แชร์

Bab 02

ผู้เขียน: Norwinda
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-11-13 21:56:39

Alis laki-laki itu berkerut, tidak mengerti dengan keberanian perempuan di depannya. Namun, sebelum ia memulainya, bibir lembut itu tiba-tiba menyentuh bibirnya lebih dulu. Seketika darahnya berdesir, sensasi panas menjalar cepat ke seluruh tubuhnya.

Ia terdiam, menahan gejolak yang mulai menguasai dirinya. Ada pergulatan di matanya antara menolak dan menjauh. Tapi pada akhirnya, godaan itu terlalu kuat. Ia menunduk, membalas kecupan itu dengan dalam, sementara Anya memejamkan mata, membiarkan pikirannya melayang membayangkan suaminya, lah, yang saat ini tengah mencumbu dan mengecupi lehernya.

Kedua tangan Anya langsung membuka kancing laki-laki itu yang sibuk mencumbu dadanya. Ada rasa bahagia dalam benaknya seakan ia termakan mentah-mentah dengan halusinasinya sendiri. Ia terlalu merindukan sentuhan suaminya dan kenikmatan seperti ini.

Sampai suara desahan keras tidak bisa Anya rendam ketika milik laki-laki itu menembus liangnya, besar dan sangat sesak dalam tubuhnya.

Rasanya Anya ingin menangis, ukurannya jauh lebih besar dan membuat miliknya terasa sangat perih menerima benda keras yang menggasak masuk ke dalam dengan sempurna.

Malam panjang mereka lalui dengan peluh dan gairah yang membakar keduanya. Beberapa kali keduanya melepaskan kenikmatan yang menciptakan desahan dan geraman panjang di ruangan yang menjadi saksi bisu hubungan terlarang ini.

Pukul enam pagi, matahari pagi tidak sepenuhnya menampakkan dirinya. Di atas ranjang yang tampak berantakan dan terlihat dua orang yang tak saling kenal itu tidur di sana.

Mata Anya perlahan terbuka dan pandangannya langsung mengarah pada laki-laki yang tidur menghadap ke arahnya. Untuk sesaat ia mengamati wajah laki-laki berparas tampan dengan alis tegas itu.

Ia mengulum rapat bibirnya sambil mengeratkan selimut di tubuh. Ingatannya langsung berputar pada kejadian semalam, ia tidak benar-benar lupa dengan apa yang terjadi.

Untuk sesaat Anya diam di kasur itu, hatinya yang terlalu hancur membuatnya tanpa sadar melakukan hubungan terlarang dengan laki-laki lain. Meskipun suaminya sendiri dengan terang-terangan berhubungan dengan perempuan lain.

Perlahan Anya bangun dari tempat tidurnya tanpa sedikitpun menciptakan suara, ia tak ingin membangunkan laki-laki itu. Terlalu malu untuk saling berpandangan apalagi berbicara.

Ia mengambil pakaiannya yang teronggok di lantai. Desahan kecil keluar dari bibirnya melihat bajunya robek. Entah sekasar apa laki-laki itu membuka pakaiannya. Karna tidak ada pilihan lain ia mengambil kemeja laki-laki itu lalu menggunakannya. Tidak mungkin ia pulang dengan pakaian sobek.

Meskipun begitu, Anya sedikit bernapas lega melihat tasnya ada di kamar ini dan langsung memeriksanya. Tangannya dengan cepat mengeluarkan dompet yang ada di sana dan meletakkan beberapa lembar uang di atas meja. Matanya kembali melirik laki-laki asing yang ia yakini hanya gigolo.

“Semoga uang ini cukup.”

Setelahnya Anya buru-buru pergi dari tempat itu sambil mengenakan kemeja kebesaran laki-laki itu.

Sesaat kemudian laki-laki itu terbangun dari tidurnya. Mata berwarna grey green itu tampak menggelap di ruangan yang cahayanya remang-remang. Ia melirik samping kasurnya sudah kosong, sontak ia langsung bangun dan menatap sekitar mencari-cari perempuan yang semalam bersamanya.

Tatapannya terhenti pada beberapa lembar uang yang diletakkan di atas meja. Ia mendesis dan merampas uang itu lalu meremasnya.

“Apa dia mengira aku benar-benar laki-laki pemuas?” Entah mengapa hatinya merasa tertohok. Ia pun bangkit dari kasur dan begitu mencari kemejanya tidak ada, hanya tersisa celana dan baju sobek wanita itu.

Ia menghela napas panjang, jemarinya mengusap wajahnya yang terasa kusut dan berat. Sudah lama ia tidak menyentuh tubuh perempuan mana pun, dan semalam, semua itu kembali terjadi. Namun, yang mengusik pikirannya bukan rasa bersalah atau apapun itu, melainkan harapan agar ucapan perempuan itu benar, bahwa mandul. Ia tidak ingin ada kemungkinan perempuan itu mengandung anaknya.

