Share

Jatuh cinta

Penulis: Memey Yin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-12 01:59:54

Kelopak matanya bergerak perlahan sebelum terbuka sempurna. Alexa terjaga dalam ruangan yang asing, dingin dan dipenuhi aroma obat-obatan. Pencahayaan lampu di atas kepala terlalu terang, membuat matanya menyipit saat menyesuaikan diri.

Tubuhnya terasa berat. Ketika mencoba bergerak, rasa perih menusuk dari tangan kirinya. Matanya menunduk. Sebuah selang infus tertancap di punggung tangan, lengkap dengan bekas tusukan di beberapa titik. Dia meringis. Nyeri itu bukan hanya berasal dari tubuhnya—tetapi juga dari kesadaran bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit. Lagi-lagi … terluka, lagi-lagi … sendiri.

Dia menarik napas pelan, mencoba meredakan debar jantungnya. Pandangannya menyisir ruangan. Perabot elegan dan furnitur kayu berlapis emas membuatnya langsung tahu—ini bukan ruang rawat biasa.

Ruangan VIP. Bahkan hanya menyebutnya dalam hati membuat tenggorokannya tercekat.

“Bagaimana bisa aku berada di sini?” gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

Teringat kilasan terakhir—gang sempit, tubuhnya limbung, dan … Lucas.

Dia mencoba duduk pelan, tangan kanannya menekan tombol panggil perawat. Dia butuh ponselnya. Dia harus menghubungi Emily—satu-satunya yang selalu ada untuknya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, suara pintu terbuka membuatnya menoleh cepat.

Matanya membesar. “Lucas?”

Pria itu berdiri di ambang pintu, mengenakan kemeja kasual dan mantel hitam. Senyumnya lebar saat melihat Alexa terjaga.

“Kau sudah sadar,” katanya sambil berjalan pelan mendekat. “Apa perlu kupanggil dokter?”

Alexa mengerutkan kening. “Luke … bagaimana kau bisa ada di sini?”

Lucas duduk di sisi tempat tidur. “Kau tak mengingatnya?”

Alexa menggeleng. “Yang kuingat, aku berdiri di gang … melihatmu … lalu semuanya gelap.”

Lucas mengangguk sambil mengambil segelas air dari meja. “Minumlah dulu.”

Dia membantu Alexa menyandarkan tubuh, lalu menyodorkan air dengan hati-hati. Gerakannya lembut, nyaris seperti sedang menyentuh benda paling rapuh di dunia.

“Aku yang membawamu ke sini. Kau pingsan tepat di hadapanku.”

Alexa terdiam, wajahnya merona malu. “Maaf ... aku sama sekali tak mengingatnya.”

Lucas terkekeh pelan. “Wajar. Kau tak sadarkan diri. Suhumu sangat tinggi.”

“Terima kasih,” ucap Alexa tulus. “Tapi … kau tak perlu repot-repot. Kau bisa pulang. Aku sudah lebih baik.”

Senyum Lucas memudar. Tatapannya menajam.

“Apa maksudmu aku pulang? Apa kau merasa tak nyaman aku di sini?”

Alexa buru-buru menggeleng. “Bukan begitu. Hanya saja … aku merasa tak enak membuatmu terjebak di sini, menunggu seseorang yang nyaris kau tak kenal.”

Kata ‘orang asing’ itu menusuk lebih dalam dari yang dia sadari.

Lucas mengatupkan rahangnya. “Aku tidak merasa terjebak, Alexa.”

“Tapi aku tidak mau merepotkan—”

“Siapa yang bilang kau merepotkan?” potong Lucas, nadanya sedikit tajam.

Alexa terdiam. Dia tak tahu harus membalas dengan apa.

Lucas menunduk, napasnya dalam. “Kabarilah keluargamu. Supaya mereka tahu kau dirawat.”

Alexa menegang seketika.

Keluarga?

Dia ingin tertawa—pahit. Namun, yang keluar hanya satu embusan napas berat.

“Aku tak punya siapa-siapa, Luke.” Suaranya nyaris tak terdengar.

Lucas menoleh cepat. “Apa?”

“Aku akan menghubungi sahabatku saja. Tolong … ambilkan tasku,” katanya pelan, tak ingin membahas lebih jauh.

Lucas berdiri dan mengambil tas di sofa. Dia menyerahkannya dengan sopan. Alexa mengangguk singkat dan merogoh isinya untuk mencari ponsel. Baru saja dia tekan tombol panggil, layar ponsel meredup. Mati total.

“Oh shit,” umpatnya pelan, lebih pada diri sendiri.

Lucas tertawa. “Umpatanmu terdengar lucu.”

Alexa menatapnya tak percaya. “Lucu?”

Lucas menyodorkan ponselnya. “Gunakan milikku saja.”

Namun, Alexa hanya memandangi ponsel itu sekilas, tak segera mengambilnya.

“Ada apa?”

Alexa menunduk. “Aku tidak ingat nomor sahabatku.”

Lucas menghela napas, lalu tertawa lagi. Kali ini lebih lepas. “Kau ini ….”

