Share

Kekasihku Seorang Mafia
Kekasihku Seorang Mafia
Author: Rafli123

1. Hukuman

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2021-06-29 07:12:24

"Cia bangun sayang, bukankah hari ini pertama masuk sekolah? Lihatlah sudah jam enam pagi," Sinta membangunkan putri tunggalnya yang terlihat bermalas-malasan di atas tempat tidur, sebagai seorang ibu dirinya menyadari betapa lelah putrinya yang harus membantunya bekerja paruh waktu. 

Gedebug !!! 

"Argh!!"

Terdengar suara benda jatuh diiringi suara teriakan membuat Sinta kembali ke dalam kamar putrinya. Tanpa mengetuk pintu, Sinta menghambur kedalam kamar. Terlihat Cia yang mengelus bokongnya yang terasa sakit, hal yang membuat Sinta tersenyum melihat putrinya yang mengerucutkan bibirnya. 

"Sayang. Kenapa kamu sampai jatuh nak?"

Sinta mendekati Cia yang masih mengelus bagian yang terasa sakit. 

"Tidak. Bu, uem.. tadi Cia hanya terburu-buru jadi tidak liat jika kakiku terlilit selimut." Ucap Cia. Dan bergegas meninggalkan ibunya yang dengan setia menunggunya di kamar dan membantunya bersiap. 

"Cia, Cia selalu seperti ini,"

ucapnya dengan gelengan kepala.

"Sayang, sebaiknya kamu memakai ojek online ya, ibu takut kamu sampai di sekolah telat. Bukankah jika telat pintu gerbang akan tertutup?" Sinta tidak ingin hari pertama putrinya sekolah akan mendapatkan hukuman.

 

"Ya Bu. Bu Cia tidak sempat sarapan, maafkan Cia ya sampai jumpa Bu." Cia mencium pipi ibunya yang paling dia sayangi setelah itu dirinya berlari keluar dari rumah sederhananya. Membuat Sinta mengelengkan kepalanya. 

Melihat putrinya yang kesiangan Sinta telah menyiapkan sarapan di dalam tas milik putrinya, tanpa sepengetahuan putrinya. 

Di luar Cia yang berburu dengan waktu, ojek online yang dia pesan telah membatalkannya, tanpa adanya kejelasan yang tepat. Tidak ingin terlambat, dengan sisa kekuatannya, Cia berlari menuju gerbang sekolah yang akan di tutup. 

"Akhirnya terlihat juga gerbangnya, semangat," ucapnya dalam hati. Namun langkahnya terhenti ketika seorang satpam menutup pintu gerbang sekolah.

 

"Pak. Tunggu!" Cia mengantur nafasnya yang tersengal-sengal. 

"Kenapa baru datang? Bukankah jam enam tiga puluh semua siswa baru sudah berada di dalam, lalu kenapa kamu baru datang. Lihat sekarang jam tujuh tiga puluh dan kamu baru datang!" Kata satpam yang ternyata bernama pak Mardi. 

"Maafkan saya pak. Bisakah membukakan pintu untukku? aku berjanji ini yang pertama dan terakhir aku terlambat. Tolong buka ya pak, please." Cia menangkupkan kedua tangannya memohon pada satpam yang berjaga hari ini. 

"Tidak bisa. Sekarang pergilah." Setelah mengunci pagar Satpam meninggalkan Cia dan melenggang pergi. Meninggalkan Cia yang hanya menatap punggung sang satpam. 

Cia memandang pintu yang kini tertutup rapat. Berlahan air matanya mengalir, " Bu maafkan Cia, hari pertama Cia sekolah sudah di hukum maaf bu," Cia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sungguh hari ini benar-benar membuatnya sial. 

"Aku berjanji tidak akan tidur malam lagi. Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi." Isaknya dan ia berjanji pada dirinya sendiri. Untuk merubah lebih baik lagi. 

Sebuah tangan besar menariknya. Membuat Cia mengangkat wajahnya. Terlihat seorang pria yang tampan dan penuh karismatik. Rahanganya yang tegas dan sorot matanya yang tajam namun indah saat di lihat dari dekat. 

"Bangun. Dan ikuti aku!" Ucap pria yang berada di depannya. Cia mengikuti langkah lebar pria yang menariknya, hingga kesebuah perkebunan. 

"Apa kau bisa memanjat?" Tanya pria itu setelah mereka sampai di sebuah perkebunan dan ternyata terletak di belakang sekolah. 

"Tidak!" Kata Cia menundukkan wajahnya. Terdengar helaan nafas dari pria yang berdiri di sampingnya.

