แชร์

BAB 32

ผู้เขียน: Rora Aurora
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-03 16:00:06

*Esok pagi*

"Bu, Mbah Akung dan Mbah Utynya anak-anak sudah di depan!"

Safira mengulum kedua bibirnya sembari memperhatikan dandananya di depan kaca. Sejak semalam dia tidak mau keluar kamar meskipun suaminya memaksanya. Memang di dalam kamarnya sudah tersedia aneka buah dan roti.

Di ruang tamu, Danang mondar-mandir gelisah. Semalaman ia tak tidur nyenyak apalagi hari ini bank juga tidak beroperasi karena hari Minggu. Ketenangannya terenggut sangat cepat. Di dalam otaknya hanya tentang isi rekeningnya. Ia tak punya nyali untuk menceritakan itu pada ayah dan ibunya yang sekarang duduk tak jauh darinya. Sedangkan Bu Andin, hanya bisa mendengkus, masih kesal dengan putranya itu.

"Jadi kamu belum ceraikan anak pembantu itu?"

"Megan, namanya. Dia istriku. Menantu Mama juga."

"Menantuku hanya Safira. Tak sudi aku punya menantu lain apalagi anak dari babu."

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 33

    "Kembalikan uangku atau kita tidak pernah saling kenal lagi?" Safira tersenyum sinis. "Cepat jatuhkan talakmu padaku, Mas. Bila perlu, talak tiga sekaligus!" Bergetar mulut Danang namun tiba-tiba tubuhnya diseret ayahnya. "Tahan emosimu. Jangan terbawa! Ingat Rio dan Amaira!" "Istri tidak tahu adab! Kamu mengalihkan saldo rekeningku dengan cara licik!" "Kamu juga suami biadab. Tak sudi aku bersuamikan laki-laki sepertimu, Mas." "Cukup, Safira! Kamu, juga! Tutup dulu mulutmu! Apa kamu tidak memperhatikan nasib anak-anak kalian hah?! Berhenti bicara kataku!" Pak Rahmat melotot pada menantu kesayangannya itu. Safira membuang wajah, mengusap cepat air matanya. Ibu mana yang tak mau anak-anaknya tumbuh dengan orang tua yang lengkap. Tapi kenyataannya, kepala rumah tangga yang telah berkhianat. "Kalau dia mau menyelamatkan rumah tangga ini, dia harus mengembalikan uangku tanpa kurang sepersen pun. "Memangnya berapa saldomu yang dipindahkan?" tanya Bu Andin menyelah. "Kurang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 34

    "Dalam hidup berumah tangga, tidak ada uang istri dan uang suami. Semua sama-sama. Aku juga begitu dengan suamiku," sambut Bu Andin. "Ya ... kalau suaminya kayak Pak Rahmat boleh lah. Sepertinya tak akan ada masalah. Tapi anak gak mesti sama dengan bapaknya. Bapaknya lurus, anaknya bisa bengkok kemana-mana. Enak-enak pake uang istri, dia asik umpan pelakor," timpal Bu Sartini tanpa rasa takut. "Kalian sendiri yang undang pelakor itu ke rumah ini. Jangan lupakan itu. Kalau begini caranya, aku tidak ridho!" seru Bu Andin marah. "Ya aku juga tak ridho anakku dipoligami setelah diperas suaminya!" timpal Bu Sartini tak kalah beringasnya. "Tidak begitu konsepnya! Jangan melebihkan. Dalam rumah tangga, semua milik bersama. Termasuk harta yang diusahakan Safira juga. Itu semua milik mereka bersama meskipun atas nama Danang!" Baru saja mulut Bu Sartini akan terbuka untuk menimpali Bu Andin, tiba-tiba Pak Burhan ma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 35

    "Bagaimana dengan cucumu ini, Mbok? Dia butuh sosok nenek! Bagaimana bisa Mbok meninggalkanku dalam keadaan seperti ini? Mbooook! Bangun Mbok!" Seperti tertusuk ribuan belati sekaligus saat suara Megan masuk ke dalam gendang telinga Safira. "Maafkan aku, Nak. Ibu tahu dia sedang hamil bahkan saat aku melabraknya. Hampir saja aku menginjak perutnya tepat ketika kamu dan Danang muncul." Safira hanya diam. Tak rasa sakit melebihi yang saat ini dia rasakan. Meskipun hal yang wajar bahkan seharusnya memang begitu, jika sudah bersuami istri. Tapi mendengar langsung pembantunya itu hamil anak suaminya, tak ada kalimat yang bisa mengurai sedikit saja rasa sakit di dada wanita itu. "Lebih baik kita pulang, Fir. Ayo. Yang penting ibu sudah melihat Mar untuk terakhir kalinya." "Kita tidak akan pergi sampai aku sedikit bermain dalam takdir ini, Bu. Tunggulah di sini." "Apa kamu yakin?" tanya Bu Surtini r

