangnya teriakan wanita itu sama sekali tak digubris oleh pria itu. Gio dengan santainya masuk ke dalam mobil, lalu mengendarai mobil itu dengan kecepatan sedang.

"Arrghhh! Dasar laki-laki gila! Siapa juga yang mau nikah sama kamu, dan apa tadi katanya? Aku disuruh keramas? Hei, kamu kira aku ini nggak pernah keramas apa?!" teriak wanita itu, berharap jika Gio mendengar suaranya itu.

***

Embun mengerang frustrasi ketika melihat mobil Gio sudah terparkir di depan rumahnya.

"Ya ampun, ini masih jam berapa sih, masih pagi banget, kenapa dia cepat sekali datangnya," gerutu wanita itu.

Tok ... tok ... tok ...

"Embun! Cepat buka pintunya!"

Embun sengaja tidak bangkit dari tempat tidurnya, membiarkan pria itu terus saja mengetuk-ngetuk pintunya.

"Biarin ajalah, nanti juga dia pasti bakalan pergi juga," gumam wanita itu.

"Embun! Nggak usah pura-pura nggak dengar ya! Aku tahu kalau kamu itu ada di dalam. Cepat buka pintunya atau aku dobrak pintu ini!" ancam pria itu.

Embun terkesiap, dia langsung bangun dari tempat tidurnya itu. Bisa gawat kalau dia membiarkan pria itu mendobrak pintu rumahnya itu, masalahnya ini bukan rumah dia sendiri, dia di sini cuma ngontrak. Kalau sampai ketahuan sama ibu kosnya sudah pasti dia akan dimintai denda, sedangkan dia saat ini sama sekali tidak mempunyai uang lebih.

"Kenapa sih bisanya nyusahin orang aja," ujar wanita itu seraya berlari terbirit-birit menuju pintu itu.

Ketika pintu itu sudah dibuka oleh Embun, tatapan Gio langsung tertuju pada wanita itu. Tiba-tiba saja pria itu mendengkus keras.

"Kamu belum mandi?" tanya pria itu ketus.

"Belum, Pak, masih ngantuk juga. Anda sih datang ke sini terlalu kepagian. Kita perginya nanti aja ya, Pak," pinta wanita itu.

"Nggak bisa!" bantah pria itu, suara Gio membuat Embun terkejut karena saking kerasnya.

"Masih pagi loh, Pak."

"Masih pagi apanya? Ini sudah jam delapan, itu sudah sangat siang! Daripada kamu banyak omong, sebaiknya cepat siap-siap. Aku tidak mau menunggu lebih lama lagi," titah pria itu.

"Tapi, Pak, saya masih--"

"Apa perlu aku mandikan?" sela pria itu cepat.

Mata Embun seketika membulat. "Ya jangan dong, Pak, emangnya saya ini cewek apaan. Oke-oke, saya akan segera mandi."

"Jangan lupa keramas!"

"Ish, perasaan itu terus yang Anda bahas, Pak. Ya udah kalau gitu silakan Anda cari saja wanita yang suka keramas, bila perlu cari yang mandi keramas satu menit sekali, biar Anda puas," sahut Embun ketus.

Gio menggeleng. "Sayangnya aku lebih dulu ketemu sama kamu, maka dari itu terima saja kenyataan. Lagian nikah sama aku nggak ada rugi-ruginya juga. Apapun yang kamu mau, pasti akan selalu terpenuhi, kecuali satu, tubuhku dan juga hatiku."

"Pak, yang mau nikah sama Anda itu siapa sih. Kenapa Anda ngebet banget nikah sama saya sih, padahal saya nggak cantik-cantik amat deh."

"Itu dia, aku mau nikah sama kamu karena kamu kurang cantik, lebih tepatnya nggak cantik," bisik pria itu.

Mata Embun mengerjap beberapa kali ketika mendengar penuturan dari pria itu.

