Share

17. LIMA MENIT

Penulis: Purple Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-14 19:58:48

“Ares, berdiri. Sekarang juga!” Nada Zivanna tegas, tapi suaranya terdengar bergetar. Ia tidak tahu getaran itu karena marah atau —gugup.

Ares justru menatapnya dari posisi berjongkok, seolah enggan melepaskan momen itu. “Aku serius, Zee. Aku nggak peduli apa kata dunia, atau siapa yang mau protes. Anak ini ….” telunjuknya mengetuk perlahan perut Zivanna, “—punya aku juga.”

“Jangan gila!” Zivanna langsung mundur satu langkah, menepis tangan Ares jauh-jauh.

“Kamu tahu anak ini….” ia berhenti, bibir Zivanna seakan enggan menyelesaikan kalimat itu.

“Mungkin secara darah dia nggak punya aku,” Ares menyahut cepat, matanya tajam, “Tapi kalau kamu pikir aku akan duduk diam dan membiarkan Kay membawamu kembali, kamu salah besar.”

Zivanna memelototinya. “Kamu pikir ini cuma soal perebutan aku di antara kalian berdua? Hidupku bukan trophy, Ares!”

Ares menghela napas berat, mencoba meredam nada suaranya. “Kalau bukan trophy .… berarti aku harus menganggap kamu medan perang gitu?”

“Ares, ya ngga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    18. RUBAH BETINA

    Kayvandra menghela napas panjang, seakan menimbang kata-kata yang akan keluar dari mulutnya. “Aku nggak bisa percaya siapa pun sekarang. Jessica sudah main di belakangku, dan aku yakin ada yang jauh lebih besar dari sekadar perselingkuhan.”Zivanna mengernyit, berusaha membaca ketulusan di mata pria itu. “Selingkuh? Jadi perempuan itu juga ….” lidahnya tercekat, ia menatap datar presensi Kayvandra yang telah lenyap rasa sombongnya.“Kamu datang ke rumahku hanya untuk mengadu? Seperti anak kecil yang kehilangan lolipopnya. Ck ….!” mulut Zivanna mencebik, persatuan rasa kesal dan benci kini terbentuk kembali.“Aku tahu aku salah,” potong Kayvandra cepat. “Aku datang ke sini bukan untuk minta maaf doang, Zee.” Kelopak matanya menyendu, meminta belas kasih yang selama ini sudah dikubur Zivanna dalam-dalam.Zivanna mendengarkan, “Paman sama keponakan sama-sama membuatku pusing. Apalagi sih yang kalian inginkan dariku?” ia memijat pelipisnya, kemudian menatap Kayvandra dengan kedua alis ter

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    17. LIMA MENIT

    “Ares, berdiri. Sekarang juga!” Nada Zivanna tegas, tapi suaranya terdengar bergetar. Ia tidak tahu getaran itu karena marah atau —gugup.Ares justru menatapnya dari posisi berjongkok, seolah enggan melepaskan momen itu. “Aku serius, Zee. Aku nggak peduli apa kata dunia, atau siapa yang mau protes. Anak ini ….” telunjuknya mengetuk perlahan perut Zivanna, “—punya aku juga.”“Jangan gila!” Zivanna langsung mundur satu langkah, menepis tangan Ares jauh-jauh. “Kamu tahu anak ini….” ia berhenti, bibir Zivanna seakan enggan menyelesaikan kalimat itu.“Mungkin secara darah dia nggak punya aku,” Ares menyahut cepat, matanya tajam, “Tapi kalau kamu pikir aku akan duduk diam dan membiarkan Kay membawamu kembali, kamu salah besar.”Zivanna memelototinya. “Kamu pikir ini cuma soal perebutan aku di antara kalian berdua? Hidupku bukan trophy, Ares!”Ares menghela napas berat, mencoba meredam nada suaranya. “Kalau bukan trophy .… berarti aku harus menganggap kamu medan perang gitu?”“Ares, ya ngga