“Apa kau punya charger?” tanyanya ragu.

Lucas menggeleng pelan. “Aku akan membelikannya besok. Sekarang, kau istirahat saja.”

Alexa menatap sekeliling ruangan. Ruang rawat VIP. Hening, bersih, mewah. Tapi juga penuh tekanan bagi seseorang sepertinya. Ia menggigit bibir, lalu memberanikan diri menatap Lucas.

“Aku bisa pindah ke ruangan biasa saja? Jangan di sini.”

Lucas menghela napas panjang. Ia sudah menebak ini akan terjadi.

“Alexa, kau tak perlu memikirkan soal biaya.”

“Tapi aku harus memikirkannya. Semalam saja di sini, biayanya bisa membuatku tidak makan sebulan. Bahkan ... diusir dari apartemen. Dan saat itu terjadi, mungkin aku akan benar-benar masuk rumah sakit karena sesak napas.”

Lucas menegang. “Sesak napas? Kau punya riwayat jantung?”

Alexa hampir tersedak. “Tidak! Astaga, Lucas. Maksudku, sesak napas karena kelaparan. Itu hanya kiasan.”

Lucas menghentikan langkahnya yang sempat ingin keluar memanggil dokter. Ia menatap Alexa, mendekat lagi.

Alexa memanggilnya duduk di sisi tempat tidur.

“Aku tidak punya penyakit jantung, Luke. Tapi jika tetap dirawat di sini, jantungku bisa bermasalah karena stres memikirkan biaya,” ucapnya sambil tersenyum getir.

Lucas terdiam, matanya mengunci tatapan Alexa.

Dan untuk pertama kalinya… dia sadar. Dunia tempat mereka berdiri berbeda. Namun, entah kenapa, keberadaan Alexa justru membuatnya ingin tetap tinggal lebih lama.

“Sudah. Tak perlu dipikirkan,” ucapnya akhirnya, suaranya pelan namun tegas.

“Tapi—”

“Menurut saja, Alexa.” Nada suaranya berubah. Tak bisa ditawar.

Dan Alexa tahu … ketika pria itu bicara seperti itu, tak ada gunanya membantah. Dia hanya menarik napas panjang. “Baiklah.”

Lucas menghela napas lega. “Sekarang tidur. Besok kau akan merasa lebih baik.”

Alexa menoleh, mengamati pria itu sekali lagi. Ada sesuatu dalam sikap Lucas—bukan hanya kebaikan, tetapi ketulusan yang tidak dibuat-buat.

Dan untuk pertama kalinya sejak sekian lama … dia merasa dijaga.

To Be Continue .…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Kenikmatan (21+)

    Semenjak kejadian penculikan dan pelecehan yang dialami, Alexa lebih banyak diam. Dia bahkan menjadi pribadi pemurung dan selalu mengurung dirinya di kamar. Mereka sudah pindah ke rumah baru yang dibeli oleh Lucas beberapa waktu yang lalu. Lengkap dengan segala isinya. Pria itu juga telah menyiapkan segala keperluan untuk sang kekasih. Sebenarnya rumah ini adalah kejutan, tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana gara-gara ulah si brengsek Sergio Semak. Ah, ingin sekali Lucas membunuh pria itu dengan tangannya sendiri saat setiap malam, dia harus melihat sang pujaan hati gelisah dalam tidurnya. Saat peluh membanjiri tubuhnya dengan teriakan tak berdaya yang memilukan. Mendengar itu setiap malam membuat emosinya selalu memuncak. Dia hanya mampu menenangkan dengan pelukan. Saat mata itu kembali terbuka, dia akan berteriak jika didekati oleh seorang pria. Seolah semua pria yang mendekatinya berwajah Sergio Semak. Setiap pukul sebelas malam, Lucas yang telah menyelesaikan pekerja

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Ditemukan

    Sergio Semak sebenarnya bukanlah pria miskin seperti yang diceritakan pada teman-temannya. Pria itu adalah pemilik cafe, restoran dan juga beberapa hotel yang ada di Venesia. Salah satunya adalah restoran tempat mereka bekerja.Pria berperawakan tinggi dengan garis wajah yang tegas itu cukup tampan. Memilih menyamar menjadi Sergio si pria yatim piatu miskin adalah caranya untuk bisa dekat dengan Alexa, wanita yang pada pertemuan pertama mampu mencuri hatinya.Selama satu tahun dia mencoba mendekati Alexa, tetapi dia harus kalah dengan orang baru yang justru bisa lebih dulu mendapatkannya.Sergio marah. Dia merasa Alexa sama seperti wanita di luar sana yang tergoda dengan uang dan kemewahan. Jika tahu seperti itu, dia tidak akan susah payah menyamar menjadi pria miskin.Sergio menatap Alexa yang kini menatap matanya seolah menantang. Pria itu tersenyum sinis dan kembali mendekat ke arah ranjang. Ditatapnya tubuh wanita yang membuatnya tergila-gila.

