LOGIN
Malam yang begitu panas di mana Alexa merasa pusing di kepalanya dan mencari kamar tempat dirinya untuk beristirahat setelah pesta bersama dengan teman-temannya.
Tiba-tiba ada sebuah pintu terbuka dan orang itu menariknya dengan cepat. Alexa terhuyung dengan begitu saja, tidak menyadari siapa yang menarik dirinya. Dia merasa pusing tidak tertahan. Tiba-tiba ada yang mencium bibirnya dengan lembut. "Tolong aku." Suara serak dan begitu lembut ditelinga Alexa membuat dia malah terbuai. "Kamu mirip aktor favoritku," kata Alexa sambil memegangi dada laki-laki tersebut dan kembali fokus ke wajahnya. Sang Jian yang sudah tidak tahan pun akhirnya mendorong Alex keranjangnya dan dia melepaskan kain yang digunakan. Pada malam itu, mereka melakukan hal yang memang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Dalam keadaan yang memang tidak sabar. *** Sampai pada pagi kemudian, Alexa memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Dia tidak ingat dengan apa yang sudah terjadi semalam. Dia kemarin terlalu banyak minum dan akhirnya dia kembali istirahat di kamar hotelnya. Sampai matanya melihat kearah samping dan dia dikejutkan dengan sosok yang tengah terlelap dengan tidak menggunakan baju dia sebelahnya. Hanya balutan selimut yang digunakan. "Apa? Kenapa ada pria disebelah ku?" Alexa terlihat sedikit panik, dia berusaha untuk melihat laki-laki tersebut dan memastikan sendiri. Sampai dia menutup mulutnya dengan tidak percaya. Rasanya memang tidak mungkin ketika dia melihat seorang aktor yang memang menjadi idola dirinya ada disampingnya. "Gila, ini benaran Sang Jian!" Alexa sedikit berteriak karena tidak percaya dengan yang dia lihat sekarang. Rasanya memang seperti mimpi di pagi buta. Teriakan dari Alexa rupanya mampu membangunkan pria yang ada disampingnya. Dia merasa sedikit tidak nyaman karena ada pergerakan disampingnya. "Sang Jian." Sang Jian menyadari ada orang yang ada disampingnya, dia langsung melotot dengan tajam ketika melihat orang tersebut. "Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan hah!" marah Sang Jian. Dia menyadari bajunya sudah berserakan sekarang. Apalagi dengan kondisi dirinya bersama dengan orang yang tidak dia kenal. Dia yakin kalau ini semuanya jebakan wanita itu. "Aku... Tidak tahu," jawab Alexa dengan sedikit gugup ketika hendak akan menjawab pertanyaan dari Sang Jian. Sejujurnya Alexa juga terkejut, bahkan rasanya seperti mimpi. Bagaimana mungkin dirinya bisa tidur di ranjang seorang Aktor. Lebih parah lagi itu adalah aktor favorit dirinya dalam serial drama. Sang Jian tiba-tiba mencekik leher Alexa sebagai sebuah ancaman pada wanita itu. Sang Jian tidak pernah percaya dengan seorang wanita, apalagi sekarang dalam keadaan tidak menggunakan apapun. "Katakan, kenapa kamu melakukan ini? Kamu ingin uang." "Aku ti..dak tahu... Itu aku.." Alexa kesusahan berbicara karena Sang Jian mencekik dirinya. Napasnya sedikit tercekat dan tidak tahu harus menjawab apa sekarang. "Le..pas..kan." Sang Jian melepaskan cekikan tersebut sambil membuat Alexa berbatuk. "Uhuk...uhuk..." "Jika kamu tidak mau menjawabnya aku akan melaporkan ini ke pihak kepolisian!" "Aku tidak tahu sama sekali, aku mabuk semalam!" Alexa berusaha