Beranda / Rumah Tangga / Istri Mafia Kembar / Bab 5_PERHATIAN DAN AMARAH KING

Share

Bab 5_PERHATIAN DAN AMARAH KING

Penulis: Siluet Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 19:32:48

Kenyataannya adalah dunia selalu menghempaskan harapan dari setiap insan yang mendambakan kasih sayang tanpa syarat. Termasuk dirinya, apapun yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT, maka sebagai hamba Nya hanya bisa beradaptasi, bertawakal, ikhtiar lalu memasrahkan segala sesuatunya pada Yang Maha Kuasa.

Ini bukan tentang agama, melainkan titik kehidupan setiap insan di dunia yang pasti akan menjalani fase sama dengan ujian berbeda. Seperti diamnya sang tuan muda yang menikmati gerakan tangan maju mundur mencium dinding kamar mandi. Sekali, dua kali hantaman dengan suara yang begitu memilukan menghadirkan derai warna merah menjadi akhir pelampiasan.

Aroma anyir menyeruak menghadirkan senyum devil menghiasi wajah King. Pria itu tampak menikmati rasa perih, pegal dan juga ngilu di tangan kanannya. Sadar tidak akan bebas beraktivitas nantinya, tapi ia tak peduli akan hal itu. Sementara di luar kamar mandi, Naya baru saja sadar.

Wanita itu mencoba menyesuaikan pandangan matanya yang masih samar dengan tangan memegang kepala karena terasa berputar seperti baling-baling. Entah apa yang terjadi dan dimana dirinya berada saat ini, begitulah pemikirannya dalam dua detik pertama menyambut kesadarannya kembali.

Namun detik berikutnya mulai mengingat tentang pernikahan paksa yang kini menjerat kehidupannya sebagai istri sang mantan kekasih. Kebenaran memang selalu pahit dan tidak bisa diganggu gugat, sama halnya kehidupan rumah tangga yang tidak pernah dirinya impikan. Andai saja King meminta secara baik-baik, mungkin hati berusaha menerima pria itu secara perlahan.

Sudahlah. King yang kini menjadi suaminya sangat jauh berbeda dari kepribadian sang mantan. Memang benar, pria itu telah mencampakkan dirinya setelah malam penyatuan. Akan tetapi jujur saja, selama menjalin hubungan tidak sekalipun ada tidak kekerasan. Lalu, bagaimana tiba-tiba karakter seseorang berubah hanya dalam hitungan setahun?

Bolehkah penasaran? Hati merasa ada perbedaan antara sang suami dan sang mantan hanya saja, itu tidaklah mungkin, "King, masihkah kamu ingat tentang hubungan kita? Bukankah tidak seburuk ini, aku tidak ingin percaya tetapi darah yang mewarnai hari pernikahan kita masih terekam jelas di benakku."

"Ayah, bunda, Naya kangen kalian. Bisakah putrimu ini kuat menjalani rumah tangga dengan separuh kebencian yang memenuhi hati?" Lelah pikiran yang tidak mampu ia kendalikan kembali menyapa kesunyian dalam kesendirian.

Apalah arti sisa harapan ketika kenyataan sudah menjadi kepastian. Perjalanan baru dimulai dengan langkah kaki yang tidak siap menapaki setiap persimpangan di depan nanti. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dimana siang berganti malam tanpa ada percakapan yang menjadi pemisah kesalahpahaman.

Dilemparkannya gaun hitam tanpa lengan ke atas ranjang tanpa memperhatikan wajah yang menundukkan pandangan. "Cepat bersihkan dirimu dan pakai gaun itu!"

Suara keras King bukan hanya terdengar jelas, tetapi benar-benar memekakkan telinga. Tubuh lemah terasa kian tak bertenaga karena seharian ini, ia bahkan tidak minum apalagi menikmati makanan. Rasa lapar yang mendera selalu diabaikannya tanpa keinginan lain lagi.

