Bab 34 Ketakutan GemiSetelah selesai makan malam dan mencuci piring, seperti biasa Gemi langsung masuk ke kamarnya. Gadis desa itu tidak suka menonton televisi. Berbeda dengan Sadewa, saat berada di rumah, lelaki tampan itu kerap ditemukan sering berada di depan televisi yang menyala. Meski kadang tidak ditontonnya bila sudah keasyikan memegang gadget.Sejak tidak ada Devita, hubungan Sadewa dan Gemi mulai akrab. Hubungan mereka sudah lebih mencair. Kadang mereka berbincang akrab saat makan malam bersama. Tidak sekadar obrolan basa-basi.Tok!Tok!Tok!!!Gemi terlonjak kaget setiap mendengar ketukan pintu kamarnya saat malam hari. Pikirannya selalu travelling dan curiga dengan Sadewa. Ia selalu overthinking, berprasangka buruk terhadap suaminya sendiri. "Ada apa Mas Dewa malam-malam mencariku," gumam Gemi resah dan gelisah. Perempuan yang sudah mengenakan baju tidur itu melihat penanda waktu di ponselnya menunjukkan pukul 21.30. Belum terlalu malam."Gemi, buka pintunya! Aku tahu kamu
ISTRI PILIHAN IBUBab 35 Tawaran Kerja "Baik, Pak. Nanti saya bicarakan dulu dengan Gemi." Sadewa hanya bisa pasrah tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti permintaan Pak Burhan. Padahal ia sudah mulai merasa nyaman tinggal satu atap dengan Gemi, gadis desa yang sudah ia nikahi hampir empat bulan lamanya, tetapi belum juga pernah disentuhnya. Pria tampan itu sudah mulai tergantung dengan gadis desa itu. Semua kerjaan rumah beres. Sarapan dan makan malam selalu terhidang. Masakan Gemi juga enak pas terasa di lidah Sadewa. Setelah semua kenyamanan itu, ia harus merelakan gadis desa itu jauh dari kehidupannya.Pak Burhan tersenyum puas, keinginannya sudah tercapai. Akhirnya ada alasan baginya untuk bisa menjalin kedekatan dengan Gemi yang diyakininya sebagai putrinya. Lelaki paruh baya itu akan menebus semua dosa dan kesalahannya di masa lalu dengan membahagiakan gadis desa itu.Sadewa keluar dari ruang kerja Pak Burhan dengan langkah gontai tak bersemangat. Hatinya dilanda kere
Bab 36 Melepaskan Pergi"Jadi ... begini. Kamu tahu Pak Burhan yang sering datang ke sini?" Sadewa langsung berbicara ke inti permasalahannya."Iya, Pak Burhan atasannya Mas Dewa 'kan?"Sadewa mengangguk. "Iya. Pak Burhan sedang mencari orang untuk mengasuh cucunya. Mungkin kamu berminat?""Aku mau, Mas. Aku menyukai anak kecil.""Tetapi ... kamu harus tinggal di sana.""Iya juga. Kalo aku tinggal di rumah Pak Burhan. Siapa yang mengurus keperluan Mas Dewa dan membersihkan rumah ini?" Gemi jadi ragu. Berbakti dan melayani kebutuhan suaminya lebih penting daripada pekerjaan."Kamu bisa seminggu dua kali datang ke rumah ini untuk beres-beres dan mencucikan pakaianku." Sadewa mencoba memberikan solusi untuk menyakinkan Gemi.Gemi diam mempertimbangkan. Ia merasa suaminya masih enggan dan malu untuk memperkenalkan dirinya dihadapan semua orang. Sadewa juga tidak ada tanda-tanda menyukainya. Meski wajahnya sudah mulus dan cerah, tetapi tubuhnya masih tampak gendut. Itu masih membuat Gemi i
ISTRI PILIHAN IBUBab 37 Jadi Pengasuh Anak Cherry bersuka cita, berbahagia dengan kehadiran Gemi yang akan menjadi pengasuhnya. Gadis desa itu berhasil mengambil hati cucu tunggal dari Pak Burhan, sejak saat pertama kali mereka bertemu ketika menolong gadis kecil itu terjatuh dari sepeda.Sepanjang hari, pekerjaan Gemi hanya menemani Cherry bermain, bercanda dan tertawa. Dari dulu ia memang menyukai anak kecil. Sewaktu masih tinggal di kampung, dengan sukarela Gemi sering mengasuh anak tetangga maupun anak-anak dari Paklik Man yang berjumlah empat orang. Bermain-main dengan Cherry, sejenak gadis bertubuh pendek dan gendut itu bisa melupakan masalah hidup yang akhir-akhir ini merenggut senyumannya.Gemi juga mengajak Cherry bermain sambil belajar membaca, menulis, dan juga berhitung. Itu yang dilakukan Gemi dalam mempersiapkan anak asuhnya memasuki bangku sekolah. Bulan depan anak perempuan yang berusia lima tahun itu sudah masuk sekolah taman kanak-kanak."Ini foto mamaku, Mbak Gem
