HAFALAN CINTAKU: HUMAIRA

HAFALAN CINTAKU: HUMAIRA

last updateLast Updated : 2024-09-28
By:  SunniejoyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
25Chapters
347views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Menjadi wanita kedua dalam hidup seorang habib tidaklah mudah. Apalagi aku tidak mencintainya." Humaira, mahasiswi Cambridge University yang independen dan sulit diatur, kehidupan nya berubah 180° dan harus menikah dengan habib yang sudah beristri. Perjodohan atas dasar patuh pada orang tua. Sangatlah sulit. Apakah Humaira akan menerima perjodohan itu? dan bersedia menjadi istri kedua⁉️

View More

Chapter 1

"Prolog"

Cuaca di Inggris saat ini sangat indah. Musim semi akan segera tiba, dan aku berjalan dengan hati yang gembira sambil mendorong sepedaku menuju kampus. Udara segar yang membelai wajahku seolah mengingatkan bahwa hidup ini penuh warna. Di sepanjang jalan, aku melihat berbagai aktivitas orang-orang, mulai dari para pelajar yang sibuk dengan buku-buku mereka hingga pasangan lansia yang berjalan sambil bergandengan tangan. Kehangatan suasana ini membuat hariku semakin cerah.

Tahun 2019 ini adalah tahun ketiga aku merayakan tahun baru Hijriyah tanpa Abi dan Umma di pesantren. Kerinduan akan suasana bersama orang tua kerap menghampiri, namun di sisi lain, ada kebahagiaan tersendiri bisa menuntut ilmu di negeri orang—impian yang telah aku cita-citakan sejak lama.

Tak terasa, satu tahun lagi aku akan menyelesaikan pendidikan dengan double degree di dua universitas ternama, Cambridge dan Oxford, di jurusan Antropologi dan sejarah. Namun, jujur saja, aku masih bingung apa yang akan kulakukan setelah lulus nanti. Aku termasuk mahasiswa yang asal masuk jurusan tanpa rencana jelas ke depannya.

Alasan utama aku kuliah di sini adalah karena kesempatan beasiswa penuh yang diberikan oleh kedua universitas tersebut. Selain itu, aku juga ingin menghindar dari aturan ketat Abi dan Umma di pesantren. Jujur saja, kadang aku merasa jenuh dengan ajaran yang menurutku terlalu kolot dan membosankan.

Meski begitu, aku tetap tak bisa membantah orang tuaku. Aku selalu memiliki seribu alasan untuk menghindari perintah mereka, meski pada akhirnya aku tetap patuh dalam hal adab dan batasan yang telah tertanam dalam diri sejak kecil.

Namaku Humaira Qaireen binti Ayyub, atau sering dipanggil Humey. Aku di kenal yang keras kepala dan membuat mereka geleng-geleng kepala karena tingkahku yang kerap kali out of the box. Ya, aku memang keras kepala dan kekeuh dengan pilihan-pilihanku, tetapi mematuhi orang tua tetap menjadi prioritas utama, terutama dalam hal adab.

Namun, pagi itu, saat aku tiba di depan kampus, aku melihat sesuatu yang membuat langkahku terhenti. Seorang pria dengan sorot mata yang tajam berdiri di gerbang, menatapku seolah-olah sudah mengenalku. Jantungku berdebar kencang. Siapa dia? Dan kenapa tatapannya seakan menyimpan rahasia yang tak kumengerti?

***

Di belahan dunia yang berbeda, ada kisah lain yang begitu indah. Seorang habib dan seorang Syarifah, yang baru dua minggu menyandang status suami istri, tengah berbahagia membangun rumah tangga mereka. Pertemuan mereka dimulai melalui proses ta'aruf, dan hanya dalam waktu seminggu setelah pertemuan itu, mereka langsung melangsungkan pernikahan.

Habib Arhab Ardhani bin Hafis dan istrinya, Syarifah Aisyah, adalah pasangan yang hidup di lingkungan Islami, penuh kebahagiaan dan canda tawa setiap hari. Setelah selesai melaksanakan salat Jumat di masjid, Arhab pulang dengan senyum merekah, melihat istrinya yang menunggunya di depan pintu sambil memegang secangkir teh.