'Kok dengernya nyesek ya,' batin wanita itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi CEO Galak   Ya udah Ayo! Aku Kasih Jatah

    Bahagia! Itu adalah gambaran sempurna untuk keluarga Gio.Ya, saat ini mereka tengah dikaruniai seorang putri yang begitu cantik, ditambah lagi saat ini sang istri sedang hamil anak kedua, kandungannya sudah berumur tujuh bulan, yang kabarnya anak itu berjenis kelamin laki-laki.Jelas saja kebahagiaan itu semakin lengkap untuk Gio maupun Embun."Dan pada akhirnya si Cinderella pun bahagia dengan pasangannya."Alea menatap ayahnya dengan raut wajah bingung."Kok ceritanya beda kayak yang diceritakan oleh bunda, Yah?" protes anak itu.Pipi Alea menggembung, membuat Gio gemas, dan pada akhirnya dia mencubit kedua pipi Alea itu dengan pelan."Itu kan versi bunda, kalau versi Ayah ya beda dong. Alea kenapa belum tidur? Ayah udah baca dongeng dari tadi loh.""Masih belum ngantuk, Yah. Biasanya kalau bunda yang bacain dongeng, Alea langsung tidur. Tapi kalau sama Ayah kok nggak ya?" tanya anak itu dengan raut wajah bingungnya.Ya bagaimana Alea bisa mau tidur, Gio saja menceritakannya tidak

  • Dinikahi CEO Galak   Kebiri Aja!

    Embun menangis begitu kencang ketika mendengar penuturan dari suaminya. Ya, Gio mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah hamil.Awalnya wanita itu tidak percaya dengan ucapan Gio, karena dokter sudah memvonisnya akan susah hamil akibat kecelakaan itu.Namun, keraguan itu seketika sirna karena Gio membawa bukti yang diberikan oleh dokter itu, dan langsung Gio memberikannya pada Embun. Dari situlah baru Embu percaya kalau saat ini tengah ada janin di dalam perutnya."Sayang, udah, jangan nangis terus," tegur Gio sambil mengusap-usap punggung wanita itu secara perlahan."Ini benar-benar nggak mungkin, Mas. Bagaimana bisa aku ... hamil? Sedangkan--""Ssstttt." Gio menempelkan jari telunjuknya di bibir wanita itu. "Nggak ada yang nggak mungkin kalau Tuhan sudah berkehendak, Sayang. Ini adalah takdir kita. Tuhan masih memberikan kepercayaannya pada kita untuk merawat bayi ini. Mungkin waktu itu kita masih belum dikasih kepercayaan karena kita masih belum dewasa, kita masih sama-sama egois.

  • Dinikahi CEO Galak   Tadi Gio Bilang Apa?

    Berkali-kali Gio menciumi telapak tangan Embun. Perasaannya benar-benar campur aduk, tak karuan. Ada rasa khawatir, cemas, emosi dan juga bahagia. Karena perlakuan Gio, membuat Embun dengan perlahan membuka kedua matanya.Kepalanya masih terasa sakit, maka dari itu dia ingin kembali memejamkan matanya, akan tetapi karena ada yang terus menciumi tangannya, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya."Mas," panggil wanita itu lirih."Sayang, kamu udah bangun?" tanya pria itu dengan cepat. "Gimana? Apa yang sedang kamu rasakan? Apa ada bagian yang sakit di area tubuhmu?" Pertanyaan beruntun Gio membuat Embun tersenyum tipis.Wanita itu menggeleng pelan. "Nggak ada, Mas. Aku cuma pusing aja, sama lemas juga sih sebenernya," beritahu wanita itu.Embun menatap sekitar, dahinya mengernyit heran karena baru menyadari kalau dia tidak berada di dalam kamarnya, melainkan ruangan yang begitu asing, menurutnya."Kita lagi di mana, Mas?" tanya wanita itu dengan kening berkerut.Gio mendengkus keras. "

  • Dinikahi CEO Galak   Siapa Dia?

