Hasrat Membara Mr. Devil

Hasrat Membara Mr. Devil

By:  Ummah Rafa  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
38Chapters
108views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Sekali kau berurusan denganku, selamanya kau akan terikat, Faleesha." Permainan ibu dan saudara tirinya membuat Faleesha Falguni terjebak, hingga terpaksa harus melayani Sanders, pengusaha tampan yang terkenal dingin dan arogan. Celakanya... Sanders tak mau melepaskannya! Lantas, mampukah Faleesha lepas dari belenggu kejam Sanders? Lalu, bagaimana dengan kekasih Faleesha?

View More
Hasrat Membara Mr. Devil Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
38 Chapters
Dijual Ibu Tiri
“Aku mau dibawa ke mana, Mi?”Faleesha Falguni menatap bingung pada sang ibu tiri yang menyeretnya. Padahal, dia baru saja membersihkan diri setelah mengerjakan segudang pekerjaan rumah tangga yang dilimpahkan padanya, sebagai hukuman karena gadis itu terlambat pulang. Apakah dia telah berbuat sesuatu yang salah?“Berhenti memanggilku Mami!” bentaknya.“Dan diamlah. Ikuti perintahku atau papamu tidak akan dioperasi,” tegas wanita itu terus melangkah cepat. “Tapi—”“Gak usah banyak omong!” hardik saudara tiri Faleesha tiba-tiba,“Sudah untung mamiku mau merawat papamu yang sakit-sakitan itu, harusnya kamu itu balas kebaikan Mami dengan menurutinya.” Faleesha lantas terdiam.Semenjak kedua orang tuanya berpisah, hidupnya berubah penuh tekanan. Dia tidak bisa mengadukan penyiksaan ini karena papanya lebih mempercayai istri barunya. Apa pun yang Faleesha katakan, selalu dibantah. Tak terasa, Faleesha pun tiba di sebuah kompleks apartemen mewah yang letaknya cukup jauh dari tempat tin
Read more
Rencana
Mendengar itu, tubuh Faleesha menegang. Hanya saja, tak ada yang dapat dilakukannya selain mengangguk agar dapat dilepaskan oleh Tuan Sanders. Tak lama, pria itu menatapnya dingin sebelum bangkit dari atas tubuh Faleesha.Diperhatikannya punggung lebar pria itu yang mengecil dan menjauh darinya.Brak!Pintu kamar itu tertutup membuat Faleesha memejamkan mata.Disugarnya rambutnya asal dan memakai pakaiannya yang bentuknya sungguh di luar nalar. Hanya saja, nominal 500 juta terus memutar di kepalanya."Ya Tuhan, di mana aku menemukan uang sebanyak itu?" lirihnya pada diri sendiri sebelum akhirnya meninggalkan unit apartemen itu.Namun, ekspresi Faleesha berubah dingin kala menyadari saudara tirinya ternyata tengah menunggu di luar gedung itu sembari menghisap sebatang rokok. “Bagaimana, Faleesha? Kau sudah melayani Tuan Sanders hingga puas?” Faleesha menatap tajam Angela.Wanita itu benar-benar tidak menyembunyikan bahwa dirinya menunggu Faleesha untuk melihat kehancurannya.Sen
Read more
Fitnah
“Faleesha! Apa yang terjadi padamu?” Faleesha tersenyum maklum kala sahabatnya berteriak seperti itu. Sedari tadi, orang-orang sekitar sudah melihatnya penasaran karena penampilannya yang berantakan.Untungnya, Amber mau menjemput dan menemaninya ke mall terdekat. Setidaknya, dia tidak akan dihadang petugas keamanan.“Udah nanti aja ceritanya. Aku butuh ke rumah sakit sekarang juga, tapi sebelum itu anterin ke mall terdekat ya, kamu bawa mobil, kan?” ucap Faleesha memastikan. Amber mengangguk beberapa kali. “Yaudah, cepet masuk,” balasnya sambil menggandeng Faleesha berjalan cepat. “Aduh,” rintih Faleesha. Dia berhenti sejenak. Sungguh, apakah berhubungan badan untuk pertama kali akan sesakit itu?Gadis itu tak mampu membayangkannya. Padahal tadi, dia belum ke tahap itu...Amber yang tidak tahu yang apa terjadi padanya sontak menatap Faleesha bingung. “Kamu kenapa? Kok jalannya ngangkang-ngangkang gitu? Bisulan?” tanyanya polos.“Iya, bisulan. Mana bisulnya gede banget, mau liha
Read more
Lari!
