Masuk“Tuan, kenapa kamu menghentikan mobilnya?” Tanya Kinan menoleh menahan rasa kaget yang ada dalam benaknya.
Deru napas dari mulut Sean terdengar oleh daun telinga Kinan, Sean mencekal kuat stir mobil sambil menatap tajam ke arah jalanan. Kepalan tangannya mengeratkan pada stir mobil dan terlihat oleh kedua mata Kinan. Hatinya berkecambuk Sean tidak mau kelakuan bejadnya diketahui oleh istrinya sendiri. Apalagi Kinan sekarang menjadi tanggung jawab Violla, karena istrinya tidak sengaja sudah menabrak Kinan sampai patah tulang mengharuskan mereka merawatnya sampai sembuh. “Saya tidak mau kamu ada di rumahku!” Sean menoleh dengan tatapan dinginnya. Kinan menelan saliva susah payah, uang sebesar 2 Miliyar itu sudah lenyap di ambil oleh orang tuanya sendiri. Bagaimana bisa Kinan mengembalikan uang sebesar itu kepada Sean, pria yang sudah rela membayarnya kini memintanya kembali. “Bagaimana bisa! Istrimu sudah mencelakaiku samp“Saya perhatikan gelagat kalian seperti sudah pernah bertemu satu sama lain kalian terlihat akrab sekali, apa kamu mengenal dia, sayang?” Tanya Violla menunjuk ke arah Kinan lalu menoleh ke arah Sean yang sedang berdiri. “Apa yang kamu katakan! Sayang, kau yang menyuruhku untuk membawa wanita ini ke rumah kita. Kamu juga yang mencurigaiku, apa yang kamu pikirkan.” Sahut Sean sedikit agak sewot. “Sayang, aku sudah lama duduk di sini menunggu kalian pulang. Tapi kalian baru nyampe rumah setelah 30 menit aku menunggumu, padahal jarak dari rumah sakit ke rumah kita sangatlah dekat.” Violla menyangkal. Kinan merasa tertekan dia sangat takut Violla mencurigai mereka berdua terlebih Violla adalah istrinya. “Nyonya…” “Biar saya yang jelaskan, kamu duduk saja karena kaki dan tanganmu masih sakit.” Sahut Sean membela. Dia sengaja supaya Kinan tidak salah bicara mengenai mereka yang terlambat pulang ke rumah.
“Tuan, kenapa kamu menghentikan mobilnya?” Tanya Kinan menoleh menahan rasa kaget yang ada dalam benaknya. Deru napas dari mulut Sean terdengar oleh daun telinga Kinan, Sean mencekal kuat stir mobil sambil menatap tajam ke arah jalanan. Kepalan tangannya mengeratkan pada stir mobil dan terlihat oleh kedua mata Kinan. Hatinya berkecambuk Sean tidak mau kelakuan bejadnya diketahui oleh istrinya sendiri. Apalagi Kinan sekarang menjadi tanggung jawab Violla, karena istrinya tidak sengaja sudah menabrak Kinan sampai patah tulang mengharuskan mereka merawatnya sampai sembuh. “Saya tidak mau kamu ada di rumahku!” Sean menoleh dengan tatapan dinginnya. Kinan menelan saliva susah payah, uang sebesar 2 Miliyar itu sudah lenyap di ambil oleh orang tuanya sendiri. Bagaimana bisa Kinan mengembalikan uang sebesar itu kepada Sean, pria yang sudah rela membayarnya kini memintanya kembali. “Bagaimana bisa! Istrimu sudah mencelakaiku samp
“Sayang kenapa kamu diam saja?” Tanya Violla membuyarkan lamunannya. “Maafkan aku sayang, kita harus segera mengurusnya dan setelah itu kita antar dia pulang ke rumahnya.” Ucap Sean. Kinan hanya diam membisu dia enggan sekali mengeluarkan sepatah kata kepada Sean, padahal bukan ini yang dia inginkan. Dirinya benar-benar apes untuk yang kedua kalinya, Kinan juga tidak berharap semua ini terjadi kepadanya. Drrrtt…. Bunyi ponsel dari tas slempang milik Violla berdering nyaring, Violla segera keluar untuk mengangkat sambungan telephone dan sehingga meninggalkan Sean bersama Kinan. Sean mengusap wajah gusar kemudian dia melangkah mendekatinya menatap tajam sambil mengepal kedua tangannya. “Apa semua ini kamu rencanakan seolah-olah istriku menabrakmu!” Ucap Sean menekan. “Apa maksudmu menuduhku seperti ini! Saya bahkan tidak tahu bahwa yang telah menabrak saya sampai babak belur seperti ini istrimu.” Sahut Kinan tidak kalah menekan. “Kamu wanita licik yang pernah saya temui,
