Share

Salah Dan Kalah

Penulis: Purwa ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-04 22:53:55

Ada banyak yang Sarah pikirkan, membuat kecemasan meningkat drastis. Pagi tadi Bu Lili menelepon mengajak Sarah untuk menemaninya. Dugaannya benar, pagi sekali Bu Lili sudah datang, tetapi kali ini meminta Sarah menemaninya periksa ke dokter gigi.

"Serius enggak ikut?" tanyanya pada Shaka sang putra.

"Enggak Bunda. Tapi belikan makanan saja ya."

Sarah mengangguk. "Baiklah, Sayang."

Sengaja mereka berangkat lebih pagi. Bahkan, Sarah juga sudah minta izin Devan via telepon. Di dalam mobil, Bu Lili berbicara panjang lebar pada Sarah. Menceritakan Lea yang tak kunjung punya kekasih.

"Jadi ke Dokter pribadi apa ke rumah sakit langganan, Mama?" tanya Sarah pada mertuanya.

"Enaknya gimana ya. Aduh, Mama sudah enggak tahan sakit banget, Sarah."

"Ya kalau jam segini, ke Dokter saja Ma. Masih jam praktek di rumah juga."

Bu Lili tersenyum dan mengangguk pelan, pertanda setuju perkataan Sarah.

Mobil terparkir di Dokter spesialis gigi, mereka keluar dan masuk. Ternyata antre juga terpaksa mer
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Yang Kunodai   Cemas

    Turun dari mobil, Devan sedikit menjauh karena menerima panggilan telepon. Sarah melangkah masuk menunggu suaminya duduk di bangku rumah sakit. Selesai Devan menelepon mereka berjalan melewati koridor rumah sakit, menaiki lift dan turun di lantai tertinggi. Kali ini Sarah melihat suasana yang berbeda. Hati Sarah mendadak berdebar, semakin melangkah, debarannya pun kian kencang. Sekali lagi ini pertanda yang biasa Sarah sebentar lagi akan mengetahui hasil tesnya. Mereka akhirnya sampai di ruangan itu. "Sayang kamu siap?"Sarah terdiam memeganggi lengan Devan erat. "Sayang kamu baik-baik saja?" tanya Devan lagi. "Nervous, Mas.""Aku yakin kamu bisa terima kenyataan mana yang baik dan mana yang buruk. Kamu wanita hebat, dan mungkin aku tak akan bisa setegar kamu."Sarah mengangguk. "Pak Devan. Hasilnya sudah keluar silahkan masuk.""Ya."Setelah lebih dari sepuluh hari dalam penantian, akhirnya hari itu pun tiba. Hari dimana test DNA itu ke luar. Kali ini Sarah masuk ruangan lap bers

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gadis Yang Kunodai   Mau Dipeluk?

    Malam kian larut. Sunyi yang terdengar hanya bunyi keyboard laptop dari ruang kerja Devan. Malam itu Devan kerja lembur di rumah. Ada beberapa kerjaan yang akan ditanganinya. Sarah gelisah tak bisa memejam, Kepalanya terasa nyeri ia berusaha mengatur napas agar tak terasa sesak. Sarah sudah masuk kamar sejak tadi. Biasanya ia akan menemani dan sedikit membantu jika Devan lembur. Tapi sekarang dirinya malas. Ia membaringkan tubuh di atas ranjang. Rasa pusing yang siang tadi diabaikan, Belum lagi dengan permasalahan yang di ciptakannya sendiri soal Ibunya itu. "Sayang, kok belom tidur sih?" tanya Devan mematikan laptopnya. "Gak bisa tidur, Mas.""Hmm. Mau dipeluk?""Mau.""Sini."Lagi-lagi Sarah diam tidak berkutik begitu melihat ke dalam legamnya bola mata elangnya. Seolah-olah separuh nyawa Sarah dibawa terbang dalam dekapannya. Keduanya saling memandang. Sarah tahu sayu netra Devan penuh rayuan. Dan membuatnya paham, sorot mata itu akan bermuara kemana. Bercinta.Benar saja, bibir

