Home / Romansa / Jangan Pegang, Coach / Bab 131 : Rumah Itu Kamu

Share

Bab 131 : Rumah Itu Kamu

Author: Mey_Lee
last update Last Updated: 2025-11-20 19:56:34

Koper Mey masih tergeletak di sudut ruangan, belum sempat di buka. Mereka berdua duduk di sofa, Mey nyender ke bahu Rafael, tangan saling ngait. Nggak ngomong banyak, cuma nikmatin kehadiran satu sama lain.

"Rasanya aneh," kata Mey pelan.

Rafael ngelirik. "Aneh gimana?"

"Aneh kayak... aku udah lama banget nggak disini. Padahal cuma tiga minggu."

Rafael cium rambut Mey pelan. "Three weeks felt like forever."

Mey cuma angguk

Mereka diam lagi. Suara AC jadi background noise yang familiar. Jakarta di luar jendela rame kayak biasa, tapi di dalam apartemen ini, semuanya terasa... tenang.

"Laper?" tanya Rafael.

"A little. Tapi males keluar."

"Aku masak."

Mey langsung nengok. "Serius kamu mau masak? Atau kamu lagi sok impressive?"

Rafael nyengir. "Sok impressive boleh dong."

"Aku mau liat."

---

Mey duduk di kitchen counter sambil ngeliatin Rafael yang lagi nyoba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 139 : Jangan Pegang, Coach

    Tiga bulan berlalu tepatnya hari ini tanggal 15 November, langit pagi di Bali begitu cerah sempurna. Nggak terlalu panas, angin sepoi-sepoi, ombak tenang. Kayak sengaja di setting biar hari ini jadi hari paling manis buat mereka.Rafael bangun jam enam pagi di villa terpisah dari Mey. Mereka sepakat buat ikut tradisi 'Nggak tidur bareng sebelum akad'. Iseng-iseng aja, biar ada vibe spesial. Gerry udah bangun duluan, duduk di balkon sambil nyodorin kopi."Morning, groom," kata Gerry."Morning." Rafael ambil kopinya sambil senyum. "Hari ini gue beneran nikah ya, Ger?""Iya, lah. Lo nervous?""Nggak. Excited tapi bikin deg-degan.""Bagus dong. Berarti lo emang udah siap."Rafael cuma angguk, ngerasain kenyataan itu pelan-pelan. Today is the day."---Di villa lain, Emma ribut sendiri masuk kamar Mey sambil bawa tray sarapan."GOOD MORNING, BRIDE," teriak Emma antusias.Mey kebangun,

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 138 : Rumah yang Kita Pilih Bersama

    Tiga bulan berlalu sejak engaged di rooftop BodyZone. Hidup berubah banyak, wedding planning jalan pelan tapi pasti, bisnis mereka sama-sama naik, dan satu perubahan paling besar: mereka akhirnya pindah dari apartemen ke rumah kecil di Kemang.Cincin engagement di jari Mey sekarang udah kayak bagian dari daily life. Setiap kali Mey liat itu, dia selalu inget perjalanan panjang yang mereka lewatin bareng.Dan hari ini, mereka packing barang terakhir di apartemen.---Di apartemen, kardus-kardus berserakan dimana-mana. Beberapa udah di tape rapi, beberapa masih setengah penuh.Mey duduk di lantai ruang tamu, pegang jurnal lama yang dia temukan di laci meja kerja."Apa itu?" tanya Rafael yang lagi nge-tape box di sebelahnya."Jurnal lama. Dari... dua tahun lalu."Rafael duduk di sebelah Mey. "Boleh baca?""Boleh, bagian yang nggak dark aja."Mey buka beberapa halaman, baca dalam hati dulu, la