“Sabar, Fales.” Amber yang menunggu di luar, dengan sigap memeluk sahabatnya memberi kekuatan.Pasti, ayah sahabatnya itu lagi-lagi tak percaya pada Fallesha!“Kamu pulang duluan aja nggak papa, aku bisa pulang sendiri nanti. Aku masih pengen nemenin Papa,” ujar Faleesha dengan wajah sendu. “Kamu yakin?” tanya Amber tampak ragu. Sebenarnya dia sendiri juga sudah ditunggu Mamanya di rumah. Sang Mama minta ditemani ke suatu tempat. “Iya, kamu pulang aja gih,” balas Faleesha. “Yasudah, kamu jaga diri baik-baik, ya? Kalau ada apa-apa, hubungi aku secepatnya,” pungkas Amber terlihat khawatir. Faleesha mengangguk mantap kemudian memeluk Amber sekali lagi sebelum gadis itu pergi. Setelahnya, dia terduduk sendiri di lobi menunggui sang papa. Hanya saja, tiba-tiba ponselnya berdering keras. “Eric?” gumam Faleesha panik. Mengapa sang kekasih menghubunginya?Seketika Faleesha teringat bahwa sudah kotor dan terlibat dengan seorang Sanders. Masih layakkah dia untuk Eric? “Halo?” jawab F
Read more
Masuk Perangkap
Rasa takut Faleesha seketika memuncak. Jantungnya hampir melompat keluar saat mendapati sosok yang telah merenggut kesuciannya, berdiri dengan gagahnya mengancam orang lain di sana.“Tuan, kami mohon sekali lagi, kami terpaksa memakai hasil penjualan untuk memutar modal. Kalau tidak, bagaimana kami menggaji para pegawai,” pinta sang pemilik toko.“Itu bukan urusanku, janji tetaplah janji. Kau harus melunasinya tepat waktu,” jawabnya.“Tapi, Tuan. Saya bersedia membayar laba lebih tinggi jika Anda bersedia mengulur waktu satu Minggu lagi, yang terpenting, tolong jangan menutup usaha saya ini,” tawarnya lagi.Salah satu bawahan Sanders yang lain tersenyum. “Nah, itu baru namanya bisnis yang menguntungkan. Karena kau sudah membuang-buang waktu kami ke mari,” sahutnya.“Terima kasih banyak, Tuan,” timpal sang pemiliki toko membungkukkan badan berkali-kali.“Tapi kau harus ingat, jika ingkar, aku bisa mengobrak abrik tempat ini,” ucap bawahan Sanders meninggikan suara. Deg! Faleesha meng
Read more
Kandang Harimau
Sedangkan di tempat berbeda, ibu tiri Faleesha tengah marah besar ketika mendapat laporan dari anak buahnya. “Apa?” pekik Ervina. “Jadi, kalian gagal membawa Faleesha?” “Maaf, Nyonya. Sebenarnya kami sudah hampir berhasil, tapi tiba-tiba saja ada orang yang menyelamatkan Faleesha,” timpal pria berambut botak, takut. “Menyelamatkan dia? Kenapa kebetulan sekali?” “Saya juga tidak tahu. Ini di luar dugaan kami. Kami sungguh minta maaf, Nyonya,” balas anak buah yang lain.“Dasar nggak becus. Percuma aku bayar kalian mahal-mahal.”Waja Ervina begitu kecewa. Hal ini membuat kedua suruhannya hanya bisa tertunduk lesu. “Maaf, Nyonya. Tapi, tolong beri kami kesempatan sekali lagi untuk mencarinya,” ujar pria botak itu lagi. Ervina menautkan kedua alisnya. “Mau cari ke mana? Badan doang gede, tapi kalah sama anak ingusan!”“Tunggu, apa kalian mengenal orang yang menolong Faleesha?” selidik Ervina. “Kami tidak memgenalnya, Nyonya.” “Sial!” Lagi-lagi Ervina mendengus. Siapa orang yang te
Read more
Diperlakukan bak Ratu?
