Share

Part 17

Rigel berdiri seraya memandangi langit biru yang mulai bercampur jingga dan gedung-gedung pencakar langit dari dinding-dinding kaca ruang kerjanya. Menatap ke bawah, ia bisa melihat bagaimana kendaraan roda dua dan roda empat memadati jalanan ibu kota---merayap bagai pasukan semut. Sesekali pria itu menyesap secangkir teh hangat yang dipegangnya. Kebiasaan ini biasa dilakukan kala ia mulai lelah dengan setumpuk berkas yang harus ia tangani. Namun mau bagaimana lagi? Itu sudah menjadi risikonya sebagai petinggi di perusahaan. Ribuan karyawan bergantung nasib padanya, bukan hanya itu, statusnya sebagai satu-satunya pewaris perusahaan ayahnya dan seorang kepala keluarga menuntutnya untuk bekerja keras.

Di tengah kesibukannya menikmati pemandangan Kota Jakarta, tiba-tiba ia dikejutkan dengan bunyi nyaring yang berasal dari saku celananya. Mengalihkan gelas ke tangan kiri, tangan kanannya sibuk merogoh saku celana---menemukan benda pipih yang masih mengeluarkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status