Share

Part 2

Ibu Mertuaku di Status Wa Sahabatku

"Dan Tasya! Awas kau."

Aku mencoba menghubungi seseorang, dan tidak berapa lama orang itu langsung menjawab teleponku tanpa perlu aku menunggu lama.

"Pesan tiket pesawat untuk saya sekarang. Saya akan kembali ke Indonesia," ucapaku tanpa basa-basi dan bahkan tanpa memberikan salam terlebih dahulu.

"Lo gila, Rin? Kok mendadak begini?" Dewi menyahut dengan nada suara yang terdengar penasaran.

Aku menghela napas pelan. Lantas kembali menarik napas dengan rakus, hal yang terjadi hari ini benar-benar membuat aku darah tinggi.

"Ada hal yang harus aku selesaikan di sana Dewi. Ayolah jangan banyak bertanya. Lakukan saja perintahku." Dewi adalah sahabatki. Nasib wanita itu sama sepertiku, ia merantau ke negri orang juga untuk memperbaiki perekonomian keluarganya. Bedanya Dewi belum menikah.

"Ok, gue pesan sekarang. Lo mau yang berangkatnya jam berapa?" tanya wanita itu lagi.

"Mungkin dua atau tiga jam kedepan," sahutku.

"Lo gila, Sin? Emangnya Lo mau ngapain kok mendadak?" gurutu wanita di sebrang sana membuat aku pusing mendengarkan teriakannya.

"Aku akan menceritakan segalanya padamu. Tapi nanti, ayolah bantu aku." Aku memohon padanya hingga akhirnya terdengar helaan napas kasar Dewi dan sehaman singkatan.

"Ok."

"Thanks!"

Setelah mengatakan terimakasih pada wanita itu, aku langsung mematikan sambungan telepon sepihak. Aku kembali membuka aplikasi chatting. Dan jelas di sana Mama mertuaku mengirim pesan lebih dari 10 atau istilah lainnya Spam chatt.

[Karin kok nggak dibalas Sayang?]

[Karin mama minta dikirimkan uang lebih juga untuk keluargamu di kampung Nak.]

[Mama harap kamu ngerti, ya Sayang.]

Dan beberapa pesan lainnya merupakan stiker memohon.

Ya, selama ini aku mempercayai mereka untuk mengatur segalanya termasuk memberikan jatah bulanan pada orang tuaku di kampung. Selama ini pula aku tidak mendengarkan keluhan sedikitpun dari kedua orang tuaku, aku pikir semua baik-baik saja.

Lagi pula aku hampir tidak pernah berbicara pada bapak atau ibuku, karena memang di sana sulit sekali mendapatkan sinyal.

Aku memilih mengabaikan pesan Mama biarlah wanita itu kesal.

Tiba-tiba chatt lainnya juga masuk, kali ini dari Mas Riski.

[Sayang boleh tidak? Keuntungan di toko emas bulan ini Mas gunakan untuk liburan ke Bali. Keluargamu yang dikampung juga Mas ajak kok.] Aku membaca pesan itu sambil tersenyum menyeringai.

Aku sudah tau semua Rahasiamu Mas.

"Lihat saja. Mulai hari ini kau akan menyesali perbuatanmu itu."

"Akan kubuat kau jatuh miskin semiskin-miskinnya."

Bersambung ....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status