Share

Hasrat Terlarang Sang Idol
Hasrat Terlarang Sang Idol
Author: Kikan Selviani Putri

Chapter 001

last update Huling Na-update: 2025-03-12 10:14:43

“Apa-apaan ini, Ryan?!”

Ayla mendorong pintu ruang ganti dengan kasar. Engsel pintu berderit keras, hampir copot karena kekuatannya. Suaranya menggema memenuhi ruangan.

Di sinilah Ryan Kenzie berada bersama seorang aktris cantik pendatang baru.

Pandangan Ayla menatap penampilan Ryan berantakan. Jas hitam Ryan tergeletak di lantai. Kemeja putih yang kusut dan tersingkap, memperlihatkan dada bidang Ryan yang terbuka. Wajahnya tetap santai, seolah tidak melakukan kesalahan apapun.

Di pangkuannya, aktris bergaun merah tampak kaget setengah mati. Wajahnya memerah. Ia buru-buru melompat berdiri dan merapikan gaunnya yang jelas berantakan.

Ryan menoleh dengan tenang. “Oh? Kau sudah datang?”

Suaranya rendah dan malas, penuh percaya diri yang menyebalkan.

Ayla hampir kehilangan kata-kata. Napasnya memburu, jemarinya mengepal erat di sisi tubuhnya.

“Kau pikir ini lelucon?!” hardik Ayla. Suaranya bergetar menahan amarah.

“Kita punya pemotretan penting dalam 15 menit. Tapi, kau di sini ....” Ayla melayangkan pandangan ke aktris itu, “kau malah bersenang-senang seperti anak SMA?!”

Ryan hanya mengangkat bahu, seolah masalah ini tak lebih dari setitik debu di hidupnya.

"Aku punya waktu. Santai saja!”

Santai?!

Ayla melangkah mendekat, tatapannya tajam dan menusuk.

“Kau tahu berapa banyak uang yang dipertaruhkan di sini? Berapa banyak orang yang bergantung pada proyek ini? Kau pikir hanya karena kau bintang, kau bisa semena-mena mengacaukan semuanya?!”

Wajah Ryan masih tenang, tapi mata hazelnya mulai memancarkan ketidaksabaran.

“Ayla, kau terlalu serius.” Ia bangkit perlahan, menyamakan tinggi badan mereka. “Ini cuma pekerjaan.”

Ayla tertawa sinis. “Cuma pekerjaan?”

Napasnya pendek dan berat.

“Ryan, ini bukan cuma pekerjaan untukku! Ini karierku, reputasiku! Dan kau dengan egoisnya merusak semuanya hanya karena nafsu!”

Alih-alih merasa bersalah, Ryan justru tersenyum miring. “Kalau kau terus-terusan seperti ini, mungkin kau harus mempertimbangkan untuk bercinta denganku.”

Ayla nyaris tak percaya dengan apa yang baru ia dengar.

“Apa?!”

Ryan melangkah lebih dekat, menurunkan suaranya. “Kau terlalu tegang. Mungkin kalau kita tidur bersama, kau akan lebih santai.”

Brengsek!

Ayla mendongak menatap Ryan. Matanya berkilat marah. “Jangan gila! Aku manajer kamu, Ryan. Bukan wanita yang bisa kau ajak tidur kapan saja.”

Ryan menyeringai kecil, tatapannya dalam dan menantang. “Kau berbicara seolah itu sesuatu yang mustahil.”

Ayla mendengus. “Memang mustahil.”

Alih-alih tersinggung, Ryan malah tersenyum. Senyum penuh arogansi. “Kau akan menyesal karena menolak bercinta denganku, Ayla.”

Sebelum Ayla sempat membalas, suara langkah berat terdengar dari belakang mereka.

“Apa yang terjadi di sini?”

Ayla menoleh.

Kail, CEO agensi, berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam.

Ayla tak menunggu sedetik pun untuk berbicara. “Ryan sedang bersenang-senang, sementara kita semua menunggunya untuk pemotretan penting.”

