Share

Chapter 16 Mulut Sampah

“Anakku tidak pulang,” ujar Novita begitu Wandira mengucapkan salam pada sambungan telepon.

“Lalu, apa hubungannya denganku?”

“Gara-gara anakmu itu!”

Wandira melirik ke arah Amel yang duduk tak jauh darinya dan berkutat dengan laptopnya. Wanita muda yang merasa diperhatikan itu menghentikan pekerjaannya dan membalas sang ibu.

“Maksudmu apa? Anakku yang mana? Amel saja di rumah sejak diperlakukan dingin sama anakmu,” balas Wandira dengan nada kesal.

“Jelas Intan siapa lagi.”

“Intan bukan anakku lagi.”

“Enak saja … kamu dengan gampang ngomong seperti itu. Anakmu memang gatal semua! Nggak adik, nggak kakaknya kelakuan sama!”

“Jaga ucapanmu!”

“Memang fakta itu, kan?! Kayak nggak ada laki-laki lain saja. Didik tuh anak-anakmu, jangan sudah mengkhianati anakku sekarang juga dekat dengan keponakanku. Benar-benar nggak habis pikir sama otak manusia seperti kalian ini.”

“Kamu benar-benar membuatku tersinggung. Lagi pula anakmu itu sudah dewasa dan kalau tidak pulang bisa jadi dia lagi kelon sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status