"Assalamualaikum, sayang," ucap Arhab sambil menghampiri istrinya dengan senyum manisnya.

"Waalaikumsalam, Habib mudaku," jawab istrinya dengan senyum kalem, sambil meraih tangan suaminya untuk memberi salam dan terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.

Arhab kemudian mencium kening istrinya, membuatnya sedikit terkejut karena masih dalam proses pembiasaan. Istrinya pun menyerahkan secangkir teh yang ia pegang, dan mereka duduk bersama di teras rumah, menikmati obrolan hangat.

Arhab tidak pernah bosan menatap wajah istrinya yang cantik dan adem, membuatnya tak henti-henti bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan sosok yang begitu indah dalam hidupnya.

"Semoga kita bisa bersama selamanya seperti ini, dunia akhirat, ya," ucap Arhab sambil memandang wajah istrinya.

"Ehmm, sudah tidak jaim lagi nih mengungkapkan kata-kata indah," balas istrinya sambil tertawa kecil, meledek suaminya.

"Apa sih, aku tidak pernah jaim, kamu saja kali," jawab Arhab dengan tawa yang ringan.

Setelah tertawa bersama, mereka sejenak terdiam.

"Aku beruntung sekali bisa bersamamu. Jangan pernah tinggalkan aku ya. Aku janji, kamu akan menjadi satu-satunya dalam hidupku, walaupun maut memisahkan kita. Semoga ikatan kita selalu diberkahi dan diridai oleh Allah SWT, menjadi pasangan hingga ke surga," ucap Arhab serius.

"Aamiin, me too," jawab istrinya sambil tersenyum.

"Lah, gitu aja?" Arhab terkejut dan tertawa kecil.

"Iya, kamu tiba-tiba ngomong gitu, aku belum ada ide buat merangkai kata-kata. Kenapa sih tiba-tiba ngomong gitu, ada maksudnya ya? Mentang-mentang ini hari Jumat," balas istrinya, melontarkan humor.

Arhab tertawa kecil dan menggoda istrinya, "Kalau hari Jumat gini, enaknya ngapain ya?"

"Apa sih... aku cuma becanda tau," istrinya tertawa.

"Aku mau istirahat dulu, nanti bangunin aku sebelum azan Asar ya. Sore ini aku ada kajian di masjid Ar-Rahman di pesantren Kyai Ayyub. Tolong banget ya, yang. Makasih banyak," kata Arhab sambil masuk ke dalam rumah.

"Iya, siap Bib," jawab istrinya sambil menutup pintu kamar.

Arhab pun langsung menuju tempat tidur, siap beristirahat sebelum melanjutkan aktivitasnya. Namun, saat ia baru saja memejamkan mata, teleponnya berdering. Melihat nama yang tertera di layar, senyumnya perlahan memudar. Ada apa ini? Panggilan dari seseorang yang tak seharusnya meneleponnya lagi. Dengan ragu, Arhab menjawab panggilan itu, dan suara di seberang sana membuatnya terdiam.

"Arhab, ini aku. Kami ada di Maroko, dan kami menunggumu di sana."

Suara itu tidak asing, tetapi mengapa sekarang? Apa yang sedang terjadi? Dan mengapa harus Maroko?

***

Kisah cinta Habib dan Syarifah ini begitu romantis, tapi akankah ini bertahan lama? Dan bagaimana kehidupan si anak Inggris, Humey, di UK? Siapa pria misterius yang menatapnya di gerbang kampus? Dan apa hubungannya dengan lokasi di Maroko yang tiba-tiba disebutkan? Apakah ada kaitan antara perjalanan Arhab ke Maroko dan rahasia yang menyertainya?

Semua pertanyaan ini akan terjawab di bab-bab berikutnya.

Jangan lupa simpan cerita ini dan nantikan kelanjutannya di chapter selanjutnya.

