Terjebak Utang Rentenir

Terjebak Utang Rentenir

last updateLast Updated : 2021-05-28
By:  aicha aisahOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
32 ratings. 32 reviews
13Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Apa yang terlihat buruk, tidak selamanya buruk. Ada alasan di setiap keputusan yang diambil. Maura—gadis 17 tahun sedang diimpit utang peninggalan orang tuanya. Sang ayah berutang pada seorang rentenir yang mengincar gadis itu. Beruntung Maura mendapatkan bantuan dari Alex—teman sekolahnya. Namun, pemuda yang dianggap dewa penolong itu tak ubahnya seperti si lintah darat. Jika Juragan Jaka – sang rentenir menjanjikan pernikahan, sementara Alex hanya menginginkan hubungan tanpa ikatan yang suci. Akankah Maura memilih satu di antara Alex dan Juragan Jaka? Atau ... akan datang sosok lain yang akan membantunya tanpa pamrih?

View More

Chapter 1

Bab 1 Niat Tersembunyi

“Tidur sama gue, utang lo lunas.”

Plaak.

Satu tamparan kulayangkan pada pemuda jangkung di hadapan. Dia menyeringai, badannya semakin mendekat dan kini sukses mengurungku yang kini terjebak di sudut gudang.

Tuhan, harusnya aku curiga saat dia meminta ketemuan di ruangan pengap ini.

“Bahkan gue bisa jadi langganan, lo!” bisiknya serak di telinga.

Napasku memburu. Dada terasa terbakar dan sesak sekaligus.

Brengsek! Alex benar-benar kurang ajar. Aku salah mengira. Kupikir pertolongannya kemarin murni karena empati. Ternyata ada udang di balik batu. Dia sepertinya sudah merencanakan ini.

“Ayolah, Ra, gue tau kalau lo tadi sempat tanya-tanya Sarah tentang kerjaan sampingannya.”

Dengan berani Alex mulai membelai pipiku. Kedua tangan yang tadi sempat mendorong tubuhnya justru dicekal kuat. Mata sudah panas dan siap meneteskan butiran bening.

Tahan, Maura, tahan. Jangan sampai pemuda kurang ajar ini senang melihat ketakutan di wajahmu.

“Beri gue waktu seminggu. Gue pasti bakal balikin duit lo.”

Alex terkekeh. Pandangannya penuh dengan ejekan. Aku sangat bersyukur karena akhirnya dia melepas cekalannya dan bergerak mundur.

Alex berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya di dada. Dari jarak dua langkah, dia menatapku tajam. Memindai dari atas sampai bawah. Lagi-lagi seringai melecehkan tersungging di bibirnya yang kecokelatan.

“Dalam sebulan aja lo gak bisa dapetin tu duit, sekarang lo bilang seminggu? Jangan ngimpi, Ra. Bahkan lusa lo masih harus membayar utang bokap lo yang masih tersisa empat puluh juta sama tua bangka itu.”

“Gue minta seminggu, oke?”

Aku berkata sekenanya. Padahal tidak tahu dari mana akan mendapatkan uang secepat itu. Sepuluh juta dalam seminggu. Ditambah cicilan yang harus kubayar lusa.

Aku masih memberanikan diri membalas tatapan dingin Alex. Pemuda itu, dengan cepat sudah kembali merengkuh pinggangku sampai tubuh kami tidak lagi berjarak.

“Jangan kurang ajar, Lex!” seruku berusaha melepaskan tangannya.

“Kenapa? Lo mau teriak? Teriak aja! Gak ada yang bakal denger suara lo.”

“Bukan ini awal perjanjian kita, lo bilang mau kasih kelonggaran buat lunasi utang.”

“Lo percaya? Kasian,” ejek pemuda sialan di depanku ini. Lagi-lagi dia menyeringai. Memutus jarak antara wajah kami dan ... sesuatu yang basah dan kasar menyentuh bibirku. Seketika aroma tembakau tercium tajam.

Alexander Wiguna menciumku.