untuk membela dirinya karena dia juha tidak ingat dengan apa yang sudah terjadi semalam dengan Sang Jian. "Sialan!" Sang Jian mengumpat, tetapi kemudian pintu hotel tiba-tiba terbuka dan muncul beberapa awak media yang meliput dirinya. "Aktor Sang Jian tidur bersama wanita." Sang Jian terkejut ketika melihat ada beberapa wartawan yang datang menghampiri dirinya. Dia sama sekali tidak tahu kalau hal ini akan terjadi. "Pergi kalian!" usir Sang Jian pada wartawan yang tiba-tiba mengambil fotonya. "Hei..hei... Kalian keluar dari sini!" ujar asisten Sang Jian. Bernama Juna tetapi dia adalah seorang banci dan ingin selalu disebut Junay. "Seorang aktor tampan tidur bersama dengan perempuan. Ini akan menjadi berita hot panas," kata salah satu wartawan. "Kalian pergi sana!" Junay berusaha untuk mengusir wartawan dari sini. Dia sedikit panik dan menatap kearah Sang Jian. "Jian, kamu butuh penjelasan. Aku akan urus para awak media dulu." Junay mengatakan itu dan langsung pergi dengan begitu saja. Sang Jian merasa kesal sendiri, bagaimana mungkin sekarang dia malah terlihat dalam skandal. Lalu dia menatap kearah Alexa yang tengah memakai bajunya dan hendak akan pergi dari sini. "Mau ke mana kamu hah!" marah Jian ketika melihat Alexa hendak akan pergi dari sini. "Aku akan pergi, anggap saja semuanya tidak pernah terjadi," jawab Alexa yang sebenarnya merasa sangat malu. Ini adalah hal gila yang pernah dia lakukan, bagaimana mungkin bisa tidur bersama dengan aktor tampan favorit dirinya. Walaupun tadi nyawa dia hampir melayang karena pria itu rupanya sedikit kasar. Berbeda dengan sikapnya yang selalu dipertontonkan di televisi. "Kamu dengan mudah kabur begitu saja setelah membuat skandal?" "Kan aku sudah bilang kalau itu bukan salahku!" bela Alexa. "Nggak, kamu tetap bersalah, aku yakin kalau kamu pergi sudah merencanakan semuanya bukan." "Kamu jangan asal tuduh kalau tidak punya bukti, mentang-mentang kamu adalah aktor, jadi kamu menyalahkan aku begitu," bela Alexa. "Kamu tahu aku adalah Aktor, kamu pasti memanfaatkan keadaan!" "Jangan asal bicara, mana mungkin aku melakukan itu," bela Alexa. "Iya siapa tahu, kamu melakukan itu karena suka padaku." "Dengar yah, kalau pun aku suka padamu, aku tidak akan menggunakan rencana licik untuk menjeratmu seperti ini!" Marah Alexa tidak terima dengan tuduhan Sang Jian. Sang Jian melihat ekspresi wajah dari wanita itu yang sepertinya jujur. Tetapi dia tidak akan tertipu dengan begitu saja. Dia akan mengawasi wanita itu berada di dekat dirinya, pasti dia akan menemukan bukti tentang siapa yang sudah menjebak dirinya. "Kalau begitu, tidak ada pilihan lain. Kamu harus tinggal bersama denganku sebagai jaminan kalau kamu tidak akan kabur. Setidaknya sampai ada bukti kalau kejadian ini hanya jebakan seseorang bukan rencana dari kamu," kata Jian pada Alexa. Alexa langsung menerima tantangan tersebut, kapan lagi dia bisa tinggal bersama dengan aktor tampan ini. Sekalian dia mencaritahu siapa orang yang sudah menjebak didinya. Dia akan mencari buktinya nanti. "Baik, aku setuju." Jian kembali menatap sinis kearah Alexa. "Ingat yah, jangan berharap apapun, apalagi menggodaku seperti ini lagi. Sampai kamu ketahuan dinyatakan bersalah. Aku