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Gadis Yang Kunodai   Memaafkan Mama

    Di ambang pintu, Devan berdiri canggung. Sedangkan Sarah menatap suaminya sekilas, berjalan lalu beralih menatap Devan lagi. "Mas?" Panggilan itu membuat Devan menoleh. "Kenapa, Sayang?" tanyanya. "Gak papa kenapa berdiri di situ." "Tidak apa-apa. Kamu cantik, baik, kenapa tak maafkan Bu Selin. Jangan sampai kamu menyesal kehilangannya." Kata Devan membuat Sarah menghentikannya langkahnya. Dan langkah Devan pun tidak beranjak sama sekali. "Temuilah Ibumu, Sayang." Sarah terdiam. "Aku tahu kamu kecewa. Tapi ibumu itu sering keluar masuk rumah sakit lo." Sarah masih diam, ia membawa nampan berisi secangkir kopi memberikannya pada Devan. "Kopinya, Mas." Devan mengangguk, lalu membiarkan Sarah melangkah meninggalkan dapur. "Sayang." "Ya aku dengar, Mas." "Kau juga memberikan aku kesempatan kedua, meskipun aku telah menyakitimu bukan. Ayolah kau ini istriku yang paling cantik dan baik." Bujuknya. Sarah hanya menarik senyuman di sudut bibirnya. "Bajumu bagus." Devan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Gadis Yang Kunodai   Devan Ngidam

    "Aku tahu Mama banyak melakukan kesalahan karena meninggalkan Ayahmu tapi percayalah hanya ada nama Ayahmu dihati, Mama," ucap Bu Selin membuat Sarah tersadar ini lamunan indahnya. "Aku masih ingat jika Ayah selalu membicarakanmu, Ma." Mama Selin tersenyum. "Benarkah?" "Emm, aku masih ingat. Ayah bilang jika mama adalah Permaisuri hatinya." Bu Selin mengembun. "Ya, Mama yang salah, Nak." Sarah terdiam menatap wanita yang memucat itu. "Seperti apa wajah Ibuku, Ayah?" tanya Sarah pada lelaki yang masih muda kala itu. "Ibumu seperti bidadari, Nak. Kecantikannya sama seperti dirimu. Tidak ada seorang pun yang bisa menyaingi hatinya yang baik." Sarah begitu terluka saat mengingat itu, apalagi Neneknya bilang jika Ibunya sudah meninggal karena kecelakaan. Hati Sarah saat itu hancur. "Sarah." Panggil Bu Selin membuat Sarah tersadar dari lamunannya. "Iya, Ma." "Terima kasih telah memafkan, Mama." Sarah mengangguk. "Sarah juga terima kasih waktu itu mendonorkan darah untuk, Sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Gadis Yang Kunodai   Selamat Ulang Tahun

    Akhirnya mereka keluar, di sepanjang perjalanan Sarah hanya bingung menatap suaminya yang kebelet makan soto ayam kampung itu. Tujuan mereka adalah soto ayam kampung, tak lama mereka telah sampai di soto ayam kampung. Devan memesan tiga porsi soto. Membuat Sarah menggelengkan kepala. Kini tiga porsi soto sudah sampai di depan Devan. "Sayang kamu satu porsi saja ya. Nah yang dua ini aku."Sarah menggelenhkan kepala ragu. "Ya baiklah."Aroma wangi masakan khas soto ayam kampung menyambut penciuman Devan, saat pria itu menambahkan kecap juga cabai rawit dan langsung menyantapnya. Sarah sampai bingung melihatnya memakan dua porsi dalam sekejap. "Mas pelan-pelan makannya astaga."Devan tertawa kecil. "Iya.""Sudah kenyang?" tanya Sarah setelah melihat dua porsi itu habis. "Aku pengen rujak di depan itu."Kembali Sarah hanya mengangguk. "Hah.""Plis.""Ya baiklah."Selesai membayar Devan mengikuti Sarah yang lagi memesan rujak. "Bang satu rujak petis gak pedas ya," ujar Sarah sedikit be