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Pengakuan Sergio

    Di dalam ruangan kamar yang temaram, seorang wanita terbaring di atas ranjang dengan kedua tangan terikat ke atas. Wajahnya tampak damai, tetapi dingin yang menyapu kulitnya membuat mata dengan bulu mata lentik itu berkedip beberapa kali sebelum akhirnya manik mata berwarna cokelat itu terbuka. Dia tampak bingung. Matanya menjelajahi seisi ruangan. Dia seperti mencoba mengingat sesuatu hingga bisa berakhir di tempat ini. “Brengsek! Sergio sialan!” makinya dengan kaki yang menendang-nendang. Dia mencoba untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya. Menggoyangkan dengan kasar supaya simpulan itu bisa terlepas. Namun, justru tangan kecil itu terasa perih dan panas. Wanita itu kembali memejamkan mata sambil berpikir. Sebenarnya dia sekarang ada di mana dan ke mana perginya pria sialan yang telah menculiknya. Saat masih asyik berpikir, pintu terbuka dan sosok wanita yang tadi dilihat sebagai pelayan cafe datang membawa nampan berisi makanan. “Oh, kalian semua bersekongkol,” ucapnya

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Rahasia Sergio

    “Sayang, berhentilah bekerja di restoran. Aku akan bertanggung jawab dan memenuhi semua kebutuhanmu.” “Aku tidak mau mati kebosanan hanya menghabiskan waktu di tempat sempit ini, Luke.” Sejak Alexa menyerahkan diri, Lucas menawarkan banyak keistimewaan padanya. Namun, ditolak dengan banyak alasan. Contohnya beberapa waktu yang lalu saat Lucas memberikan debit card, credits card dan uang tunai. Alexa menolaknya, dia hanya mengambil beberapa lembar uang yang diperlukan untuk membeli bahan makanan dan membayar sewa apartemen. Selebihnya dia kembalikan lagi. Gaji yang diterima Alexa akhirnya utuh tak terpakai, karena Lucas juga melunasi hutangnya pada Emily. Bahkan memberikan lebih dari yang dia pinjam. Hidupnya benar-benar berubah. Dia dimanjakan dengan perhatian dan juga materi. Pria tampan itu benar-benar gila, tidak waras dan banyak sebutan lain yang bisa mendeskripsikan sikapnya. Bagaimana tidak, pria itu memenuhi apartemen kecilnya dengan barang-barang yang tidak diperlukan. Ba

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Takluk

    Alexa menyerah. Dia membiarkan Lucas menempati ruang tamu karena pria itu bersikeras tinggal bersamanya. Bahkan beberapa lembar pakaian sudah berpindah di lemarinya. Genap seminggu keduanya tinggal bersama. Lucas melakukan pekerjaannya selepas Alexa pergi bekerja. “Kau semakin terlihat berisi, Alex.” Emily mengamati tubuh sahabatnya yang nampak segar. “Kau mau bilang aku gemuk?” tanya Alexa sinis. Harus diakui bahwa dirinya juga merasa demikian. Lucas memanjakannya dengan berbagai makanan enak dan melimpah. Dia tidak lagi kekurangan hanya untuk sekadar makan. Emily mengangguk. “Tapi kau semakin cantik dan kelihatan segar.” “Aku bisa besar kepala mendengar pujianmu.” Alexa balas terkekeh pelan. Sejujurnya dia sudah melarang Lucas menghamburkan uang hanya untuk membeli makanan mahal. Namun, sepertinya pria itu tidak pernah peduli dengan protes dan tetap melakukan apa pun semaunya. “Bagaimana dengan Luke?” “Ya begitulah,” ucap Alexa dengan helaan napas kasar. Tidak mungkin dia menj

  • Jerat Cinta Sang Taipan   Pikiran liar

    ‘Jadilah wanitaku seutuhnya.’ Kalimat itu terus berulang-ulang dalam ingatannya. Juga tawaran-tawaran yang diberikan oleh Lucas sedikit banyak mengusik hari-harinya. Sebenarnya, jika dipikirkan tawaran pria itu begitu menguntungkan. Alexa hanya perlu jadi wanitanya dan kehidupannya akan terjamin. Namun, sekali lagi ego dan harga dirinya terlalu tinggi untuk menyetujuinya begitu saja. Sudah hampir lima hari Lucas tak datang menemuinya. Pria itu mengirimkan pesan lewat pengawalnya, bahwa dia sedang ada urusan di Savona selama beberapa hari. Ketidakhadiran Lucas juga untuk memberikan Alexa waktu untuk berpikir, walaupun pria itu tak menerima penolakan, tetapi sebagai pria sejati dia ingin jawaban ‘ya’ tanpa paksaan. “Terus saja kau melamun,” kata Emily mengejutkan. “Kau mengganggu saja,” balas Alexa datar dengan raut wajah serius. “Kau terlihat serius sekali. Ada apa denganmu? Kau sedikit aneh beberapa hari ini.” “Tidak ada,” jawab Alexa acuh tak acuh. Lagipula Emily tahu bahwa di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status