Langkah kaki berjalan sempoyongan tanpa sandaran. Naya tampak begitu lemas bahkan hampir saja jatuh membentur dinding jika tidak ditarik King diwaktu yang tepat. Raga yang merengkuh menikmati hangatnya debaran dada bersambut tubuh yang seketika melayang kembali menghadirkan kesadaran tetapi tak sanggup memberikan keluhan.

King menurunkan Naya begitu sampai di dalam kamar mandi. Pria itu menyiapkan kebutuhan istrinya agar mempersingkat waktu tapi yang diperhatikan justru hanya terdiam menatap ke bawah. Geram melihat itu sehingga tanpa ada kata peringatan, diraihnya pinggang si wanita seraya merampas dagu sang istri.

Tatapan mata saling beradu mencoba menenggelamkan diri akan rasa yang pasti masih sama. Begitulah pikir Naya, sayangnya King tak berminat melakukan hal lebih. Pria itu hanya menurunkan resleting gaun pengantin, lalu meraihi tangan Naya agar memegang gaun ujung gaun supaya tidak merosot.

"Cepat mandi! JIka masih ada drama lagi, bukan salahku untuk melukai orang terkasihmu," King menyudahi bantuannya untuk wanita yang tidak pernah ia harapkan.

Suara bantingan pintu mengembalikan kesadaran dan menghempaskan sisa kepercayaan. Benarkah King sudah berubah? Jika memang tidak ingin menikah, lalu kenapa mengucapkan ikrar janji suci? Seharusnya biarkan saja dirinya menikah dengan Dian.

Kemelut di dalam benak Naya tak bisa mengubah fakta yang ada. Dimana waktu yang diberikan King seperti mesin penentu takdir. Ia hidup di antara tekanan, paksaan tetapi tanpa ada negosiasi. Bukan kerja rodi, melainkan pertukaran nyawa tanpa sentuhan belati.

Dua puluh menit telah berlalu, wanita itu keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian tengah saja. Tekad sudah bulat, jika ingin berani maka harus dimulai dari kamar tempat mereka berdua tinggal. Dilepaskannya handuk hingga melesat jatuh tanpa ditahan yang membuat King terdiam dengan tatapan datar melihat pemandangan gratis di depan mata.

Tubuh mulus dengan aset nan menggoda bisa saja membuat banyak pria tergila-gila, tapi semua itu bukan untuk dirinya. Ia masih waras dan beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri Naya tanpa melepaskan pandangan dari pesona sang istri. Wanita itu pasti berpikir, seandainya bisa menghabiskan malam bersama lagi mungkin kehidupan akan berubah.

Diambilnya handuk yang melingkar di bawah kaki hingga semakin mendekatkan diri pada godaan seorang wanita, lalu kembali memasangkan kain setengah basah itu agar menutupi aset masa depan milik seseorang. Kemudian berbalik tanpa menyentuh pasangan halalnya. Gumaman heran yang ia dengar menjadi bukti bahwa Naya sengaja melakukan semua itu.

"Jangan membangunkan singa dengan cara murahan. Jadilah istri yang terhormat dan jaga tabiatmu! Ingatlah kamu itu, istri tuan muda Darian Kingsley." tukas King sebelum berlalu pergi meninggalkan kamar sembari membawa laptop dari atas meja.

Suara King lebih seperti peringatan seolah pria itu sendiri tidak berhak memiliki dirinya. Apakah itu hanya perasaan sekilas karena banyak pikiran atau memang ada alasan lain dibalik pernikahan mereka berdua. Niat hati ingin meluluhkan keras kepala sang suami tetapi berakhir rasa malu.

Murahan? Satu kata itu sudah cukup menjelaskan bahwa ia tak di anggap sebagai istri. Lalu dimana posisinya saat ini? Siapa yang harus ia ikuti ketika hubungan saja seperti pertemuan bumi dan langit yang memiliki pemisah sebagai jarak tuk bersua.