--

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
25 Chapters
"Prolog"
Cuaca di Inggris saat ini sangat indah. Musim semi akan segera tiba, dan aku berjalan dengan hati yang gembira sambil mendorong sepedaku menuju kampus. Udara segar yang membelai wajahku seolah mengingatkan bahwa hidup ini penuh warna. Di sepanjang jalan, aku melihat berbagai aktivitas orang-orang, mulai dari para pelajar yang sibuk dengan buku-buku mereka hingga pasangan lansia yang berjalan sambil bergandengan tangan. Kehangatan suasana ini membuat hariku semakin cerah.Tahun 2019 ini adalah tahun ketiga aku merayakan tahun baru Hijriyah tanpa Abi dan Umma di pesantren. Kerinduan akan suasana bersama orang tua kerap menghampiri, namun di sisi lain, ada kebahagiaan tersendiri bisa menuntut ilmu di negeri orang—impian yang telah aku cita-citakan sejak lama.Tak terasa, satu tahun lagi aku akan menyelesaikan pendidikan dengan double degree di dua universitas ternama, Cambridge dan Oxford, di jurusan Antropologi dan sejarah. Namun, jujur saja, aku masih bingung apa yang akan kulakukan se
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
"Untouchable Girl"
Perpustakaan kampus telah menjadi tempat favorit Humaira untuk beristirahat dan menyelesaikan tugas. Meskipun aturan perpustakaan melarang tidur di dalamnya, Humaira sering melanggar aturan tersebut. Baginya, perpustakaan adalah tempat yang nyaman, seperti rumah ketiga setelah pondok pesantren dan kosannya.**[PERPUSTAKAAN CAMBRIDGE UNIVERSITY]**Saat Humaira tertidur di salah satu sudut perpustakaan, seorang wanita berambut pirang menggoyangkan tangan Humaira dengan lembut. “Humey...,” ucapnya pelan, berusaha membangunkan Humaira. Namun, setelah beberapa kali digoyangkan dan tidak ada respons, wanita itu mendapatkan ide untuk memasangkan headphone yang dikenakannya ke telinga Humaira. Dengan volume yang keras, musik mulai terdengar, membuat Humaira terbangun dengan terkejut dan jatuh dari kursinya.Suara jatuhnya Humaira menarik perhatian pengunjung perpustakaan. Teman Humaira, Clara, tertawa tanpa suara melihat kejadian itu. Humaira, setengah sadar, segera berdiri dan membenarkan k
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
"On The Way Maroko"
Malam Minggu di Inggris, Humaira masih sibuk dengan tugasnya. Ia terus mengerjakan hingga lupa waktu.Tiba-tiba, ada panggilan Skype masuk. Ternyata dari Gabriel, yang membuat perhatian Humaira teralihkan dari tugas di laptopnya.Tanpa berpikir panjang, Humaira langsung mengangkat panggilan Skype dari Gabriel."Hey, what's up? Oh my God, you look so busy. Sorry I disturbed you," ucap Gabriel sambil melambaikan tangan dan tersenyum."Oh, it's okay. I'm just doing my assignment. Kamu belum mengerjakan tugas?" tanya Humaira sambil menutup buku dan membuka kacamatanya."Assignment? what's assignment?" jawab Gabriel."Culture coursework," kata Humaira."Oh yeah. I forgot. Hehe, but tomorrow we can go to Morocco. For what? Doing the task," ujar Gabriel dengan enteng."Okay, it's not weird anymore. But this task is from the killer lecture, so I need to finish it," kata Humaira.Gabriel hanya tertawa tanpa beban pikiran."Oh, Humaira, have you made preparations for Morocco tomorrow?" tanya Ga
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
"Honeymoon "
