Hari ke delapan setelah terakhir kali Kaivan betemu dengan Namara akhirnya hari ini ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Gadis itu. Pagi ini Namara menghubunginya dan mengatakan bahwa tugas yang ia berikan padanya beberapa hari yang lalu telah rampung.
Namara mengajak mereka bertemu di La Casa namun Kaivan menolaknya dan malah mengajaknya untuk menemaninya makan siang. Walau Namara mengajaknya bertemu di tempat janjian mereka namun hal tersebut juga ditolak oleh Kaivan karena ia enggan menunggu ataupun ditunggu sehingga Kaivan dengan sepihak memutuskan untuk menjeput Namara di Kampusnya.
Namara yang malas berdebat dengan bossnya tersebut lantas mengiyakan tawaran Kaivan, alhasil hari ini ia kekampus menggunakan ojek online karena Ayahnya tengah sibuk berbelanja beberapa sparepart mobil pelanggan yang sudah beberapa hari diperbaiki oleh beliau.
Setelah menyelesaikan konsultasi terakhir dengan para dosen pembimbing serta mendaftarkan jadwal s
Setelah menyelesaikan makan siangnya yang dibumbui dengan beberapa adegan tersedak akibat ulah Kaivan, Namara lantas mengeluarkan laptop dari tasnya dan segera membuka file yang seminggu terakhir ini membuatnya lebih banyak begadang.Setelah memberikan beberapa penjelasan kepada Kaivan serta setelah melalui diskusi yang panjang akhirnya Kaivan menerima hasil kerja keras Namara dengan beberapa perbaikan menyesuaikan selera Kaivan sebagai pemilik dari project yang tengah ia kerjakan.Tidak terasa satu jam berlalu sejak kedatangan mereka dirumah makan tersebut, waktu juga tengah menunjukkan pukul 2 siang dimana satu jam lagi Namara harus pergi ke La Casa untuk bekerja.“Gue anter aja sekalian biar lo nggak telat, kantor gue searah” tawar Kaivan yang disambut senyuman yang sumringah dari Namara.Tentu saja gadis itu merasa seanang karena ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa jasa ojek online. Terlebih di siang hari yang terik seperti ini,
Langit sore terlihat indah hari ini, seorang gadis tengah termanggu menatapnya dengan syahdu sembari bersandar di kursinya dengan santai.“Ngelamunin apa sih anak gadis?” ujar seorang lelaki mengagetkan gadis itu.“ih apaan sih Van, ganggu aja” protes gadis tersebut kepada pria yang disebutnya Van itu.Kaivan Rajendra, nama lelaki yang barusan mengusik lamunannya yang juga masih saudara sepupunya itu lantas menarik kursi disampingnya dan segera menemaninya bersantai ria di kafe milik pria tersebut.“Shei, lu tuh jangan kebanyakan ngelamun, pelanggan gue ntar pada kabur gara-gara elu” sahutnya kemudian sambil mengacak rambut sebahu Sheira.Sheira nampak protes untuk kedua kalinya dengan matanya sembari merapikan rambutnya kembali. Sepupunya itu memang usil, meskipun begitu sebenarnya kaivan adalah sosok yang cukup baik dan menyenangkan.“Udahlah Van, mau gue curhat sampai mulut gue berbusa juga lu ngg
Kaivan tengah asyik dengan pikirannya sehingga tidak menyadari seorang wanita datang menghampirinya, setelah jari-jari wanita itu menyentuh lembut bahunya barulah ia tersadar bahwa kekasihnya tersebut sudah berada disampingnya.“Baby, aku telepon daritadi kok kamu gak angkat sih?” tanya Alanna pada Kaivan.“Handphone aku ada dibawah”“Sengaja ya kamu gak bawa handphone? Biar aku gak periksa isi handphone kamu kan? Kamu masih kontak sama perempuan ganjen kemarin ya Van?” cecar Alanna panjang lebar sembari mengambil tempat duduk tepat dihadapan kekasihnya tersebut. Namun Kaivan hanya terdiam dan kembali ngehisap rokok elektriknya seraya membuang muka dari tatapan Alanna.“Kaivan! Aku tuh lagi ngomong sama kamu bukan sama angin!” ketus Alanna.“Kamu gausah mulai deh Na, aku gak ngapa-ngapain kok” sahut Kaivan santai.“Buktinya kamu sampai nggak bawa handphone sekarang, sengaja ka
Kaivan tengah asik menyeduh kopinya ketika Citra, salah satu pegawai di Kafenya mengingatkannya bahwa hari ini pegawai baru yang direkomendasikan oleh Sheira tengah menunggunya diruang kantornya.Ia bergegas mengaduk dan memasukkan es batu kedalam gelasnya seraya membawanya ke ruangan. Tak lupa ia berpesan agar menyediakan minuman untuk calon pegawai barunya tersebut kepada Citra.Sesampainya di ruangan Kaivan segera menyapa gadis yang tengah berdiri kikuk saat melihat ia membuka pintu.“Halo, maaf saya tadi ada urusan. Semoga kamu tidak kelamaan menunggu. Silahkan duduk”“Nama saya Kaivan, salah satu owner Kafe La Casa . Mungkin kamu udah denger dari Sheira kalau pemilik Kafe ini ada dua orang yakni saya dan Azrico. Nama kamu siapa?” lanjut Kaivan seraya mempersilahkan gadis didepannya duduk.“Selamat sore mas Kaivan, nama saya Leolina Namara panggilan saya Nara. Saya-““Kamu zodiaknya leo ya?&rdquo
Jam ditangan Namara tengah menunjukkan pukuh 14.40. Gadis itu telah tiba ditempat kerjanya 20 menit lebih cepat karena sejatinya ia adalah anak yang selalu ontime dan sangat bertanggungjawab atas apapun yang ia kerjakan. Perbincangan singkatnya dengan Citra kemarin semakin membuat ia bersemangat untuk belajar hal baru dari tempat kerjanya kali ini.Sesampainya didalam kafe ia segera menyapa Citra yang tengah asyik merapikan catatan serta nota-nota pembelanjaan bahan kebutuhan kafe yang bertebaran di samping meja kasirnya.“Halo kak Cit”“Eh hai Nara, cepet banget udah sampai” Citra membalas sapaan Namara seraya melirik jam di pergelangan tangannya.“Biasa kak hari pertama, harus bikin kesan yang baik supaya dapat nilai plus dari kak Citra”“bisa aja lo. Seragam lo ada di loker 8 ya ini kuncinya”“thanks kak Cit.” Namara mengambil kunci yang diberikan Citra dan bergegas menu
Jam di pergelangan Namara menunjukkan pukul 10.18 malam ketika ia tengah memundurkan sepeda motornya dari parkiran. Saat hendak menstarter motor matic-nya itu ia dikejutkan dengan sapaan dari Kaivan.“Udah mau pulang?” sapa Kaivan disambut lonjakan kecil dari bahu gadis didepannya yang seketika langsung menoleh kepadanya.“Astaga kaget!,” jawab Namara bersungut-sungut “iya nih udah malem, gue udah boleh balik kan?” lanjutnya masih dengan posisi duduk diatas sepeda motornya.“Emang kalau gue bilang nggak boleh, lo bakal ngapain?”“Ya gue bakal tetep pulang, kan sesuai perjanjian gue kerja mulai pukul 3 sore sampai 10 malam”“Nah itu ngerti”“Formalitas aja boss. Yaudah ya gue balik dulu” pamit Namara seraya menyalakan mesin motornya dan meninggalkan halaman parkir membiarkan Kaivan memandanginya sampai gadis itu menghilang ditelan hiruk pikuk jalan raya ya
Kaivan tampak mengerutkan kedua keningnya melihat Azrico yang tengah tertidur diatas sofa ruang kerja mereka dengan ponsel yang tengah menyala menayangkan live streaming pertandingan mobile game online favorit mereka berdua.Dengan sendikit tenaga Kaivan menarik bantal sofa yang digunakan sebagai bantal tidur oleh lelaki bermata sipit tersebut.Seketika pria berkacamata minus 2,5 itu terbangun dari sembari menggerutu karena ulah pria berkulit cemerlang tersebut.“Jam berapa nih boss udah tumbang aja lo? Baru juga mau ngajakin minum.”“Gue baru kelar ngurusin laporan keuangan bulan ini. Gue skip deh lo aja sendiri”“Yaelah Co, renta banget sih”“Gue gak renta, gue cuma mau jadi anaknya bang haji malam ini. Mirasantika, no way..” ujar Azrico seraya menirukan salah satu lirik lagu dangdut lawas “lagian ribet amat lo kan tinggal ambil minuman di lemari terus lo minum disini aja kenapa sih Van
Lima menit berlalu setelah Azrico meninggalkan Kaivan, pria itu memutuskan untuk mengambil salah satu botol yang yang berjajar rapi di rak ruang kerjanya. Tanganya meraih sebuah botol kaca berukuran 700ml yang berisi gin lantas menuangnya kedalam gelas tak lupa ia menambahkan beberapa cube es batu serta seiris jerup nipis kedalam minumannya. Ia menikmati minumannya sembari bersandar diatas sofa empuknya kepalanya mendongak keatas seolah semua beban pikirannya menguap ke langit-langit ruangan. Diteguknya lagi minuman yang kini mulai mengembun menciptakan butiran-butiran halus diluar gelasnya. Tatapannya menyiratkan bahwa pemiliknya tengah merasakan sebuah kehampaan yang membuatnya tidak nyaman.Tak lama layar smartphone Kaivan menyala memunculkan pemberitahuan pangilan masuk untuknya. Diliriknya jam pada sudut kanan layar ponselnya yang menunjukkan pukul 11.09 PM.“Halo”“Halo, abang sudah tidur belom?” suara diseberang ter