แชร์

#061 Waktu yang Salah

ผู้เขียน: aisakurachan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-17 09:53:33

Rad mengangkat tangan, mencegah Aima untuk bicara. Dia lalu menggeser kepala Bree yang terkulai bersandar di bahunya.

Rad mencondongkan tubuh pada jendela, meminta Aima mendekat dengan lambaian tangan, lalu memberi perintah dengan suara pelan.

“Kalau kalian ingin beristirahat, istirahat saja. Bree sedang tidur. Jika sudah selesai katakan pada Edmond kita harus segera berangkat.”

Aima mengangguk tanpa suara, lalu mundur meninggalkan kereta.

Kembali dengan gerakan perlahan, Rad menggeser kepala Bree agar kembali ke posisi semula. Melihat Bree tidak terbangun, Rad kembali menahan kepalanya, lalu bergeser sedikit menjauh, kemudian membaringkan kepala Bree di pahanya.

Rad diam membeku sejenak, saat Bree bergerak, tapi dia tidak terbangun. Hanya menggeliat dan napasnya kembali teratur. Kali ini sedikit lebih nyaman, karena paling tidak tubuh Bree berbaring. Sejak tadi dia hanya tidur dalam posisi duduk.

Setelah pembicaraan penuh aroma yang baru itu, Bree menjadi lebih diam, lalu p
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #072 Pilihan yang Bisa Bersama

    “Kau tidak tidur di sini lagi!” Bree membentak saat melihat Rad masuk ke kamar saat jam tidur tiba. Aima yang sedang menyisir rambut pria dengan terburu-buru mengakhiri tugasnya. Mengikat rambut Bree menjadi satu begitu saja, lalu bergegas keluar dari kamar. Tidak ingin tersangkut di antara perdebatan mereka berdua, yang pasti biasanya akan berlangsung sengit. “Kau ingin aku keluar dan membuat ayahmu curiga lagi?” Rad memandang Bree sambil mengangkat alis. “Dia sudah tidur sekarang. Dia takkan melihat kalau kau keluar dari kamar ini,” kilah Bree. “Kau tidak tahu saja! Bisa jadi malam nanti tiba-tiba dia datang ke sini dan mencariku,” “Itu tidak pernah terjadi sebelumnya! Jangan mengada-ada!” “Sesuatu bisa terjadi untuk pertama kalinya kapan saja!” “Apa kau sedang mencari alasan untuk tidur disini?!” “Aku tidak mencari alasan. Ini hari terakhir ayahmu ada di kastil ini bukan? Besok dia akan kembali ke Le Mans. Aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Kalau kau i

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #071 Bahagia yang Menular

    “Kau lihat, Bree. Kau tidak seharusnya marah pada Rad. Dia begitu perhatian padamu.” Trey tentu saja tidak bisa lebih gembira lagi saat melihat ini. Sekilas Trey melihat bagaimana Bree dan Rad baik-baik saja. Mereka dalam keadaan baik-baik saja. Bree menggerutu dalam hati, tapi tidak bisa menghapus aroma kegembiraan itu. Kegembiraan akibat Gris cukup awet bertahan. “Kau tidak ingin mencoba menunggang?” tanya Rad. Sejak tadi Bree terus mengelus kepala dan leher Gris, menyukai rasa bulu lembut di telapak tangannya. “Oh, ya.” Bree tadinya sedikit khawatir, tapi karena Rad sudah memberi jaminan Gris akan tenang, Bree jelas menjadi bersemangat. Rad melambai pada Curtis, yang segera berlari menuju istal, dan keluar membawa pelana. Dengan bantuan Campy, dia memasang pelana itu dengan cukup cepat. “Ini bukan pelanaku yang biasa.” Bree mengenali karena perbedaannya begitu mencolok. Pelananya lama miliknya berwarna coklat kulit yang ini berwarna hitam. “Aku meminta Curtis untuk menyiap