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 137: Proposal

    Enam bulan berlalu sejak grand opening RafFit Studio. Enam bulan yang penuh dengan pertumbuhan, stabilitas dan antisipasi.RafFit Studio Jakarta udah jalan. Consulting X dapat empat corporate klien baru. Dan Rafael sama Mey? Mereka ada di fase adem, dewasa, paling... nyaman.Promise ring masih di jari kanan mereka, reminder kecil tentang komitmen yang udah mereka buat di Bali.Tapi Rafael punya rencana, yang Mey nggak tau. Rencana yang udah di persiapkan sejak dua bulan lalu.---Di RafFit studio, Rafael ngecek rooftop Bodyzone yang sekarang di sulap jadi private event space."Ger, semuanya aman?" kata Rafael."Udah rapi semua, bro. Catering datang jam enam. Lampu udah di pasang. Guest list cuma lima belas orang sesuai requet lo."Rafael ngangguk sambil nahan nafas, "Sip."Gerry liat Rafael yang nervous. "Lo deg-degan banget. Santai, bro. Dia bakal bilang yes.""Aku tau. Tapi tetep... ini

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 136: Kembali ke BodyZone

    Setelah seminggu di Bali, mereka kembali ke Jakarta dengan energi yang beda. Promise rings di jari kanan mereka jadi pengingat konstan tentang komitmen yang udah mereka buat.Alarm bunyi jam setengah enam pagi, Rafael dan Mey bangun hampir bersamaan. Masih jetlag dari Bali tapi energized."First day back to reality." kata mey sambil streching."Reality yang lebih baik." jawab Rafael, cium kening Mey."Karena sekarang kita punya ini." Mey tunjukkin promise ring di jari kanannya."And clarity tentang masa depan kita.""Exactly."Mereka siap-siap berangkat ke rutinitas kerjaan. Rafael ke BodyZone buat finalize preparation grand opening RafFit Studio yang di jadwalkan akhir minggu ini. Sementara Mey harus ke kantor karena ada meeting dengan calon klien besar."Dinner bareng nanti?" Rafael nanya sebelum pisah di lobby apartemen."Always. Kasih kabar ya kalau udah selesai.""Pasti."Mereka s

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 135: Bali - Janji yang Nggak Perlu Pakai Kata

    Soft Launch RafFit Studio berjalan lebih sukses dari yang Rafael bayangkan. Media coverage bagus, investor happy, member baru sign up, bahkan ada beberapa corporate client yang tertarik untuk jadi partnership. Tapi sekarang, setelah chaos itu selesai, mereka akhirnya bisa nafas. Dan seperti yang mereka janjikan bulan lalu: Bali trip. --- Mereka berangkat jumat pagi, flight jam sembilan. Nggak bawa banyak barang, cuma backpack kecil masing-masing. Di pesawat, Mey tidur di bahu Rafael hampir sepanjang flight. Rafael baca buku, sesekali liat Mey yang tidur dengan tenang. 'Kita bener-bener butuh liburan ini.' pikirnya. Landing di Ngurah Rai jam sebelas siang. Udara Bali langsung nyambut hangat, lembab tapi tenang. Mereka sewa motor, drive sendiri ke villa yang Rafael pilih: Private pool, dekat pantai, ada pemandangan sawah yang hijau kayak penenang pikiran. "This is perfect," kata Mey waktu pintu villa di buka. "I know. I wanted something peace." "Mission accomplished

  • Jangan Pegang, Coach   Bab 134 : Soft Launch

    Dua minggu terakhir lewat kayak badai yang nggak berhenti dengan intensitas yang tinggi. Rafael hampir tiap hari bolak balik site, hampir tiap hari pulang lewat tengah malam. Mey sibuk ngejar timeline campaign dan negosiasi besar. Kadang mereka ketemu cuma buat ganti baju dan tidur. Kadang cuma sempet saling sentuh tangan sebelum salah satu tumbang kecapekan. Tapi anehnya... mereka tetap stabil. Ada momen-momen sulit. Ada hari dimana Rafael hampir shut down lagi. Ada malam dimana Mey pulang dan langsung nangis di kamar mandi, tanpa alasan jelas selain lelah. Tapi mereka selalu ingat satu hal yang dulu nggak pernah mereka punya: They talk. Code word. Check-in. Honest. Dan hari ini, akhirnya: soft launch RafFit Studio. Bukan grand opening yang besar, itu masih dua minggu lagi , ini cuma trial run. Undangan cuma buat circle kecil kayak investor, media, teman dekat. Tapi tetap aja... buat Rafael ini momen penting, yang dia bangun dari nol, dari tangan, dari kegagalan, sampai semua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status