Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 62. Aku Siap Dimadu

Share

62. Aku Siap Dimadu

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-09-03 09:15:28

Langit mulai mendung usai Max mengantarkan Carol kembali ke rumah. Dia masuk ke dalam mobil dan segera melajukan kendaraan. Hendak menemui Damar, namun diurungkan olehnya.

“Aku harus menemui Damar. Ini tidak boleh berlarut-larut. Jika memang dia masih menginginkan adikku, seharusnya dia juga tidak menyakiti. Kalau memang dia ingin kembali dengan mantan kekasihnya yang dulu, lebih baik diam harus menceraikan adikku,” gumam Max dengan nada resah.

Max menghembuskan napas keresahan yang bersemayam dalam hati semakin menumpuk. Sejak memulang kan Carol ke rumah mamanya, ia segera menghubungi Damar untuk membicarakan segalanya. Namun, lagi lagi ponsel pria itu malah sibuk. Ia kehikangan akal lagi untuk menghubungi adik iparnya.

Tidak mudah untuk bertemu dengan seseorang yang memiliki segudang jadwal padat seperti adik iparnya itu. Karena sampai dua minggu berlalu, barulah Max bisa menemui Damar.

Dia telah membuat janji. Dan hari ini ia menunggu di sebuah cafe, ingin berbica
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   68. Konspirasi Ayah & Anak

    “Aku tahu bagaimana perasaanmu, Diana. Tapi kali ini, aku mohon dengan sangat tolong jangan kecewakan kami.” Caroline menatap dengan sendu. Ia kemudian memegangi telapak tangan Diana sambil mengangguk tipis. Mencoba menyakinkan Diana supaya mau melahirkan anak-anak Damar setelah ini.“Lalu apa yang akan aku katakan kepada Nyonya Helen, Mbak? Beliau sudah sangat baik denganku. Bagaimana jika beliau tahu mengenai masalah ini lalu menyalahkan ku, mengecapku sebagai seorang pelakor?” tanya Diana merasa sedikit bersalah.Caroline pun kemudian mencoba menjelaskan secara pelan-pelan jika semuanya akan baik-baik saja. Hanya itu menjadi mau olehnya. Ia tidak mau berpisah dengan suaminya, tetapi juga tidak mau suaminya terus-menerus merana karena tidak bisa memiliki keturunan bersamanya.“Aku jamin itu tidak akan pernah terjadi. Aku sudah memberi beliau pengertian supaya dapat menerima mu,” jelasnya. Carol mencoba meyakinkan Diana lagi jika semua akan baik-baik saja.

  • ENAK, PAK DOSEN!   67. Tak Bisa Memilih

    "Jangan memberiku pilihan yang sulit, Diana. Aku mencintaimu dan Carol. Aku tak bisa memutuskan salah satu di antara kalian. Caroline baik, dan kamu adalah ibu dari anakku." Damar menyergah. Biarlah dia dikatakan egois dan juga lelaki serakah. Toh, dalam agama memperbolehkan suami beristri 4.Oh ya ampun.Damar hanya membawa sunnah Nabi. Namun tak serta merta mengerti secara keseluruhan."Kalau kamu tidak bisa memutuskan, maka maaf. Kita lebih baik begini saja. Merawat Shanum bersama, dan biarkan aku menikah dengan orang lain yang kelak akan menjadi jodohku," tutur Diana dengan sendu. Dia harus move on, meski sangat sulit."Aku tak akan membiarkanmu menikah dengan orang lain!" sentak Damar meninggi. Dia tak akan membiarkan wanita yang dikasihinya itu dimiliki orang lain."Kamu egois. Kamu memintaku menjadi istri kedua, sementara kamu tak mau melepaskan istrimu yang pertama. Kalau kamu lelaki yang pandai, putuskan salah satu. Baru kita pikirkan ke depannya. J