Sesaat aku terpaku. Masih berusaha mengumpulkan kesadaran yang tiba-tiba kabur, tapi sialnya itu digunakan Alex untuk semakin memperdalam ciumannya. Melumat lembut bibirku yang bergetar. Tubuhku tiba-tiba menjadi lemas. Ini adalah kali pertama ada lawan jenis yang menyentuhku dan rasanya ... dada seperti mendidih siap memuntahkan lahar panas.

“Aaaw!” pekik Alex sambil mengusap bibirnya yang kini berdarah karena gigitanku.

Dia menggeleng melihatku. Wajahku pasti sudah semerah tomat. Tangan mengepal. Satu pukulan siap kulayangkan padanya. Namun, pemuda itu gesit mengelak. Sekarang justru tanganku yang di putar dan dikunci di belakang punggung.

“Lo mau maen kasar, Ra!” desisnya tajam.

“Lepasin gue, lepasin gak!” Aku terus meronta. Tidak peduli dengan pergelangan tangan yang terasa nyeri.

“Semakin lo ngelawan, gue bisa lebih berani dari tadi. Dengan paksa mengambil apa yang gue inginkan.”

Bulu kudukku merinding mendengar ancaman Alex. Ya Tuhan! Apa dia ingin ....

Aku menggeleng keras mengenyahkan pikiran buruk. Dalam hati terus merapal doa. Semoga ada orang yang tiba-tiba muncul ke ruangan sepi ini, tapi mustahil. Jam segini semua murid pasti sudah pulang. Belum lagi tempat ini terletak di sudut sekolah. Jarang sekali ada yang melintas di sekitar sini.

“Gue gak mau bersikap kasar, Ra? Jadi, mending lo ikutin saran gue. Gue juga tau kalau tua bangka itu ngincer tubuh lo.”

Aku menggigil ketakutan. Badan merosot ke lantai saat Alex tiba-tiba melepas tanganku. Pemuda itu melangkah pergi begitu saja meninggalkan gudang.

Dan aku ... air mata mengalir deras membasahi pipi.

Tuhan, terima kasih, setidaknya Alex tidak melakukan lebih dari tadi. Aku sangat takut kalau dia benar-benar kalap dan memaksaku melakukan keinginannya.

Selama beberapa menit aku masih menangis. Badan terlonjak kaget saat sebuah tangan menyentuh bahuku. Tidak. Tidak. Jangan sampai Alex kembali masuk dan melakukan ancamannya.

Tubuhku semakin bergetar karena ketakutan.

“Maura! Hei! Ada apa?”

Seperti ada angin segar berembus di tengah gurun pasir. Hati begitu lega saat melihat sosok yang ada di belakangku.

Pak Damar. Guru Bahasa Inggris di sekolah ini.

“Apa ada yang menyakitimu? Kamu terluka? Kenapa kamu sendirian di gudang?”

Dengan panik Pak Damar memeriksa tubuhku. Beliau sepertinya takut kalau ada yang melukaiku. Matanya tajam memindai setiap inci wajahku.

“Ra, say something?”

Bukannya menjawab. Aku makin terisak pilu. Bingung harus menjelaskan apa. Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya? Tapi aku takut Alex akan makin murka. Lagi pula apakah Pak Damar akan mempercayaiku?

**

“Minumlah.”

Pak Damar menyodorkan sebotol air mineral dingin.

Dengan sedikit tergesa, aku menenggaknya sampai separuh.

“Pelan-pelan, Ra.”

Nada suara Pak Damar masih seperti tadi. Khawatir. Pria ini sungguh sabar menenangkanku. Dalam diam menungguku sampai selesai menangis. Setelah itu mengajakku duduk di kedai bakso dekat sekolah.

“Kalau kamu gak mau cerita gak apa-apa. Tapi saya harap kamu gak menutupi sesuatu. Jangan diam kalau ada anak lain melakukan perundungan.”

Suara tegas Pak Damar terdengar menyejukkan. Sesaat aku merasa begitu diperhatikan. Pria ini, kenapa selalu peduli padaku? Beberapa kali beliau menawarkan tumpangan saat pulang sekolah. Katanya searah. Tidak tega melihatku yang kepanasan menunggu angkutan umum.

