Share

BAB 3

Ketika bibir itu terlepas dari bibirnya, Clara sampai lupa akan niatnya untuk berteriak minta tolong. Dia sudah terlanjur lemas, hampir kehabisan oksigen sepanjang bibir itu melumat bibirnya tanpa ampun. Terlebih sakit yang teramat sangat di organ intimnya itu membuat Clara lupa tentang perlawaannya. Semua sudah terjadi, entah siapa laki-laki yang berhasil merusak dan mengagahinya malam ini, dia tidak tahu.

Namun jika dilihat dari betapa manis ciuman bibir beraroma alkohol itu ... betapa besar dan kokoh lengan laki-laki yang kini tengah memacu tubunya, Clara langsung teringat pada seseorang. Tapi apakah mungkin?

“A-Arga ...,” rintih Clara lirih, apakah mungkin mantan kekasihnya yang memperkosa dia malam ini? Tapi bukankah dia seharusnya menikmati malam ini bersama isterinya, bukan malam memaksakan kehendaknya pada Clara seperti ini?

“Ah ... ya Sayang, ini aku!”

Suara itu!

Clara sontak membelalakkan matanya, namun hanya sebentar karena kemudian Arga menusuknya lebih dalam lagi, membuat ia mengernyit menahan pedih yang tidak terkira pada organ vitalnya.

“I-ini kamu ... ta-tapi kenapa ... aakkhh!” kembali Clara merintih menahan ngilu, rasanya begitu sakit.

“Diam lah Sayang, mari nikmati malam indah ini,” suara yang Clara tahu betul itu suara Arga tampak begitu lirih, berpadu dengan desahan tertahan yang membuat Clara benar-benar masih tidak mengerti, kenapa dia melakukan semua ini?

Clara hendak bersuara, namun tertahan karena Arga memacu tubuhnya lebih kencang, menusuknya lebih dalam, membuat pedih itu makin menjadi-jadi. Clara mengcengkeram kuat-kuat spreinya, mengigit bibir bagian bawahnya sambil sibuk menahan tangis. Air matanya banjir. Sungguh ini sangat menyakitkan sekali.

“Sudah aku jelaskan kemarin, bukan? Bahwa sampai kapanpun kamu akan tetap jadi milikku.”

Clara membelakkan matanya, ia benar-benar terkejut dengan apa yang barusaja keluar dari mulut laki-laki itu. Sampai kapanpun tetap jadi miliknya? Dengan status Arga yang sudah menikahi wanita lain? Hal gila macam apa ini?

“Kau gila, Ga! Lepas!” Clara benar-benar tidak mengerti lagi, bayangan sosok yang selama ini dia nilai begitu baik, menyayangi dirinya, sontak lenyap entah kemana.

Kini laki-laki itu menjelma seperti monster di mata Clara, terlebih apa yang sedang dia lakukan pada Clara ini bukan suatu hal yang bisa dibenarkan. Ia terus meronta, mencoba melepaskan diri dan memohon agar Arga melepaskan dirinya, membiarkan Clara lepas dari cengkeraman Arga.

Namun Arga tidak mengindahkan permohonan Clara, ia terus memacu tubuh bersimbah peluh itu dengan membabi buta.Tidak peduli Clara merintih-rintih sambil menangis sesegukan, Arga sama sekali tidak peduli. Ia hanya fokus pada tujuannya, yaitu membuat Clara tidak dimiliki laki-laki lain dan hanya dia yang bisa memiliki gadis ini.

Stop, Ga! Please stop!”

***

Clara dengan tertatih mencoba bangkit, rasa sakit itu masih menguasai dirinya, pangkal pahanya. Lututnya bahkan bergetar hebat setelah beberapa saat yang lalu Clara seperti terbangkan begitu tinggi oleh laki-laki yang ia tahu betul itu Arga dari suara dan aroma tubuhnya. Dia menerbangkan Clara dengan begitu tinggi, meledakkan Clara di lapis langit ke tujuh hingga rasanya Clara tidak ingin kembali turun ke bumi.

Rasanya sungguh sangat nikmat sekali, meskipun sakit dan pedih itu masih terasa begitu menyiksa! Ini persetubuhan pertama untuk Clara! Dan Arga melakukannya dengan sedikit paksaan tanpa mengizinkan Clara ‘panas’ terlebih dahulu.

‘Ah, sial sakit banget!’ desis Clara dalam hati sambil tertatih menuju saklar lampu.

Klik

Suasana kamar yang tadi temaram kini terang benderang, Clara menutup mulutnya dengan tangan ketika melihat sosok itu terlentang tanpa busana di atas ranjangnya. Baju mereka berserakan , bahkan bisa Clara lihat celana dalamnya sampai sobek. Jadi benar, Arga yang datang ke kontrakannya dan melakukan semua ini? Memperkosanya?

Tapi kenapa?

Lutut Clara yang lemas itu membuat Clara tidak mampu berdiri lama di tempatnya, ia langsung merosot jatuh di dekat pintu. Dua tangannya menyilang di dada. Apa yang sudah dia lakukan? Dia tidur dan bercinta dengan suami orang!

Clara terisak hebat, membuat laki-laki itu sontak terbangun dan terkejut mendapati Clara tengah menangis sesegukan sambil memeluk lututnya.

“Sayang? Kamu kenapa?” Arga panik, segera bangkit dan menghampiri Clara yang tampak begitu syok itu.

“Apa yang sudah kamu lakukan, Ga? Kamu jahat!”

Arga nampak menghela nafas panjang, hendak menyentuh bahu kekasihnya itu, tetapi ia urungkan karena Clara memberi kode agar Arga tidak menyentuh dirinya.

“Kamu milikku, Ra. Bukankah aku sudah berkali-kali bilang?”

