Home

Home

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Oleh:  syTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
0 Peringkat. 0 Ulasan-ulasan
60Bab
11.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Runalla meyakini bahwa pernikahannya akan baik-baik saja, walau sang suami tak pernah memberi perhatian atau sentuhan sedikit pun. Rumah tangga tak biasa--tak banyak dilalui oleh pasutri. Bukankah seharusnya dia bersyukur? Setidaknya, Biru tidak melayangkan pukulan atau makian. Biru hanya memberi sebuah pengabaian emosional yang begitu besar. Runalla selalu memandang segalanya dari sisi positif, maka dari itu, satu per satu celah mulai terbuka. "Kalau aku kayak gini ... nggak papa?" Biru adalah sosok yang rapuh. Membutuhkan rasa sayang sebagaimana anak kecil, yang kebutuhannya tak pernah dipenuhi oleh orang tua. Dan tiba saat di mana lelaki itu memohon. Dengan teramat sangat. Ketika keadaan berputar, menguak segalanya--berbagai masa lalu buruk yang jarang dialami oleh anak kecil. "Kamu jahat banget. Tahu itu, nggak, Runa?" Warning: » abuse (physical, emotional, and sexual) » self harm » suicide ideation » ptsd. #SalahSasaran

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

20 Juni 2019

Kenapa, ya, kalau di film romantis, kisah perjodohan antara dua orang asing tampak dan terasa begitu mendebarkan? Yang awalnya tidak saling mengenal, justru menjadi sedekat nadi yang tidak bisa terpisahkan sampai maut menjemput.

Tapi, kenapa di versi kehidupan nyata milik Runalla Edrea, kisahnya begitu tragis nan menyedihkan? Sama sekali tidak ada interaksi berarti, tidur bersama pun dibatasi oleh guling, dan suaminya itu sama sekali tidak peka-bahkan, Runalla sempat mengira kalau ia terikat dengan lelaki impoten atau memiliki gangguan seksual.

"Mas, kamu yang benar aja," pagi-pagi sekali, Runalla sudah merengek meraung-raung karena ulah lelaki yang memiliki wajah sedatar jalan tol. "Mas, aku mau punya anak!"

"Ngebet banget, sih?"

'Biar kamu bisa perhatian, lah, Mas.'

"Mas, kita sudah nikah tiga bulan dan kamu belum nyentuh aku sama sekali. Kamu seharusnya beruntung, karena dapetin perempuan secantik dan sebaik aku. Banyak cowok di luar sana yang mau diagresifin sama istrinya tapi nggak kesampaian. Mas, pokoknya aku pengen punya anak! Malam ini cihuy-cihuy sama aku, ya?"

Hal paling menyebalkan dalam hidup Runalla adalah terjebak dalam pernikahan dengan seorang lelaki bernama Biru Ayres Pancarona. Biasanya dipanggil Biru. Sangat suka anjing, lebih dari apapun. Makannya, sifatnya sebelas-dua belas dengan anjingnya.

Namanya warna-warni bagai es krim, tapi hari-harinya sama sekali tidak berwarna.

"Pakai bahasa yang benar, Runa. Nggak lulus sekolah dasar?" pertanyaan Biru sukses membuat Runalla tertohok. Cemberut, Runalla mengamati suaminya itu dengan kedua alis bertaut geram. "Yaudah, senggama sama aku nanti malam."

Biru memutar kedua bola matanya sembari menghela napas lelah. Biru mengambil tas ransel yang sejak tadi menganggur, bersiap berangkat ke kampus guna mengajar kelas pertama yang satu jam lagi akan dimulai.

Runalla tahu betul apa yang akan Biru sampaikan.

"Jangan lupa kasih makan Vivi." tuh, kan.

"Senggamanya gimana?"

"Susunya Vivi udah mau abis. Nanti kamu bisa ke pet shop, ya, uang bakal aku transfer." Biru sama sekali tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang Runalla sampaikan. Biru malah asik menggendong dan mendekap hewan yang tampak seperti gumpalan kapas besar yang begitu lembut ketika disentuh. Untuk pertama kalinya, Runalla begitu iri pada seekor hewan hanya karena mendapatkan ciuman bertubi-tubi dari Biru.

"Ayah berangkat," Biru berdialog dengan Vivi-yang padahal hanya bisa menyahut menggunakan tatapan mata, juluran lidah, serta napas tak beraturan. "Jaga rumah, ya."

"Mas," Runalla menarik ujung kemeja Biru. Memasang ekspresi super duper melas sembari menunjuk kening lebarnya. "Keningku nggak dicium? Biasanya suami cium kening istri sebelum berangkat kerja. Lah, ini malah cium anjing."

Biru berdecak. "Udah, nggak usah aneh-aneh. Jangan lupa kasih makan Vivi terus ajak dia jalan-jalan pas sore. Aku berangkat."

Sesudah Runalla mengantar Biru keluar dan suaminya itu berangkat menggunakan mobil seperti biasa, Runalla menoleh ke arah Vivi yang duduk manis di teras dengan ekor yang mengibas semangat berulang kali. Lidahnya menjulur keluar seakan mengejek Runalla, padahal nyatanya tidak.

Tak lama, ponsel perempuan itu berdering--menandakan ada pesan masuk dari salah satu aplikasi. Runalla menggigit bibir bawah sebelum memberanikan diri membaca. Runalla kesepian; tak ada yang mau mengerti posisinya sebagai seorang istri yang tiap kali bertemu keluarga selalu ditanya mengenai: "Kapan hamil?", "Udah keisi belum?", "Udah agak lama loh nikahnya. Masa belum hamil?", "Kamu rajin ngasih suamimu jatah, nggak?"

Selalu Runalla yang ditanya. Biru? Jangan harap suaminya itu mau membantu.

Runalla sebenarnya juga tahu bahwa dia salah ... tapi, mau bagaimana lagi?

Dan sayang, dia belum mengerti apa yang sudah dilalui Biru hingga menjadi seperti ini.

--

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status