Bab 38 Merasa Insecure Gemi khawatir perlakuan diskriminasi ini akan memunculkan perasaan itu dan dengki di hati kedua ART yang sudah lebih dulu bekerja. Gadis desa itu cemas akan dimusuhi mereka.Saat tengah melamun, sebuah notifikasi pesan masuk terdengar. Gemi bersemangat segera membuka ponselnya berpikir itu pesan balasan dari Sadewa yang sudah ditunggu-tunggunya. Baru sehari berpisah, Gemi sudah dilanda rasa rindu.[Gemi, kamu kenapa tiba-tiba kerja jadi pengasuh anak?] Gemi kecewa karena pesan itu bukan dari Sadewa, melainkan dari Haris. Mungkin Haris tadi datang ke rumah, tetapi tidak menemukan dirinya.[Aku pengen cari kesibukan saja, Ris.] Balas Gemi.[Kenapa jadi pengasuh anak? Apa enaknya? Kerja ngikut orang nggak bebas? Aku bisa mencarikan pekerjaan yang lebih layak untukmu bila kamu mau?] Haris tidak suka Gemi menjadi pengasuh anak. Ia pikir pengasuh anak itu pekerjaan rendah setara dengan asisten rumah tangga. Sebuah pekerjaan yang sering diremehkan orang.[Kamu tahu
Bab 39 Rahasia Terungkap Gemi merasa betah selama tinggal di rumah Pak Burhan. Lelaki paruh baya itu memberinya banyak kebebasan dan begitu perhatian kepadanya. "Begini mungkin rasanya, ya, punya Bapak," batinnya terharu dengan semua kebaikan majikannya itu.Gemi terpikirkan untuk mencari bapaknya. Namun, tidak memiliki informasi sedikit pun tentang masa lalu ibunya yang pernah menjadi pembantu di ibukota. Ia pikir mungkin Pak Lik Man tahu sesuatu. Saat mudik nanti ia berniat akan menanyakannya.Yang membuat Gemi makin betah tinggal di rumah Pak Burhan karena Cherry pun makin manja, lengket dan bergantung kepadanya. Gadis kecil itu seperti menemukan sosok ibu yang sangat dirindukannya selama ini pada Gemi yang begitu menyayangi anak asuhnya dengan tulus dari lubuk hati terdalamnya. Memang benar sesuatu yang dilakukan tulus dari hati akan sampai ke hati pula.Gemi senang sering diajak pergi ke berbagai tempat oleh Pak Burhan. Ia bukan lagi katak dalam tempurung yang tidak mengenal du
Bab 40 Kubuat Istrimu CantikFathur ikutan emosi dengan Sadewa yang telah menelantarkan Gemi, istrinya. Pria bertubuh tinggi kekar itu jadi teringat dengan istrinya yang meninggal saat melahirkan Cherry. Hingga saat ini belum ada satu wanita pun mampu mengisi hatinya yang gersang. Sadewa sudah memiliki istri sebaik Gemi malah disia-siakan."Ayah juga pengen banget menghajar Dewa dan nyuruh dia langsung ceraikan Gemi sekarang juga. Ayah punya cara lain untuk membalaskan sakit hati Gemi. Bukan sekarang, tetapi nanti. Lihat saja." Pak Burhan sangat geram ingin sekali mengerjai anak buahnya di kantor.Setibanya di kantor Pak Burhan langsung meminta Sadewa menghadap ke ruangannya."Dewa, siapakah Gemi sebenarnya?" todong Pak Burhan tanpa babibu. Pria paruh baya itu masih ingin mengetes kejujuran Sadewa.Firasat Sadewa langsung tidak enak. Pasti telah terjadi sesuatu. "Tetangga saya di desa yang ingin bekerja di Jakarta jadi ART, Pak." "Hanya tetangga dan ART-mu? Yakin?" desak atasannya.S
Bab 41 Jauh di Mata Dekat di Hati"Mulai saat ini Gemi tidak akan pernah lagi datang ke rumahmu untuk bersih-bersih. Kamu jangan pernah menemuinya, bertelepon atau berkirim pesan sekalipun. Bukankah Gemi hanya penbantumu dulu? Kalo kamu langgar, kupastikan kamu akan membusuk di penjara!"Ancaman dari Pak Burhan benar-benar membuat Sadewa takut untuk menemui Gemi. Sekadar bertanya kabar lewat pesan pun pria tampan itu tidak berani.Sadewa tidak ingin ambil risiko. Ia masih membutuhkan pekerjaan di PT Buana Aksara. Cicilan rumah dan cicilan mobilnya belum lunas. Ia masih bergantung dengan gaji dari perusahaan penerbitan buku berskala nasional itu.Setiap teringat Gemi, terbersit perasaan rindu ingin bertemu dengan istri sahnya itu untuk meminta maaf. Terselip pula perasaan malu dan bersalah serta menyesal telah menyia-nyiakan gadis sebaik Gemi. Sadewa pun kerap bermimpi bertemu almarhumah ibunya selalu dalam keadaan diam, melihatnya dengan tatapan marah. Ia merasa telah mengecewakan san