LOGINRupanya untuk menyambut para mahasiswa dan mahasiswi baru, nanti malam pukul 23.00 para senior menyiapkan party di halaman kampus, dan itu wajib dihadiri oleh semua mahasiswa dan mahasiswi kampus tersebut.
Party bersama di kampus, menjadi ajang untuk saling mengenal satu sama lain tentu saja para mahasiswa dan mahasiswi sangat antusias menyambut party ini, karena terkadang datang ke party single pulang-pulang membawa pasangan. "Naura, itu berarti nanti malam setelah kita makan malam di rumahmu, kita langsung berangkat ke kampus saja!" "Makan malam di rumahku? Siapa?" "Kau tidak tau ya? Apa Dady mu tidak memberitahu kalau dia mengundang, aku, momy Leya dan Dady Gilbert makan malam di rumahmu!" Kedua bola mata terbelalak mengetahui ternyata Dady Domanick mengundang Leya, Naura dan Gilbert. Untuk apa pikirnya harus mengundang mereka ke rumah?? "Duh Dady benar-benar deh bikin kesel aja untuk apa mengundang Dady Gilbert dan mantan kekasihnya ke rumah." Dalam hati Naura. "Ra, kita kompak saja yuk, pakai gaun warna apa? Kita harus sama, bagaimana?" "I-iya terserah kau saja!" Setelah mengikuti semua kegiatan di kampus, Naura pulang dijemput oleh supir pribadinya sementara Sabia pulang naik taxi karena dia akan ke hotel tepat Leya tinggal. Barulah nanti Gilbert akan menjemput Leya dan Sabia untuk mengajak mereka datang ke rumah Domanick. Setibanya di rumah, Naura buru-buru masuk kedalam kamarnya. "Pokoknya aku tidak mau bertemu Dady Gilbert, aku masih kesal karena Bibi Leya datang dan pasti mereka akan menikah setelah ini! Dady tega mempermainkan perasaanku, ih sebal! Sebal!" Malam hari Gilbert, Leya dan Sabia baru saja tiba di rumah, mereka langsung diarahkan ke ruang makan karena di sana Domanick dan Lindsey sudah menunggu. Stanley dan Steiner pun ikut makan malam karena diminta oleh Domanick dan Lindsey. "Hai," sapa Lindsey dan Domanick dengan ramah pada Leya. "Halo, kau pasti Nyonya Lindsey dan ini Tuan Domanick?" "Janganlah panggil seperti itu, panggil saja aku Lindsey dan ini suamiku Nick!" "Lindsey kau ramah dan cantik sekali," "Kau juga Leya, ternyata Gilbert pernah menjalin hubungan dengan wanita secantik dirimu, kau beruntung Bert," "Hai, ini pasti Sabia? Kau satu kampus dengan Naura kan?" "Hai Paman Nick, iya aku dan Naura berteman dekat sepertinya kami akan menjadi sahabat sebentar lagi!" Ckckckck.. "Kau sama cerewetnya seperti Naura!" "Ngomong-ngomong Naura mana Paman?" Lindsey, Domanick, Leya dan Gilbert pun menengok ke segala arah tapi Naura belum juga datang. "Stanley, Steiner dimana kakak kalian?" "Ku jual tadi untuk tiket nonton!" kata Stanley. "Aku tukar untuk membeli game terbaru!" ujar Steiner. Kedua anak itu memang selalu usil dan selalu menjawab sembarangan. Leya sampai tertawa mendengar jawaban dari kedua adik Naura itu. "Stan, Stei, Dady akan sita handphone kalian jika kalian menjawab momy seperti itu lagi!" tegas Dady Domanick. "Maaf Dad," serempak. "Silahkan duduk dulu, biar aku panggilkan Naura sepertinya anak itu masih di kamarnya!" Mereka semua duduk dan hidangan makan malam sudah lengkap dan tersedia diatas meja makan. Sementara Lindsey naik ke lantai atas untuk menemui Naura di kamarnya. Klek.. Pintu kamar Naura dibuka oleh Lindsey, sementara Naura terlihat bersembunyi dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan bad cover. "Nola, kau tidur?" Naura tidak memberikan jawaban. "Nola momy tau kau tidak tidur, cepat bangun Dady Gilbert dan keluarganya sudah datang tuh!" "Mom, aku sakit perut dan aku tidak ikut makan malam ya please!!!" "No, kalau begitu kau juga tidak boleh datang ke party nanti! "Mom, itu resmi dari kampus," "Katanya sakit perut?" Lindsey menarik bad cover itu dan akhirnya mau tidak mau Naura turun kebawah sambil digandeng oleh Lindsey. Setibanya dimeja makan, Gilbert langsung memandangi Naura senang sekali akhirnya melihat kelinci kecilnya datang juga. "Duduk Nola! Dan perkenalkan dirimu pada Bibi Leya!" "Halo Bibi salam kenal," "Hai Naura akhirnya kita bertemu lagi, apa rahasianya putri kalian bisa secantik ini?" "Dia menutupi wajahnya dengan make up mahal Bi, makanya wajah jadi cantik!" kaylta Steiner. Kedua mata Naura langsung melotot tajam, tentu saja dia tidak terima dengan ledekan adiknya itu. "Kau, sini kakak tarik hidungmu itu!" "Mom, mom kakak mau menganiaya aku mom!" Steiner yang iseng dan Naura yang senang meladeni adiknya yang iseng, langsung terlibat lari-larian karena Steiner berlari memutari meja dan Naura terus mengejarnya. "Dasar kekanak-kanakan!" Gumam Stanley. Mengejar Steiner membuat ikat rambut Naura terlepas, membuat rambut panjang yang tadinya terikat itu akhirnya tergerai indah mempesona. Gilbert bahkan tersenyum mengembang saat melihat wajah cantik Naura, karena gadis itu akan berkali-kali lipat jauh lebih cantik jika rambutnya tergerai seperti sekarang.Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju
Karena hari sudah larut, Naura pun pulang ke rumah Gilbert lagipula orangtuanya pasti mengetahui jika Naura tidak pulang ke rumah dia pasti menginap di rumah Gilbert.Keduanya baru saja tiba di rumah lalu berjalan masuk, Gilbert berpikir malam begini Sabia pasti sudah tidur sehingga dia tidak akan memergokinya tengah malam begini baru sampai di rumah apalagi bersama dengan Naura."Dad!"Naura dan Gilbert pun menengok kearah sumber suara, rupanya Sabia belum tidur dan dia baru saja selesai berenang! Setelah memakai handuk kimono Sabia pun menghampiri Gilbert dan Naura yang sama-sama terlihat tegang."Dady tau saja kalau aku kesepian, apa Dady sengaja baru pulang bekerja dan langsung menjemput Nola di rumahnya untuk menemani ku?""Emm iya mungkin Nola akan sering menginap disini karena Dady sangat menyayangi mu dan tidak ingin kau sampai kesepian!""Asik Nau, harusnya memang kau disini saja kita kan jadi bisa sama-sama terus, ayo ke kamarku!" ditariknya tangan Naura oleh Sabia untuk iku
Untuk beberapa saat keduanya bersandar pada kontainer besar dibelakangnya, sambil memakai kembali apa yang keduanya lepaskan tadi!"Nola, kau tunggu disini Dady harus segera mengecek barang-barang dulu!""Iya Dad, memangnya Dady tidak mau menambah lagi?" Naura malah kembali menggoda Gilbert.Dirabanya dada bidang Gilbert oleh satu tangan Naura, tapi segera Gilbert raih satu tangan Naura yang bisa memancing ronde berikutnya itu terjadi."Jika kau terus seperti ini, maka pekerjaan Dady tidak akan selsai sayang!""Hmm, iya iya aku tidak akan menggangu Dady lagi,"Mencoba mengerti karena Gilbert memang harus menyelesaikan pekerjaannya, Naura pun mendampingi Gilbert menemani apa yang sedang Gilbert kerjakan.Sembari menemani Gilbert mengecek barang, Naura pun menanyakan hal yang ingin dia ketahui pada Gilbert."Dad, jika nanti Dady Nick mengetahui tentang hubungan kita dan dia marah besar apa yang akan Dady lakukan?"Mendengar pertanyaan Naura, Gilbert pun menghembuskan nafas panjangnya se