Pukul tujuh pagi Anya baru sampai di rumah, tapi suasana di sana kosong dan sunyi serta tampak berantakan. Ia pun melangkah menuju kamar dan begitu dibuka ia melihat suaminya tengah tidur di kasur tanpa ada perempuan yang semalam.

Ia pun segera membuka pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi. Pandangannya langsung menatap pantulan dirinya dalam cermin. Melihat sisa-sisa jejak percintaannya dengan laki-laki asing itu di tubuhnya.

Ia merasa apa yang ia lakukan salah, tapi semuanya di luar kendalinya.

“Anya!”

Suara keras Kevin yang memanggil di luar membuat perempuan itu tersentak. Ia mengambil handuk dan segera mengenakannya lalu membuka pintu.

“Ada apa, Mas,” tanya Anya sambil berusaha menutupi bagian tubuhnya yang tercipta bercak merah.

“Ke mana saja tadi malam?”

“Aku hanya memenangkan diriku. Apa Mas khawatir?”

Kevin berdecih sinis.”Untuk apa aku mengkhawatirkanmu. Bahkan kamu tidak kembali sekalipun aku tidak akan mencari.”

Hati Anya langsung mencelos mendengar itu, wajahnya langsung berubah muram.

“Ini, sebaiknya kamu cepat tanda tangani suara perceraian ini.” Kevin menyodorkan selembar kertas dengan pulpen pada Anya.”Aku menunggumu untuk segera menandatangani ini.”

Anya menelan kasar ludahnya. Matanya terasa memanas dan kembali menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.”Aku tidak mau cerai. Kalau ini masalah anak, kita masih bisa mengusahakannya.”

“Usaha bagaimana Anya Santika, jelas kamu bermasalah dan sudah pasti mandul!” cecar Kevin.”Kamu kira aku tidak butuh anak? Jelas, aku menikahimu untuk anak bukan hanya menginginkanmu. Orang tuaku terus mempertanyakan kamu yang tidak bisa hamil ini!”

“Mas, aku tetap tidak mau cerai.” Anya meraih tangan suaminya yang langsung menepis kasar.

“Terserahmu. Bila kamu tahan, tapi aku akan tetap berhubungan dengan Yulia, dia cantik dan sudah pasti akan hamil anakku.”

Kevin melengos dari hadapan Anya yang kini menangis terisak-isak. Luka basahnya belum kering di hatinya kini ditambah dengan sayatan menyakitkan dari sikap suaminya.

Anya mengusap kasar air matanya yang entah sudah berapa banyak keluar. Di tekan disudutkan seperti ini membuatnya tanpa sadar menyalahkan dirinya sendiri dan merasa yakin dengan vonis mandul yang suaminya lontarkan padanya.

Meskipun begitu, Anya berusaha menenangkan dirinya dan melakukan apa yang bisa ia lakukan. Mempertahankan rumah tangganya, meskipun tahu suaminya telah bermain api dengan perempuan lain.

Namun, cinta dan keterikatan membuatnya sulit melepaskan suaminya.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 07

    Suara berisik yang mengganggu membuat Kevin yang tengah tertidur terbangun. Ia melirik ke kamar mandi dan melihat Anya baru keluar dari sana dengan wajah yang tampak pucat.Meskipun begitu ia memilih untuk kembali melanjutkan tidurnya, namun sentuhan lembut di lengannya membuatnya berdecak dan kembali membuka matanya.“Mas, kepalaku pusing. Bisa tolong pijat kepalaku sebentar. Aku juga muntah-muntah sejak tadi,” adu Anya dengan rengekan manja.“Tinggal minum obat kalau pusing, kenapa manja sekali!” Anya tampak terkejut dengan bentakan suaminya.”Mas, aku sedang hamil.”“Lalu, aku harus memanjakanmu begitu karna hamil?”Kevin memilih kembali tidur dan mengeratkan selimut di tubuhnya. Anya terdiam sambil menahan pedih dalam benaknya. Ia bangkit dan melangkah keluar sambil memegangi perutnya yang masih terasa bergejolak.“Kenapa Mas Kevin masih kasar padaku? Apa kehamilan ini tidak membuatnya bahagia?” gumamnya pilu. Anya berusaha menenangkan perasaannya dan segera melakukan kegiatan da

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 06

    “Mas Kevin.” Suara Anya terdengar lirih dan hampir tak terdengar. Senyuman getir terbit di bibirnya yang pucat.“Aku datang ke sini bukan untuk pulang,” ucap Kevin sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Ia meletakkan map di tangannya ke meja.“Kamu harus tanda tangani surat cerai ini agar perceraian kita cepat diproses,” tekannya.“Mas… berapa kali aku bilang, aku tidak mau cerai. Mas, kan, tahu, aku hanya punya kamu. Aku tidak punya siapa-siapa selain Mas.”“Aku tidak peduli. Kamu tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan, jadi lebih baik kita cerai. Ibuku pun mendukung keputusanku ini.”Anya tertunduk, tangannya menyentuh perutnya dan sesuatu terbesit dalam pikirannya.“Kalau aku bisa hamil, apa Mas tidak akan menceraikanku?” tanya Anya dengan suara gemetar.Kevin tersenyum meremehkan.”Yakin bisa hamil?”Anya berbalik dan melangkah masuk ke dalam toilet membuat Kevin mengernyit keningnya. Tidak lama perempuan itu kembali dan menyodorkan dua benda pipih yang dengan ragu Kevin ambi