tidak akan segan memasukan kamu ke penjara." "Aku tidak takut!" balas Alexa karena dia merasa tidak bersalah sama sekali. "Kemasi barang-barangmu dan nanti asistenku yang akan mengurusnya!" Jian mengatakan itu dan dia langsung pergi dengan begitu saja. Alexa mendengus setelah melihat kepergian dari Sang Jian. benar-benar berbeda 180° derajat dari yang dia lihat dia televisi. "Sialan Sang Jian." "Sebenarnya apa yang terjadi semalam?" BERSAMBUNGAlexa mengejar Sang Jian, dia masih penasaran dengan laki-laki itu. Sampai mereka berdua kembali masuk ke dalam mobil sekarang. "Sang Jian," panggil Alexa. "Kunci mobil."Alexa memberikan kunci mobilnya dan membiarkan Sang Jian mengendarai mobil tersebut. Sang Jian mengendarai mobilnya. "Kamu kenapa sih?" tanya Alexa heran. "Papah sengaja ingin aku keluar dari agensi itu karena dia ingin aku bekerja di perusahaannya.""Terus, kamu tidak mau bekerja di perusahaannya?" tanya Alexa penasaran. "Aku tidak tahu, aku sudah terbiasa dengan kehidupanku yang sebagai aktor.""Bukannya waktu itu kamu juga mengatakan kalau sebenarnya kamu juga lelah di dunia hiburan itu?" tanya Alexa. "Kadang aku juga merasa lelah jadi sorotan banyak orang, tetapi untuk berkerja di perusahaan papah, rasanya sangat berat sekali." "Berat gimana?" tanya Alexa penasaran. "Perusahaan papah sangat besar, dia menginginkan aku menjadi penggantinya. Banyak yang menggantungkan hidupnya padaku. Aku sendiri pun belum
Alexa benar-benar dibuat sibuk sekarang, dia tengah memperhatikan Sang Jian yang melakukan pemotretan sebuah produk. Diam-diam dia malah terpesona dengan laki-laki tersebut. "Dia terlihat tampan, tetapi sikapnya menyebalkan."Alexa malah melamun, kalau dia tidak salah paham sampai tidur dengan Sang Jian, bagaimana nasinya yah?"Lama menunggu?"Alexa langsung menoleh kearah Sang Jian. Rupanya laki-laki itu sudah selesai melakukan proses pemotretan. "Sudah?"Jian hanya mengangguk. "Iya, hari ini temani aku ke kantor Riandi Entertainment. Aku ingin bertemu dengan Rian.""Untuk apa?" tanya Alexa heran. "Entahlah, ayahnya Rian marah karena produksi filmnya gagal dan banyak merugikan. Padahal sudah aku tutup dengan Nico semuanya."Alexa melihat sorot mata dari Sang Jian yang terlihat lelah. Mungkin laki-laki itu tengah banyak pikiran sekarang. "Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu."Padahal Alexa tengah kesal dengan Sang Jian. Tetapi karena dia teringat dengan telepon ancaman dari
Sang Jian tengah menunggu kehadiran dari Alexa di apartemen miliknya. Dia akan mengikuti saran yang diberikan oleh Junay. Jika dia tidak mau melepaskan Alexa, maka dia harus memberikan sebuah perhatian lebih untuk wanita itu. "Kamu yakin kalau ini akan berhasil?" Jian langsung menoleh kearah orang yang ada disebelahnya. Dia tersenyum dengan penuh arti. "Tentu saja, harusnya kamu bersyukur padaku. Karena asisten mu yang lagi cuti itu diganti oleh Junay.""Kamu benar juga," ujar Nico. "Tapi kenapa Junay langsung mengiyakan yah. Ketika dia aku rekomendasikan untuk menjadi asisten kamu. Dia langsung setuju begitu saja."Nico yang mendengar itu pun langsung tersenyum dengan penuh arti. Tentu saja karena di tahu alasan yang sebenarnya dari Junay mau menuruti keinginan dirinya. "Kamu tahu alasannya kenapa? Karena aku tahu rahasia dari Junay," bisik Nico dengan pelan. Jian yang mendengar itu pun langsung tertawa. "Rahasia apa? Kalau dia bukan banci bisa? Iya sih dia memang jagi berkelah