Entah rasa yang kian tak menentu pada akhirnya akan menenggelamkan jiwa atau ia akan bertahan di tengah badai dan mencoba tetap mempertahankan kewarasan selama raga masih bernyawa. Lagi pula, kehidupan di dunia nan fana hanya memiliki dua kemungkinan dari setiap jalan yang bisa mengubah banyak hal tanpa melepaskan sisa harapan.

Aku harus cari tahu, apa alasanmu kembali di hari pernikahanku.~batin Naya, lalu melepaskan handuknya sekali lagi begitu King sudah keluar dari kamar mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Mafia Kembar   Bab 42_MISI WAJIB

    Di tengah kekaguman akan ciptaan Sang Penguasa Alam tiba-tiba dikejutkan suara keras ketukan pintu kasar. Entah yang mengetuk pintu tak memiliki sopan santun atau memang sedang terburu-buru. Apapun alasannya, satu hal pasti sudah membangkitkan rasa kesal dari dalam hati. "Ck! Ganggu orang seneng aja," gerutunya tetapi tetap melangkah mendekati papan kayu yang setinggi hampir dua meter. Lalu, ia putar knop meski rasa malas menyapa, "Elo, gak bisa sabar dikit gitu jadi human?""Halah, rumah sendiri ini, suka-suka aku donk." timpal si pendatang seraya melemparkan sebuah dokumen bersampul transparan ke penghuni kamar yang berdiri menghalangi pintu. Bukannya tidak paham, apalagi tak mengerti akan situasi apalagi waktu. Baginya pekerjaan lebih penting daripada harus memeluk sikap kalem. Sebab tidak hari tanpa tekanan sang majikan dan seluruh penghuni tempat mereka berpijak tentu sangat hapal peraturan di luar kepala masing-masing. Lalu, untuk apa dia merasa sungkan? "Gue gak peduli. Poko

  • Istri Mafia Kembar   Bab 41_KEDIAMAN DI PERUMAHAN

    Penantian yang dinantikan nyatanya hanya memakan waktu kurang dari sepuluh menit hingga seorang pria dengan perut nan buncit datang menghampiri. Nama pria itu ialah Pak Didit yang memiliki peran penting karena bertanggung jawab atas setiap bangunan sebelum pindah ke tangan pemilik sah. Menurut informasi, pria satu itu juga tinggal tak jauh dari perumahan elit tetapi tidak menjadi salah satu pemilik unit sebab perusahaan telah menyediakan rumah berbeda. "Selamat malam, Tuan. Maaf udah buat Anda nungguin saya lama. Mari saya antar ke kediaman Anda sembari membicarakan prosedur terakhirnya!" Pak Didit tanpa basa-basi langsung mengajak King untuk meninggalkan parkiran. Meski mereka berdua terpisah di kendaraan berbeda sepanjang perjalanan menuju kediaman sang pemilik properti. Bangunan berlantai tiga dengan desain modern dimana dari luar tampak deretan dinding kaca tertutup tirai. Akan tetapi dengan pagar setinggi satu meter lebih membuat pandangan dari luar tidak bisa melihat secara me

  • Istri Mafia Kembar   Bab 40_JALANAN

    Namun, apa gunanya mengkhawatirkan seseorang yang selalu siap menjalani lika-liku kehidupan. Bukan karena tuannya itu memiliki kekuasaan tetapi ia percaya akan setiap langkah sang atasan selalu berdasarkan perhitungan. Selain itu, tanggung jawab yang harus ia penuhi adalah memastikan keamanan dari pasien. Tentu saja tidak ada tempat untuk dirinya bersantai. Oleh karena itu, kaki melangkah kembali masuk ke dalam rumah sakit tapi bukan ke ruang ICU melainkan ke salah satu lorong dimana ruangan dokter yang menangani Mrs. varsha berada. Ia harus memastikan pengaturan yang diinginkan atasannya terpenuhi tanpa mengalami masalah apapun. Sementara di sisi lain, King sendiri fokus menyetir dimana perjalanan malam akan sangat membosankan karena tak ada teman sepermainan. Bagaimana kesunyian begitu enggan meninggalkan kesendirian di tengah hiruk pikuk kendaraan yang juga berlalu lalang di luar sana. Sesaat fokus teralihkan pada kerlap-kerlip lampu jalan yang menjadi bintang jalanan. "Kenapa o