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 36

    "Ya Allah, gimana ceritanya, Bu? Kami kaget ini. Jadi, ibu dimadu sama Megan?" "Megan kan kerja di rumah saya gantiin ibunya untuk sementara. Rupanya dia berhasil menggoda suami saya hingga harus dinikahi. Sekarang dia hamil," ucap Safira tersenyum kecil. "Astaghfirullah ...." Semua mata menatap ke arah Megan dan itu langsung membuat Megan kebingungan. Jantungnya tiba-tiba langsung berdebar-debar. Dari pandangan orang-orang dan cara mereka berbisik-bisik, Megan sekarang sadar, sesuatu telah dilakukan oleh kakak madunya itu. "Bu ... Ya ampun. Gak nyangka ya Allah. Kukira bukan suami orang suaminya itu. Apalagi ternyata majikannya. Tadi dia nampak manja dan perkenalkan suaminya rupanya ...." Desas desus langsung menyebar luas tak terbendung. Safira keluar, dan mendekati Danang. "Mas, aku pusing sekali. Boleh aku minta diantar?" "Yang serius kamu," ujar Danang kaget de

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 37

    "Pusing, Bun?" "Sedikit." "Aku turut berduka cita atas meninggalnya Mbok Mar, Bun." Nada suara Danang lembut pada Safira yang sedang menyender sembari memejamkan mata. Pria itu menoleh istrinya sembari tetap fokus menyetir. Danang berharap, dengan sikap lembut, Safira bisa kembali percaya padanya. Uang hampir setengah milyar itu harus bisa dia rebut kembali. "Seharusnya aku yang mengucapkannya padamu, Mas. Kamu kan menantunya," timpal Safira yang membuat Danang menelan salivanya kasar. "Semua yang terjadi bukankah sudah tertulis dalam buku besar di atas sana, Bun? Kita hanyalah wayang." "Ciih ... alibi," desis Safira. "Ayolah, Bun. Pernikahan adalah meskipun kita sudah bertengkar hebat, tapi kita bisa kembali lagi menata perasaan. Aku siap maafin kamu yang telah memindahkan isi rekeningku dengan cara curang." "Aku tak butuh maafmu, Mas. Karena memang aku tidak minta." Bagai sembilu ucapan Safira itu menusuk ke dalam hati Danang. Dia sangat tersinggung. Makin muak dia denga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 38

    "Dia begitu karena kamu sudah kecewakan. Jadi kamu harus sabar. Kami perempuan senang dirayu, maka rayulah. Mama gak mau ya, kamu dan Safira sampai cerai. Apalagi uangmu yang setengah M ada di tangannya," sambung Bu Andin menyelah. "Bukan perkara uang juga. Danang harus mengakui bahwa perbuatan itu menyalahi aturan rumah tangga. Biar pun Papa ini laki-laki, tapi Papa tidak setuju Safira dipoligami apalagi dengan wanita yang bibit, bebet, dan bobotnya tak jelas." Kliiing! Kali ini, Danang yang meletakkan sendoknya lalu bangkit. "Aku sudah kenyang. Aku ngantuk." "Kita belum selesai bicara!" seru Pak Rahmat. "Kita bisa lanjutkan besok." Abai, Danang beranjak menjauh dari kedua orang tuanya menuju kamar. Terdengar suara hempasan pintu yang cukup keras. Kompak, Bu Andin dan Pak Rahmat hanya menghela napas