**[Sebulan Sebelum Berangkat]**“Istriku, sepertinya bulan depan kita bisa berangkat ke Maroko. Aku sudah mengurus semua dokumen untuk keberangkatan kita,” ucap Arhab dengan senyum penuh rasa bangga.“Iya, suamiku. Terima kasih banyak,” jawab istrinya dengan mata berbinar penuh antusiasme.**1 Bulan Kemudian****[H-2 Sebelum Berangkat ke Maroko]**Arhab dan istrinya sedang sibuk berkemas untuk perjalanan mereka ke Maroko. Mereka memutuskan untuk terbang dari Jawa Timur ke Jakarta terlebih dahulu, lalu melanjutkan penerbangan ke Maroko dari Bandara Soekarno-Hatta.Di dalam pesawat, sebelum lepas landas, istrinya tiba-tiba memulai percakapan.“Yang...” ucapnya dengan nada penuh keraguan.“Iya, ada apa?” jawab Arhab, menoleh dengan penuh perhatian.Terjadi keheningan sejenak sebelum istrinya melanjutkan, “Eh, tidak jadi deh...” sambil tersenyum kecil.“Kenapa, sayang?” tanya Arhab, penasaran.“Tidak jadi, pokoknya,” jawab istrinya, nada suaranya berubah sedikit dingin.“Ya sudah...” ucap
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
"Sorrows and Encounters "
**[Keesokan Harinya]**Pagi hari, saat Arhab sedang membereskan barang-barang di ruang inap istrinya, tiba-tiba ada perawat yang mengetuk pintu. Arhab membuka pintu dan perawat tersebut dengan ramah menyampaikan bahwa ia diminta ke ruangan dokter untuk mengetahui hasil tes laboratorium istrinya.Arhab segera menuju ruangan dokter, sementara perawat memeriksa kondisi istrinya yang masih belum sadar dari pingsan semalam.Sesampainya di ruangan dokter, Arhab dipersilakan duduk. Ia langsung menanyakan hasil tes laboratorium istrinya dengan penuh kecemasan. Dokter menunjukkan surat hasil lab dan mulai menjelaskan.“Jadi begini, Pak. Berdasarkan hasil laboratorium ini, istri Bapak saat ini sedang mengandung, dengan usia kandungan sekitar dua minggu,” ucap dokter.Arhab terkejut dan tersenyum mendengar berita tersebut. Namun, senyum itu segera pudar ketika dokter melanjutkan penjelasan.“Namun, di sisi lain, istri Bapak mengalami komplikasi. Janin yang dikandungnya berisiko tidak dapat terse
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
"Cinta dan Rahasia"
"Present, Kak Ilham." ucap Humaira sambil mengangkat tangan dan tersenyum ke arah Kakak pembimbing. Senyuman Humaira pun dibalas oleh Ilham. ******* "Jarang banget kasih senyum gitu ke orang lain," ucap Gabriel kepada Humaira dengan nada mengejek. "Apa sih, Gab? Gak boleh gitu gue senyum ke orang lain?" jawab Humaira, melirik Gabriel dengan kesal. "Gak boleh dong. Ke gue aja gak pernah senyum manis kayak gitu," balas Gabriel dengan mudahnya. "Hah? Aneh lu," respon Humaira keheranan dengan ucapan Gabriel. Ia pun meninggalkan Gabriel dan berjalan menuju Marrie. Tak lama kemudian, dosen menyampaikan tugas kepada para mahasiswa. "Oke baik semuanya, mohon diperhatikan dan didengarkan dengan baik. Tugas kalian saat ini adalah menganalisis sedetail dan selengkap mungkin mengenai Kasbah des Oudayas bersama kelompok yang sudah dibentuk. Setiap Minggu, kalian harus menyerahkan progres penelitian kepada saya. Mohon diserahkan tepat waktu, jika sampai tidak ada perwakilan kelompok
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
"Wanita Baru"
"Iya, maaf. Kamu siapa ya?" tanya Humaira dengan heran."Akhirnyaaa kita ketemu juga!" jawab wanita itu dengan antusias."Oh iya, kenalin aku Hafizah. Aku mahasiswa Cambridge jurusan jurnalistik, adik angkatan Kakak," ucapnya sambil menjabat tangan Humaira, yang membalas dengan senyuman hangat."Wah, iya? Tapi kenapa kamu di sini? Ikut penelitian juga? Setahuku, mata kuliah penelitian itu di semester akhir. Kamu nabung mata kuliah atau bagaimana?" tanya Humaira, bingung."Betul sekali, Kak. Aku nabung mata kuliah biar bisa cepat lulus. Baru saja mata kuliah penelitianku di-approve, dan aku baru tiba kemarin," jawab Hafizah."Wih, keren! Ayo masuk dulu. Nggak enak ngobrol di depan gerbang. Kamu pasti capek setelah perjalanan panjang," ajak Humaira dengan ramah."Yuk, Kak," jawab Hafizah dengan ceria.[Ruang Tengah Mess]Di ruang tengah mess, teman-teman Humaira sedang berkumpul, bercanda, dan bermain game. Begitu melihat Humaira masuk bersama Hafizah, mereka semua menoleh dan menyambut