Aku yang diam-diam mengaguminya, tentu seperti mendapat durian runtuh. Namun, rasa malu membuatku menjaga jarak. Merasa tidak pantas mengharapkan lebih.

“Makan dulu. Baru saya antar pulang.”

Aku menggeleng. Tidak ingin makin berutang budi atas kebaikkannya.

“Saya bungkuskan juga buat adik-adik kamu.”

Pipiku memanas. Malu. Bagaimana mungkin Pak Damar mengingat perkataanku tempo hari. Sebulan yang lalu, beliau pernah mengajakku untuk makan dulu sebelum mangantarku pulang. Aku menolak. Beralasan tidak bisa makan sementara kedua adikku kelaparan di rumah.

Mungkin terdengar sok, tapi memang itu kenyataannya. Rasanya susah menelan makanan, jika ingat adikku yang mungkin menahan lapar karena menungguku pulang.

Keadaan ekonomi yang susah. Membuat kami sering kali menahan lapar. Sepulang sekolah aku bekerja di warung makan dekat rumah. Dengan upah dua bungkus nasi plus lauknya dan uang sebesar lima ratus ribu sebulan.

“Sudah saya pesankan, mubazir kalau ditolak.”

Dengan malu-malu aku mulai menyendok kuah bakso dalam mangkuk. Dada berdebar tak karuan saat pandanganku bertemu dengan mata teduh Pak Damar. Ketakutan yang tadi menyelimutiku, berangsur-angsur hilang berganti desir-desir dalam hati.

Tenggorokan terasa susah menelan makanan berbahan dasar daging ini. Bukan, bukan karena memikirkan adikku seperti biasanya. Melainkan karena gejolak rasa yang meletup-letup dalam dada. Hati ini, sepertinya telah dicuri olehnya. Pria gagah dan tampan di depanku ini. Yang di dekatnya, membuat badanku panas dingin seperti orang meriang.

Maura, semoga kamu tidak salah menumbuhkan rasa ini di hati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(32)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
32 ratings · 32 reviews
Write a review
user avatar
Raifiza27
bagus mbak acha
2021-08-08 18:04:46
1
user avatar
Syah Humaira Aisyah
semangat sambungannya..next..next
2021-08-08 16:55:44
1
user avatar
Enny Ah
lanjut thor seru
2021-06-30 19:00:42
1
user avatar
Indhira Syah
Ceritanya seru, ada manis²nya 🤭 Moga sifat Alex bisa sedikit demi sedikit berubah setelah nikah nanti
2021-06-20 11:28:15
0
user avatar
Indhira Syah
Ceritanya seru, ada manis²nya 🤭 Moga sifat Alex bisa sedikit demi sedikit berubah setelah nikah nanti
2021-06-20 11:28:15
0
user avatar
Iswati Iskandar
sipppppppppp
2021-06-16 12:14:37
0
user avatar
Dayat_eMJe
Ceritanya seru kak, ayo semangat up nya kak .. 👏👏👏
2021-06-06 05:22:50
0
user avatar
Luna Lupin
Menarik nih, up lagi kakkk 😍
2021-05-30 20:12:58
1
user avatar
ALWA
Tulisannya rapi kak
2021-05-30 20:09:03
1
user avatar
ALWA
Tulisannya rapi kak
2021-05-30 20:09:02
1
user avatar
Kinantitha
Tulisannya rapi, ceritanya juga menarik 👍👍
2021-05-30 19:19:33
1
default avatar
Dewi intan
Aku mau nyari ilmu di tulisan ini. Akan ku santap setiap detailnya
2021-05-30 12:23:07
0
default avatar
Dewi intan
Aku mau nyari ilmu di tulisan ini. Akan ku santap setiap detailnya
2021-05-30 12:23:07
1
default avatar
Dewi intan
Aku mau nyari ilmu di tulisan ini. Akan ku santap setiap detailnya
2021-05-30 12:23:06
0
default avatar
Dewi intan
Aku mau nyari ilmu di tulisan ini. Akan ku santap setiap detailnya
2021-05-30 12:23:06
0
  • 1
  • 2
  • 3
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status