“Milikmu? Kamu bilang aku milikmu?” tampak Clara begitu frustasi, ia menatap Arga dengan tatapan pedih, kenapa Arga tega merusaknya?

Arga menjatuhkan diri di samping Clara, tanganya merengkuh tubuh itu dan memaksa kepala Clara bersandar pada bahunya, membiarkan wanita itu menangis sejadi-jadinya di bahu Arga.

“Aku cinta kamu, Ra. Aku cuma cinta kamu.” Desis Arga lirih.

Clara tidak menjawab, ia menggelengkan kepalanya dengan putus asa. Cinta seperti apa yang hendak Arga suguhkan kepada Clara? Cinta yang memaksa Clara menjadi duri dalam rumah tangga wanita lain? Itu cinta model apa?

“Nggak ada yang boleh milikin kamu selain aku, dan sampai kapan pun kamu milikku, Ra!” desis Arga dengan begitu dingin. “Hanya aku yang boleh melakukan hal tadi kepadamu, tak akan aku biarkan laki-laki lain mencicipi milikku.”

***

Clara duduk di tepi ranjang, ia sudah kembali memakai pakaiannya begitupula dengan Arga. Mereka duduk berdampingan di tepi ranjang. Duduk dalam diam dan membeku di tempat masing-masing.

Dada Clara masih terasa begitu sesak, sudut matanya menangkap bercak merah itu. Itu darah miliknya. Tidak perlu di jelaskan itu darah apa, yang jelas bercak itu tanda bahwa Clara sudah koyak dan rusak malam ini.

“Apa maksudmu, Ga?” Clara sudah tidak kuasa lagi menahan semua gejolaknya.

Dia marah, dia kecewa dan dia benar-benar tidak menyangka bahwa laki-laki sopan dan baik yang selama ini dia kenal bisa sebrutal itu melecehkan dirinya.

Arga menghela nafas panjang, meraih tangan Clara yang langsung di hempaskan oleh sang pemilik. Clara menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam. Matanya berurai air mata, menampakkan luka dan kekecewaan yang teramat dalam pada sosok itu.

“Apapun itu, aku hanya ingin tetap memilikimu, Ra.”

Clara mendengus kasar, seringai sinis itu tergambar di wajah Clara yang entah berwarna apa malam ini. Ingin tetap memiliki? Apakah memang benar laki-laki itu tercipta dari ego? Hal yang kemudian membuat dia bertindak sesukanya hanya demi mendapatkan apa yang dia mau?

“Memilikiku?” Clara menekan suaranya, setengah mengejek, setengah mengajukan protes.

“Aku cuma cinta sama kamu, Ra!” Arga menekan suaranya, kembali hendak meraih tangan Clara, namun gadis itu langsung menjauhkan tangannya.

“Kamu milik wanita lain! Kamu sudah menikah dan kamu tidak pantas berharap lebih pada hubungan kita, apalagi sampai melakukan hal keji itu kepadaku, Ga!”

Arga mengusap wajahnya dengan kedua tangan, ia terpekur beberapa detik, hingga kemudian ia mengangkat wajahnya, menatap gadis yang begitu ia cintai itu dalam-dalam.

“Jadi, apa yang sudah kita lakukan tadi tetap tidak bisa membuatmu bertahan di sisiku, Ra?” tanya Arga dengan nada lirih.

Clara kembali menyunggingkan senyum sinis, dibalasnya tatapan itu dengan sorot tajam.

“Tidak!” jawabnya tegas. “Jika kau pikir hal keji yang baru saja terjadi lantas bisa membuatku tetap bertahan dan jadi simpananmu, maka kamu salah!” Clara sudah bertekad bahwa dia tidak akan menjadi duri dalam rumah tangga orang.

“Bukan karena kamu sudah merusakku, lantas aku akan tunduk kepadamu, Ga.” Jelas Clara lagi, “Itu tidak benar, bahwa aku tid-.”

“Kalau begitu ...,” potong Arga cepat. “Jangan salahkan aku jika kamu kehilangan posisimu sekarang, Ra.” Ancam Arga dengan begitu tenang.

Clara sontak terperajat, ia terkejut setengah mati mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut laki-laki itu. Apa maksud dari ancaman itu? Jangan bilang kalau ....

“Aku bisa melakukan apapun, Ra. Semua yang berhubungan dengan posisimu sekarang, pekerjaanmu ... aku bisa melakukan apapun.”

Suara itu begitu tenang, santai dan seolah tanpa beban. Clara tahu betul kenapa Arga lantas mengancamnya dengan ancaman itu. Koneksi keluarganya begitu kuat dan bukan tidak mungkin Clara benar-benar akan kehilangan posisinya sebagai dokter definitif di rumah sakit tempa dia dinas sekarang.

“Ka-kau mengancamku?” Clara tercekat, bisa apa dia melawan Arga yang keturunan darah murni?

Terdengar suara tawa itu pecah, tawa yang di telinga Clara terdengar begitu mengejek dan merendahkan. Membuat Clara makin muak dan benci terhadap sosok itu.

“Ya!” tegas sosok itu sambil tersenyum sinis, “Dan sekarang semuanya ada di tangan kamu, Clarabella Sutomo!”

Arga bangkit, berdiri tepat di depan Clara yang masih begitu syok dengan kejadian demi kejadian yang dia hadapi hari ini. Clara masih membisu, hingga kemudian Arga berlutut di hadapannya.

“Kau pilih kehilangan posisimu atau tetap bersamaku? Pikirkan itu baik-baik!”

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sakura Asahara
Arga gila,,,cinta gila sm clara
goodnovel comment avatar
Putri
orang tua kolot tidak bisa darah biru dengan darah keliru hingga memaksa cinta
goodnovel comment avatar
irwin rogate
cintanya sudah selesai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status