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    16. PENGAKUAN ARES

    “Lepas!” Zivanna menyingkirkan tangan Ares dari bahunya.“Aku sudah nolong kamu dari dia, lho. Begini cara kamu berterima kasih?” tampak kekecewaan di raut wajah Ares yang kini menggaruk tengkuknya.“Makasih,” ia berbalik badan, kemudian menatap Ares dengan datar.Namun tetap saja Ares bergeming, pria berpostur jangkung dengan perawakan atletis itu tidak bergerak dari tempatnya.“Kok masih di sini? Pulang sana!” usir Zivanna gemas. Kenapa Ares masih saja bebal meskipun ia sudah menjelaskan ribuan kali.Telinganya seakan tidak mendengar, Ares malah mendekat dan merapatkan diri pada Zivanna.“Ares,” Zivanna terkejut.“Dia masih di sini. Diam dan turuti saja permainannya!” bisik Ares yang reflek menarik tengkuk Zivanna dan membungkamnya hingga terdiam.Benar saja. Ketika bunyi beep terdengar, suara napas berat dan tersengal memenuhi ruang tamu apartemen.“Arresss …. leppasss …. emphhh ….” usahanya sia-sia, Ares semakin memperdalam tautan laknat itu. Ares benar-benar menulikan dua rungu d

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    15. DILEMA

    Ares masih berlutut di depan Zivanna, napasnya memburu, wajahnya setengah terkejut setengah marah— marah pada dirinya sendiri atau pada keadaan, Zivanna tidak tahu.“Aku tidak perlu menjelaskan,” suara Zivanna rendah, dingin, tapi getarannya tidak bisa ia sembunyikan. Tangannya meraih kaosnya yang tersingkap. Zivanna menutup rapat bagian perutnya, seakan melindungi lebih dari sekedar dirinya.“Siapa ….?” Ares berhenti sejenak. Ia seolah menelan kata-katanya, lalu kembali menatap Zivanna. “Siapa ayahnya?” tangannya meraih pergelangan Zivanna, hingga perempuan itu meringis menahan sakit.Zivanna menegakkan tubuhnya perlahan, tatapannya tajam menusuk. Ia mencoba untuk melepaskan, “Itu urusanku. Sama seperti masa depan anak ini, yang jelas tidak akan melibatkanmu.” Kemudian Zivanna berhasil melepaskan tangan, Ares.Ares memukul papan gazebo dengan tinjunya, bunyinya memecah sunyi di antara suara ombak. “Zee, kamu pikir aku akan tinggal diam kalau tahu nyawamu dan anak itu jadi target?!”

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    14. DERMAGA 7

    Langkah Zivanna melebar, gaun hitamnya berayun mengikuti gerak. Ia menyusuri tepian kerumunan, menahan diri untuk tidak menoleh ke belakang—meski ia bisa merasakan tatapan tiga pasang mata memburunya sekaligus: Jessica, Ares, dan Kayvandra. Draven sudah menunggu di lorong servis, kamera di lehernya menyamarkan perangkat pemindai yang ia sembunyikan. Begitu Zivanna mendekat, ia segera menariknya masuk ke balik pintu sempit. “Data lengkap,” bisik Zivanna sambil melepaskan sarung tangan tipisnya. Draven menerima gelang itu, jarinya langsung menekan tombol transfer. “Sidik jari Kayvandra cocok. Ini akan membuka lapisan terakhir enkripsi Project Crux.” Maureen menyusul dari arah berlawanan, napasnya sedikit memburu. “Jessica sedang bicara dengan kepala keamanan. Kita punya waktu lima menit sebelum mereka sadar kamu hilang dari ruang utama.” Zivanna mengangguk, matanya dingin. “Cukup untuk keluar dan membuat mereka berpikir aku hanya datang untuk mengusik masa lalu.” Di laptop p

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    13. MALAM YANG MENENTUKAN

    Kilatan petir kembali menerangi gudang, membuat bayangan peta dan foto di dinding terlihat seperti jaring sarang laba-laba.Zivanna mengencangkan mantel hitamnya. “Kalau ini satu-satunya jalan, kita lakukan. Tapi kita main sesuai caraku.”Draven menaikkan alis, seolah menilai apakah Zivanna benar-benar paham risiko yang dihadapinya. “Caramu seperti apa?”“Seperti apa?” jawab Zivanna mengambang dan, “Ares tidak akan pernah sadar bahwa aku ada di sana untuk mencurinya, sampai aku sudah pergi.”Maureen menyeringai miring, walau matanya tetap serius. “Kalau begitu, kita mulai latihan sekarang.”•••Dua malam kemudian, langit Archenland dibungkus kabut tipis setelah hujan sore. Novaterra Tower berdiri menjulang, lantainya memantulkan cahaya lampu kota. Lobi dipenuhi undangan bersetelan glamor dan gaun malam berkilau, sementara para staf event berbaris memeriksa daftar tamu.Di balik meja penerima tamu, Zivanna berdiri anggun dalam balutan gaun hitam sederhana— cukup elegan untuk pesta, tap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status