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 39

    "Biarkan saja Mas Danang pergi pada istrinya, Ma. Aku yang marah pada Mama karena telah menghalanginya." "Ya Allah, Fir ...," desis Bu Andin kehilangan kosa kata. “Aku gak maksud apa-pa, Fir.’ “Apa-apa juga gak masalah, Mas. Memang benar kan, Megan itu istrimu.” “Kamu juga istriku, malah istri pertama dan utama.” "Ah masa? Sedari tadi aku masuk kamar, tak ada tuh kamu samperin aku. Aku yang nangis mana peduli kamu." "Kamu yang menutup pintu, tak mengizinkanku masuk!" sanggah Danang tak mau kalah. "Oh ya? Apa pintu terkunci, Ma?" Safira menoleh kepada Bu Andin yang sedang tegang. Mulutnya tak bisa menjawab kebingungan. Bu Andin hanya bisa menahan napasnya yang berada di antara pertengkaran dua pasangan suami istri itu. "Please, Fir. Jangan kekanak-kanakan begini. Intinya, aku harus menghibur Meg

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 40

    Kepala Danang tarasa terangkat cepat sebab Danang menghela napas berat. Tentu saja dia sedang memikirkan kalimat yang tepat untuk memberitahu Megan bahwa saat ini dia nol rupiah. Hanya yang tersisa di dompetnya saja. Merasa kosong perbendaharaan kata, Danang bangkit dan sempurna lepas dari istri mudanya itu. Dia meraih dompet di jaketnya lalu menyerahkannya pada Megan. Wanita itu berbinar, berharap banyak ia akan mengambil uang sebanyak yang dia mau seperti momen bulan madu mereka. Dengan cepat, Megan membuka dompet kulit itu. Ia sudah tak sabaran. Namun seketika matanya meredup saat hanya melihat uang yang berwarna biru dua lembar dan beberapa lembar abu-abu. Sama sekali tak ada yang warna merah menyala kesukaannya. "Mas?" "Sejujurnya, aku sedang tak punya uang. Biaya rumah sakitmu, aku bayar dengan cashbon di bendahara perusahaan. Dia yang mentransfer ke rumah sakit." Megan kaku. Ia merasa sedang salah dengar. Tak mungkin seorang kepal

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05

บทล่าสุด

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   Ending

    "Kan sudah puluhan kali David melamarmu, kok baru sekarang kamu gemetar begini?" "Beda, Buk. Beda aja! Ibuk gak tahu gimana rupa Mamanya. Iihhh!" Senyum Bu Sartini makin lebar. "Ya, aku paham perasaanmu. Selama ini sama David, kamu merasa lebih enjoy, rileks karena memang kalian sudah sangat dekat sejak masih satu kantor." "Ya Buk. Terus gimana dong ini?" "Ya gimana apa? Kita siapkan diri lah," ketus Bu Sartini meraih hpnya. "Ya Allah, Buk." Safira kehilangan kata-kata. Ia seperti diambang dua sisi. Antara mau dan tidak mau menikah dengan David. Dia pun bingung dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menentukan perasaan sesungguhnya itu bagaimana. "Ibu mau nelpon siapa?" "Nelpon Burhan. Mau suruh cari orang buat cat ulang rumah ini. Aku juga mau ganti sofa sama gorden baru." "Buat apa, Buk?!" "Astaghfirullah! Pake nanya lagi! Ya buat persiapan kamu dilamar lah! Memang kamu gak mau nikah sama David? Yang jelas caranya. Mau apa gak?!" "Aku bingung, Buk. Anak

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 117

    Dengan percaya diri, Safira meletakkan setelan baju yang dia rekomendasikan di depan Bu Erlita. Wanita kaya itu merabanya lembut namun otaknya berpikiran hal lain. Ia ingin mengintimidasi pemilik butik dan mengetahui, sejauh mana wanita itu bisa bertahan. "Bagaimana seorang owner butik bisa mendapatkan hati pewaris tunggal Adingtong grup? Kau tahu, putraku itu sangat sulit didekati." "Hati adalah magnet, Nyonya. Dia akan tertarik pada energi yang sama dengannya." Bu Erlita tersenyum kecil. Dia wanita cerdas dan paham, Safira tidak mau merendahkan dirinya. Seolah mengatakan, dia sama hebatnya dengan putranya dan pantas. "Tapi, saya belum menerima putra Anda. Masih saya bertimbangkan, " sambung Safira yang membuat Bu Erlita tersenyum lebih lebar. Dia suka wanita yang tak mudah dan tak murah. "Kenapa? Bukankah putraku pria yang sempurna untuk dinikahi?" "Karena merasa hidup saya saat ini sudah sangat sempurna, Nyonya. Jodoh masih jadi rahasia. Saya memiliki anak-anak dan t