Tidak berapa lama pria itu melepas tasnya dan melemparkannya ke dalam, setelah itu ia melempar tas milik Cia. 

" Hei! Apa yang kau lakukan pada tasku?" Tanya Cia dengan suara tinggi. Pria itu menutup telinganya saat mendengar suara Cia yang memekikkan telinganya. 

"Bisakah kau tidak berteriak! Sekarang ikuti apa yang aku katakan padamu. Naik ke pundak ku dan usahkan kau bisa menaiki tembok ini," Ujar pria itu lagi. Cia mengikuti apa yang di katakan pria tampan di sampingnya namun bibirnya mengerucut mendengar suara dingin itu padanya. 

Setelah Cia berhasil menaiki tembok. Namun Cia tidak berani untuk turun. Pria itu kini berada di samping Cia dan bersiap untuk loncat kebawah. Namun melihat Cia yang ketakutan membuatnya menghela napasnya dalam-dalam. 

"Jika kamu takut ketinggian. Jangan pernah datang terlambat, mengerti!" Cia hanya bisa mengangguk. Rasa takut membuat tubuhnya bergetar.  

"Loncatlah!" Lanjutnya yang kini berada di bawah. Cia menatap pria yang berdiri di bawah bahkan saat pria itu loncat ia tidak melihatnya.

"Kenapa diam! Cepat turun atau aku tinggal." Suaranya kembali terdengar.  

"Takut." Ucap Cia denagn wajah yang semakin pucat dan tubuhnya semakin bergetar. 

"Kamu tidak akan jatuh. Aku akan menangkap mu cepatlah. Sebelum aku berubah pikiran!"  

"Tapi. Kamu janji akan menangkap saat aku loncat?" 

"Ya!" 

Cia menjatuhkan dirinya pada pria yang berada di bawahnya. Namun tanpa perhitungan yang tepat membuat tubuh Cia menubruk pria yang dibawahnya sebelum bersiap. 

BUGG !!! 

Meraka jatuh dan beguling di atas rumput yang hijau. Sesat mata meraka saling terkunci berlahan wajah pria itu mendekat sebelum suara teriakan membuatnya tersadar. 

"Siapa disana!"

Pria itu menarik pergelangan tangan Cia. Mereka berlari menjauh hingga sampai di lapangan dimana para mahasiswa tengah mengikuti acara penerimaan siswa baru. 

Cia duduk di antara mereka yang tidak lain adalah siswa baru. Seorang gadis dengan kaca mata yang besar tersenyum memandang Cia yang baru saja duduk di sampingnya. 

"Perkenalkan, namaku Cika. Siapa namamu?" Ucap Cika setelah mengulurkan tangannya pada Cia. 

"Cicilia Mandalika. Di panggil Cia."

Cia menyambut uluran tangan Cika. Mereka saling melempar senyum. 

"Mulai hari ini kita teman." Ujar gadis di sampingnya. 

"Ya. kita berteman." Lanjut Cia. 

"Selamat datang para siswa. Perkenalkan ketua OSIS kita, Aaron Ramsey dan di sampingnya adalah James wakil satu dan yang sebelahnya adalah Rion wakil dua. Dan aku Jessika sekertaris. Sampai disini adakah yang ingin kalian tanyakan?"

Semua siswa baru melihat ke atas panggung terlihat tiga pria terpopuler di sekolah dan bukan hanya terkenal ketampanannya tapi juga terkenal sadis saat membully. 

Pesona tiga pria tampan itu menarik semua para junior terutama para siswi. Yang berlomba-lomba mencari perhatian dari ketiga pria itu tanpa terkecuali ketua OSIS. karena tidak ada yang berani mendekatinya kecuali Jessika. 

Tatapan mata Cia melebar saat seorang wanita yang mengumumkan nama ketua OSIS dan sesat tubuhnya menegang.  

"Dia ... ?" Ucapnya tanpa Sadar telunjuknya mengarah pada pria yang berdiri di antara pria tampan itu. 

"Apa kau mengenalinya Cia?" Tanya Cika pada Cia. 

"Tidak! Aku tidak mengenalnya. Tapi," Ucapan Cia terhenti ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang. 

"Jangan bersisik. Jika kau tidak ingin di hukum!" Ucap seorang gadis yang berada tepat di belakang Cia. 

"Hei! kalian berdua berdiri, disini!" Suara wanita yang yang begitu tegas dan dingin membuat Cia dan temannya ketakutan. 

"Kenapa kalian diam? Bukankah kalian sedang berbisik-bisik? Berdiri dan kemari!" Lanjutannya membuat Cia dan gadis di belakangnya berdiri. 

