แชร์

Bab 138

ผู้เขียน: Janice Sinclair
Yovan sudah tidak sombong seperti barusan lagi. Pria itu kini tampak menggosok-gosok tangannya dengan gugup dan takut. Dia ingin menjelaskan, tetapi tidak tahu harus caranya.

"Kiana, aku mencintaimu."

"Menjijikkan!"

Kiana berbalik dan berjalan keluar. Yovan buru-buru mengejarnya dan menghalangi jalannya.

"Kiana, aku nggak bermaksud menyakitimu. Aku hanya…"

"Minggir!"

Kiana menendang lutut Yovan. Lantaran Kiana mengenakan sepatu hak tinggi, tendangannya cukup keras.

Yovan menjerit kesakitan, tetapi melihat Kiana masih mau pergi, pria itu langsung berlutut di depannya.

"Aku mencintaimu. Hanya kamu yang kucintai, tapi aku juga menginginkan seorang anak. Kamu nggak bisa punya anak, jadi apa yang bisa aku lakukan? Aku terpaksa pinjam rahim orang lain untuk punya anak."

Bisa-bisanya Yovan mengucapkan kata-kata tidak tahu malu seperti itu.

Kiana menatapnya lagi. Benarkah ini pria yang dicintainya selama enam tahun?

Dia sungguh merasa… memalukan sekali!

"Jadi pada akhirnya, ini semua salahku.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 142

    Ibunya lahir di Kota Yasel dan menikah dengan pria dari Kota Yasel. Ibunya juga membunuh suaminya di sini dan melarikan diri dari Kota Yasel dalam keputusasaan yang tak berujung.Ibunya tidak mengizinkannya kembali ke Kota Yasel untuk kuliah, dengan alasan tempat itu adalah tempat yang penuh dengan kesedihan bagi mereka.Namun pada akhirnya, ibunya meninggal di Kota Yasel. Sesuai dengan wasiatnya, ibunya dimakamkan di Kota Yasel.Kiana mendaki gunung. Setiap langkahnya terasa lebih berat dari sebelumnya."Kiana, apa kamu masih nggak mau maafkan Ibu?""Kamu bahkan nggak mau melihat Ibu untuk terakhir kalinya?""Kiana, Ibu minta maaf, tapi Ibu sangat menyayangimu…"Pada hari itu, ibunya duduk sendirian di bangku taman, menggunakan sisa tenaganya untuk mengirimkan pesan-pesan itu padanya. Namun pada akhirnya, ibunya tidak bertemu dengannya.Setiap orang pasti punya penyesalan, tetapi penyesalannya begitu mendalam.Akhirnya, dia melihat makam ibunya. Tampak tujuh hingga delapan pria dan wa

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 141

    Kiana menatap Tristan dengan penuh kekaguman. Pria itu menyuruhnya percaya padanya dan Kiana pun memercayainya.Di tengah malam, setelah Kiana terhanyut sepenuhnya, Tristan menggendongnya untuk mandi. Setelah selesai, pria itu langsung membawanya ke ranjang besar."Besok pagi kita pergi urus buku nikah." Dia menyuapi Kiana beberapa teguk air."Oh," jawab Kiana pelan, sambil bersembunyi di bawah selimut."Setelah nikah, kamu pindah dan tinggal di rumah ayahku.""Terus, kamu?""Kalau nggak sibuk, aku bakal pulang ke sana."Kiana berpikir sejenak. "Aku mengerti kamu sangat sibuk sama urusan negara, jadi aku hanya perlu tinggal di harem dan menunggu kunjunganmu sesekali."Tristan tertawa. "Kamu kira kamu seorang selir?""Selir apaan? Derajatnya rendah. Aku nggak mau jadi selir. Aku ini permaisuri!"Sambil mengatakan itu, Kiana pun mengambil ponselnya, lalu menandai beberapa hari di kalender, dan mengirimkan tangkapan layar itu pada Tristan."Demi memastikan kelancaran kerja sama dan menceg

