Share

65. Dua Pilar Cinta

Rania tengah duduk di meja rias. Pandangannya tampak kosong. Riasan wajah tak sepenuhnya mampu menutup sembap. Kejadian semalam tak hanya membuat raganya letih, tetapi perasaannya ikut perih hingga batas rintih. Tubuhnya panas dan menggigil sejak semalam. Bibirnya terasa kaku, enggan berucap apa pun, terutama pada Raihan.

Rania tahu jika Raihan terus-menerus mengetuk pintu setelah ia berlari ke dalam kamar. Gadis itu hanya ingin menenangkan diri, tak ingin masalah kian menyakiti hati. Jujur saja, Rania tak mengerti dengan jalan pikiran Raihan. Laki-laki itu terus menuduh dirinya memiliki hubungan yang tak biasa dengan bosnya, padahal ia sama sekali tak begitu dekat dengan pria itu.

Rania mengembus napas panjang ketika teringat kejadian ketika dirinya hendak keluar kamar. Tubuhnya seketika terhuyung ke samping saat melihat Raihan teridur beralas keramik, berbantal tangan yang kedinginan. Meski amarah masih mendekap perasaan, tetapi ia malah berlari ke kamar untuk mengam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status