Gerakan keluar masuk jari tengah dibagian inti Naura membuat Naura tidak busa berhenti untuk men de sah dan penuh semangat. Naura yang sangat awam terhadap hal-hal seperti ini, baru merasakan kenikmatan duniawi lewat sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh laki-laki yang sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri.Nyatanya kedekatan Naura dengan Gilbert sedari Naura masih balita, tak menghalangi bagi Gilbert untuk terpikat pada tubuh sexy anak angkatnya yang gemar memberikan godaan-godaan pada Gilbert hingga Gilbert tak kuasa lagi untuk menahannya.Kedua tangan Naura memegangi rok mini yang dia kenakan karena Gilbert terlalu terburu-buru sampai-sampai hanya celana bagian dalamnya saja yang diturunkan sementara rok mininya hanya diangkat agar tidak menghalangi jalan tangannya memainkan bagian inti Naura.Terasa hangat jari tengah itu ketika berada didalam bagian inti Naura, semakin lembab hingga hasratt Gilbert semakin menggebu-gebu tidak peduli saat ini keduanya sedang berada di alam ter
Sabia pergi terlebih dahulu bersama dengan teman-temannya untuk nongkrong disalah satu cafe, sementara Naura menunggu kedatangan Gilbert di halaman kampus. Tak berselang lama, mobil Gilbert pun tiba di halaman kampus. Gilbert pun turun dari mobil lalu menghampiri Naura."La, maaf Dady terkena macet tadi!""Maaf? Aku menunggu Dady 5 menit loh, apa cuma dapat kata maaf saja?""Lalu apa yang harus Dady lakukan agar kau memaafkan Dady?""Buat aku menjerit seperti kemarin," bisik Naura."Memang sudah tidak sakit?""Masih sedikit, tapi nanti juga akan terlupakan rasa sakitnya,""Cih, dasar gadis nakal,""Tapi Dady suka kan kalau Nola nakalin Dady?""Jangan hari ini sayang, Dady harus ke dermaga untuk cek pengiriman senjata dan barang lainya,""Dady sudah janji,""Iya tapi ini diluar rencana, nanti lusa atau weekend kita bisa lebih puas jika waktunya lama!""Tidak mau,""Nola, please Dady sibuk sekali setelah mengantar mu pulang Dady harus buru-buru ke dermaga!""Kalau begitu bawa Nola ke sa
Gadis itu seolah tidak kapok untuk terus menggodanya walaupun dihadapan orangtuanya sendiri."Iya tentu saja menjemput mu lagi,""Oke sampai jumpa besok dad,"Tawa kecil Naura seolah bisikan-bisikan manja yang membuat Gilbert terus memikirkan hari esok.Keesokan harinya Gilbert kembali menjemput Naura, dan hari ini Sabia memutuskan untuk kembali masuk kuliah."Nau, ayo masuk!""Kau sudah sembuh memangnya Bi?""Sudah, aku kan tidak mau terlalu lama diam di rumah!"Naura masuk kedalam mobil dan seperti biasa duduk dibangku belakang, Gilbert pun segera melihat Naura dari kaca spion! Kelinci kecil nakal itu malah semakin berani memakai pakaian yang semakin minim dipakainya.Tentu saja itu tidak aman untuk pagi hari Gilbert, karena di pagi hari seperti ini adalah waktu yang rawan bagi lobak importnya mudah untuk berdiri tegak seperti saat bangun tidur tadi.Tak ingin tubuh mulus Naura semakin mengganggu pikiran dipagi harinya, Gilbert langsung melihat kearah depan dan melajukan mobilnya."