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #070 Kuda yang Bahagia

    “Aku sudah mendengar jika istal milik Valois sangat lengkap dan besar. Aku rasa kabar itu sama sekali tidak berlebihan.” Trey memuji sambil mengamati sekitar dengan takjub. Memandang deretan kuda yang sepertinya tak habis-habis. Dan sebenarnya ini baru istal pertama. Istal untuk kuda milik pasukan bersenjata Marseilles ada di luar kastil. Bree yang mendengar itu, mulai memperhatikan sekitar dengan lebih seksama. Dia sudah melihat istal itu kemarin, hanya karena tidak memiliki pemahaman soal kuda dan istal, Bree tidak tahu jika istal itu istimewa. Dia hanya tahu jika kuda Rad memang banyak. Bree sekarang melihat istal itu dengan pandangan baru karena ternyata membuat ayahnya kagum. Rad sendiri tidak menanggapi berlebihan, dia hanya tersenyum dan mengangguk sopan pada Trey. “Dan kejutan apa yang ingin kau berikan pada Bree?” tanya Trey. “Ada di sana.” Rad menunjuk bagian samping istal, dan mereka melewati pintu kayu besar untuk mencapai area itu. Area samping istal itu adalah ar

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #069 Maaf yang Salah

    Bree melayangkan pandangan membunuh pada Rad saat mereka sedang sarapan. Rad sendiri tidak terlalu memperhatikan, karena seperti biasa dia sedang membalik makanan yang ada pada piringnya dengan malas. Masa sarapannya sudah lewat. “Apa kalian sedang bertengkar?” tanya Trey. Dia jelas melihat mata Bree yang tajam itu, dan bertanya heran. “Eh.. tidak!” Bree membantah, kemudian menyesal karena terlupa untuk mengatur mimik wajahnya. Seharusnya dia memasang mimik wajah yang biasa, karena Trey pasti curiga lagi. “Ya, benar. Dia sedang marah padaku.” Bree mendongak, melotot pada Rad yang baru saja mengatakan pantangan yang tidak boleh mereka buka di depan Trey. Mereka seharusnya berpura-pura baik-baik saja. Bukan malah mengadu seperti itu. “Eh? Ada apa? Kalian terlihat baik-baik saja kemarin.” Trey memandang mereka berdua bergantian. “Bree kecewa akan sesuatu, dan ini salahku. Aku rasa dia masih menyimpan amarah itu sampai sekarang.” Rad yang menjawab. “Kau kecewa karena apa?” Trey

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #068 Tujuan yang Benar

    “Hal buruk apa? Dia terlihat baik-baik saja.” Rad menoleh pada Campy yang kini membungkuk dengan wajah prihatin, seolah ada seseorang yang baru saja meninggal. “Hal buruk apa? Aku tidak melakukan hal buruk padanya,” desak Rad, karena Campy hanya diam dan meragu setelahnya. “Tidak terjadi sekarang, dan jelas bukan Anda yang melakukannya. Tapi Duchess ketakutan karena ingatan hal buruk itu datang saat Anda mencumbunya.” “Hah? Ingatan apa? Saat aku mencumbu bukannya dia akan terlena dan lain sebagainya? Seperti yang lain?” Rad menunjuk gadis tak sadarkan diri yang tadi. Rad tentu tidak menyerang dengan brutal saat akan makan, karena tak ingin kebrutalan itu menempel pada ingatan korbannya. Dia selalu berhati-hati saat memangsa, agar korbannya merasa Rad tidur dengan mereka, bukan meminum darahnya. Dicap menjadi mata keranjang lebih baik dari pada dicap sebagai monster mengerikan yang haus darah seperti dongeng Miriam. Jadi Rad memang sedikit lama ‘memainkan’ korbannya agar terle

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #067 Korban yang Salah

    Lezat… Ada sesuatu yang beraroma sangat lezat mengganggu tidur Rad. Dan aromanya sangat dekat. Rad membuka matanya, menghirup aroma lezat itu, dengan otak yang masih mengantuk. Seketika mulutnya kering. Makanan terakhir Rad hampir seminggu lalu, saat dirinya terluka bakar. Ini belum saatnya dia makan, tapi aroma menggoda itu membuatnya lapar. Menggoda nafsu yang biasa tersembunyi dari permukaan. Rad sekali lagi menghirup udara, lalu mendesis saat aroma itu semakin membuatnya tercekik oleh kehausan. Tenggorokannya sekering gurun gersang yang merindukan air. Mulut Rad membuka secara otomatis, seiring gerakannya bangkit dari tidur. Deretan gigi yang tadinya rata, berganti, saat sepasang gigi lain pada bagian taring bagian atas muncul dengan cepat di depan giginya yang biasa. Perubahan kecil, nyaris tidak terlihat. Hanya untuk memastikan dia bisa membuat luka untuk meminum darah dari korbannya, serta memasukkan racun yang membuat korbannya semakin tak berdaya. Hidungnya yang taj

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status