Share

BAB 34 : KEDATANGAN HANA

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-06-20 08:14:07

Savana baru membuka pintu kamarnya ketika bel rumah berbunyi. Ia buru-buru menuju pintu.

Begitu pintu dibuka, ia disambut oleh senyuman hangat sang ibu. Di tangannya terdapat dua kantong besar berisi makanan. Matanya seketika membelalak kaget melihat kehadiran ibunya yang datang tanpa pemberitahuan.

“Ma … mama dateng kok ga bilang-bilang?” Serunya sedikit panik. Tapi dia tetap tersenyum agar tidak terlihat panik karena kedatangan Hana secara tiba-tiba.

“Kejutan!” balas Hana riang. Ia langsung memeluk Savana seperti tak bertemu bertahun-tahun.

“Ya ampun, anak mama tambah cantik aja. Tapi kok kurusan? Makannya kurang ya? Daryan ga ngurusin kamu apa gimana?” Hana berseloroh sambil tertawa pelan meski ada nada khawatir juga.

Savana hanya tersenyum kecil, “Masih sama aja, ma. Sibuk kerja.”

Bersamaan dengan itu, Daryan keluar dari ruang kerjanya dan terkejut ketika menemukan ibu mertuanya datang.

Daryan melirik ke arah sang istri dan menangkap sinyal dari tatapan Savana. Ia lalu meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 218 : RUMAH BARU

    Daryan melirik arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah lewat sepuluh menit sejak sang istri pamit ke toilet, tapi Savana tak juga kunjung kembali. Baru saja bangkit dari duduknya untuk menyusul ke toilet, terlihat Savana muncul dari lorong. Senyum wanita itu merekah sambil berjalan mendekati sang suami. "Mas," ia mengulurkan tangannya yang disambut oleh Daryan dengan genggaman. "Kenapa lama?" Tanya Daryan sambil melangkah pergi. Savana meliriknya sekilas, kemudian menunduk. "Tadi sempet ketemu temen, dan ngobrol sebentar. Mas pasti bosen ya nunggu kelamaan?" "Gak bosen, cuma khawatir aja. Takutnya ada apa-apa," jawab Daryan tenang, tapi matanya tak sedikit pun teralihkan dari sang istri. "Aku terlalu excited setelah dokter bilang aku masih bisa hamil. Aku berharap banget, Mas. Tapi kalau terlalu berharap, malah ...." "Sstt ...," potong Daryan dengan desisan pelan. "Jangan ngomong sembarangan, ingat ... ucapan itu adalah doa sayang. Jadi ngomong y

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 217 : SEPERTI ADIK SENDIRI

    "Mas, tunggu di sini ya, aku mau ke toilet dulu bentar," ujar Savana pada Daryan begitu keluar dari ruangan dokter kandungan. Daryan mengangkat alis, "Aku anter aja, ya?" ucapnya pelan, tangannya langsung meraih lengan istrinya. Savana mengulas senyum kecil, "Gak usah, Mas. Aku bisa sendiri kok, Mas tunggu di sini aja," ia mengusap bahu suaminya pelan sebelum berbalik menuju toilet di ujung lorong. Daryan hanya menatap punggung istrinya yang mulai menjauh sejenak, kemudian memilih menunggu di kursi tunggu yang terletak di depan ruangan dokter kandungan. Savana berdiri di depan cermin kamar mandi, tatapannya tenggelam dalam bayang-bayang kata-kata dokter yang baru saja didengarnya. "Kamu bisa hamil lagi," gema kalimat itu berputar di benaknya, membawa perasaan lega yang hangat sekaligus air mata haru yang hampir tumpah. Perlahan, dia membasuh wajahnya dengan air dingin, merasakan dinginnya menyapu setiap ketegangan dan kecemasan yang selama ini membelit hatinya sejak kehilang

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 216 : PROGRAM HAMIL

    Minah sedang sibuk merapikan piring kotor dan gelas di meja ruang tengah ketika tiba-tiba bel apartemen berbunyi kencang. Jantungnya berdegup cepat, ia buru-buru melangkah ke pintu dan segera membukanya. Saat pintu terbuka, sosok Hana berdiri dengan senyum hangat seperti biasa. "Bu Hana, kirain siapa yang dateng," Minah tersenyum kecil dan membuka pintu lebih lebar agar Hana dapat masuk, "Silakan masuk, Bu." "Terima kasih," balas Hana seraya melangkah masuk sambil menenteng beberapa barang belanjaan untuk putrinya. "Savana ada di kamarnya, Minah?" tanyanya cepat, matanya menyapu ruangan seperti mencari sesuatu yang hilang. Minah menutup pintu terlebih dahulu sebelum menyusul Hana, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya membuka cerita. "Tadi pagi, Tuan Daryan ada di sini, Bu. Saya kaget banget, tiba-tiba mereka udah sarapan bareng di dapur," ucapnya sambil menatap Hana, mencoba menangkap reaksi wanita itu. Wajah Hana berubah sedikit tegang, tapi ia tetap berusaha t