"Cepat! kesini." Teriaknya lagi. 

Cia dan temannya berjalan kedepan dengan wajah tertunduk. "Sialll, hari ini benar-benar sial hufff sudah telat. Ojek yang tiba-tiba membatalkan tanpa pemberitahuan yang jelas, harus naik tembok dan sekarang harus berdiri dan aaahhhh, memalukan." gumamnya dalam hati. 

"Perkenalkan dirimu?" Ucapan gadis yang berada di samping pria tertampan. Yang tidak lain adalah Aaron, sang ketua OSIS. 

"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Cecilia Mandalika, biasa di panggil Cia." Ucapnya dengan suara pelan dan gugup. 

"Cuma itu?" Tanya Jessika. Dan di angguki oleh Cia. 

"Dan. Kau perkenalkan dirimu?" Suara Jessika kembali terdengar. 

"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Anna Mastura." Ucapnya dengan suara rendah. 

"Kalian berdua. Berlari mengelilingi lapangan ini tiga puluh putaran." Cia yang mendengar kata lari membuat tubuhnya Kembali menengang. Rasa lelah akibat lari tadi belum hilang kini ia harus lari lagi. 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Syania dika putri sania
cerita nya bagus juga, satpam nya ga punya hati, dan seorang sekretaris jahat bngt
goodnovel comment avatar
Rafli123
Sekolah elite kak, peraturan ketat hihii
goodnovel comment avatar
Alfin Ranawijaya
satpam ga punya hati ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kekasihku Seorang Mafia   46. Bersamamu Selamanya.

    "Aaron Ramsey, kau harus mati!!" suara menggelar bersamaan dengan suara dan teriakan para tamu undangan. Aaron berlari membawa tubuh Cia meninggalkan pelaminan, di ikuti dengan kedua orang tuanya."Sayang kamu tetap disini, jangan meninggalkan tempat ini sebelum aku datang. Kamu akan aman bersama orang tuaku," ucap Aaron menangkup wajah Cia yang terlihat pucat."A– Aaron, aku takut," Cia menggenggam tangan Aaron erat. "Jangan takut, semua akan baik-baik saja. Tetaplah bersama dengan Mama dan ayah," Aaron mengecup kening Cia dan beralih pada kedua orang tuanya."Pergilah, ayah akan menjaga istri dan Mama. Mereka akan aman bersama dengan ayah," ucap David."Ayah aku menyiapkan berapa pengawal disini, lagi pula tempat ini tidak ada yang tahu selain Rion dan James." "Pergilah, selesaikan semuanya dan kembali bersama kami secepatnya." "Mama tahu semuanya, pergilah nak," Aaron meninggalkan kedua orang tuanya bersama dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya. Ia kembali keluar denga

  • Kekasihku Seorang Mafia   45. Menikah.

    "Ameera!!""Jaga ucapanmu! Kamu pikir siapa dirimu hah!" Kemarahan Aaron tidak terbendung lagi, saat wanita yang sangat ia cintai mendapatkan perlakuan tidak baik. "Aaron, kamu lupa dengan janjimu? Kamu bilang akan menikahi aku. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang? Kamu akan menikahi wanita seperti dia, kamu jahat Aaron!" Ameera memukul Aaron, beruntung Agam tidak ada bersama dengan mereka, mati lebih dulu meminta pada pelayan untuk membawanya pergi lebih dulu sebelum pembicara yang penting."Janji? Kamu bicara apa Ameera, aku menyelamatkan dirimu. Janji yang aku ucapkan bukan untukmu Ameera, tapi untuk Cia wanita yang aku cintai.""Cia duduklah, aku ingin kamu mendengar langsung dariku," Aaron menarik napasnya sebelum ia memulai mengatakan yang sebenarnya pada Cia. Mengingat pernikahannya yang hanya menghitung jam, Aaron dengan tegas mengatakan siapa Ameera sebenarnya."Ameera, Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan membohongi keluargaku. Terlebih pada wanita yang akan aku nikahi ta

  • Kekasihku Seorang Mafia   44. Kedatangan Ameera 2.

