Home / Romansa / EX to NEXT 21+ / 6. Selalu Mengancam

Share

6. Selalu Mengancam

last update Last Updated: 2025-03-13 12:38:37
Chapter 6

Selalu Mengancam

Bianca sedang mengamati pohon bunga Peony yang tingginya belum ada satu jengkal, menunggu waktu tiga tahun untuk Peony berbunga rasanya sangat konyol.

Sialan! Tetapi, obsesinya menanam dan merawat bunga sendiri sudah bulat. Lagi pula menanti Peony-nya berbunga lalu bunga itu akan hidup selama lima puluh sampai seratus tahun menurutnya waktu tiga tahun terlalu singkat untuk sebuah penantian, itu sungguh sepadan.

Bianca mencatat perkembangan pohon Peony dan bunga lain di bukunya sebagai rutinitasnya setiap pagi setelah membuka toko dan Alma bertugas menjaga tokonya. Bianca juga memperkerjakan satu orang untuk membantunya mengurus tumbuhan di rumah kaca karena mustahil semua dikerjakan sendiri.

"Bianca, apa kau sudah melihat bunga Lily kita??" tanya Don, orang yang ia percaya membantunya merawat bunga.

"Aku belum melihatnya pagi ini," kata Bianca.

"Kau harus melihatnya, ada satu yang memiliki kuncup. Sepertinya ia akan berbunga!" katanya denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Icank Hanafi
seruuu euy ceritanya.. lanjooott thoor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • EX to NEXT 21+   41. Tinggal Bersama

    Chapter 41Tinggal Bersama Evander tersenyum. “Pekan depan aku harus pergi ke Timur Tengah.” Bianca tidak menduganya. “Untuk?” “Ayahku sudah lama mengusulkan agar aku melanjutkan studi dan aku menolaknya, sekarang dia mengusulkan agar aku belajar langsung ke salah satu perusahaan maskapai terbaik di dunia secara langsung. Kupikir ini kesempatan bagus sehingga aku tidak menolaknya. Aku tahu ini berat untuk kita, aku mungkin akan berada di Timur Tengah untuk beberapa minggu,” ujar Evander. Bianca tersenyum. “Bukan masalah. Hanya beberapa minggu.” Evander mengelus-elus punggung tangan Bianca. “Ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku,” katanya sembari menatap Bianca.Bianca membalas tatapan Evander bersiap mendengar Evander memberitahunya masalah Isabel yang akan mengumumkan pertunangan. “Katakan,” kata Bianca penuh harap.“Minggu ini akan menjadi sangat sibuk bagiku, aku tidak bisa menemanimu kalau Marco membuat kegaduhan lagi.” Kulit wajah Bianca merona mendengar apa yang di

  • EX to NEXT 21+   40. Perasaan Takut Bianca

    Chapter 40Perasaan Takut BiancaDelina memarkirkan mobilnya di depan La Luna Florist, tetapi ia sebenarnya tidak memiliki alasan yang kuat mengapa ia berada di sana. Wanita itu menghela napas dalam-dalam, berpikir jika mungkin dirinya terlihat terlalu banyak mencampuri urusan Bianca, tetapi ini adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan.Bianca telah banyak membantunya tanpa memandang apa pun padahal mereka hanya dua kali bertemu dan Bianca tidak berpikir panjang untuk memberikan informasi tentang Ryan. Delina tidak mau menjadi orang yang tidak berterima kasih, ia harus memastikan jika Bianca tidak akan disakiti oleh Evander sementara terhadap Isabel selama ini ia tidak pernah berutang budi apa pun pada Isabel. Bahkan jika dipikir-pikir ia justru belum pernah menceritakan masalah priabdinya pada Isabel karena di pandangannya Isabel bukan seorang pendengar yang baik untuknya. “Hai,” sapa Bianca sembari tersenyum lebar ketika melihat Delina memasuki toko. Delina mengamati toko dan tidak