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gadis Yang Kunodai   Buah Dari Do'a

    "Dengar semuanya, ini adalah putriku Sarah yang hilang. Yang pernah aku ceritakan waktu itu. Dan aku sudah menemukannya kembali. Kenalkan ini putriku.""Selamat Nyonya. Cantik seperti Nyonya. Semoga dengan hadirnya putrinya Sarah, Anda kembali sehat terus." Kata para asisten. "Aamiin.""Perkenalkan saya, Sarah. Saya seorang istri dan ibu dari seorang anak bernama Shaka.""Salam kenal, Non Sarah." Ucap para asisten. Sarah tersenyum. Lalu menganggukkan kepala. "Satu lagi, Mbak?" tanya Sando tersenyum simpul. "Apa?" tanya balik Sarah. "Suami Mbak Sarah belom.""Oh iya suami saya Devan, beliau masih bekerja belum bisa datang."Semua Asisten menganggukkan kepala. "Dan satu lagi Mbak Sarah sedang hamil."Sarah memukul lengan adiknya itu. "Auww sakit Mbak.""Sando reseh deh."Sando tertawa dan Semuanya pun ikut tertawa. Entah karena belum menyadari sesederhana itu bisa membuat Sarah bahagia. Yang jelas, hari ini Sarah terlalu bahagia hingga rasanya seperti sebuah mimpi. Rumah yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gadis Yang Kunodai   Aku Cemburu

    "Assalamu'alaikum."Wa'alaikumsalam.""Kesini ama siapa, Ma?" tanya Devan mendekat dan mencium punggung tangan Bu Lili setelah memasuki ruang tengah. "Dianterin Lea tadi.""Sudah makan Ma?""Eumm Sarah manjain kita dengan sayur asam juga pepes pindang." Jelas Bu Lili. Wanita paruh baya ibunya itu sedang duduk santai menikmati secangkir teh sambil menemani Shaka makan kue."Terus Sarah mana, Ma?""Baru saja masuk kamar, Dev.""Baru pulang, Ayah?" Shaka mengalihkan pandangannya ke arah Ayahnya itu."Iya, Sayang. Nih Ayah bawakan kamu martabak.""Makasih Ayah.""Ya. Ayah temui, Bunda dulu ya," Devan mengelus rambut Shaka. "Iya, Ayah.""Ma aku permisi masuk kamar dulu, ya. Gerah mau mandi," pamit Devan memberi alasan. Padahal hatinya sudah tidak sabar untuk menemui istrinya."Iya, sana biar seger." Pelan, Devan membuka kamar namun tak di dapati Sarah di sana dan kemudian Devan melangkah masuk menuju kamar mandi. Sarah mendengar suara shower yang menyala dari dalam kamar mandi. itu b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Gadis Yang Kunodai   Tumis Kangkung

    Sarah memandangi hujan yang turun dari jendela ruangan rumah mamanya. Bau bunga-bunga begitu harum merasuk ke indera penciumannya. Dulu baginya hujan adalah sebuah kesedihan namun sekarang tak lagi karena ada Devan yang setia menemani hari-harinya. Bahagia tentu saja karena perhatiannya semakin hari semakin menghangat. Dulu, Sarah membenci kekecewaan. Baginya air mata hanyalah kesia-siaan. Sekarang, sesuatu yang tak disukai itu menjadi jalan untuk membuatnya makin banyak belajar akan arti dari kata iklas. Butir-butir air membasahi wajah Sarah, seolah berkejaran dengan rinai di luar sana."Sayang." Panggil Bu Selin yang baru saja datang. Sarah tersenyum menatap ke arah mamanya. "Mama, sudah pulang, bagaimana hasil ceknya?"Bu Selin mencium pipi Sarah. "Sudah, aman semua normal.""Alhamdulilah, sehat terus ya, Ma."Bu Selin memeluk putrinya. "Aamiin. Mana Dev sama cucu Mama?"Sarah tersenyum dan berjalan lalu duduk di samping mamanya. "Kan Mas Dev kerja, Shaka juga sudah balik mondok