Alexa terbangun dengan sentakan kecil, jantungnya berdegup cepat seolah baru saja dikejar mimpi yang enggan ia ingat. Mata itu otomatis mencari jam di dinding.07.43.“Ya ampun!” serunya setengah teriak.Tanpa pikir panjang, Alexa bangkit dan setengah berlari menuju kamar mandi. Lantai dingin tak sempat ia rasakan; yang ada hanya suara langkah terburu-buru dan pintu yang ditutup tergesa.Air hangat menyentuh kulitnya, membuat kepalanya sedikit lebih jernih. Ia menggosok wajah, merapikan rambut, bahkan sempat mengomel pelan pada dirinya sendiri.“Alexa,harusnya tidur, bukannya mikirin orang itu.”Begitu selesai, dia berdiri di depan cermin. Rambutnya masih basah, menetes pelan di sepanjang leher. Wajahnya segar, tapi… sedikit merah. Entah karena mandi air hangat atau karena memori seseorang yang seharusnya tidak terpikir muncul lagi di kepalanya.“Hah… sudahlah.”Alexa menarik napas panjang lalu melangkah keluar kamar. Aroma bawang tumis langsung menyapa hidungnya begitu ia mendekati d
Alexa akhirnya memutuskan untuk tidur di kontrakan lamanya bersama dengan Amira dan Ibunya Amira, dia senang karena semua masalah sudah selesai. Apalagi kebenaran tentang kejahatan dari Angela sudah terselesaikan. Semua masalah sudah selesai.Harusnya dia bisa tidur nyenyak.Namun begitu lampu dimatikan dan selimut ditarik hingga leher, mata Alexa justru tetap terbuka lebar."Kenapa aku malah begini?" batin Alexa yang kini malah menjadi gelisah tidak bisa tidur sama sekali. Dia membalikkan badan ke kiri. Lalu ke kanan. Duduk. Rebahan lagi. Tetap saja dia tidak bisa tidur.Bayangan wajah Jian muncul begitu saja. Cara laki-laki itu marah, tertawa, omelan kecilnya, bahkan kebiasaannya merebut selimut saat tidur. Alexa menggigit bibir, merasa kesal pada dirinya sendiri.“Kok jadi kepikiran dia…” gumamnya lirih.Alexa menarik selimut menutupi wajah, di saat dia tidur tanpa Sang Jian, rasanya malah berbeda. Dia tidak membayangkan semuanya malah jadi begini. Dia menghela napas panjang. “
Jian tersenyum puas dan kembali ke apartemen miliknya. Dia benar-benar senang karena sudah memberikan pelajaran pada wanita licik itu. "Kamu benar-benar bahagia?" tanya Junay. "Tentu saja, setelah memberikan pelajaran pada wanita itu, sekarang aku sudah benar-benar lega.""Kamu lega karena Alexa tidak terbukti bersalah bukan? Semuanya memang rencana busuk dari Angela. Bahkan kita awalnya mengira kalau semuanya ulah Nico," kata Junay. Jian mengangguk, "Kamu benar, tetapi aku merasa lega setelah semuanya berhasil. Aku jadi tahu kalau Nico ternyata tidak seburuk itu.""Dia saja pergi ke keluar negeri pas kejadian itu.""Kamu benar, sekarang hubunganku dengan dia baik-baik saja," jawab Jian dengan santai. "Lalu bagaimana setelah ini? Kalau sampai terkena masalah seperti ini, produksi filmnya juga pasti akan tertunda," jelas Junay. Jian sudah memikirkan semuanya. Dia akan mengganti rugi semua biaya produksinya pada ayahnya Rian selaku produser film tersebut. Dia juga sudah berdiskusi







