Welly mengejar Sonia, lalu berkata dengan tersenyum, “Sonia, kamu tenang saja. Kelak aku tidak akan dekat-dekat lagi sama kamu. Aku datang cuma untuk berterima kasih kepadamu. Kamu sudah membantuku untuk menemukan kakak kandungku.”Saat ini Welly sudah tidak berpakaian lusuh seperti sebelumnya. Dia bagai sudah berubah saja. Dia telah memotong rambutnya menjadi gaya yang lebih modern, lalu mengenakan pakaian bermerek. Hanya saja, gaya premannya masih belum berubah.Langkah kaki Sonia seketika berhenti. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata dengan datar, “Kalau kamu sudah menemukan kakak kandungmu, kamu mesti menghargainya. Jangan sampai kamu kehilangan kakakmu!”Welly berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Tentu saja! Aku hanya punya kakakku saja. Kami tidak akan berpisah lagi.”“Emm!” Sonia mengangguk. “Bagus sekali!”Welly tersenyum menyeringai. “Kakakku sudah mau sampai. Aku pergi cari dia dulu.”Seusai berbicara, Welly langsung berjalan pergi.Sonia pun tersenyum, lalu mulai menyibuk
Kedua mata Stella terbelalak lebar. “Kamu sudah menghabiskannya? Kamu kalah judi, ‘kan?”Terlintas ekspresi canggung dari wajah Welly. Dia pun tersenyum. “Kakak nggak usah tahu masalah itu. Pokoknya sekarang uangku sudah habis. Aku lihat ada yang menghabiskan uang 200 juta dalam satu malam. Kalau dibandingkan dengan dia, aku sudah tergolong hemat!”Stella merasa Welly sungguh tidak masuk akal. “Kamu kira aku itu apa? Mesin ATM? Sepertinya orang tuamu juga nggak mungkin beri uang sebanyak itu sama kamu!”Welly juga tidak merasa marah. Dia masih saja tersenyum. “Orang tua kita sudah tiada. Sekarang aku hanya punya kamu saja!”“Aku ini bukan anggota keluargamu!” Stella berjalan mundur selangkah. Dia menatap Welly dengan tatapan geram dan juga waspada. “Kamu jauhi aku dulu. Kalau nggak, aku akan lapor polisi!”“Lapor saja! Kamu perbesar masalah saja. Lagi pula, aku juga tahu kamu tinggal di mana. Kalau kamu tidak kasih aku, aku akan cari orang tua asuhmu!” ucap Welly tanpa takut sama sekal
Pintu rumah itu juga sudah diganti dengan sebuah pintu anti maling yang berwarna abu-abu. Terdapat juga sebuah dekorasi bingkai di bagian tengahnya. Rumah kelihatan semakin modern saja.Saking bagusnya, Sonia pun melirik pintu itu sekilas ketika keluar di pagi hari. Saat Sonia pulang di malam harinya, dia berjalan keluar lift, hendak memasuki rumah. Tetiba terdengar suara nyaring dari belakang. “Kakak, kamu sudah pulang kerja, ya?”Sonia segera memalingkan kepalanya, melihat ke belakang. Namun, tidak ada orang di belakang.Saat ini, bingkai di atas pintu digeser, lalu menunjukkan layar sebesar Ipad. Muncul sebuah animasi bola berbulu muncul di atas, lalu menatap Sonia dengan tersenyum. Animasi itu sungguh mirip dengan Totoro yang gendut saja!Sonia merasa bingung. Dia berjalan mendekat. “Apa kamu lagi bicara sama aku?”“Tentu saja! Memangnya ada orang lain di sini?” Animasi di dalam layar tersenyum. “Aku perkenalkan diriku dulu, namaku Hemiko, aku adalah anggota Takuu yang ke-28976. Ke
Sonia sungguh terkejut. Dia menatap Hemiko dengan bingung. “Kenapa kamu bisa tahu?”“Karena mataku memiliki fungsi memindai kondisi tubuhmu.” Hemiko mengorek telinganya.Lagi-lagi Sonia merasa kaget. “Kamu hebat sekali!”“Pergi makan sana. Sampai jumpa! Aku juga ingin mengejar wanita yang kusukai!” Hemiko melambaikan tangannya, lalu menghilang dalam sekejap. Layar monitor seketika menjadi gelap. Kedua mata Sonia terbelalak lebar. Hemiko punya orang yang disukainya? Apa orang itu adalah robot? Robot juga punya perasaan?Sonia merasa sistem kecerdasan buatan sungguh hebat hingga melampaui bayangannya.Kelly kembali menelepon Sonia. Dia mengangkat sembari berjalan menuruni tangga.Keesokan paginya. Saat Sonia keluar rumah, layar di pintu seberang menyala. Hemiko pun keluar. “Selamat pagi, Sonia!”“Selamat pagi!”Semalam setelah kembali dari rumah Kelly, Sonia sempat mengobrol sejenak dengan Hemiko. Sekarang Sonia tidak menganggap Hemiko sebagai sebuah layar maupun robot, dia menganggap