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 05

    Kelopak mata perempuan itu perlahan terbuka, samar-samar ia melihat bayangan dua orang yang tengah memperhatikannya. Begitu matanya terbuka sempurna, ia terkejut melihat dua laki-laki yang menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Salah satunya laki-laki yang terakhir kali bersamanya di lift sampai akhirnya ia pingsan.Anya bangun dari pembaringannya di sofa, tapi tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Karna ia merasa lemas dan pusing.Ia kembali menatap laki-laki di hadapannya dan ruangan yang tampak asing baginya. Perlahan ia menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Tapi ia ingin keluar dari tempat ini.“Kamu hamil.”Mata Anya membesar dan kembali mendongak menatap laki-laki bermata grey green itu.“Apa Anda sudah merasa gejala kehamilan ini sebelumnya? Atau dari minggu belakangan ini?” tanya laki-laki satunya, yang diyakini seorang dokter yang dipanggil datang ke sini.Anya memegang perutnya dan menggeleng lemah.”Saya tidak hamil.” Suara pelan dan hati-ha

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 04

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Anya datang lebih pagi ke perusahaan besar yang ada di pusat kota. Ia melangkah memasuki area perusahaan dan di sana ia melihat Ayu sudah menunggu dirinya.Ia tersenyum dan semakin mempercepat langkahnya.“Aku kira kamu akan datang lebih lambat dariku,” ucap Anya begitu sampai menghampiri Ayu.“Tentu saja tidak. Aku sengaja berangkat pagi saat tahu kamu hari ini masuk bekerja.”“Setelah ini apakah aku akan langsung melakukan tugasku?”“Tentu saja, biasanya setiap tugas akan diatur oleh leader yang akan mengawasi pekerjaan kita. Kamu tenang saja, pekerjaannya tidak berat.”Anya mengangguk. Mereka berdua pun masuk ke dalam perusahaan yang mulai ramai oleh karyawan yang berdatangan. Ketika Ayu menggiringnya memasuki lobi langkahnya terhenti ketika dua orang laki-laki melewati mereka berdua. Ayu membungkuk singkat pada dua laki-laki itu.Melihat itu, sejenak Anya memandangi wajah dua lelaki itu yang melangkah dengan ekspresi tegas dan datar. Hanya

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 03

    Satu bulan kemudian…Anya dibuat gelisah dan semakin digantung oleh suaminya sendiri yang jarang pulang ke rumah, bahkan suaminya sudah menghentikan kiriman uang ke rekeningnya. Bagaimana bisa ia memenuhi kebutuhannya bila suaminya sendiri hilang entah ke mana.Untuk kesekian kalinya ia menelpon suaminya yang selalu tidak mengangkat. Ia menggigit ujung jarinya. “Mas, tolong angkat sebentar saja,” gumam Anya lirih.Semuanya sia-sia, beberapa kali ia menelpon, namun telponnya tidak pernah diangkat. Ia duduk di kursi dengan hati yang resah. “Aku harus bagaimana? Kenapa mas Kevin bersikap seperti ini padaku? Apa dia memang tidak ingin bersamamu lagi?”Anya menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya. Antara menangisi nasib dirinya dan sikap suaminya yang kejam.Bahkan uang simpanannya sudah mulai menipis, ia tidak mungkin hanya mengharapkan uang pemberian suaminya yang belum tentu akan memberikan uang bulan ini. Suaminya benar-benar berubah dan tentu setelah berhubungan dengan perempu

  • Istri Mandulmu, Hamil Anak Bosmu   Bab 02

    Alis laki-laki itu berkerut, tidak mengerti dengan keberanian perempuan di depannya. Namun, sebelum ia memulainya, bibir lembut itu tiba-tiba menyentuh bibirnya lebih dulu. Seketika darahnya berdesir, sensasi panas menjalar cepat ke seluruh tubuhnya.Ia terdiam, menahan gejolak yang mulai menguasai dirinya. Ada pergulatan di matanya antara menolak dan menjauh. Tapi pada akhirnya, godaan itu terlalu kuat. Ia menunduk, membalas kecupan itu dengan dalam, sementara Anya memejamkan mata, membiarkan pikirannya melayang membayangkan suaminya, lah, yang saat ini tengah mencumbu dan mengecupi lehernya.Kedua tangan Anya langsung membuka kancing laki-laki itu yang sibuk mencumbu dadanya. Ada rasa bahagia dalam benaknya seakan ia termakan mentah-mentah dengan halusinasinya sendiri. Ia terlalu merindukan sentuhan suaminya dan kenikmatan seperti ini.Sampai suara desahan keras tidak bisa Anya rendam ketika milik laki-laki itu menembus liangnya, besar dan sangat sesak dalam tubuhnya. Rasanya Anya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status