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
"First Encounter and Accident "
**Parkir Mall**"Festival yang di sana, ya, Gab?" tanya Humaira sambil menatap Gabriel yang sedang memarkir motor di area parkir mall yang ramai."Iya, Mey. Nanti kita ke sana setelah belanja, ya?" jawab Gabriel sambil tersenyum, mengeluarkan helm dari kepalanya dan meletakkannya di motor."Okay," balas Humaira dengan senyum ceria.**Mall**Humaira dan Gabriel berjalan bersama melewati koridor mall yang penuh dengan pengunjung. Suara langkah kaki, kerincingan bel toko, dan aroma makanan menggoda dari area food court memenuhi udara. Mereka bercakap-cakap dengan riang, sambil mencari barang-barang yang mereka butuhkan untuk mess mereka."Gab, kita masih perlu beli bumbu dapur yang kemarin habis, kan?" tanya Humaira sambil tersenyum, matanya berkilau dengan semangat."Ya, Mey, habis. Tunggu sebentar, aku cari dulu," jawab Gabriel dengan penuh semangat, melanjutkan langkahnya menuju bagian bumbu dapur.Setelah berbelanja dengan riang di mall, mereka mendengar suara gemuruh dari festival m
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
"Terungkap"
"Jika Allah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin, sayang," ucap Arhab setelah mencium kening istrinya."Tapi kenapa kamu menangis?" tanya istrinya, bingung melihat suaminya menangis."Enggak, aku terharu. Kamu mulai cerewet lagi," jawab Arhab, menutupi rasa sedih bahwa istrinya tidak bisa memiliki buah hati."Kamu ini bisa saja," ucap Aisha sambil tersenyum."Kalau boleh tahu nih, kenapa kamu tiba-tiba bertanya hal itu?" tanya Arhab."Tadi pas kamu pergi, dokter sama perawat mengecek kondisi aku dan mengganti cairan infusku. Aku tadi tanya dokter tentang penyakitku ini, terus dokter menjelaskan bahwa aku sudah operasi kuret. Kemarin di perutku ada bayi, tapi nggak bisa bertahan lama karena ibunya masih egois dan suka marah-marah sama suami sendiri. Juga, kondisi aku masih belum fit. Mungkin Allah ambil dulu lagi ya, nanti kita dikasih lagi, kan? Kamu kenapa nggak jujur aja, sayang? Biar kita sedihnya barengan..." ucap Aisha sambil menahan air mata.Arhab langsung memeluk istrinya
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more
"One by One"
Humaira terbangun dari tidurnya dan melihat Marrie serta Clark duduk di sofa sambil mengerjakan tugas laporan penelitian mereka.“Mey… sudah bangun?” ucap Marrie saat melihat Humaira berusaha duduk di ranjang rumah sakit. Marrie langsung menyimpan laptopnya dan menghampiri Humaira.“Kalian sudah lama di sini? Kenapa tidak membangunkan aku saja?” tanya Humaira.“Tidak lah, kamu kan sedang istirahat, masa kami bangunkan,” jawab Marrie.“Kalian sedang mengerjakan tugas, ya? Aku mau bantu dong,” kata Humaira.“Tidak usah, aku dan Clark saja yang menyusun laporan. Lagipula, kamu sudah mencatat isi penelitiannya kemarin, tinggal kami susun, sudah aman, tenang saja,” kata Marrie.“Oke, kalau begitu. Kalau ada yang bisa aku bantu, bilang saja ya. Oh iya, Gabriel ke mana?” tanya Humaira.“Dia tadi membeli makanan buat kita sekaligus mengambil obat kamu di apotek, tapi dari tadi belum datang lagi,” jawab Marrie.“Oh begitu. Kalau Kak Ilham dan Hafizah ke mana?” tanya Humaira.“Hafizah sedang me
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status