Share

Tinggal Bersama

last update Last Updated: 2025-06-07 23:54:38

"Jadi ini rumahmu? Kau menginap di sini setelah bicara dengan suamimu?"

Luciana menoleh. Dia memerhatikan Matthias yang menatap sekeliling rumah kecilnya. Pria itu terlihat serius mengamati rumah sederhana miliknya, seolah itu adalah sesuatu yang tak pernah dilihatnya.

Luciana mendengkus memikirkan itu. Sudah pasti Matthias baru pertama kali melihat rumah sekecil ini. Pria ini adalah ahli waris keluarga Sinclair. Lahir dengan sendok emas di mulutnya.

Uang akan datang padanya tanpa harus bersusah payah dan semua orang akan dengan senang hati menjilat kakinya.

"Iya, ini rumah lamaku sebelum Ibuku menikah lagi. Kenapa? Kecil, ya?"

"Tidak. Terlihat nyaman dan hangat."

Alis Luciana terangkat mendengar jawaban tak terduga iparnya. Dia melihat Matthias yang melangkah menuju sofa dan duduk dengan santai di sana. Pria itu masih mengamati sekitar, seolah tidak bosan.

"Ini masih rumahmu?"

"Iya, Ayah melarang untuk menjual ini. Katanya, tempat ini bisa dijadikan penginapan kalau keluarga kita
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Nur Kasih
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Mimpi Buruk?

    Keesokan harinya. Luciana menyantap sarapan paginya bersama Matthias di meja makan. Mereka berdua terlihat santai dan tak ada pembicaraan. Luciana fokus pada makanannya dan Matthias sesekali mengamati ponselnya seolah memeriksa apakah ada pesan masuk atau tidak. "Aku mungkin akan pulang agak sore. Tolong jangan banyak bergerak dulu. Panggil saja orang suruhan Ayah ke sini. Kakimu masih belum pulih." Matthias memecah keheningan di meja makan. Dia melirik Luciana dengan serius. "Aku sudah bisa berjalan, kok. Jangan berlebihan.""Kau melakukannya semalam dan kini, kakimu bengkak."Luciana melotot, tapi kemudian dia melirik ke arah kakinya yang memang agak besar. Rasa sakitnya masih terasa. Semua karena dia nekat mencoba berjalan. Dia terlalu malas untuk terus duduk di kursi roda. Dia juga tidak nyaman untuk dilayani setiap saat. Dia sudah sangat terbiasa mengerjakan semuanya secara sendiri. Bahkan meski kondisinya sakit. Luciana tidak pernah mau merepotkan orang lain. "Dokter memang

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Godaan Ipar

    Mulutnya dibungkam. Luciana dibuat tak berkutik saat mendapat ciuman Matthias yang menuntut begitu tiba-tiba. Lidah pria itu mendesaknya, membuat erangan lirih lolos dari bibirnya. Pikirannya blank. Rasa kagetnya dengan cepat berganti dengan sesuatu yang lebih menggoda. Hasrat. Dia benar-benar nyaris hanyut dalam godaan iparnya sebelum cengkeraman di pinggang, beralih pada pahanya. Kesadaran menyentaknya, membuat Luciana refleks menepis tangan Matthias yang hendak menyusup masuk ke dalam gaunnya. Giginya tanpa sadar menggigit bibir iparnya sampai ciuman itu terlepas dan Matthias terlihat kaget. "Ah ...."Luciana yang tersadar melotot. Napasnya memburu dan dia melihat Matthias menyeka darah di bibir yang tadi dia gigit. Ada perasaan bersalah yang mengganggunya, tapi dia segera menepisnya dan meyakinkan kalau apa yang dilakukannya adalah hal yang benar. "Matthias, kamu ini kenapa? Kenapa tiba-tiba menciumku?" pekik Luciana setelah mendapatkan kembali suaranya. Dia buru-buru berdir