Kinan telah dilarikan ke ruang UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut, Violla benar-benar tidak sengaja telah menabrak seseorang sampai dia harus mengurusnya sendiri. Padahal sebelumnya Violla selalu pergi bersama pengawal pribadinya akan tetapi hari ini dia merasa ingin pergi sendiri. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Kinan berhasil mereka tangani hingga kini dia ada di ruang rawat inap. “Dokter, boleh, kah saya masuk ke dalam?” Tanya Violla. “Tentu saja, silahkan Nyonya Violla.” Ucap Dokter yang sudah lama mengenal Violla. Perlahan langkah kaki ia masukkan ke dalam ruang rawat inap, sebenarnya Violla males mengurus hal ini akan tetapi dia takut dirinya viral di media internet karena dia seorang model terkenal. Kinan berbaring lemah di ranjang pasien dengan posisi kepala diperban tangan dan kakinya pun terlihat terluka. Saat ini kondisi Kinan sangat buruk bahkan Kinan belum membuka kedua mata karena dia masih pingsan. “Aku harus menghubungi seseorang untuk mengurus wan
Kinan sangat kaget sekali di saat dia mengetuk pintu tiba-tiba saja orang tuanya Inggrit melempar air satu ember tepat ke wajahnya. Seluruh tubuh Kinan basah kuyup membuatnya sangat syok atas kelakuan yang Inggrit lakukan. “Ma-mah.” Gumamnya dengan bibir bergetar menahan amarah yang memuncak. Walau pun Inggrit sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Akan tetapi Kinan masih memanggil dengan sebutan Mamah. “Ke mana sana kamu semalaman tidak pulang, hah?!” Namun, Kinan tidak menjawab dia menerobos masuk untuk mengambil surat-surat penting untuk membuat Pasport dan yang lainnya. “Kinan! Kamu sudah berani melawan, Mamah!” Teriaknya sambil mengikuti Kinan masuk ke dalam kamar. “Aku harus segera mengambil semuanya agar aku bisa dengan bebas hidup sendiri.” Batinnya. Kinan mulai membuka laci dan segera memasukkan semua ke dalam tas yang dia kenakan. Inggrit yang melihat Kinan membawa semua surat-surat penting segera menghentikannya. “Apa yang kamu lakukan!” Inggrit merampas tas d
Pagi telah tiba…. Kinan mulai mengerjapkan kedua mata dengan posisi masih berbaring di bawah selimbut tebal. Dia meraba-raba posisi sebelahnya. Tersadar Kinan tidak memakai pakaian sehelai benang pun, ia mulai terbangun sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimbut tebal. “Ak-u…” “Pergilah dari sini dan jangan pernah menampakan wajahmu dihadapanku lagi.” Ucap seorang pria datang dari arah kamar mandi dengan posisi sudah memakai pakaian rapih dia berjalan ke arahnya. Kinan hanya menatap kepada pria yang terlihat sangat gagah berwiba dihadapannya, dia melempar kartu hitam tepat ke arahnya membuat Kinan melongo. “Ini yang kau inginkan, kita sudah menghabiskan malam panas bersama, kau menginginkan tubuhku seharga 2 Miliyar Rupiah. Keinginanmu untuk mendapatkan uang ini sudah terpenuhi, sekarang pergilah dari tempatku dan jangan sesekali mendatangiku lagi.” Sean mulai memperingati. Hari ini istrinya akan segera pulang dia harus segera berada di kantor sebelum semua orang mulai