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10

Bab terbaru

  • Gadis Yang Kunodai   Ending Bersamamu

    "Ya Zahira pelakunya."Devan mencoba menjelaskan, tetapi mengherankan karena saat menjawab tak sedikit pun ia berani menatap Sarah."Astagfirullah jadi?''Devan diam. "Mas!""Iya dia." Sarah bahkan tak tahu jika suaminya Devan menyembunyikan sesuatu yang mungkin bisa membuat Sarah marah. "Kenapa, Mas tak memberitahu aku?" Sarah sungguh tak ingin berprasangka buruk, tetapi ia seorang wanita. Ekspresi sangat bersalah jelas ia tunjukkan, matanya masih belum berani menatap mata Sarah. "Aku tak ingin kamu kepikiran."Sarah diam."Maaf Sayang.""Apa menurut, Mas aku tak bisa dipercaya?" cecar Sarah bertubi-tubi."Sayang bukan begitu.""Aku tidak paham apa yang ada di pikiranmu. Kenapa menyembunyikan sesuatu yang penting begini?""Maaf, Sayang," ujar Devan. "Bukan masalah minta maaf, Mas. Tapi lihat ini kelewatan. Astaga? Dia hampir mencelakai kita semua lo. Pantasnya dia dipenjara kan?""Iya sih tapi belom punya bukti. Lagian hembus yang beredar saat kecelakaan dia hampir kritis.""Mas

  • Gadis Yang Kunodai   Semua Rindu Devan

    "Bunda lihatlah Kak Shaka teleponan sama seorang wanita." Adu Raiyan pada sang Bunda. Sarah tersenyum. "Masa? Benar itu Shaka?" tanya Sarah penasaran karena selama ini Shaka begitu rapat menyimpan teman wanitanya. "Tidak ada. Orang ini teman mengajar aku Bunda. Adek saja yang kepo," jawabannya seraya menunduk. "Itung-itungan buat semangatin kalau ngajar kan, Mas.""Apaan ngak ngak ngak.""Dih. Cakep tau itu fotonya." Goda adiknya Raiyan. Shaka merasa malu. "Adek." Shaka kembali menggendong adik perempuannya Syena. Sarah menggelengkan kepala, "sudah-sudah mungkin Kakak kamu ingin fokus mengajar Raiyan."Raiyan tergelak, jalan pikiran kakaknya Shaka memang lain dari yang lain. Baginya itu sangat menghibur karena ia tipe pendiam, "Ide bagus. Tapi jangan kelamaan jomblo Mas." Godanya seraya menemani Syema bermain. "Raiy sudah jangan ganggu Kakakmu, lihatlah mukanya merah itu." Kata Sarah tersenyum. "Iya iya, Bunda."Shaka menguncir rambut adiknya. ''Bunda Syena dan Syema sudah maka

  • Gadis Yang Kunodai   Rindu kamu

    Devan mengisap dalam-dalam rokoknya, lalu mengembuskannya pelan. Ia menatap istrinya lama. Tatapan mata itu yang dulu selalu berhasil meluluhkan Devan, hingga Devan kalah berulang kali. "Minumlah, Mas!" Sarah membawakan secangkir kopi panas untuk suaminya. "Ya.""Bagaimana tangannya masih linu?'' tanya Sarah pada suaminya lagi. "Lumayan sih."Sarah menggeleng. "Jadi hari ini terakhir kontrol?''"Ya Sayang. Alhamdulillah pen sudah dilepas semua normal tinggal pemulihan saja.''"Alhamdulillah kalau begitu." Sarah duduk didekat suaminya. "Kamu tidak mencintaiku lagi?" Sarah tertawa keras hingga air mata menghentikannya. "Mas."Kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum terjadi, kerap menimbulkan ketakutan tak beralasan, karena usai jatuh beberapa tahun lalu Devan harus terapi karena tangannya cidera akibat menghindari mobil yang mengarah ke pada dirinya. Sarah mendorong pelan dadanya untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tersenyum kaku saat melihat tatapannya yang seolah menunt