    Langkah Gio begitu tergesa-gesa. Terlihat begitu jelas raut wajahnya tampak cemas.Tadi, ketika Embun yang menghubunginya, ternyata yang Gio dengar bukan suara istrinya, melainkan suara orang lain, yang lebih parahnya lagi adalah suara seorang pria.Marah? Tentu saja! Siapa yang begitu berani meneleponnya mengunakan nomor istrinya? Bukan itu poin pentingnya, melainkan kenapa ponsel istrinya bisa di tangan orang lain? Terlebih lagi seorang pria."Ha-halo."Mata Gio membulat ketika bukan suara istrinya yang terdengar."Siapa kamu? Kenapa ponsel istriku bisa di tanganmu? Mana istriku?" sentak pria itu cepat."Ma-maaf. Aku akan menjelaskannya nanti--""Kenapa harus nanti? Cepat jelaskan sekarang!" kata Gio dengan suara yang begitu nyaring."Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang ada yang lebih penting yang harus kita urus. Ini tentang Embun, dia saat ini pingsan!" Pria yang tak Gio ketahui siapa namanya itu juga ikut berteriak.Gio tersentak, bukan karena bentakan pria itu, akan tetapi d

  • Dinikahi CEO Galak   Halo, Sayang, Halo

    "Untuk pembangunan di sebelah selatan delapan puluh persen sudah jadi, Pak, sebentar lagi akan rampung," beritahu Rizal.Gio tampak manggut-manggut. "Terima kasih atas laporannya, Rizal. Kamu memang bisa diandalkan. Nggak sia-sia aku kasih kamu kesempatan sekali lagi buat kerja sama aku," ucap pria itu bangga.Rizal tersipu malu. "Anda terlalu banyak memuji, Pak. Saya bisa seperti juga berkat Anda. Terima kasih karena saya sudah dikasih kepercayaan penuh oleh Anda, Pak."Gio kembali mengangguk seraya menepuk pundak Rizal berkali-kali.Dulu, waktu pertama kali Gio mempekerjakan Rizal, Rizal memang sangat payah, tidak mempunyai keahlian ataupun cekatan, tapi berkat kesabaran Gio dan juga ketelatenan pria itu dalam mendidik Rizal, pada akhirnya asistennya pun berubah menjadi semenakjubkan seperti ini. Gio bangga pada Rizal yang mau berjuang dan berusaha. Maka dari itu Gio tidak mungkin melepaskan Rizal begitu saja.Rizal pun demikian. Dia begitu bangga mempunyai bos seperti itu. Mungkin

  • Dinikahi CEO Galak   Astaga! Apa yang Sudah Kulakukan?

    "Kok lama banget sih datangnya," keluh Dimas ketika melihat Embun sudah datang.Embun mendengkus keras. "Syukur-syukur aku dateng, gitu aja protes," celetuk wanita itu tak terima."Iya, iya. Jangan ngambek gitu dong. Kan jadi makin cantik aja."Embun memutar bola matanya malas, agak jengah juga karena Dimas semakin terang-terangan menunjukkan rasa tertariknya padanya."Mau ngomong apa?" tanya wanita itu to the poin."Eits! Santai dulu dong, ngapain pakai buru-buru segala sih. Aku aja belum pesanin kamu minum. Mau minum apa?"Embun mengibas-ngibaskan tangannya. "Masalahnya aku belum izin sama suami, takutnya nanti dia malah salah paham. Lebih cepat lebih baik, lebih cepat juga aku pulangnya. Jadi kamu mau ngomongin apa?" desak Embun. "Kamu bilang ini tentang masa depan aku, emangnya aku itu kenapa? Apa yang akan terjadi di masa depan?" cerocos wanita itu panjang lebar.Raut wajah Dimas tampak berubah ketika Embun mengatakan tentang suami."Kamu beneran cinta nggak sih sama suami kamu i

  • Dinikahi CEO Galak   Katanya Tadi Lagi Nggak Enak Badan?