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 116

    Beberapa waktu berlalu, Rio dan Amira makin dekat dengan David. Pria itu berhasil menjadikan dirinya bagian dari memori anak-anak itu. Ia mengira harus merogoh uang yang banyak untuk bisa mendapatkan perhatian anak-anak. Rupanya tidak. Tidak banyak modal yang dia keluarkan namun tenaganya yang sering kali harus dia isi ulang. Ternyata David sekarang paham, membuat anak-anak bahagia bukan hanya sekedar bermodal uang. Namun intraksi dan komunikasi itu, tidak hanya sekedar bersama tapi bercengkrama. Ada timbal balik antara orang dewasa dan anak yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Di sela-sela kesibukannya, David menyempatkan dirinya melakukan panggilan vidio dengan anak-anak melalui ponsel Bu Sartini atau Mimi. Minggu ini, mereka antusias karena akan diajak bermain ke dino land. "Janji, ya, Om CEO!" seru Amira yang pandai berceloteh. Dia lebih lincah bicara daripada Rio yang hanya ikut-ikutan. "Om ada hadiah buat kalian. Nanti malam Om bawakan, ya!" Amira mengangguk. Nampak

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 115

    Dua hari kemudian, Safira yang baru saja pulang dari butik langsung dikagetkan dengan berita jika ibunya sakit. "Ayo, Mi! Kita nginap di rumah ibuk. Kita bawa perlengkapan untuk nginap seminggu." "Siap, Nyonya." Benar saja, di rumah, Bu Sartini sudah memakai koyo di sisi kiri kanan kepalanya. Ia menggunakan selimut menutupi tubuhnya. "Ya Allah, Ibuk, kok tiba-tiba aja sih gini?" tanya Safira khawatir. "Makanya aku cariin bibik biar ada yang bantu, kenapa sih gak pernah mau?!" "Gak apa-apa. Aku baik-baik saja. Hanya nyilu-nyilu dikit. Mana anak-anak? Kamu bawa kan anak-anak?" "Rio les. Amira sedang tidur di kamar." Bu Sartini tersenyum. Menjelang isya, David datang. Safira yang sedang menikmati urap daun turi campur kol sampai batuk-batuk saat mendengar Mimi mengabari. "Astaghfirullah, ngapain orang itu di sini jam seginian, Mi?!" "Gak tau, Nyonya." Safira melepas makanannya lalu keluar menemui David. Wajah Safira sudah tegang. "Sebelum kamu bicara, aku mau ka

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 114

    "Jangan bikin gaduh, Andin. Kita memang sahabat dekat tapi kalau sudah tidak sehat begini, habis nanti kubuat kalian. Serahkan Amira sekarang!" "Mbak selalu begitu. Selalu egois. Harus ya, kami ikut ngomongnya Mbak?! Mentang-mentang Mbak lebih kaya dari kami? Mentang-mentang kalian lebih kaya?!!" Bu Andin berkaca-kaca. Sudah serak suaranya. "Ya jelas! Anggap aja begitu. Kenapa memangnya? Lagian, baru saja anak-anak nyampe rumah, sudah mau dibawa pergi. Mereka itu punya rumah! Mereka punya ibu! Terus saja hampir tiap hari kalian bawa!" "Gimana gak mau aku bawa, Mbak?! Ibu mereka sibuk! Malah mau nikah sama laki-laki lain!" timpal Bu Andin menggebu-gebu. "Oooh ... Perkara itu?! Jelaslah! Putriku masih cantik, masih sehat, karirnya melesat. Sangat pantaslah kalau ada laki-laki kaya, pemilik perusahaan besar yang mau meminangnya. Malah akan kupasung Safira kalau dia gak terima pria itu. Hahahaha!" Bu Sartini tertawa jumawa. Safira sampai menutup mulutnya karena terkejut m