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Terlalu Intim

    Di sebuah ruangan gelap nan sunyi, Matthias duduk tenang di sebuah kursi kayu. Dia menatap laptop di depannya yang menampilkan sebuah foto seorang wanita cantik yang tersenyum begitulah manis. Foto yang diambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan pemiliknya. Tak hanya satu, ada banyak dan tersimpan rapi dalam folder pribadinya. Kedua sudut bibirnya sedikit terangkat melihat keceriaan sosok dalam foto yang menjadi pusat dunianya. Namun dalam sekejap, senyumnya kembali berubah datar ketika teringat jika senyum manis itu tidak tertuju untuknya. Dia tidak pernah tahu, apakah dia bisa membuat senyum itu HANYA tertuju padanya atau tidak. Perasaan ingin memiliki, kian menguat. Matanya menunjukkan keinginan yang tak terbantahkan dan hasrat yang besar. Dia fokus menatap foto itu sambil mengingat semua detail kecilnya, sampai semua dihancurkan oleh suara ponselnya yang berdering. Pandangannya teralihkan pada ponsel di sebelah tangannya yang menyala dan menampilkan sebuah nama yang tak asin

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Malam Terindah

    Luciana ketiduran. Karena efek obat yang diminumnya, dia baru bangun saat hari sudah mulai sore. Rasa sakit di kakinya sedikit berkurang. Dia mulai bisa bergerak dan berpindah pada kursi roda. Tentu saja karena tidak mungkin dia terus berada di kamar saat rasa bosan terus mengganggunya.Luciana mencoba menggerakkan kursi roda dan keluar dari kamar. Dia menggerakkannya ke arah ruang tengah. Mencari keberadaan Matthias yang entah di mana. Kondisi rumah pun dalam keadaan sepi. "Matthias?"Tidak ada sahutan. Luciana tidak tahu di mana iparnya berada. Apa mungkin Matthias sedang keluar? Pria itu bisa saja sibuk untuk suatu urusan.Dia menggeleng. Memilih untuk tidak meminta bantuan orang lain. Dia bisa melakukan semuanya sendiri meski tanpa bantuan Matthias. Dia tidak boleh manja. Luciana menguatkan diri dan mendorong kursi rodanya ke arah dapur saat perutnya terasa keroncongan. Padahal dia sudah makan sebelumnya, tapi saat ini dia sudah kelaparan lagi. Luciana mengalami sedikit kesul

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Tinggal Bersama

    "Jadi ini rumahmu? Kau menginap di sini setelah bicara dengan suamimu?"Luciana menoleh. Dia memerhatikan Matthias yang menatap sekeliling rumah kecilnya. Pria itu terlihat serius mengamati rumah sederhana miliknya, seolah itu adalah sesuatu yang tak pernah dilihatnya. Luciana mendengkus memikirkan itu. Sudah pasti Matthias baru pertama kali melihat rumah sekecil ini. Pria ini adalah ahli waris keluarga Sinclair. Lahir dengan sendok emas di mulutnya. Uang akan datang padanya tanpa harus bersusah payah dan semua orang akan dengan senang hati menjilat kakinya. "Iya, ini rumah lamaku sebelum Ibuku menikah lagi. Kenapa? Kecil, ya?""Tidak. Terlihat nyaman dan hangat."Alis Luciana terangkat mendengar jawaban tak terduga iparnya. Dia melihat Matthias yang melangkah menuju sofa dan duduk dengan santai di sana. Pria itu masih mengamati sekitar, seolah tidak bosan. "Ini masih rumahmu?""Iya, Ayah melarang untuk menjual ini. Katanya, tempat ini bisa dijadikan penginapan kalau keluarga kita

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Salah Paham?

    "Tidak ada luka serius atau patah tulang. Ini hanya cedera ringan. Kondisi Anda akan membaik setelah beberapa hari."Luciana terdiam. Mendengarkan serius perkataan dokter yang memberitahu soal kondisinya. Dia lega dan sebenarnya, dia sudah menebaknya karena memang, benturan itu tidak terlalu keras. "Terima kasih, Dok. Kalau begitu, saya boleh pulang kan?""Tunggu, Anda yakin, Dok? Kita mungkin perlu melakukan pemeriksa ulang. Bagaimana jika ada tulang yang patah? Atau sesuatu yang fatal?"Sebuah pertanyaan tak terduga, keluar dari mulut Matthias, yang membuat Luciana kaget sekaligus heran. Dia mengernyit melihat iparnya malah mempertanyakan diagnosis dokter. "Matthias, dokter lebih tahu kondisiku." Luciana refleks menarik jas kebesaran iparnya dengan malu. Menahan Matthias untuk kembali bicara. Dia menggeleng pada pria itu. "Aku tahu, tapi aku ingin benar-benar memastikannya.""Tidak apa-apa. Saya mengerti, Anda pasti sangat khawatir, tapi kami sudah melakukannya, Pak. Hasil pengece

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status