Kail menatap Ryan, lalu Ayla. Kemudian, ia menghela napas panjang.

“Sudah cukup, Ayla!"

Ayla mengerutkan dahi. “Apa maksud Anda?”

“Kau gagal mempertahankan Ryan.” Suara Kail dingin.

Ayla tertegun. “Apa? Tapi ini bukan salahku! Ryan yang tidak profesional, dia—”

“Cukup!” Kail memotongnya tajam. “Aku butuh seseorang yang bisa mengelola bintang sekelas Ryan, dan jelas kau bukan orangnya.”

Jantung Ayla mencelos. “Apa maksudnya…?”

“Kau dipecat.”

Dunia Ayla seolah runtuh dalam sekejap.

Ryan, yang berdiri di belakang Kail, tersenyum puas. “Selamat tinggal, Ayla.”

Suara itu seperti belati yang menusuk jantung Ayla. Ia menatap mereka berdua. Rasa marah dan kecewa bercampur menjadi satu.

Tanpa berkata lagi, Ayla berbalik dan melangkah pergi.

Setelah pintu itu tertutup di belakangnya, Ayla merasa dadanya sesak. Napasnya pendek dan terburu-buru. Bukan hanya karena marah, tapi karena rasa frustrasi yang membakar.

Sialan!

Langkah Ayla cepat meninggalkan studio. Ia bahkan tidak peduli dengan pandangan kru yang menatapnya dengan campuran iba dan penasaran.

Di mana satu-satunya tempat yang masuk akal sekarang?

Bar.

Ayla bukan peminum berat. Tapi hari ini… ia butuh sesuatu yang bisa meredam bara dalam dirinya.

Begitu masuk ke bar kecil di sudut kota, ia langsung duduk di meja bartender dan memesan bourbon tanpa banyak bicara.

Gelas pertama tandas dalam sekali teguk.

Gelas kedua, mulai menghangatkan tenggorokannya.

Tapi pikirannya tetap dipenuhi amarah.

Ryan Kenzie.

Bajingan itu menghancurkan kariernya dalam sekejap. Dan yang lebih menyakitkan, semua itu karena ia menolak melayani nafsunya.

Ayla mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri. Namun, ketika ia mengangkat ponselnya dan membuka media sosial, dunia seakan menamparnya sekali lagi.

“Ryan Kenzie Resmi Bergabung dengan Star Vision!”

Berita itu terpampang jelas di layar. Foto Ryan diapit oleh CEO Star Vision dan ....

Bianca.

Ayla mengepalkan tangan.

Tentu saja!

Bianca, rival abadi Ayla. Wanita itu selalu menunggu kesempatan untuk menusuknya dari belakang.

Dan sekarang, Bianca berdiri di sebelah Ryan dalam foto itu, memamerkan senyum kemenangannya yang khas.

Ayla merasakan perutnya bergejolak.

Tidak cukup Ryan merusak pekerjaannya, sekarang dia juga berada di bawah naungan Bianca?

Ini bukan hanya sekadar pukulan telak.

Ini penghinaan!

Ayla menaruh ponselnya di atas meja dengan kasar, mengisyaratkan bartender untuk menuangkan satu gelas lagi.

Jika Ryan dan Bianca berpikir ini sudah berakhir….

Mereka salah besar!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 002

    "Ugh!"Kepalan tangan Ayla mengeras di atas meja bar yang dingin. Kepalanya terasa berat. Bukan karena alkohol, tapi karena emosi yang berkecamuk di dadanya.Lima tahun Ayla membangun kariernya dari nol. Ia bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah. Tapi dalam satu hari, kariernya jatuh karena seorang pria tidak tahu diri. Ryan Kenzie.Bajingan itu bukan hanya menghancurkan kariernya. Tapi juga berhasil menendangnya keluar dari industri entertainment seakan-akan ia tidak pernah ada.Dan Bianca.Ayla meremas gelas bourbon lebih erat. Tangannya sedikit gemetar. Matanya terpaku pada layar ponselnya. Ia melihat foto Ryan dan Bianca berdiri di samping CEO Star Vision.Tentu saja. Mereka sudah merencanakan ini sejak awal.Ayla terkekeh, tapi bukan karena lucu. Lebih seperti tawa getir seseorang yang baru saja menyadari betapa kejamnya dunia yang selama ini dijalaninya.Rambut Ayla berantakan, bahkan beberapa helai jatuh menutupi wajahnya yang lelah. Riasan di matanya sedikit luntur. Bla

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 003

    "Tenang, Ayla! Kau bukan orang yang mudah kalah."Ayla menatap pantulan dirinya di dinding kaca gedung megah di depannya. Langit biru pagi terpantul di permukaannya, membuatnya tampak semakin tinggi dan berwibawa.MAHA Entertainment.Nama itu terpampang angkuh di atas pintu masuk utama, seperti pengingat bahwa dunia hiburan tidak pernah tidur. Ini bukan sekadar gedung; ini adalah pusat kekuasaan.Ayla menarik napas panjang, menekan perasaan gugup yang merayap di dadanya.Hari ini, Ayla tidak datang sebagai seseorang yang dipermalukan. Tapi, datang untuk membuktikan bahwa dirinya masih layak berada di dunia ini.Tanpa ragu, Ayla melangkah masuk.Begitu melewati pintu kaca otomatis, atmosfer di dalam langsung berbeda. Jika DxD terasa seperti panggung penuh kepalsuan, di mana semua orang berusaha terlihat lebih bersinar daripada yang lain, maka MAHA Entertainment seperti markas para eksekutif.Efisiensi. Disiplin. Tidak ada yang bekerja setengah hati di sini.Meja resepsionis besar dari

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 004

    Ayla terpaku di tempatnya.Otaknya berusaha menyangkal kenyataan yang ada di depan matanya. Tapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, pria itu tetap berdiri di sana. Nyata. Dengan tubuh tegap, tangan dimasukkan ke saku celana, dan senyum tipis yang terlihat santai, tetapi justru memancarkan kesombongan.Victor Noelle.Pria yang pernah Ayla cintai lebih dari siapa pun. Namun, meninggalkannya di altar tiga tahun lalu tanpa sepatah kata.Jari-jari Ayla mencengkeram lengan kursi begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Detak jantungnya melonjak liar, tetapi ia menolak membiarkan kegelisahannya terlihat. Ayla menelan ludah. Ia mencoba meredam sensasi aneh di perutnya yaitu perpaduan amarah, sakit hati, dan sesuatu yang ia benci untuk akui… ketakutan.Sementara itu, Victor tetap diam, hanya mengamatinya dengan tatapan tajam yang sulit ditebak. Lalu, dengan gerakan santai, ia menyandarkan diri ke meja Darren, seolah situasi ini tidak lebih dari pertemuan bisnis biasa.“Kau terlihat

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 005

    Ayla menatap kontrak di hadapannya dengan rahang mengeras. Jari-jarinya mencengkeram sandaran kursi, mencoba menahan gejolak yang berputar di dadanya.Di seberang meja, Darren dengan santai mendorong berkas itu lebih dekat. Senyum kecilnya menyiratkan kemenangan.“Ini kesepakatannya.”Suara Darren terdengar begitu ringan, seolah yang ditawarkannya bukanlah perangkap yang akan mengikat Ayla. “Gaji tiga kali lipat dari DxD, fasilitas premium, dan kebebasan penuh dalam mengelola klien.”Kedengarannya menggiurkan. Tawaran yang sulit ditolak. Tapi Ayla bukan orang bodoh. Tawaran semewah ini selalu datang dengan harga yang mahal. Dalam hal ini, harganya adalah sesuatu yang paling ia hindari.Tenggorokan Ayla terasa kering. Ia menelan ludah, lalu mendongak, menatap Darren dengan sorot tak percaya sebelum kembali menatap kontrak di hadapannya.Darren mengangkat alis, masih dengan ekspresi percaya diri yang membuat Ayla ingin membalikkan meja.“Kau ragu?”Darren menghela napas dramatis, lalu

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 006

    Ayla tidak ingin berlama-lama di ruangan ini. Setelah menyelesaikan tanda tangannya, ia langsung berdiri, mengambil tasnya, dan melangkah cepat menuju pintu tanpa menoleh ke belakang.Victor mengangkat alis, sudut bibirnya sedikit terangkat saat melihat sikap Ayla yang begitu ingin kabur darinya. Ia tidak terburu-buru, tapi tatapan matanya tetap tertuju pada sosok wanita itu yang semakin menjauh.Darren mengamati keduanya dengan minat. “Jangan terlalu keras padanya, Victor.”Victor hanya tersenyum miring sebelum beranjak dari kursinya. “Aku tidak perlu berusaha. Dia yang selalu melawan.”Tanpa menunggu lebih lama, ia mengikuti Ayla keluar.Sesampainya di depan lift, Ayla menekan tombol lift berulang kali, berharap pintu besi itu segera terbuka. Ia tahu Victor akan menyusulnya, dan ia tidak ingin satu ruangan dengan pria itu lebih lama lagi.Pintu lift berdenting dan terbuka. Ayla pun langsung melangkah masuk. Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup, sebuah tangan besar menahannya.Vic

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 007

    Keheningan di dalam lift begitu pekat hingga Ayla bisa mendengar detak jantungnya sendiri, keras dan tidak beraturan. Napasnya pendek, tersengal, seakan oksigen di dalam ruangan sempit itu menghilang begitu saja.Ia berdiri kaku, punggung menempel pada dinding logam dingin, kedua tangan mengepal erat di sisi tubuhnya.'Tidak, tidak, tidak... Kenapa harus sekarang?'Matanya melirik sekilas ke arah Victor melalui sudut mata. Pria itu berdiri tak jauh darinya, begitu dekat hingga keberadaannya terasa menyesakkan.Aroma kayu cendana bercampur mint dari tubuh Victor menyerbu indranya—aroma yang dulu selalu membuatnya tenang, tetapi kini justru mengaduk-aduk perasaannya. Tangannya mencengkeram ponsel erat, seolah benda kecil itu bisa menjadi jangkar yang menahannya tetap waras.Tiba-tiba, lampu lift berkedip satu kali—sebentar, tetapi cukup membuat jantung Ayla melompat panik. Ia menahan napas, merasa sesak oleh bayangan masa lalu yang berputar tanpa ampun di kepalanya.'Kumohon!'Suara mek

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 008

    Ayla memacu mobilnya tanpa arah yang jelas. Hujan rintik mulai turun, membasahi kaca depan mobilnya, menciptakan pola acak yang segera dihapus oleh sapuan wiper. Napasnya masih belum stabil, pikirannya masih dipenuhi kekacauan setelah pertemuannya dengan Victor.Ia mengeraskan genggaman pada kemudi, berusaha mengabaikan perasaan yang berkecamuk di dalam dadanya. Hanya satu tempat yang terpikir olehnya.Panti Asuhan Melati.Tempat yang dulu selalu menjadi pelariannya. Tempat yang dulu menjadi rumahnya sebelum ia diadopsi oleh pasangan suami istri yang penuh kasih sayang. Orang tua angkatnya telah lama tiada, dan sejak itu, ia jarang kembali ke panti. Namun, malam ini... ia ingin kembali.Ayla menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Namun sebelum menuju ke sana, ia membelokkan mobilnya ke sebuah toko roti di pinggir jalan. Tangannya meraih payung yang tergeletak di kursi penumpang, lalu keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju toko.Bau roti yang baru dipanggang langsung meny

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 009

    Ayla tiba di apartemennya tepat pukul sepuluh malam. Begitu ia membuka pintu, lampu otomatis menyala, menerangi ruangan dengan cahaya putih lembut. Kilatan sinarnya memantul di lantai marmer yang dingin, sementara bayangannya sendiri tampak samar di dinding. Suasana apartemen terasa sunyi, hanya suara langkahnya yang terdengar menggema di dalam ruangan.Tangannya terangkat ke leher, memijat pelan titik-titik tegang yang terasa kaku. Tanpa melepas mantel, ia berjalan menuju pantry. Kulkas terbuka dengan suara desisan halus saat ia menarik pegangan pintunya. Udara dingin menyentuh wajahnya, sementara matanya mencari sesuatu yang bisa sedikit menenangkan pikirannya.Susu vanila.Ayla mengambil botol kaca itu dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Aroma manisnya samar-samar menguar, tetapi tidak cukup untuk meredakan gejolak yang masih berkecamuk di dalam dadanya. Ia menghela napas, menatap cairan putih itu sesaat sebelum menggenggam gelas dengan lebih erat.Besok, ia akan bertemu dengan

    Huling Na-update : 2025-03-21

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 033

    “Cut!”Suara lantang dari sutradara membuat seluruh tim produksi seolah menarik napas lega bersamaan. Beberapa detik kemudian, sorak kecil pun terdengar dari arah kru kamera.“Nice banget!” ucap salah satu asisten sutradara sambil mengacungkan jempol. “Great energy, guys!”“Terima kasih semuanya!” tim lighting berseru hampir bersamaan saat mulai mematikan lampu satu per satu.“Good job, Victor, Luna!” seru kru wardrobe sambil melintas membawa tumpukan kostum cadangan.Beberapa kru lain menepuk-nepuk bahu sesama, sebagian bercanda santai saat mulai membongkar peralatan. Suasana sedikit rileks, namun tetap teratur. Seseorang dari tim audio bahkan menyalakan musik ringan dari ponselnya, membuat suasana lebih santai. Beberapa peserta mulai berdiri dari kursi santai mereka, beringsut menuju area kamar untuk mengganti pakaian. Ada yang memesan jus kelapa muda dari kru katering yang baru datang.Victor berdiri perlahan dari kursi rotannya, mengambil sebotol air mineral dari atas meja bunda

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 032

    Setelah sesi coffee talk yang cukup menguras emosi dan tawa, kru kemudian mengarahkan para peserta ke lokasi berikutnya.Area poolside. Sebuah set telah disiapkan. Payung rotan besar, kursi santai berlapis kain linen, dan minuman tropikal dalam gelas tinggi yang diletakkan di atas meja rotan bundar. Angin laut bertiup ringan, membawa serta aroma asin dan wangi kelapa dari lotion para peserta.Hari sudah condong ke siang, dan sinar matahari mulai mengintip malu-malu dari balik awan. Suara ombak tak jauh dari sana menyatu dengan derit kursi, gesekan sandal di lantai kayu, dan tawa ringan beberapa kru yang masih menyelesaikan set up.Luna duduk menyamping di salah satu kursi rotan. Gaun sundress putih tipis membalut tubuhnya dengan lembut, mengikuti lekuk punggung dan paha saat ia menyilangkan kaki dengan elegan. Bagian pundaknya terbuka, sengaja dibiarkan begitu agar kulitnya terkena matahari. Rambut hitam bergelombangnya ia biarkan lepas, dibiarkan tertiup angin tanpa banyak disisir.