    "Oke, akan aku katakan padamu. Aku adalah wanita di masa lalu Aaron dan dia adalah, anaknya." Ucapnya menyakinkan. Cia terdiam di tempat ia tidak berfikir lagi, saat ini pengakuan seorang wanita dan anak kecil yang mengaku sebagai bagian dari masa lalu calon suaminya. Cia berusaha untuk mengukir senyum, Walau ia tahu senyumnya terlihat di paksakan."Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Cia, setelah mampu menetralkan detak jantungnya."Aku hanya ingin bertemu dengan Aaron, anakku merindukan ayahnya. Apakah kamu akan berdiri disana? Tanpa meminta kami untuk masuk kedalam?" Cia kembali terdiam, dan itu membuat Ameera tersenyum penuh kemenangan."Maaf aku tidak bisa menyuruhmu masuk kedalam. Tapi jika kamu ingin menemui Aaron, kamu bisa menemuinya di tempat yang kamu ketahui," ucapnya berbalik meninggalkan Ameer bersama putranya."Cia, kamu seorang wanita. Bagaimana kamu bisa membiarkan kami disini tanpa betemu dengan Aaron," ucap Ameera."Jadi apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bertemu d

  • Kekasihku Seorang Mafia   43. Kedatangan Ameera.

    "Cecilia Mandalika, maukah kamu menjadi istriku. Menjadi ibu untuk anak-anakku?" "Aaron, kamu?" Cia menutup mulutnya, hatinya menghangat mendapatkan perlakuan istimewa dari Aaron."Cia, semua keputusan ada padamu. Tapi aku hanya ingin mendengar kata ya, darimu. Aku tidak ingin kehilangan kamu, untuk kesekian kalinya," ucap Aaron."Bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Cia."Aku akan memaksamu, Cia. Aku tidak akan membiarkan kamu tetap disini seorang diri tanpa perlindungan dari siapapun termasuk aku. Satu lagi, aku tidak akan diam jika kamu tetap menolaknya," ucap Aaron menyakinkan Cia, jika apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Lalu, untuk apa kamu bertanya padaku? Apakah aku menerimamu atau tidak. Jika kamu sendiri sudah tahu jawabannya." Cia menatap penuh manik coklat milik Aaron. "Cia, kamu," ucapnya terbata."Ya, Aaron. Aku bersedia menjadi istrimu dan aku bersedia menjadi ibu untuk anak-anakmu," bulir yang bening keluar dari kelopak mata Aaron, tidak ada kata yang terin

  • Kekasihku Seorang Mafia   42. Apakah Aku Pantas Bahagia.

    "Ayah tahu kamu berbohong. Katakan apa yang terjadi? Jelaskan, juga pada ayah, luka tembak di lenganmu itu, Aaron Ramsey." Aaron terdiam, tidak ada cara lain selain ia mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Sudah cukup ia menutupinya."Ayah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua ini dari ayah ataupun Mama. Semua aku lakukan demi keselamatan kalian dan juga ketenangan hidup kita. Karena apa yang aku lakukan akan mempengaruhi kehidupan ayah dan juga Mama, dan maafkan aku karena selama ini menyembunyikan identitas ku. Bukan hanya pada ayah atau pun pada Mama. Tapi juga pada dunia aku menyembunyikan semua ini. Semakin sedikit orang mengetahuinya maka sedikit kemungkinan musuh mengetahui siapa aku dan orang terdekat ku, tapi semua kejadian ini murni aku yang melakukannya," kata Aaron lirih."Ceritakan semua pada Ayah, jangan membuat Ayah seperti orang bodoh yang tidak tahu siapa anak ayah yang sebenarnya. Dan tidak tahu apa yang dilakukan anak yang selalu membuatny

  • Kekasihku Seorang Mafia   41. KABUR.

    Aaron yang kini berhadapan dengan Rainer Quennel yang menginginkan kekuasaannya, tanpa merasa bersalah Rainer meminta tanpa adanya kekerasan. Aaron terkekeh mendengar perkataan Rainer yang dengan lantangnya bicara padanya."Anda yakin menginginkannya?" tanya Aaron."Anak ingusan, jangan mengajakku untuk bercanda. Kamu tahu siapa aku, bukan?" kata Rainer lantang. Aaron hanya mengangguk dengan santainya ia menjawab, "Saya tahu siapa anda. Tuan Rainer Quennel seorang mafia yang berani menipu saudaranya, hanya karena kursi kekuasaan. Apakah saya salah atau benar, Tuan Rainer Quennel?" wajah Rainer pias, namun dengan keahlian menipu dengan cepat berubah dan kembali dengan tatapan tajam kearah Aaron."Jangan banyak bicara kamu Aaron!" seru Rainer melayangkan pukulan pada Aaron.Baku hantam antara Aaron dan Rainer tidak terhindar lagi. Aaron tidak begitu saja membiarkan Rainer terlepas. Ia arahkan senjatanya tepat di keningnya."Kenapa kamu sembunyikan kejahatan mu. Dengan menuduh kami yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status