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 215 : ANCAMAN DARYAN

    "Arfan," suara Daryan begitu dingin dan menusuk, mengeras seperti palu godam yang menghantam dada Arfan, "Kamu merasa berhak menghubungi istriku setelah semua yang terjadi? Padahal aku sudah bilang ke Revanza, kalau kamu sudah tidak punya urusan lagi dengan keluarga Ardhanata termasuk istriku. Atau ... cek yang pernah Revanza berikan ke kamu nilainya kurang?" Arfan, yang sebelumnya sudah siap dengan pembelaan, terdiam sesaat. Suara di seberang telepon itu begitu tegas, dingin, penuh arogansi dan intimidasi, memaksa setiap kata keluar dengan kekuatan yang tak bisa diabaikan. "Seharusnya aku yang kamu hubungi setelah melihat video itu, bukan istriku. Aku yang bakar jumper itu, dengan sengaja," lanjut Daryan, suaranya semakin tajam, setiap kata seperti pisau yang mengiris. Ia menarik napas dalam, sebelum menghembuskannya perlahan, "Kamu pikir kamu bisa mengisi ruang yang aku tinggalkan? Kamu pikir bisa jadi pahlawan bagi istri orang lain hanya dengan satu atau dua pertemuan di luar

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 214 : MEMBAKAR JUMPER BAYI

    "Sayang," panggil Daryan pelan, suaranya memecah keheningan ruang kamar yang luas dan mewah itu. Ia berdiri di depan lemari yang terbuka, hanya mengenakan handuk putih yang terikat rapat di pinggang lebarnya, matanya terpaku pada jumper bayi berwarna biru langit yang dipegangnya dengan hati-hati. Nama 'Arkana' yang tersulam rapi di dada jumper itu seolah membakar hatinya. Savana menoleh perlahan dari depan cermin, bola matanya menatap balik penuh waspada, lalu alisnya terangkat tipis. "Kenapa, Mas?" Daryan menahan napas, mencoba menahan gemuruh di dadanya yang menggelora. Ia meraih jumper bayi itu dan memperlihatkannya pada sang istri, "Ini ... kamu yang beli sendiri?" suaranya terdengar tegas. Savana tanpa sepatah kata mematikan pengering rambut dan meletakannya ke atas meja rias dengan hati-hati, suaranya lirih saat menjawab pertanyaan sang suami, "Itu hadiah, Mas." "Dari siapa?" Sebelah alis Daryan terangkat sinis, nada suaranya menuntut jawaban, tajam seperti duri yang m

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 213 : COBA RUMAH BARU, KAMAR BARU, RANJANG BARU

    Pagi itu, matahari baru saja menyelinap masuk lewat jendela apartemen minimalis milik Savana. Di dapur, wanita itu sedang menuang susu ke dalam gelas, sementara Daryan membuka lemari es mencari roti. Tiba-tiba, dari pintu apartemen—terdengar pintu dibuka disusul dengan kedatangan Minah seperti biasa pada pagi pukul enam. Langkah Minah sontak terhenti begitu melihat Daryan dan Savana di dapur. Daryan menatap Minah sebentar, lalu tersenyum kecil, "Minah, terima kasih ya. Kamu selalu tepat waktu." Minah hanya mengangguk sambil tersenyum kecil, lalu dengan cepat meletakan tasnya di atas meja dan menuju ke dapur untuk melakukan tugasnya. "Mau sarapan apa hari ini Tuan, Non?" Tanya Minah sembari memakai celemek. Savana menatapnya sekilas, "Apa aja, Bi, terserah," jawabnya sambil menyerahkan segelas susu pada sang suami yang sudah duduk di ujung meja. "Baik, Non, saya buat roti panggang, ya?" Savana hanya mengangguk pelan, "Ngomong-ngomong, kamu mau pulang ke penthouse dulu ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status