Kini Faleesha masuk ke dalam salah satu deretan kamar yang tersedia di lantai atas. Dindingnya terukir seperti relief, gadis itu berdecak kagum. “Silahkan istirahat, Nona,” ujar maid. “Tolong tunggu sebentar, saya akan membawakan makanan dan pakaian anda setelah ini.” Faleesha hanya mengangguk tanpa sepatah kata pun. Dia bingung harus berbuat apa. Nasibnya berakhir di tangan Sanders. Entah bagaimana, pria itu selalu mampu menyetir Faleesha agar menuruti kemauannya. “Nona. Saya membawakan Anda pakaian baru. Silakan membersihkan diri terlebih dahulu.” Tak berselang lama, Maid itu kembali dengan membawa pakaian bersih. Faleesha sontak mendongak. Diamatinya wanita paruh baya itu yang terlihat seusia dengan Bu Yooshi. “Maaf, Anda akan melayani saya di sini?” “Benar, Nona. Kalau butuh apa-apa, bisa panggil saya. Tidak perlu segan,” jelas Beatrice.Maid itu memberikan setumpuk pakaian baru yang masih terlipat rapi. “Baiklah, Bu,” jawab Faleesha asal. “Tolong panggil nama say
Read more
Menyebalkan
Sayangnya, Faleesha tertidur semakin dalam. Dia hilang kesadaran dari relita dan justru tenggelam dalam bayangan masa kecilnya yang kembali tergambar jelas. Kerinduannya pada sang ibu seperti belati tajam yang menusuk jantungnya. “Mama, di mana kamu, mereka jahat,” ujar Faleesha saat dia berumur delapan tahun. Masa itu, kehidupan yang pahit dan getir telah dimulai. Hari-hari bahagianya perlahan sirna. “Faleesha!” Kembali suara bariton Sanders menggema. Tangan kekarnya meraih tubuh mungil Faleesha yang melemah. Gadis itu bisa merasakan tidurnya begitu nyenyak. Siapa yang memanggilnya?Apa ini hanya sebuah halusinasi? “Kenapa kamu melakukan hal bodoh seperti ini?” Sanders tampak khawatir. Beberapa kali menepuk lembut wajahnya, tak ada reaksi. Pria itu membawanya dengan sigap dan meletakkannya di ranjang. Beruntung Beatrice melapor padanya, jika Faleesha mengunci pintu kamar mandi. Tubuhnya masih berbalut pakaian dan celana jins. Lekuk badannya tercetak jelas dibalik kain
Read more
Hukuman di Kamar
Ada getar tak biasa dalam hatinya. Namun, Faleesha tak boleh lengah, hanya karena perlakuan Sanders mulai melunak. Gadis itu sontak meronta. Apalagi ketika dia merasakan sesuatu yang keras menempel sempurna di dekat pahanya. “Tidak ada salahnya kita coba lagi, aku akan memberi jeda agar kau juga menikmatinya,” ucap Sanders, "kali ini, sampai selesai." Faleesha menggeleng pelan dengan tatapan memohon. “Aku mohon, Tuan. Jangan,” ujarnya. “Ini hukuman untukmu karena tidak patuh.” Tatapan Sanders menggelap. “Lagi pula, kau sudah menjadi milikku, Sayang.” Sentuhan Sanders semakin liar. Dia bahkan menyentuh titik-titik sensitif Faleesha, hingga gadis itu merasakan sensasi aneh itu lagi. Srak! Dalam sekejap, Sanders berhasil menanggalkan pakaian Faleesha. Gerakannya gesit tanpa bisa dihalau oleh gadis itu. “Jangan diteruskan, aku mohon. Aku bersedia lakukan apapun, asalkan Anda melepasku-” Ucapannya terbata dengan air mata yang mulai luruh. Faleshaa merasa tubuhnya sangat kotor.
Read more
Tekad Bulat
Ya, Faleesha tak sanggup membayangkan nasibnya benar-benar berakhir di mansion megah ini.Bau parfum Sanders yang masih melekat di tubuhnya membuat Faleesha merasa risih.Tak mau berlarut, dia pun membersihkan diri dan mulai menyusun rencananya....***Tok tok tok!“Nona!”Suara maid menyambut Faleesha yang baru saja berganti handuk kimono.“Kenapa kau menggedorku seperti itu?” tanya Faleesha datar.“Tidak apa-apa. Saya hanya ingin memastikan nona baik-baik saja,” jawab sang pelayan. Tampaknya, dia sangat khawatir setelah drama Faleesha mencoba bunuh diri.“Oh.” Tidak seperti sebelumnya yang banyak tanya, Faleesha hanya melewati Beatrice dan menuju meja nakas. Dia mulai menyantap makanannya dengan tenang. Faleesha butuh tenaga untuk memikirkan cara lolos dari tempat ini, bukan?Sayangnya, Beatrice justru lega melihat tingkah Faleesha.Wanita paruh baya itu mengira jika Faleesha sudah menerima takdirnya dengan Sanders.“Non, kalau begitu saya tinggal dulu ya? Masih ada kerjaan yang
Read more
DMCA.com Protection Status