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 031

    Setelah sarapan, suasana vila pun perlahan berganti. Meja-meja sudah dibersihkan, kru kemudian mulai merapikan alat syuting, dan peserta satu per satu menuju kamar masing-masing untuk bersiap. Udara Bali mulai menghangat, tapi angin laut masih membelai lembut dedaunan kelapa.Ayla berdiri di bawah pohon kamboja di tepi halaman, mengecek ulang rundown yang terjepit di clipboard. Matanya menyapu area, melihat beberapa kru sedang menata kamera, lighting sudah mulai dipasang, dan makeup artist terlihat sibuk memoles para peserta di sisi lounge.“Pagi ini kita shoot first impression challenge,” kata Rini, salah satu asisten produser yang menghampirinya sambil membawa walkie-talkie.Ayla mengangguk. “Setting di taman depan vila, ya? Aku mau brief peserta dulu.”Langkahnya terarah, mantap seperti biasa, meski perasaannya belum sepenuhnya tenang.Di sudut taman yang rindang, Ayla memanggil peserta satu per satu. Mereka duduk melingkar di atas alas tikar rotan, mengenakan outfit kasual yang t

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 030

    Pagi terasa tiba lebih cepat. Angin laut yang lembut menerpa tirai jendela kamar Ayla. Matahari belum tinggi, tapi hiruk pikuk sudah mulai terdengar dari dapur vila utama. Ayla berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya yang digelung sederhana. Rona merah tipis masih tertinggal di pipinya, bekas malam sebelumnya yang tak kunjung benar-benar menghilang dari benaknya.Ayla menarik nafas berulangkali, “Ayla, kau hanya perlu bersikap biasa. Ya, bersikap biasa,” kata Ayla mengulang perkataannya seperti tengah membaca mantra. “Semalam, aku sedikit mabuk. Itu bukan apa-apa. Hanya insiden kecil biasa karena terbawa suasana. Ya, seperti itu.”Ayla menatap wajahnya di cermin dan meyakinkan diri sekali lagi. “Pun, itu hanya sekedar kecupan. Ayolah Ayla, kau tak mungkin seperti ini hanya karena sebuah kecupan bukan? Tidak seperti dirimu saja!”“Ya, apa salahnya dengan kecupan? Aku bahkan pernah menghabiskan satu malam dengan pria random di bar,” kata Ayla lagi. Setelah menarik nafas panjang

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 029

    Malam semakin larut. Langit di atas taman kecil itu dihiasi kerlip bintang yang berserakan seperti pecahan perak. Lampu-lampu taman remang, menyisakan siluet lembut wajah Ayla yang disinari cahaya hangat dari dapur belakang.Kenzo duduk menemani di samping Ayla, tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk merasakan hawa tubuh Ayla yang perlahan mulai rileks. Kaleng soda di tangannya sudah tinggal setengah, tetapi tak satu pun dari mereka berbicara lagi. Hening yang nyaman menggantikan semua kegaduhan hari itu.Ayla memejamkan mata sejenak, membiarkan angin menyapu rambutnya. Kenzo mengamatinya diam-diam, garis rahang yang tegas namun lembut, bibir yang sedikit basah oleh soda, dan mata yang sendu. Seolah menyimpan terlalu banyak luka.“Lucu, ya...” suara Kenzo pelan, seperti bisikan. “Kita berdua duduk di sini, padahal tadi siang hampir gak saling bicara.”Ayla membuka mata. Menoleh perlahan.“Lucu?” tanyanya balik.“Iya,” Kenzo tersenyum tipis. “Kadang kamu gak perlu waktu lama buat tahu

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 028

    Langit Bali diselimuti bintang, angin laut berhembus lembut ke arah lounge rooftop tempat para peserta dan kru bersantai. Musik dari speaker kecil mengalun pelan, diselingi tawa-tawa ringan dan bunyi gelas bersentuhan. Beberapa minuman beralkohol beredar di meja, tidak banyak, hanya sekadar pemecah dingin malam.Ayla baru saja menyelesaikan review rekaman hari itu ketika ia naik ke atas untuk mengecek keadaan. Rambutnya diikat setengah, mata lelah tapi tetap awas. Ia tidak berniat tinggal lama, hanya memastikan semuanya terkendali, lalu kembali ke kamarnya.Tapi seseorang memanggilnya.“Ey, Ayla.”Suara itu serak. Dalam.Victor.Ia duduk sendirian di ujung sofa, satu botol bir setengah kosong di tangan. Tatapannya kosong menatap lautan malam, tapi ketika Ayla menoleh, sorot itu langsung menancap padanya.“Kau ngapain masih di sini?” tanya Ayla, berdiri agak jauh, menjaga jarak.Victor tersenyum miring, lalu meneguk minumannya. “Mungkin... menunggu kau datang.”Ayla menghela napas. “V

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 027

    Setelah sesi di api unggun selesai dan para peserta satu per satu kembali ke vila, Ayla memilih untuk tetap tinggal di pantai. Cahaya bulan memantul di permukaan laut, menciptakan riak berkilauan yang indah dan sendu. Sepi perlahan menyelimuti, hanya suara ombak dan desir angin yang menemani. Ia berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku sweater, memandang ke cakrawala seolah mencari sesuatu yang tak akan pernah benar-benar bisa ia temukan.Langkah kaki terdengar dari arah belakang. Ayla menoleh perlahan.Kenzo.Ia datang tanpa suara, mengenakan jaket parasut tipis dan celana santai, rambutnya sedikit acak karena angin, wajahnya separuh gelap karena cahaya bulan yang tidak merata. Ia berhenti di samping Ayla, tak terlalu dekat, tapi cukup untuk membiarkan keheningan tumbuh nyaman di antara mereka.“Aku nggak nyangka kamu beneran jawab pertanyaanku tadi,” ujar Kenzo, suaranya pelan, seolah takut mengusik malam.Ayla tidak langsung membalas. Ia hanya menarik napas dalam dan membia

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 026

    Malam ketiga di vila pinggir pantai Bali terasa hangat meski angin berembus kencang dari laut. Api unggun menyala tenang di tengah lingkaran kursi rotan yang disusun setengah melingkar, memantulkan cahaya oranye ke wajah-wajah yang berseri karena lelah dan tawa. Di sekeliling, lampu-lampu gantung dari bohlam kecil berkedip lembut, menciptakan suasana seperti pesta kecil yang intim.Ayla duduk di antara dua peserta pria, masih mengenakan sweater abu oversized yang menutupi separuh lengannya, dipadukan dengan celana jeans longgar dan sandal rumah. Rambutnya dibiarkan tergerai, beberapa helaian terbang ditiup angin malam, dan matanya yang tajam tak berhenti mengamati sekeliling—kebiasaan seorang produser yang tak bisa diam.Padahal, awalnya ia tak berniat duduk di sana.Namun, karena salah satu peserta perempuan mendadak sakit, produser memintanya untuk bergabung demi meramaikan sesi behind-the-scenes ini. Ice breaking, katanya. Konten lucu-lucuan. Ayla menolak halus, tapi sorotan kamer

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 025

    Senja mulai turun perlahan, mewarnai langit Bali dengan semburat oranye dan ungu yang indah. Cahaya matahari terakhir jatuh tepat di permukaan kolam infinity, memantulkan warna emas yang hangat. Di rooftop vila, makan malam pertama sudah disiapkan. Meja panjang dari kayu jati dihiasi lampu gantung bohemian dan lilin-lilin kecil dalam toples kaca. Aroma ayam bakar, udang panggang, dan sambal matah menyeruak memikat indra.Para peserta mulai mengambil tempat duduk. Tertawa, bersenda gurau, dan sesekali melempar candaan tentang siapa yang bakal dekat dengan siapa. Semua terdengar natural, seperti yang diharapkan kru produksi.Victor duduk di ujung kanan meja, berseberangan dengan Luna yang tampak tak berhenti menatapnya sambil sesekali memulai obrolan ringan. Di sisi kiri Victor, ada kursi kosong.Ayla datang beberapa menit kemudian, membawa tablet kecil dan earpiece yang tergantung di telinganya. Ia tidak berniat ikut makan malam, hanya ingin memastikan bahwa audio dan angle kamera be

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status