    [Embun, bisakah kita bicara sebentar? Ada yang mau aku bicarakan, penting. Sangat penting!]Embun mengerutkan keningnya ketika mendapat pesan dari Dimas."Mau ngapain dia?" gumam wanita itu.Akhir-akhir ini dia merasa begitu malas. Biasanya dia selalu bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan suaminya, tapi saat ini tidak, dan beruntungnya Gio sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Embun merasa beruntung mempunyai suami seperti Gio. Dia begitu bodoh karena dulu pernah menyia-nyiakan pria itu, dan mulai saat ini dia tidak akan melakukan hal itu lagi.[Ya udah tinggal ngomong aja lewat chat.]Embun pun membalas pesan dari Dimas. Tak menunggu waktu lama, pria itu langsung membalasnya.[Nggak bisa bicara lewat telpon, bisanya kita bicara secara langsung. Ini benar-benar penting, Embun!]Embun berdecak kesal. Bangun dari tidurnya saja dia malas, apalagi harus sampai bertemu dengan pria itu."Tapi aku penasaran, kira-kira dia mau ngomong apa ya? Katanya penting banget. Males banget

  • Dinikahi CEO Galak   Nelponnya Lain Kali Aja

    Karena jengah dengan suara deringan itu, pada akhirnya Gio pun mengangkat panggilan dari mamanya."Halo, Ma, ada apa?" tanya pria itu dengan ogah-ogahan."Ah, akhirnya kamu angkat telepon Mama juga, Nak." Dari ujung sana Rena tampak menghela napas lega.Sedangkan Gio, dia memutar bola matanya malas."Ada apa, Ma?" tanya pria itu lagi."Mama kangen sama kamu, Nak."Gio tertawa sinis. Kangen? Sejak kapan mamanya itu bisa berucap seperti itu!"Ma, saat ini aku lagi sibuk, nelponnya lain kali aja," sahut Gio dengan suara ketus."Mama benar-benar minta maaf, Nak. Mama akui kalau Mama itu salah. Maka dari itu izinkan Mama menebus semua dosa-dosa Mama ini. Mama ingin bertemu dengan Embun, Mama mau minta maaf sama dia. Boleh, kan, kalau Mama bertemu dengan dia?" "Nggak boleh!" jawab Gio tegas. Tangannya mengepal dengan erat, serta mengetatkan rahangnya. Dia tahu kalau lagi-lagi mamanya itu pasti merencanakan sesuatu. "Aku tahu apa yang saat ini ada dipikiran Mama, pasti Mama mau hasut Embun

  • Dinikahi CEO Galak   Takang

    Akhir-akhir ini Gio merasakan bahwa dirinya kembali lagi hidup. Hari-harinya kembali berwarna setelah bersama dengan Embun, istrinya.Banyak celotehan Embun yang membuat dirinya gampang tertawa. Inilah yang pria itu mau, hidup bahagia dengan pilihannya.Sampai-sampai dia lupa bahwa sampai saat ini mamanya masih saja merecokinya. Bukan merecoki untuk menikah dengan wanita lain, tapi mamanya meminta untuk dipertemukan oleh Embun. Tentu saja Gio tidak mau.Pria itu takut kejadian dua tahun lalu akan kembali terulang, mamanya ikut campur dan Embun akan pergi meninggalkannya lagi.Ya, meskipun Embun sudah berjanji padanya tidak akan pergi meninggalkannya, tetap saja yang namanya pikiran itu gampang berubah. Apalagi setahu Gio, perempuan itu moodnya gampang sekali berubah."Kok nggak diangkat teleponnya, Mas? Kenapa?" tanya Embun heran karena Gio mengacuhkan panggilan itu.Gio mengedikkan bahunya acuh, dia lebih memilih menatap laptopnya."Nggak terlalu penting sih," ujarnya cuek."Kan belu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status