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 113

    "Aku be-belum siap, Mas." "Itu karena kamu gak percaya sama aku, Fir. Please .... marry me." Dalam kegamangannya, Safira melihat mobil mertuanya semakin dekat. Jantung Safira seperti akan melompat keluar. Seperti dia merasa sedang berselingkuh dari putra kedua mertuanya itu. Jelas, wajahnya nampak panik. Mobil berhenti, lalu kaca mobil terbuka. "Ngapain kamu di sini, Safira?" tanya Bu Andin ketus. "Ii-iini, Ma ...." "Masuk!" "Ii-iiya." Mobil Bu Andin masuk garasi. Safira menyerahkan kembali buket uang itu. "Ini David, sorry." Dengan langkah seribu, wanita itu meninggalkan David yang kebingungan. Hatinya sangat sedih mendapati buket dolarnya jelas ditolak. Meskipun David tahu, Safira memiliki banyak uang tapi dia ingin wanita itu antusias menerima hadiah darinya. "Aku tak akan menyerah, Fir. Lihat saja," lirih David kembali masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan di dalam rumah, Safira sedang menerima pandangan melotot dari Bu Andin. "Mi! Ada salad?" tanya Saf

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 112

    "Jangan sampai kamu menyakiti Megan, ya Hasan. Bisa kusunat kamu dua kali," celetuk Bu Sartini yanh disambut riuh tawa. Megan mengusap air matanya. Ia sangat bersyukur masih diberikan kesempatan untuk berubah setelah melakukan tindakan yang buruk. Setiap orang memang memiliki kesempatan itu dan tidak ada yang lebih baik daripada usaha untuk terus memperbaiki diri. Dua minggu kemudian, barulah Safira datang menjenguk Danang. "Maaf, Mas. Aku baru datang sekarang." "Kamu sibuk acara nikahan kali," ketus Danang. "Iya. Megan menikah dan aku sedikit membantunya dengan kebaya buatanku. Lucunya, malah sekarang dicari-cari orang model seperti yang dia pakai." Danang membatu saat mendengar penuturan Safira yang begitu ringan. "Megan menikah, Fir?" "Iya. Dia gak mau rujuk sama kamu, padahal aku sudah sarankan. Yaa wajar juga sih, kamunya jahat." "Ya Allah, Fir. Kok gak ada yang kabari aku?" "Ya ...." Safira mengendikkan bahunya, pertanda kebingungan mau menanggapi apa.

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 111

    "Ambil ini. Ini hakmu karena pernah menjadi istrinya Mas Danang. Jika sudah mantap dengan pilihanmu, menikahlah. Ridhoku menyertaimu." "Nyonya ...." Deras air mata Megan sembari memeluk betis Safira. "Bangunlah," ujar Safira menyentuh bahu Megan dengan lembut. Perlahan ia mengangkat tubuh Megan agar berdiri. "Nyonya ...." Megan tidak bisa berkata-kata lagi. "Aku tidak tahu, definisi memaafkan itu seperti apa, Megan. Tapi aku berusaha ikhlas dengan takdir yang telah terjadi dalam kehidupanku. Rumah tanggaku hancur. Aku kehilangan suami dan anak-anakku harus menyaksikan perpisahan kami. Aku sudah ikhlas. Tak pantas aku sebagai makhluk, masih bertanya mengapa terjadi. Aku akan berusaha terus untuk menjalaninya dan pasrah pada alur hidupku." "Maafkan saya, Nyonya. Maaf," lirih Megan berkali-kali. "Aku berusaha melupakan keburukanmu padaku itu semata-mata bukan karenamu. Tapi untuk diriku sendiri. Kalau terus kusimpan dendam ini, justru akan terus menggerogotiku, Megan.

  • KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU   BAB 110

    Sorenya, tiba-tiba penjaga penjara datang menjemput Danang kembali. Danang cukup terkejut sebab kloter pertama, Safira sudah datang. Dan dua hari yang lalu, orang tuanya sudah datang. Apa sekarang Megan? "Siapa, Pak?" "Nanti tahu sendiri." Danang sangat terkejut ketika dia duduk, di hadapannya, di balik jeruji besi putih itu ada wajah David yang sedang tersenyum padanya. "Bagaimana kabarnya Pak Danang?" "Tak perlu resmi lagi. Panggil saja Danang. Tidak terlalu penting juga kamu bertanya kabar pada seorang narapidana." David mencoba tetap mempertahankan wajah tenang. Ia mengetuk-ngetuk pelan keramik yang menjadi meja penghubung. "Maaf, jika kedatanganku ini membuatmu tidak nyaman. Meskipun kita bukan teman dekat sebelumnya, kuharap mulai sekarang kita bisa jadi teman." "Katakan apa niatmu?" "Kenapa kau begitu ketus padaku?" tanya David dengan nada dingin. Danang membuang wajahnya. Tidak perlu ada alasan untuk tidak menyukai orang lain. "Apa karena aku dekat denga

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status