Setelah Sonia mendapatkan misi, dia langsung pergi mencari Pretty.Saat ini, Pretty sedang makan buah-buahan di dalam ruang istirahat. Ketika melihat Sonia ke dalam, dia pun berkata dengan mendengus dingin, “Pak Teddy yang suruh kamu ke sini?”“Kamu itu aktris, kamu bertanggung jawab untuk mengikuti kemauan sutradara. Lagi pula, bukan cuma kamu saja yang akan kehujanan, masih banyak orang yang akan kehujanan bersamamu.” Sonia melihat ke luar. “Hujan juga sudah semakin mengecil. Cepat pergi sana!”“Aku benar-benar benci sama hujan. Nanti pakaianku bakal basah dan menempel di tubuhku. Menjengkelkan sekali!” omel Pretty.Sonia juga tidak berkata lain lagi. Dia hanya melihat Pretty dengan tatapan datar.“Sudahlah, aku akan pergi!” Pretty berdiri, lalu memberi tahu asistennya. “Bantu aku persiapkan pakaianku. Aku akan ganti pakaian setelah selesai syuting.”“Tenang saja!” ucap asisten dengan tersenyum.Pretty berjalan keluar sembari tersenyum pada Sonia. “Jangan marah lagi, ya! Aku akan per
Edward tersenyum sembari mengeluarkan sebuah kotak beludru dari sakunya, lalu menyodorkannya ke hadapan Stella. Dia berkata dengan suara rendah, "Aku membeli ini saat menemani ibuku belanja kemarin. Ibuku bertanya apa aku sudah punya pacar."Stella membuka kotak itu sambil tersenyum. Di dalamnya ada sebuah gelang berlian GK Jewelry. Dia menutup kotak itu kembali, lalu mengembalikannya kepada Edward dan bertutur, "Ibuku sudah pernah berikan ini padaku. Kamu berikan pada orang lain saja."Edward menatap Stella dengan penuh cinta seraya bertanya, "Selain kamu, memangnya aku bisa berikan pada siapa lagi?"Mendengar ini, Stella mengernyit dan merasa sedikit malu.Edward merasa bersemangat. Dia memberikan gelang itu kepada Stella lagi, lalu berujar, "Pelayan toko sudah bilang kalau gelang ini hanya ada dua di Jembara. Yang satu ada hiasan bintang, yang satu ada hiasan bulan. Ini melambangkan cinta abadi. Kebetulan, kamu punya satunya lagi. Aku juga beli yang ini. Itu artinya kita ditakdirkan
Sesudah mengungkapkan perasaannya, Edward merangkul bahu Stella untuk mencium bibirnya.Stella sontak menolaknya. Namun, begitu memikirkan dirinya masih perlu memanfaatkan Edward, dia menurunkan harga dirinya. Dia memejamkan kedua matanya dan membiarkan Edward menciumnya. Dia telah mengorbankan banyak hal demi melawan Sonia. Semoga Edward tidak mengecewakannya.....Dua hari kemudian, Teddy menerima sebuah panggilan. Orang itu mengundangnya untuk menghadiri pesta pertemuan. Orang-orang yang akan hadir adalah investor drama. Jadi, dia harus datang.Tidak lama usai Teddy mengakhiri panggilan, seorang sutradara yang pernah bekerja sama dengannya menghubunginya. "Teddy, Pak Darius dari Daia Group mengundangku makan malam bersama. Katanya kamu juga hadir. Kebetulan, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."Teddy terkekeh-kekeh, lalu membalas, "Apa itu? Katakan saja.""Aku punya sebuah film dan sedang mempersiapkan syutingnya. Kemungkinan antara kuartal ketiga atau kuartal keempat baru mu
Sonia tiba-tiba teringat bahwa Reza telah membeli hak cipta drama yang disutradarai Teddy. Saat ini, Reza adalah investor utama drama ini. Wajar jika dia berada di acara ini. Hanya saja, Sonia sedikit terkejut karena tiba-tiba bertemu dengannya setelah setengah bulan tidak berjumpa."Sonia, dia Pak Salman yang aku ceritakan tadi," ucap Teddy memperkenalkan.Sonia segera menenangkan diri dan menyapa Salman.Salman berusia 40-an tahun. Tubuhnya kurus. Dia menatap Sonia sambil terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Aku sudah lama mendengar tentangmu. Semoga kita punya kesempatan untuk kerja sama."Sonia tersenyum tipis sembari menyahut, "Salam kenal.""Silakan duduk. Sonia, kamu nggak perlu canggung," tutur Salman.Sonia dan Teddy duduk di kursi kosong. Satu meja ini bisa menampung 30 orang. Reza duduk di kursi utama. Sonia duduk berhadapan dengannya. Wanita ini melihat ke sekeliling. Di ruangan ini kira-kira ada 20 orang. Selain Teddy dan Salman, yang lainnya adalah investor. Mereka semua mengen
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk