Share

Tiga Puluh Enam

"Astaga, ternyata ada orang. Aku pikir hantu di siang hari," ocehku.

Mengapa bertemu dengannya disaat tak tepat. Ngapain juga pemuda ini di sini.

"Hantu, aku takut!" ledek Rico.

"Ada apa kamu sapa aku?"

"Apa tak boleh aku menyapa. Setidaknya, kita pernah tinggal satu atap."

"Tak malu menyapaku setelah adikmu menghancurkan rumah tanggaku," sindirku. Pemuda yang tak tahu malu.

"Itu masalah adikku bukan aku. Anggap saja kita berteman."

"Jangan mimpi!" Aku melanjutkan kembali langkahku. Lengan tanganku ditarik olehnya. Dalam hitungan detik memutar tangannya ke arah belakang tubuhnya.

Ia meringis kesakitan. Pemuda itu belum kapok juga ternyata. Setelah kuhajar mukanya.

"Mau ku hajar atau pergi!" ancamku.

"Au! Sakit Intan!"

"Kamu gak jera juga ternyata. Mau dihantam!"

"Tidak! Tidak! Lepaskan aku!"

"Jika, berte
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status