  • Istri Mafia Kembar   Bab 39_TUGAS BARU

    Kekacauan di jalan raya itu tak bisa dihindari bahkan kemacetan pun kian menjadi. Akan tetapi tidak menghalangi laju kendaraan beberapa ambulans yang meninggalkan lokasi kejadian kecelakaan. Suara sirine terdengar mengaung membelah jalanan yang mana membuat orang-orang pemilik kendaraan lain membiarkan tanpa mengeluh sebab mereka tahu nyawa di dalam kendaraan milik rumah sakit sedang dipertaruhkan. Begitu juga dengan para perawat yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pertolongan pertama pada pasien. Hingga pada akhirnya mereka hanya bisa menunggu sampai di rumah sakit untuk melanjutkan pengobatan dari pasien yang mengalami kecelakaan. Jarak yang ditempuh memerlukan waktu kurang dari tiga puluh menit dan itu pun tanpa halangan selain berpacu pada waktu. Pihak rumah sakit langsung menyambut para pasien begitu mobil ambulans berhenti di lobi. Kemudian mengeluarkan satu per satu brankar diterima oleh beberapa dokter berbeda. Penanganan telah berpindah tangan tetapi peng

  • Istri Mafia Kembar   Bab 38_SIKAP TAK BIASA

    Aya tersenyum meski rasa di dalam dada terasa panas membara. Entah kenapa ia tiba-tiba memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya. Mungkin karena beberapa hari terakhir lebih banyak memiliki waktu senggang atau sebatas terlalu memikirkan banyak hal secara bersamaan. Apapun alasannya, ia merasa kehilangan semangat. "Gak kok, Suamiku. Yuk, kita ke bawah buat sarapan." ajak Aya dengan manja dimana ia menggandeng tangan kanan suaminya. Langkah kaki berjalan bersama menyusuri lantai marmer menuju anak tangga yang ada di depan sana. Terkadang sikap menghadirkan kebenaran tanpa kata-kata. Bahkan tidak setiap pernyataan bisa menjadi fakta yang sebenarnya. Begitu juga dengan perasaan dimana selalu terpancar dari tatapan mata. Bagi mereka yang peka, maka perubahan sekecil apapun bisa terasa. Namun, seringkali manusia melupakan hal paling sederhana yaitu berusaha terbuka pada pasangan sendiri. Raga pemilik jiwa bukan seorang peramal, sebab itu agar pasangannya memahami isi hati dan pikiran, ten

  • Istri Mafia Kembar   Bab 37_MELARIKAN DIRI?

    Setelah kepergian sang istri, akhirnya King beranjak dari tempat tidur. Pria itu tidak ingin membuat Naya terbawa perasaan hanya karena keberadaannya. Terlebih lagi hubungan mereka hanya sebatas di atas kertas. Sejak awal adalah orang asing, maka sampai kapanpun akan tetap asing. Begitulah pikirnya yang mana sesuai dengan fakta tanpa melupakan kebenaran. Ia pun tidak berniat untuk mengingkari janji yang telah ia buat secara sadar walau demi kepentingan diri sendiri. Jika belenggu emosi bisa ia hindari, lalu apa gunanya untuk menghadirkan kesempatan mengenal satu sama lain? Langkah kaki menyusuri anak tangga dengan santainya dan tatapan mata fokus ke depan tidak teralihkan oleh hal lain. Sejujurnya, dia enggan untuk tetap tinggal di rumah Matthew. Akan tetapi mengingat situasi lebih baik menjaga jarak untuk memastikan tidak ada kecurangan. Apalagi tindakan di luar batas yang hanya untuk mengancamnya. "Selamat pagi, Tuan Muda. Mau bibi buatin teh atau kopi?" Seorang pelayan langsung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status