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 140

    Kelihatannya sangat pahit. Nyatanya, itu memang semangkuk obat yang sangat pahit.Kiana sangat muak minum obat itu. Dia sudah minum sampai takut. Bahkan, ketakutannya sudah sampai titik di mana air matanya akan mengalir setiap kali melihat mangkuk obat itu.Setelah Tristan menghangatkan obat untuknya dan meletakkannya di depan Kiana, pria itu pergi ke sofa untuk menelepon. Entah dengan siapa dia berbicara, tetapi terdengar gelak tawa dalam obrolan itu.Pria itu sesekali meliriknya, tetapi wajahnya tampak acuh tak acuh, seolah-olah itu bukan urusannya, dan bukan tanggung jawabnya…Atas dasar apa!Kiana merasa sangat kesal dan dengan marah meminum semangkuk obat itu, meninggalkan rasa pahit di mulutnya.Setelah berpikir sejenak, dia berlari mendekati Tristan.Melihat ekspresinya yang licik, Tristan langsung bisa menebak apa yang akan dilakukannya. Jadi, di saat wanita itu menerjangnya, Tristan menggunakan tangan satunya untuk menahan dahinya.Mana mungkin Kiana menyerah begitu saja. Wani

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 139

    Jantung Kiana berdebar kencang. Dia pun perlahan mendekat."Pak Tristan, kebetulan sekali. Bisa bertemu denganmu di sini.""Ini tempat apa?" Tristan mengangkat alisnya."Bar…""Hmph.""Aku lapar. Aku datang ke sini buat makan.""Kamu datang jauh-jauh ke bar hanya untuk makan?""Nasi goreng truffle hitam mereka enak sekali. Aku sangat suka."Tristan menggenggam tangannya, lalu membawanya masuk ke dalam bar, dan menempatkannya di sebuah ruang VIP. Pria itu juga memesan sepiring nasi goreng truffle hitam pada pelayan."Tunggu aku di sini.""Aku makan cepat…""Kalau begitu, makanlah perlahan, sebutir demi sebutir. Pas aku kembali nanti, kasih tahu aku berapa banyak butir beras yang ada di dalam piring ini.""…"Psikopat!Tristan mendengus pelan, lalu berjalan keluar.Nasi goreng truffle hitam disajikan dengan cepat dan terlihat sangat menggoda, tetapi Kiana tidak bisa menahan diri untuk meminta segelas alkohol pada pelayan.Setelah menyelesaikan urusannya, Tristan pun pergi ke ruang VIP. P

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 138

    Yovan sudah tidak sombong seperti barusan lagi. Pria itu kini tampak menggosok-gosok tangannya dengan gugup dan takut. Dia ingin menjelaskan, tetapi tidak tahu harus caranya."Kiana, aku mencintaimu.""Menjijikkan!"Kiana berbalik dan berjalan keluar. Yovan buru-buru mengejarnya dan menghalangi jalannya."Kiana, aku nggak bermaksud menyakitimu. Aku hanya…""Minggir!"Kiana menendang lutut Yovan. Lantaran Kiana mengenakan sepatu hak tinggi, tendangannya cukup keras.Yovan menjerit kesakitan, tetapi melihat Kiana masih mau pergi, pria itu langsung berlutut di depannya."Aku mencintaimu. Hanya kamu yang kucintai, tapi aku juga menginginkan seorang anak. Kamu nggak bisa punya anak, jadi apa yang bisa aku lakukan? Aku terpaksa pinjam rahim orang lain untuk punya anak."Bisa-bisanya Yovan mengucapkan kata-kata tidak tahu malu seperti itu.Kiana menatapnya lagi. Benarkah ini pria yang dicintainya selama enam tahun?Dia sungguh merasa… memalukan sekali!"Jadi pada akhirnya, ini semua salahku.

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 137

    Kiana tak kuasa menahan tawa. Kemarahan mereka makin memuncak saat melihatnya tertawa."Kalian bilang aku bunuh orang, 'kan?" Kiana mengangkat alisnya. "Terus, kenapa kalian nggak lapor polisi?"Saat mendengar itu, anggota Keluarga Sumargo, Rachel beserta ibunya, langsung merasa gelisah."Kamu berani suruh kami lapor polisi?" Ibunya Yovan mencibir. "Hanya karena memandang dari hubungan kita di masa lalu, kami baru nggak memenjarakanmu!""Aku sudah hampir bunuh cucu kalian, kalian masih begitu berlapang dada?""Kamu itu menantu Keluarga Sumargo, makanya kami…"Kiana mendengus dingin. "Rupanya takut aib keluarga kalian terbongkar.""Kamu!""Kalau Keluarga Sumargo nggak mau lapor polisi, kalian kan bisa lapor polisi." Dia kemudian menatap Rachel dan ibunya. "Aku begitu kejam, keji, sampai hampir membunuhmu dan anak yang ada di dalam kandunganmu.""Kiana, kamu itu teman terbaikku…""Benarkah?" Kiana mengangkat alisnya.Di bawah tatapan mengejek Kiana, Rachel tak kuasa menahan diri untuk ti

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status