  • ENAK, PAK DOSEN!   66. Ceraikan Istrimu Dulu

    “Pilihan sulit yang mana? Aku memberimu pilihan yang mudah,” sanggah Damar meyakinkan. Semua akan mudah jika Diana mau menerimanya. Namun, sepertinya wanita keras kepala ini tetap sulit ditakhlukkan.Meski saat ini Shanum sudah dalam genggamannya, nyatanya Diana masih saja berkelit. Memangnya, apa susahnya memilih salah satu? Tinggal berkata iya, semua selesai. Aman dan tenteram.Kalau masalah orang lain yang berkomentar, ah bukankah itu bisa diabaikan? Kebanyakan orang memang selalu berkomentar. Entah benar atau salah, semua selalu diprotes dan juga digunjing.Ingin menerapkan prinsip bodo amat dengan omongan orang lain, nyatanya Diana tak mau melakukan itu."Kamu keras kepala sekali, Diana. Pilihan itu mudah, tinggal katakan iya. Semua selesai. Aku tak perlu mendengar ucapan orang lain. Begitu pula kamu. Kamu ingat kan, Shanum membutuhkanku?" Tanyanya sambil membawa Shanum sebagai alasan.“Itu bukan pilihan yang mudah bagiku. Apa kamu tahu, menjadi wanita kedua

  • ENAK, PAK DOSEN!   65. Permintaan Terakhir

    “Apa? Mama Maya kritis? Ya, ya. Aku akan ke sana. Oke, tunggu!” pekik Diana lagi setelah sang pengasuh memberitahunya.Diana langsung saja menuju ke rumah sakit setelah seorang pengasuh memberitahukan jika mereka berdua diminta oleh Damar untuk pergi ke sana.Tidak ingin membuang waktu, maka Diana langsung saja menuju ke rumah sakit tersebut menggunakan taksi komersial yang kebetulan lewat di sekitar sekolah sana.Setelahmenghubungi di mana letak kamar perawatan Mama Maya, langkah kaki berbalut kan sandal selop tersebut menuju ke sebuah lift. Memang Mama Maya dirawat di ruangan ICU akibat terjatuh di sekolahan Shanum tadi.Akibat benturan di kepala yang cukup keras, maka Mama Maya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat dan kondisinya kritis.Sesampainya di sana, Damar sudah menyambutnya di ambang pintu. “Mama ingin bicara padamu,” tuturnya.Tanpa banyak bicara, Diana segera masuk dan duduk di dekat seorang wanita tua yang tengah berbaring dan menggunaka

  • ENAK, PAK DOSEN!   64. Kritis

    Damar seketika membeku dan lidahnya malah tercekat, tanpa mampu berbicara sepatah kata pun. Kedua bola matanya juga terpaku menatap layar ponsel yang baru saja dia putuskan sambungan teleponnya.“Ada apa dengan mama?” Pertanyaan itu digaungkan oleh kedua orang wanita yang dikasihi nya.Caroline menggoyang kan lengan sang suami. Sementara untuk Diana, wanita itu hanya bisa terdiam dengan bertanya-tanya dalam hati. Apa gerangan yang telah terjadi?“Kita harus segera pergi dari sini. Mama jatuh di kamar mandi dan beliau tidak sadarkan diri karena pendarahan di kepala belakangnya. Mama dibawa ke rumah sakit, kondisinya tak baik baik saja, Carol, Diana,” ucap Damar menjelaskan dengan nada gelisah. Dia resah. Jika menyangkut mamanya, Damar tak bisa berlama-lama untuk bertindak cepat. Hanya Mama Mayang lah orang tua yang masih dimiliki Damar.“Bagaimana bisa?” tanya Caroline dan juga Diana secara bersamaan, spontan mereka berdiri.Meski tidak ada hubungan dengan wanita

  • ENAK, PAK DOSEN!   63. Kabar Buruk

    Mata Max menoleh pada Diana, mengonfirmasi. "Dan kamu Diana. Kau mau menjadi yang kedua?"“Abang tahu aku gak akan lakuin itu! Aku gak mau jadi yang kedua, titik. Abang tahu alasanku sejak awal gak mau ngasih tahu siapa lelaki itu sebenarnya. Aku gak akan menjadi istri keduanya Pak Damar. Titik.” Diana menyahut singkat.Diana kembali teringat disaat saat dia jatuh terpuruk. Tidak memiliki sanak saudara untuk digunakan sebagai tempat berkeluh kesah.Sampai pada akhirnya, dia bisa bangkit dari semua rasa sakit. Mencoba untuk menghidupi Shanum dengan usahanya sendiri. Saat ia benar-benar ingin melupakan semua kenangan menyakitkan antara dia dan juga Damar, kini malah dia terjebak dalam situasi seperti ini.Siapa juga yang mau menjadi istri kedua? Mungkin hanya wanita bodoh yang mau diminta seperti itu. Karena sejatinya Diana yakin, Caroline tidak akan pernah yakin dan rela jika harus dimadu.“Ya. Jadi dialah lelaki yang kamu anggap bajingan itu?” Sebongkah batu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status