  • Gadis Yang Kunodai   Penyesalan Zahira

    Tangan Zahira mengusap cepat air yang tersisa di mata dan pipi. Ia lantas mengulas sebuah senyum, senyum yang bisa Zahira pastikan hanya sebuah kamuflase. Ya, hanya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Padahal, gurat kesedihan dan kecewa terlihat jelas di wajahnya."Pagi Sayang.""Pagi, Ma.""Bagaimana semalam tidurnya nyenyak?""Eumm.""Syukurlah. Kita lalui ini sama-sama," ucap Mamanya seraya menariknya dalam pelukan. Zahira tahu Mamanya bermaksud menghiburnya, tetapi yang terjadi ia malah kembali menangis, hingga terisak-isak di pelukannya. "Sudah, jangan nangis lagi. Hanya kamu satu-satunya harta Mama.''"Kenapa pas kecelakaan aku tak mati saja, Mama. Kenapa harus Joy?" "Hus. Jangan bicara begitu, mungkin Allah punya rencana lain untukmu, Nak."Zahira terdiam. "Sabar ya."Sang Ibu mendorong kursi Zahira ke dekat sofa. "Tapi aku bukan wanita sempurna aku cacat, Mama."''Kamu masih punya Mama. Tenanglah.''Zahira menggelengkan kepala. "Tidak, aku kesepian, Ma.""Sudah, ja

  • Gadis Yang Kunodai   Tak Bisa Melupa

    Sekarang apa yang bisa Zahira lakukan selain menjalani hidup tanpa arti, mungkin itu karmanya karena sikap jahatnya selama ini padanya. Mata kini terpejam, segera kembali terbuka ketika mobil sepertinya sudah berhenti di depan rumah. Zahira menyusuri halaman rumah di dorong dengan kursi roda, oleh bodyguard sekaligus sopir kiriman Papanya tiga tahun lalu. "Deri, apa aku terlalu buruk?" tanyanya tidak sanggup lagi menahan ucapan. Ada yang menekan keras hati di dalam sini, seluruh sendi seakan lepas dari pengait. "Siapa yang bilang, Non?" tanya balik Deri pada majikannya itu. "Aku. Aku bahkan wanita tak berguna juga wanita jahat, aku telah menyakiti banyak orang.""Non semua orang punya masa lalu.""Aku lelah bolak-balik berobat ke Singapore tapi sepertinya tak ada hasil."Deri menatapnya lembut, terlihat dia tersenyum. "Karena bolak-balik itu akan membuat, Non bisa berjalan lagi."Zahira menunduk karena tidak kuasa menahan rasa bersalah, merasa malu telah berbuat semena-mena dengan

  • Gadis Yang Kunodai   Karma

    Tiga tahun kemudian. Perjalanan pulang dari Singapura terasa panjang dan melelahkan. Bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai juga jalanan Jakarta yang padat, menyambut kedatangan Zahira seperti sekarang ini. Sudah hampir satu tahun belakangan ini Sarah mondar-mandir Jakarta-Singapura. Demi pengobatan kakinya yang lumpuh karena tak bisa jalan. Zahira menghela napas panjang. Mematikan layar ponsel dan memasukannya ke tas yang ia kenakan. Di dorong Deri sang bodyguard dengan kursi roda itu membuatnya muak dan putus asa, ia menangis hampir setiap saat. Zahira memejamkan mata lelah dan berat. Teringat terakhir kali mereka bertemu Devan di kantor sehari setelah Zahira mengalami kecelakaan hebat, Karena Zahira ingin menabrak Devan hingga dirinya terbanting sendiri bahkan rekan kerja juga sahabatnya Joy meninggal di tempat. Berdua duduk berdampingan siang itu, Zahira mulai berkeluh kesah. Mulai menyesali diri, mengutuki diri karena kematian Joy sahabatnya. Masih Zahira ingat perkataan Devan

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status