  • EX to NEXT 21+   39. Permainan Ayah Evander

    Chapter 39Permain Ayah Evander Setelah mengantarkan Bianca ke toko, Evander kembali ke tempat tinggalnya lalu mengemudikan mobil menuju ke kantor. Pagi-pagi sekali Valeria sudah meneleponnya dan memberitahu kalau ayahnya setuju dengan syarat yang diajukan Evander, tetapi Evander yakin jika ayahnya tidak semudah itu mengalah padanya. Evander bukan tidak memercayai ayahnya sepenuhnya, tetapi orang tidak mungkin begitu saja melunak jika tidak memiliki reancana cadangan. Ayahnya mungkin akan mengambil langkah yang belum terpikirkan oleh Evander dan Evander tidak sabar untuk mngetahuinya. Ketika Evander memasuki ruang kerjanya, ayahnya duduk di kursi tempatnya biasa duduk.“Bagaimana kabarmu, Nak?” tanya Raul dengan senyum lebar. Evander menutup pintu dan berkata, “Selama pagi, Pa.” Raul bergeser, memperbaiki posisinya. “Valeria pasti sudah bilang kalau Papa ingin bicara langsung denganmu, kan?” “Ya, Valeria sudah bilang,” jawab Evander seraya menarik kursi kemudian duduk di seberang

  • EX to NEXT 21+   38. Menyerahkan Segalanya

    Chapter 38Menyerahkan SegalanyaBianca menutup pintu lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Evander baru saja pulang setelah bergabung di unit Marco untuk sekedar berkenalan dan mereka menikmati beberapa hidangan cepat saji yang disediakan Marco. Entah kapan Marco berkenalan dengan tetangga satu lantai mereka, Bianca saja yang telah tinggal di sana selama dua tahun tidak pernah berkenalan dengan penghuni lain. Satu-satunya yang ia kenal hanya Lisa dan mereka tidak tinggal di lantai yang sama, mungkin karena Bianca terlalu banyak menghabiskan waktunya di toko sehingga tidak memiliki waktu bersosialisasi dengan tetangganya, bahkan dengan Lisa pun akhir-akhir ini tidak banyak berinteraksi karena kesibukan masing-masing. Setelah selesai membersihkan diri Bianca memeriksa ponselnya dan mendapati jika suara gaduh dari unit sebelahnya ternyata terdengar sampai ke unitnya. Marco, tetangga barunya itu menempati unit yang bersebelahan dengannya. Penghuni sebelumnya hanya sesek

  • EX to NEXT 21+   37. Tetangga Baru

    Chapter 37Tetangga BaruNamun, baru saja Bianca hendak membalas ciuman Evander suara pintu digeser membuat tautan bibir mereka terlepas dan Bianca mendapati Ryan berdiri di ambang pintu bersama seorang wanita yang baru pertama kali Bianca lihat dan Ryan juga mendorong sebuah kereta bayi. Bianca yakin wanita itu adalah Adelle.“Selamat datang di toko kami,” kata Bianca dengan ramah seraya menjauhkan diri dari Evander. “Oh, sepertinya kedatangan kami kurang tepat. Apa kami mengganggu?” tanya Ryan dengan senyum lebar dan mendekati Bianca.Bianca tersenyum ramah dan berkata, “Kalian datang di waktu yang tepat. Sepertinya ada berita bagus, apa ada yang bisa kami bantu?” “Aku pernah bilang kalau akan merekomendasikanmu pada tunanganku untuk menjadi florist di pernikahan kami nanti,” kata Ryan. “Ryan bilang semua bunga yang dia berikan padaku adalah pilihanmu, kau merangkai bunga dengan sangat indah dan pilihan warnanya juga selalu cantik,” kata Adelle. “Terima kasih,” kata Bianca deng

  • EX to NEXT 21+   36. Cukup Layak

    Chapter 36Cukup LayakBianca mengangkat kepalanya ketika pintu tokonya digeser dan mendapati seorang wanita berdiri di ambang tokonya, ia pernah mendapati wanita itu saat ia menitipkan laptop Evander di kantor Binter Canarias. “Valeria,” kata Evander yang sedang membantu Bianca membersihkan tangkai bunga. “Dia Valeria,” ujar Evander memberitahu Bianca. “Oh,” kata Bianca. Saat Valeria mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, Evander berencana menjenguk Valeria dan membawa Bianca bersamanya, tetapi ada begitu banyak yang hal yang terjadi sehingga Evander gagal membawa Bianca menjenguk Valeria. Pada akhirnya ia menjenguk Valeria tanpa Bianca sehingga Valeria dan Bianca belum sempat berkenalan. “Papa pasti mengutusmu ke sini, bukan?” tanya Evander tanpa berbasa-basi.Valeria tersenyum dan menghampiri Evander. “Kau sepertinya sangat menikmati pekerjaan barumu.” “Aku membantu bisnis calon istriku, tentu saja aku sangat menikmatinya,” kata Evander dengan santai. Valeria menata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status